Jayden masuk ke toilet yang berada di ruangan khusus para OB dan OG, lalu memukul tembok dengan cukup kencang. Lelaki itu sungguh merasa sangat geram karena merasa harga dirinya telah ternoda.
Ini sungguh tidak baik! Amu ditaruh di mana mukanya ketika harus bertemu dengan Zifana lagi.
"Sial! Bagaimana bisa semua jadi seperti ini? Harga diriku benar-benar ternoda! Arrgghh!!"
Napas Jayden memburu karena amarah yang membuncah di dada. Ketika sedang marah-marahnya, ponselnya berdering. Jayden langsung membentak siapa pun yang menelpon. Namun, setelahnya ia terdiam karena ternyata itu telepon dari Leli yang mengatakan dirinya sudah mulai merasakan kontraksi.
Jayden pun langsung meminta izin agar pulang terlebih dahulu. Ia tidak mungkin membiarkan Leli berjuang sendirian. Bagaimanapun juga, bayi itu adalah darah dagingnya.
"Mantan kau pulang lebih awal karena istrinya melahirkan." Jason berbicara sambil tersenyum sinis. Sementara Zifana yang sedang duduk di kursinya hanya diam dan berpura-pura tidak mendengar ucapan lelaki itu. "Kau tidak menemani sahabatmu yang sedang lahiran?"
Zifana menoleh lalu mendelik tajam ke arah bosnya yang menyebalkan. "Bisakah kau diam? Aku tidak akan segan-segan merobek mulutmu jika kau terus berbicara seperti itu!"
"Woo!" Jason bertepuk tangan. "Ingat, Zi! Di sini, aku adalah bosmu! Tapi aku suka cewek galak kayak kamu. Berasa lebih menantang."
"Aku tidak peduli! Aku tidak suka jika kau terlalu mencampuri urusan pribadiku. Kau tidak berhak!" Setiap nada bicara Zifana penuh dengan penekanan. Hal itu justru membuat Jason merasa terhibur. "Kalau kau tidak suka maka pecat saja aku dari sini!"
"Sayangnya aku tidak akan pernah memecatmu, Zi. Sampai kapanpun. Kalau perlu kau menjadi istriku sekalian," celetuk Jason.
Zifana hanya diam dan mencengkeram pulpen di tangan. Ia tidak mau meladeni sang bos dan menganggap bahwa lelaki itu memang sudah gila. Jika Jason tidak mau memecat dirinya maka Zifana harus meminta bantuan sang kakak. Ia harus merayu Joshua agar mau menolongnya berhenti dari perusahaan itu.
***
"Anda mau cari bunga apa, Nona?" tanya seorang pemilik toko bunga.
"Krisan dan Anyelir putih."
"Apa Anda sedang berduka, Nona?"
"Ya. Jangan banyak tanya, lebih baik kau buatkan saja karena aku tidak punya waktu lama," perintah Zifana bermalasan.
Pemilik toko itu mengangguk cepat lalu menyiapkan satu bucket bunga Krisan dan Anyelir putih. Ketika hendak menulis kertas ucapan, Zifana justru menolak karena ia akan mengisi tulisan itu sendiri.
Sebenarnya Zifana hendak berencana menjenguk Leli yang sudah melahirkan seorang bayi perempuan di rumah sakit, tetapi ia mendapat kabar kalau Leli sudah pulang ke rumahnya. Dengan berbekal informasi yang ia dapatkan, Zifana pun langsung menuju ke rumah tersebut.
Sebelah sudut bibir Zifana tertarik ketika ia melihat rumah yang sangat sederhana. Tidak seperti rumah Jayden dulu yang mewah dan hampir setara dengan rumahnya. Bahkan, sangat berbeda jauh.
Sungguh, rasanya Zifana ingin tertawa karena merasa senang. Sepertinya ini adalah karma untuk Jayden maupun Leli. Ia tidak perlu bersusah payah membuat mereka menderita.
Sebelum mengetuk pintu, Zifana terlebih dahulu merapikan penampilannya. Memastikan ia terlihat cantik agar Jayden maupun Leli makin terkejut dengan kedatangannya. Yang jelas, ia akan membuat Jayden menyesal karena sudah selingkuh darinya.
"Permisi," sapa Zifana mengetuk pintu beberapa kali.
Belum ada sahutan. Zifana pun mengetuk lebih keras lagi dan beberapa saat kemudian terdengar sahutan dari dalam.
"Sia—"
"Hai, Lel! Apa kabar?"
Zifana menyeringai tipis ketika melihat wajah Leli yang tampak terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nur Rahmawati
kaget gak kaget lah masa enggak
2024-06-14
0
nurcahaya
pastilah terkejut
2023-05-04
0