Brak!
"Astaga, bisakah kau menutup pintu mobilku dengan pelan? Kau bisa saja merusaknya, ini pintu mobil bukan pintu kandang sapi," omel Jason kesal.
Zifana hanya tersenyum sinis. Ia sengaja melakukan itu untuk membuat Jason naik darah dan tidak mau mengantar-jemput lagi. Namun, sepertinya itu bukanlah solusi ampuh karena Jason hanya marah sesaat kemudian melajukan mobilnya tetap dengan santai. Seolah tidak ada apa pun.
Suasana di dalam mobil terasa hening. Zifana tampak sibuk dengan ponselnya, sedangkan Jason fokus pada setir kemudi meskipun sesekali melirik gadis di sebelahnya.
"Hahaha."
Jason tersentak saat mendengar suara tawa Zifana yang tiba-tiba. Bahkan, Jason hampir saja lalai akan kemudi. Beruntung kesadarannya lekas kembali. Ia mendengkus, sedangkan Zifana tidak peduli dan tetap fokus pada ponsel. Tawa gadis itu pun masih sering terdengar.
"Dasar cewek gila!" umpat Jason lirih, tetapi masih bisa didengar baik oleh Zifana.
"Aku memang gila. Jadi, pecat saja aku dari perusahaanmu dan jangan mengantar-jemputku lagi. Perusahaanmu tidak membutuhkan karyawan gila sepertiku," kata Zifana sambil melirik sinis.
Namun, hal itu justru membuat Jason menyeringai. Ia paham apa yang dilakukan oleh Zifana semata karena tidak ingin dekat dengannya. Baiklah, Jason akan memanfaatkan kesempatan itu.
"Aku justru akan membuat kontrak kerjasama denganmu bahwa kau akan menjadi sekretaris pribadiku dalam waktu yang tidak bisa ditentukan dan apabila kau mengundurkan diri sebelum aku memecatmu maka kau harus membayar denda sebesar satu triliun." Jason tersenyum licik.
Bola mata gadis itu membulat penuh. Sungguh, lelaki di sampingnya ini seperti kehilangan kewarasan.
"Kau yang sungguh-sungguh gila! Itu namanya bukan kerja sama, tapi pemaksaan!" timpal Zifana geram.
"Terserah. I don't care. Yang pasti, keputusanku tidak bisa diganggu gugat."
"Kau!" Zifana menunjuk wajah Jason dan ingin sekali mencekiknya. "Arrgghh!"
Melihat Zifana yang seperti itu, justru menciptakan senyuman tipis di bibir Jason.
Ah, wanita ini benar-benar bisa menjadi penghibur hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.
***
Rasa sakit akibat pukulan Joshua nyatanya belum seberapa jika dibandingkan dengan sikap frustasi yang dialami oleh Jayden. Bagaimana tidak, Leli hampir melahirkan, tetapi ia belum memiliki uang sepeser pun. Karena setelah ketahuan menghamili Leli dan putus dari Zifana, Jayden justru diusir dari keluarganya sendiri. Bukan hanya itu, ia pun dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja satu bulan lalu karena ketahuan korupsi. Sekarang, Jayden hanya luntang-lantung dan itulah yang membuatnya ingin kembali dekat dengan Zifana.
Ia sudah berusaha mencari pekerjaan ke sana-sini, nyatanya belum ada satu pun yang bisa didapatkan. Itulah yang membuat Leli dan Jayden sering bertengkar. Selain mood ibu hamil yang naik-turun, Leli juga masih sama seperti dulu. Ikut dalam geng sosialita yang glamour dan suka pamer.
"Jay, si Anita habis dibeliin satu set perhiasan emas lengkap. Kapan kau akan belikan aku perhiasan?" tanya Leli saat mereka sedang duduk berdua di ranjang.
"Aku belum ada uang, Lel. Bukannya kau tahu, aku sudah dipecat dan sekarang belum ada satu pun pekerjaan yang kudapatkan. Selain itu, kita juga harus menabung untuk biaya lahiran nanti," keluh Jayden. Ia yakin setelah ini pasti akan ada pertengkaran di antara mereka.
"Nanti kalau aku udah mau lahiran, kita jual perhiasan itu lagi. Yang terpenting sekarang aku bisa seperti mereka, Jay. Mau ditaruh di mana mukaku kalau sampai tidak bisa beli perhiasan seperti mereka!" Suara Leli masih meninggi.
Jay menggeram. Ini bukan sekali dua kali Leli meminta hal tidak penting hanya untuk mengikuti gengsinya di depan teman sosialitanya. Jika belum dituruti maka wanita itu akan selalu menuntut dan meminta.
Tidak ingin terus berdebat, Jayden memilih untuk pergi dan meninggalkan Leli yang masih dipenuhi amarah. Ia tidak mau kehilangan kendali dan mungkin saja akan menyakiti istrinya yang sedang hamil.
"Pokoknya aku harus mencari segala cara untuk bisa—" Ucapan Jayden terhenti ketika ponselnya terdengar berdering.
Ternyata, itu adalah nomor dari salah satu perusahaan yang dilamarnya. Jayden pun tampak semringah ketika mendengar bahwa ia diterima kerja. Setidaknya lelaki itu bisa bernapas lega selama beberapa saat dan memiliki penghasilan untuk biaya lahiran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nur Rahmawati
ya ampun syukur
2024-06-14
0
nurcahaya
dunia jauden sdsh terjungkir balik
2023-05-04
0