“Aku tidak sedang melakukan negosiasi denganmu nona arogan. Aku sedang memerintahmu. Dan yang harus kau tahu tidak ada yang bisa menolak perintah dariku. Karena akulah hukum tertinggi yang harus dipatuhi.” Kevin memelankan suaranya, tapi nada dinginnya mengintidasi.
“Oh ya? Tapi sepertinya maafkan aku karena harus mengecewakanmu karena aku yang akan menjadi yang pertama menolak perintahmu Tuan Pemaksa.” Ucap Tania sombong. Mana ada yang boleh memerintahnya begitu saja? Dia tidak pernah begitu diintimidasi selama ini. Dan ia tidak akan membiarkan orang yang baru dikenalnya itu melakukan hal itu padanya.
“Sayangnya kamu tidak punya kemampuan untuk itu nona. Untuk sekarang tidak ada yang bisa kau lakukan untuk melawan perintahku.”
“Tidak mungkin.” Tania berdiri tegak. Membusungkan dadanya dengan sombong.
Namun hal itu tidak menghentikan niat Kevin sama sekali. Dengan bangga ia mengikis jarak keduanya. Berhenti tepat di sisi Tania. Membisikkan sesuatu di telinga gadis itu sebelum akhirnya ia meninggalkan Tania yang terdiam tanpa sepatah katapun. Ia terlihat terkejut.
"Kamu pasti sudah mendengar jika calon suami Rebbeca adalah pemilik AB Grub kan? Dan aku yakin, dengan status dan latar belakang keluargamu, kamu pasti mengetahui dengan jelas apa yang akan terjadi jika aku sampai berkata bahwa aku akan meratakan butik kecilmu itu." Ucap Kevin dengan santai. Namun sampai pada Tania, ucapan yang santai itu berhasil membuatnya tidak bisa tidur setelah itu karena memikirkan hal ini. Dan yang paling penting adalah, acara pertunangan itu adalah dua hari lagi. Setelah ia mengenal Kevin di masa lalu, ia tahu jika laki-laki itu tidak akan menyerah dengan mudah. Apa yang harus dilakukan?
dua hari selanjutnya, merupakan hari yang sulit untuk Tania. Selama dua hari itu minggu Danil atas perintah Kevin terus menerus meneror Tania untuk memintanya menjadi calon mempelai pengganti untuk tuannya.
Hari ini Tania sedang galau...
“Apa yang harus aku lakukan? Siapa juga yang mau menikah dengan cara seperti itu? Memang sih dia itu tampan, rupawan dan mapan. Juga seksi dan menawan. Tapi....” Tania mengetuk meja kerjanya.
"Ish! Kenapa aku malah memujinya seperti itu? Jika dia dengar, bukankah dia akan terbang sampai ke awan? Huh!" Tania yang baru sadar jika ia telah memuji Kevin yang notabene sangat ia benci segera mendengus kesal.
Tania terus mengingat apa ancaman Kevin yang digunakan untuk membuat Tania menurut. Bagaimana ia tahu jika butiknya adalah kelemahannya. Apapun yang terjadi, Tania tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa Tans Boutique. Butik ini adalah harga dirinya.
Bagaimana bisa semua ini terjadi padanya? Apalagi niatnya dulu adalah hanya untuk membalaskan dendam teman sebangkunya saat masih SMA. Namun ia malah terjebak dalam situasi yang rumit ini. Huh! Tania mendesah pelan.
“Laki-laki itu aneh. Apa yang membuatnya berfikir untuk membuat kontrak pernikahan. Dia pikir ini sama dengan dunia novel. Huh! Tidak ada wanita yang mau diperlakukan seperti itu kan?” Tania masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Hingga ia tidak menyadari dua orang yang salah satunya adalah sosok yang sedang ia pikirkan berada tepat di depannya. Melihat tingkahnya yang aneh.
“Apa yang kau lakukan?” suara itu mengagetkan Tania hingga ia tersentak.
“Hei kalian! Bagaimana bisa seenaknya saja masuk ke ruanganku?” tanya Tania gugup. Bagaimana jika laki-laki itu mendengar apa yang ia katakan mengenai dirinya?
“Bagaimana? Sederhana, aku tidak melihat sekretarismu di depan. Dan melihat pintumu yang tidak tertutup sempurna. Apa lagi yang bisa aku lakukan selain masuk ke dalam ruanganmu.” Jawab Kevin enteng saat ia berjalan ke dalam dan duduk dengan nyaman di kursi yang telah disiapkan oleh Danil untuknya.
“Apa maumu?” tanya Tanua dengan jengah. Ia lega karena sepertinya pihak lain tidak mendengar bahwa sebelumnya ada pernyataan yang menganguminya.
