Semoga kelak kita tidak akan bertemu

Rumah Sakit

Mama Rara langsung di tangani oleh Dokter di ruang IGD, papa Stevan terlihat cemas begitu pula dengan Rafael. Kedua pria itu sama-sama menunggu di depan ruangan IGD dengan menjaga jarak, tidak berdekatan.

Wajah Rafael terlihat lebam setelah mendapatkan beberapa kali pukulan dari papa Stevan, dan sekarang pria itu baru merasakan sakitnya.

“Keluarga Nyonya Rara,” panggil perawat yang baru saja keluar dari ruang IGD.

Papa Stevan langsung berdiri dari duduknya. “Ya suster, saya suaminya.”

“Silakan Pak masuk ke dalam untuk menemui Dokter,“ pinta sang perawat.

Papa Stevan turut masuk lalu bertemu dengan Dokter yang mengecek kondisi istrinya, namun sebelumnya melarang Rafael untuk mengikutinya, Rafael hanya bisa mendesah sembari meraup wajahnya dengan kasar. Tak lama Dokter tersebut menjelaskan kondisi mama Rara yang mengalami darah tinggi, dan menyarankan untuk di rawat beberapa hari di rumah sakit.

Dokter pun menyarankan pasien untuk tidak terlalu stress, jangan banyak pikiran, agar tekanan darahnya kembali stabil.

...----------------...

Esok hari ...

Dari semalam Rafael tertidur di ruang tunggu karena tidak di izinkan masuk ke ruang rawat inap untuk menjenguk dan menemani mama Rara, justru malah di usir oleh papa Stevan, namun tak diindahkan oleh Rafael, walau bagaimana pun pria itu sangat menyayangi mamanya.

Sungguh lucu sikapmu Rafael, sayang dengan mamamu tapi kamu mampu menyakiti hati mama Rara. Lain di hati lain di mulut!

Waktu sudah menunjukkan jam 9 pagi, pria itu sudah bangun dari tidur dalam posisi duduknya dan sekarang sudah berada di cafe yang ada di lobby rumah sakit untuk mengisi perutnya di pagi hari.

Dari balik kaca pembatas cafe, pria itu bisa melihat kedatangan gadis cantik yang penampilannya terlihat casual dengan kemeja berwarna putih di padu dengan celana jeans serta sepatu snickers berwarna putih, lalu rambut panjang curlynya tergerai indah.

Tanpa sengaja Rafael dan Ayasha beradu pandang dalam jarak yang lumayan dekat, namun terpisahkan oleh bingkai kaca besar sebagai pembatas. Rafael dan Ayasha sama sama tidak berkata, hanya beradu pandang kemudian Ayasha memalingkan pandangannya, dan mempercepat langkah kakinya.

Papa Stevan semalam memberi kabar ke mama Nia mengenai kondisi istrinya, makanya pagi ini Ayasha menyempatkan untuk menjenguk mama Rara, bukan untuk mencari perhatian kedua orang tua Rafael, namun memang Ayasha sangat sayang dengan kedua orang tua Rafael tanpa memandang mantan tunangannya.

...----------------...

Ruang Rawat

“Assalamualaikum, Pah, Mam,” sapa Ayasha yang baru masuk ke dalam.

“Waalaikumsalam, Aya,” balas sapa Papa Stevan.

Gadis itu mencium takzim kepada kedua orang tua Rafael, lalu menaruh paper bag yang di bawanya di atas meja sofa.

“Pah, ini ada sarapan buatan Aya, dimakan dulu,” ucap Ayasha sembari membuka isi paper bag.

“Seharusnya kamu gak usah repot-repot, Papa nanti bisa beli di bawah.”

“Gak pa-pa kebetulan Aya sempat masak tadi pagi.”

Gadis itu kemudian mendekati ranjang Mama Rara. “Mama kenapa bisa sakit?”

Mama Rara mengulas senyum tipis, lalu menyentuh lengan gadis itu. “Mungkin Mama lagi banyak pikiran, jadi tekanan darah mama tinggi.” Ibu mana yang tidak akan syok jika mengetahui anaknya telah melamar dan bertunangan tanpa minta restu dari kedua orang tuanya.

Gadis cantik itu tersenyum hangat. “Jangan banyak pikiran kalau begitu, biar mama cepat sembuh ya, Aya hanya bisa berdoa saja. Mama sudah sarapan? mau Aya ambilkan?”

Wanita paruh baya itu hanya bisa tersenyum tipis, hatinya pilu ... Kenapa anakku tega menyakiti gadis yang baik ini. Ya Allah kenapa anakku bisa kelakuannya seperti itu, apa salahku dalam mendidik Rafael.

Sejak dulu Ayasha memang sangat perhatian dengan kedua orang tuanya begitu pula dengan kedua orang tua Rafael, tetap menjaga sopan santunnya kepada orang yang lebih tua.

“Mama tadi sudah disuapi sama Papa,” sahut Papa Stevan yang sedang menyantap sarapan paginya dari Ayasha.

Mama Rara ingin sekali menceritakan hal yang baru tentang Rafael, namun hatinya tidak tega, wanita paruh baya itu hanya menatap sedih ke Ayasha. Lumayan lama Ayasha menemani Mama Rara dan Papa Stevan, tak terasa sudah jam 12 siang, Ayasha berpamitan karena sudah ada janji dengan temannya, Amelia.

Saat Ayasha keluar dari ruang rawat. Pria yang memiliki tubuh besar dan tinggi sudah menghadang Ayasha, lalu menatap gadis itu.

“Bisa kita bicara sebentar,” pinta Rafael.

Ayasha mendongakkan wajahnya dan berusaha kuat untuk menatap wajah tampan Rafael. “Tidak ada yang perlu kita bicarakan Om Rafael, permisi,” balas Ayasha berusaha melalui tubuh pria itu yang masih berdiri tegak di hadapannya, namun lengan gadis itu di cengkeramnya, menahan agar gadis itu tidak pergi.

“Kita hanya bicara sebentar,” pinta Rafael dengan tegasnya.

Dalam beberapa menit, mereka sama-sama diam.

“Baiklah, hanya sebentar!” jawaban Ayasha yang terdengar terpaksa.

“Kita bicara di cafe lantai bawah.” Pria itu melepaskan cengkeramannya, dan jalan terlebih dahulu, sedangkan Ayasha jalan di belakang pria itu, dengan raut wajah masamnya.

...----------------...

Cafe

Rafael menarik salah satu kursi dan meminta Ayasha duduk, kemudian baru pria itu duduk di hadapan gadis itu.

Sejenak mereka saling bersitatap, menanti siapa yang akan membuka suara terlebih dahulu.

“Ayasha, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Sejujurnya aku sudah melamar dan tukar cincin dengan Delia sekretarisku, kami berdua sudah memiliki hubungan spesial sejak tiga tahun yang lalu,” tutur Rafael begitu lugas.

Tidak ada kata permohonan maaf atas kelakuan yang kepergok oleh Ayasha, pria itu langsung to the point.

Wajah Ayasha sejenak kaget mendengarnya, namun berusaha untuk merubahnya menjadi tenang. Namun tak habis pikir jika dirinya telah di bohongi oleh pria yang ada di hadapannya, sungguh teganya!

“Jika sudah melamar dan tukar cincin kenapa masih mau menerima perjodohan kita! Kenapa masih mau bertunangan denganku! Om Rafael bisa menolaknya dengan tegas. Jadi tidak akan banyak orang yang akan tersakiti. Tanpa harus melihat hubungan yang menjijikkan itu! Seharusnya Om Rafael sejak dulu berkata jujur jika sudah memiliki kekasih, tidak menutupinya!” jawab Ayasha penuh penegasan.

“Maaf.”

“Tak ada gunanya lagi bilang kata maaf, Om Rafael!” tukas Ayasha penuh penekanan.

“Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu Ayasha, sebenarnya aku akan berkata jujur padamu, tapi entah kenapa kemarin akhirnya ketahuan.”

“Mungkin itu sudah jalannya melihat mantan tunanganku seperti apa! Dan Om Rafael tahu rasanya! Sakit rasanya!” balas Ayasha, sambil menunjukkan dadanya. Wajah Ayasha sangat tenang, tidak menggebu-gebu, namun tegas.

“Bangkai walau di simpan rapat-rapat, pasti akan tercium bau busuknya. Itulah kelakuan Om Rafael!”

Rafael terhenyak ...

“Aku tahu Om Rafa memang tidak suka, tidak mencintaiku walau tanpa berkata padaku, tapi seharusnya tidak menyakitiku Om. Memangnya aku salah apa sama Om! aku juga berat menerima perjodohon dengan pria yang sudah tua, tapi aku menghargai perjodohan keluarga besar kita. Sepertinya aku yang terlalu bodoh, yang terlalu berharap jika sikap dingin Om Rafael selama ini akan berubah hangat denganku. Ternyata ada rahasia dibalik semuanya!” cecar Ayasha, menajamkan tatapan matanya.

Rafael tidak menyangka gadis yang dianggap bocah ingusan bisa bertutur kata layaknya orang dewasa, dan mampu menghadapi dirinya. Padahal selama ini Ayasha terkesan pendiam jika mereka ada kesempatan berdua, atau mungkin karena dirinya yang selalu acuh dan bersikap dingin dengan Ayasha. Kini Rafael melihat Ayasha yang sesungguhnya dan tampak berbeda.

“Usia Om Rafael sudah 30 tahun, seharusnya lebih dewasa dalam bertindak dan berpikir. Tapi ternyata sikap Om seperti anak remaja labil, tidak bisa mengambil keputusan dengan baik. Jika sejak dulu Om berkata jujur, tidak akan ada orang yang tersakiti.”

Ayasha mengambil tasnya yang sempat di letakkan di kursi sebelahnya, dan menghiraukan  tatapan Rafael. Tak sengaja gadis itu melihat jemari Rafael masih memakai cincin tunangan mereka berdua.

“Cincin tunangan milikku, semalam sudah aku kembalikan ke Mama Rara. Semoga kelak kita tidak akan bertemu lagi, dan semoga Om Rafael bahagia selalu dengan kekasihnya!” ucap Ayasha, lalu beranjak dari duduknya, namun lagi dan lagi pria itu mencekal tangan Ayasha, seakan tak rela ditinggal oleh gadis itu.

Pria itu menatap lekat-lekat manik warna coklat yang begitu bening, hidung mancung, bibirnya yang terlihat sensual, bisa dibilang Ayasha begitu sempurna sebagai gadis cantik, namun pria itu hanya menganggapnya sebagai adik atau saudara saja, tidak memiliki perasaan lebih terhadap gadis itu mungkin karena sudah mengenal Ayasha dari bayi merah.

“Duduklah, aku belum selesai berbicara,” pinta Rafael, sedikit memaksa.

Ayasha memutar malas kedua bola matanya. “Bukankah sudah cukup bicaranya, tidak ada lagi yang harus di bicarakan. Bukankah dengan kejadian kemarin sudah menjelaskan semuanya!” balas Ayasha dengan ketusnya.

“Sebelum kita berpisah, tolong maafkan aku, biar kita sama-sama tenang menjalankan kehidupan kita kedepannya,” pinta Rafael.

Ayasha menarik napasnya dalam-dalam. “Bohong jika aku tidak bilang sakit dengan melihat apa yang terjadi di depan mata. Sangat sakit Om Rafael!! Aku mungkin terlihat seperti anak kecil di hadapan pria dewasa ini, tidak seperti sekretaris Om yang terlihat dewasa dan cantik. Tapi aku punya hati dan perasaan Om. Jadi jangan memohon maaf padaku. Tapi mohon maaflah kepada kedua orang tua Om, yang mungkin saja hatinya sangat terluka dan kecewa dengan keputusan dan tindakan Om!”

“Sedangkan aku ... aku tidak bisa marah atau kecewa karena aku tidak ada artinya buat Om Rafael ... jangan pernah meminta maaf denganku, karena aku tak butuh maaf dari Om! Jika ingin hidup Om Rafael tenang atas apa yang telah terjadi, maka mohon ampunlah kepada Allah atas segala yang telah Om lakukan dengan wanita itu!” tutur Ayasha, berusaha tenang walau hatinya mulai menggebu-gebu.

Tatapan Ayasha begitu dalam, dan menyiratkan semua rasa sakitnya, untuk sesaat Rafael menatap lekat-lekat kedua bola mata yang indah itu. Tak di sangka pria itu sudah menoreh luka untuk gadis itu.

“Kamu suka denganku, Aya?” tanya Rafael tiba-tiba dengan sorot mata menyelidik. Pertanyaan yang tiba-tiba saja terlontarkan oleh Rafael, untuk pertama kalinya.

Ayasha menaikkan salah satu sudut bibirnya. “Bohong jika ada perempuan yang tidak tertarik dengan pria seperti Om Rafael, yang ganteng, gagah dan kaya. Namun pertanyaan itu sudah tak ada gunanya untuk dijawab.” Cukup pernyataannya seperti itu, tidak perlu mengungkap isi hatinya, karena tidak akan memperbaiki keadaan yang sudah terjadi.

Gadis itu menghentakkan tangan Rafael yang masih mencengkeram lengannya. “Semoga kita tidak akan bertemu lagi, untuk selamanya Om Rafael.”

Rafael bergeming, tidak bisa lagi menahan keberadaan Ayasha, yang berlalu dari dirinya. Namun masih ada pertanyaan yang tersimpan di benak pria itu, kenapa Ayasha bisa datang ke apartemen tanpa menghubunginya terlebih dahulu, dan masuk begitu saja, akan tetapi sudah terlambat untuk bertanya. Dia hanya bisa menatap nanar punggung gadis itu hingga menghilang dari cafe.

bersambung .... ✍🏻✍🏻

Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, tapi selamilah kepribadiannya, bisa jadi dia menjadi pendiam karena orang yang dihadapinya tak pernah menganggapnya ada, hanya bagaikan angin lalu.

Gadis berusia 18 tahun tidak selamanya terlihat seperti anak kecil, justru dia bisa menjadi lebih dewasa dari orang yang sudah berusia matang.

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

ulahnya Dalia yang memakai Hp Rafael untuk menghubungi Ayasha🤦karena Dalia ingin kalau Ayasha tau bahwa Delia Dan Rafael ada hubungan

2024-05-02

0

Marfukatul Hasanah

Marfukatul Hasanah

bagussssssssss

2024-05-03

0

Rifa Endro

Rifa Endro

itu semua ulah gundikmu sendiri kalo kau ingin tahu

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Hati yang terluka
2 Ikatan sudah berakhir
3 Semoga kelak kita tidak akan bertemu
4 Bertemu dengan Delia
5 Menggores luka kembali
6 Waktu yang berlalu
7 Pemilik Hotel
8 Acara ramah tamah
9 Berusaha mendekati
10 Hanya orang asing
11 Kesal sendiri
12 Teman dekat
13 Ulah Rafael
14 Jangan genit
15 Kejutan
16 Haruskah bertemu setiap hari?
17 Apakah aku harus panggil Om Rafael!
18 Istri Rafael
19 Pelet
20 Sandiwara
21 Dijemput Darial
22 Makan malam
23 Lain dihati lain dimulut
24 Feeling seorang Ibu
25 Anak kecil
26 Mengantar Ayasha pulang
27 Perbincangan antara Bos dengan Aspri
28 Hati yang gundah
29 Delia bukan istri Om Rafael
30 Pertemuan pertama Ayasha dan Delia
31 Dipecat!
32 Delia bukan istri saya!
33 Keributan di lobby hotel
34 Klarifikasi Rafael
35 Healing sejenak
36 Datang ke rumah Ayasha
37 Tolong beri aku kesempatan!
38 Friend with benefit
39 Hati yang kecewa
40 Jantung yang berdebar
41 Rafael patah hati
42 Tubuh Rafael mulai bereaksi
43 Sidak ke kamar
44 Amelia vs Delia dan Rian
45 Bangunnya singa betina
46 Putus hubungan!
47 Melelahkan
48 Obat rindu kisah keluarga Erick Alya dan Albert Tania
49 Ada yang jantungnya berdebar-debar
50 Perhatian Rafael
51 Tak bisa tidur
52 Sarapan pagi
53 Pertemuan kembali
54 Memohon maaf
55 Terkuaknya borok Delia
56 Memberitahukan rekaman
57 Abaikan aku kembali seperti dulu.
58 Penjelasan Rian
59 Darial cemas
60 Perhatian Darial
61 Rafael vs Delia
62 FORGETTING YOU
63 Delia diusir
64 Keadaan Rafael
65 Menemui Rafael
66 Berpisah untuk selamanya?
67 Memberitahukan kebenaran yang lain
68 Tentang Larissa
69 Ungkapan Larissa
70 Kekhawatiran Rafael
71 Ilmu hitam dan ilmu putih
72 Perjalanan pulang ke rumah
73 Obrolan Rafael dan Larissa
74 Minta restu
75 Kedatangan Delia ke perusahaan
76 Kejutan dari Rafael
77 Gosip yang beredar
78 Ada yang datang!?
79 Tamak!
80 Dukun mulai bekerja
81 Datang kembali ke Jogja
82 Dia tak ada di sini
83 Darial cemburu
84 Mengobati Ayasha
85 Penyakit
86 Ayasha akhirnya tahu
87 Apa hubunganmu dengan Rafael?
88 Melamar Ayasha.
89 Sang Casanova
90 Info sejenak
91 Ciuman pertama
92 Sarapan pagi bersama
93 Minta berhenti bekerja!
94 The hardest day
95 Tentang Darial
96 Bu Laras & Delia
97 Melukis kenangan indah
98 Don't say you love me
99 Malam dan pagi yang indah
100 Perhatian Rafael
101 Menemui orang tua Ayasha
102 Restu orang tua Ayasha
103 Makan malam bersama
104 Video club malam
105 Kapan kalian menikah?
106 Welcome back Delia!
107 Putus hubungan!?
108 Siuman dari pingsan
109 Makan siang bersama keluarga
110 Melamarnya kembali
111 Memelukmu
112 Rumah Sakit
113 Keadaan Ayasha
114 Berjuang menyelamatkan
115 Larissa melihatnya
116 Menikah dengan Kak Darial
117 I love you
118 SAH! SAH!
119 Extra Part - Hubby
120 Extra Part - menjenguk Ibra
121 Extra Part - cepat sembuh Uncle
122 Extra Part - sudah tidak waras
123 Extra Part - perpisahan
124 Extra Part - Tidur seranjang
125 Extra Part - mengunjungi orang tua Delia
126 Extra part - kejutan kecil
127 Extra part - menyempurnakan ibadah
128 Extra Part - akhir cerita
129 Info Novel Terbaru
130 Info Novel Terbaru : Salahkah Aku Mencintaimu?
131 Info novel terbaru : Om Bram, Nikah Yuk!
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hati yang terluka
2
Ikatan sudah berakhir
3
Semoga kelak kita tidak akan bertemu
4
Bertemu dengan Delia
5
Menggores luka kembali
6
Waktu yang berlalu
7
Pemilik Hotel
8
Acara ramah tamah
9
Berusaha mendekati
10
Hanya orang asing
11
Kesal sendiri
12
Teman dekat
13
Ulah Rafael
14
Jangan genit
15
Kejutan
16
Haruskah bertemu setiap hari?
17
Apakah aku harus panggil Om Rafael!
18
Istri Rafael
19
Pelet
20
Sandiwara
21
Dijemput Darial
22
Makan malam
23
Lain dihati lain dimulut
24
Feeling seorang Ibu
25
Anak kecil
26
Mengantar Ayasha pulang
27
Perbincangan antara Bos dengan Aspri
28
Hati yang gundah
29
Delia bukan istri Om Rafael
30
Pertemuan pertama Ayasha dan Delia
31
Dipecat!
32
Delia bukan istri saya!
33
Keributan di lobby hotel
34
Klarifikasi Rafael
35
Healing sejenak
36
Datang ke rumah Ayasha
37
Tolong beri aku kesempatan!
38
Friend with benefit
39
Hati yang kecewa
40
Jantung yang berdebar
41
Rafael patah hati
42
Tubuh Rafael mulai bereaksi
43
Sidak ke kamar
44
Amelia vs Delia dan Rian
45
Bangunnya singa betina
46
Putus hubungan!
47
Melelahkan
48
Obat rindu kisah keluarga Erick Alya dan Albert Tania
49
Ada yang jantungnya berdebar-debar
50
Perhatian Rafael
51
Tak bisa tidur
52
Sarapan pagi
53
Pertemuan kembali
54
Memohon maaf
55
Terkuaknya borok Delia
56
Memberitahukan rekaman
57
Abaikan aku kembali seperti dulu.
58
Penjelasan Rian
59
Darial cemas
60
Perhatian Darial
61
Rafael vs Delia
62
FORGETTING YOU
63
Delia diusir
64
Keadaan Rafael
65
Menemui Rafael
66
Berpisah untuk selamanya?
67
Memberitahukan kebenaran yang lain
68
Tentang Larissa
69
Ungkapan Larissa
70
Kekhawatiran Rafael
71
Ilmu hitam dan ilmu putih
72
Perjalanan pulang ke rumah
73
Obrolan Rafael dan Larissa
74
Minta restu
75
Kedatangan Delia ke perusahaan
76
Kejutan dari Rafael
77
Gosip yang beredar
78
Ada yang datang!?
79
Tamak!
80
Dukun mulai bekerja
81
Datang kembali ke Jogja
82
Dia tak ada di sini
83
Darial cemburu
84
Mengobati Ayasha
85
Penyakit
86
Ayasha akhirnya tahu
87
Apa hubunganmu dengan Rafael?
88
Melamar Ayasha.
89
Sang Casanova
90
Info sejenak
91
Ciuman pertama
92
Sarapan pagi bersama
93
Minta berhenti bekerja!
94
The hardest day
95
Tentang Darial
96
Bu Laras & Delia
97
Melukis kenangan indah
98
Don't say you love me
99
Malam dan pagi yang indah
100
Perhatian Rafael
101
Menemui orang tua Ayasha
102
Restu orang tua Ayasha
103
Makan malam bersama
104
Video club malam
105
Kapan kalian menikah?
106
Welcome back Delia!
107
Putus hubungan!?
108
Siuman dari pingsan
109
Makan siang bersama keluarga
110
Melamarnya kembali
111
Memelukmu
112
Rumah Sakit
113
Keadaan Ayasha
114
Berjuang menyelamatkan
115
Larissa melihatnya
116
Menikah dengan Kak Darial
117
I love you
118
SAH! SAH!
119
Extra Part - Hubby
120
Extra Part - menjenguk Ibra
121
Extra Part - cepat sembuh Uncle
122
Extra Part - sudah tidak waras
123
Extra Part - perpisahan
124
Extra Part - Tidur seranjang
125
Extra Part - mengunjungi orang tua Delia
126
Extra part - kejutan kecil
127
Extra part - menyempurnakan ibadah
128
Extra Part - akhir cerita
129
Info Novel Terbaru
130
Info Novel Terbaru : Salahkah Aku Mencintaimu?
131
Info novel terbaru : Om Bram, Nikah Yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!