“Apa lagi? Tentu saja menagih janjimu. Batas kesabaranku sudah habis. Mari kita buat perjanjian pra-nikah sekarang dan aku akan pergi menemui orang tuamu hari ini juga, karena pertunangan akan dilakukan nanti malam.” Kevin memberi isyarat pada Danil untuk menunjukkan propasal miliknya.
Danil segera mengeluarkan map berisi perjanjian pra-nikah berisi poin-poin penting mengenai kewajiban serta hak. Juga larangan dan juga tanggung jawab masing-masing pihak. Semuanya ditulis dengan rapi sesuai dengan keinginan Kevin.
"Pernikahan kontrak?" Tania mengerutkan alisnya saat ia membaca poin pertama yang menyatakan jika pernikahan hanya akan berlangsung selama dua tahun. Setelah itu, mereka akam berpisah dengan kesepakatan.
"Yah. Apa kamu pikir aku berniat untuk menikahimu sepanjang hidupku? Jangan terlalu tinggi menilai dirimu sendiri." Kevin mencibir.
"Hei! Siapa juga yang ingin menikah denganmu seumur hidupku? Lagipula aku juga tidak mengatakan kesedihanku kan?" Tania tidak mau kalah.
"Kamu tuli atau pikun? Aku sudah mengatakan padamu jika ini bukan kamu yang memutuskan. Bagaimanapun, pernikahan ini akan tetap berlangsung. Dan kamu, jangan lupa datang besok pada pesta pertunangan kita."
"Hei hei! Kamu nggak bisa memutuskan begitu saja. Aku memiliki keluarga. Jika mereka tahu aku akan menikah tanpa memberitahu mereka dulu, bukannya aku akan dibunuh oleh mereka?!" Teriak Tania marah.
"Itulah kenapa aku memintamu untuk cepat membahas masalah ini agar aku dapat menemui orang tuamu. Kamu sendiri yang membuang-buang waktu."
Dan si asisten hanya diam di ruangan itu untuk melihat pertunjukan live drama. Kalau ia tahu sebelumnya akan terjadi hal yang begitu jarang terjadi dalam hidupnya ini, ia akan menyiapkan popcorn untuk menemaninya.
“Aku tidak akan datang." Tania melipat tangannya dan memalingkan wajahnya kesal. Bibirnya yang kecil mengerucut.
"Kamu masih muda, sayang sekali kamu sudah pikun dalam usia yang begitu muda. CK CK CK. Jika aku tidak menikahimu, aku yakin kamu tidak akan pernah merasakan sebuah pernikahan." Kevin menggeleng kan kepalanya.
"Aku tidak pikun! Aku sangat sehat."
"Lalu kenapa? Bukankah butik ini sangat berarti bagimu?" Kevin mengedarkan pandangannya pada ruangan itu. Ruangan yang luas dan hampir dipenuhi dengan manekin yang memakai pakaian indah itu dengan menyipitkan matanya. Tania menggertakkan giginya saat ia melihat itu. Ia tahu jika Kevin sebenarnya sedang mengancamnya.
Melihat Tania yang masih linglung, Kevin mengambil kesempatan untuk kembali mengulangi ancamannya tepat di telinga Tania.
Tania melotot. Apa-apaan laki-laki di depannya ini! Dengan seenaknya memutuskan hal secara sepihak. Namun ketika dirinya sadar, hanya tinggal dirinya yang ada di ruangan itu. Sedangkan Kevin sudah setengah menit yang lalu keluar dari ruangannya.
"Keviiiiin!" teriak Tania frustasi. Bagaimana jika dia melakukan apa yang dia katakan? Jika dia pulang saat ini, apakah masih sempat untuk menjelaskan nya pada kedua orang tuanya?
*
*
*
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
🍁Belenggu Cinta Mantan Suami_4🍁
Terima kasih sudah mampir 😍
Like, VOTE, rate dan komentar nya akoh tunggu...🤗
Terima Kasih sudah mampir😘
Mohon maaf jika menemukan banyak kesalahan baik dari segi pengetikan atau penggunaan bahasa. 🙏
Mohon dukungannya dengan cara Vote, Like, rate dan komentarnya 😉
***
...Keistimewaan Bulan Ramadhan dari...
...☘️Ali Bin Abu Tholib☘️...
...🍃Malam Ke Sebelas🍃...
...🌸Pada malam ke Sebelas, ia keluar dari dunia seperti baru keluar dari perut ibunya🌸...
...Selamat menunaikan Ibadah Puasa 🥰...
...Salam sayang 😘...
...❤❤❤Queen_OK❤❤❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments