Pagi ini adalah pagi yang paling membahagiakan bagi Jennifer. Selain karena Leo yang pulang dan memberi kejutan di hari ulang tahunnya, Leo juga mengatakan tidak akan lagi pergi keluar negeri karena memang kuliahnya sudah selesai disana.
“Pagi mamah, papah...” Sapa Jennifer dengan raut kebahagiaan dari wajahnya yang tidak bisa sedikitpun Jennifer sembunyikan.
Nyonya dan tuan Ardiansyah tersenyum dan saling menatap. Mereka berdua tentu tau penyebab putri bungsunya begitu bahagia hari ini.
“Loh mah, pah, kakak mana?” Tanya Jennifer mencari keberadaan sang kakak yang memang belum ada di meja makan pagi itu.
“Kakak kamu lagi siap siap sayang..” Jawab nyonya Ardiansyah sambil mengoleskan selai kacang pada roti tawar di tangannya.
Jennifer mengeryit heran.
“Siap siap untuk apa?” Tanyanya penasaran.
Tuan Ardiansyah menghela napas kemudian tersenyum.
“Jadi hari ini papah mau ngenalin kakak kamu ke semua karyawan papah di kantor. Kan sebentar lagi juga kakak kamu yang bakal gantiin papah di perusahaan.” Jawab tuan Ardiansyah memberitahu.
“Oooh begitu. Aku boleh ikut nggak pah?”
“Kamu kan harus kuliah dek..”
Jennifer menoleh ketika mendengar suara kakaknya. Leo sedang melangkah menuruni satu persatu anak tangga. Penampilannya sudah rapi dengan setelan jas warna hitam yang membuatnya terlihat semakin tampan menurut Jennifer.
“Wah.. Kakak ganteng banget..” Puji Jennifer yang semakin merasa kagum dengan sosok tampan kakaknya.
Leo membenarkan kerah jas yang dikenakannya dengan bangga. Pria itu memang selalu bersikap begitu terbuka jika dengan adiknya.
“Kakaknya siapa dulu dong..”
Jennifer terkikik geli kemudian langsung menghampiri kakaknya yang masih berdiri di anak tangga terakhir. Jennifer tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya terhadap sosok sang kakak. Sosok yang selalu dia puja dan dia harapkan bisa selalu melindungi dan menjaganya sampai tua nanti.
“Ada baiknya kamu nggak usah ikut sayang.. Kan sayang kalau sampai kamu ketinggalan materi penting di kampus.”
Senyuman di bibir Jennifer memudar begitu menoleh pada nyonya Ardiansyah, mamahnya.
“Tapi mah, aku kan pengin liat bagaimana kakak di kantor. Ini pertama kalinya loh kakak mau di kenalin ke semua karyawan papah. Ya kan siapa tau papah juga mau ngenalin aku juga. Bukan begitu papah?”
Jennifer berganti menatap sang papah meminta dukungan agar di perbolehkan untuk ikut.
Tuan Ardiansyah tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya. Putrinya memang selalu punya alasan jika sedang menginginkan sesuatu.
“Nggak usah lah Jennifer.. Kamu berangkat ke kampus aja. Nanti sepulang dari kantor kakak jemput kamu deh. Kita jalan jalan dan kamu boleh membeli apapun yang kamu mau. Kakak traktir.”
Jennifer menoleh kembali pada sang kakak. Wajah antusiasnya langsung terlihat begitu mendengar apa yang Leo katakan.
“Serius kak? Kakak nggak bohong kan?” Tanyanya memastikan kembali ucapan kakaknya.
“Ya beneran dong.. Emangnya kapan sih kakak pernah bohong sama kamu.” Senyum Leo menjawab.
Saking bahagianya, Jennifer pun berhambur memeluk Leo erat. Gadis itu benar benar merasakan kebahagiaan yang berlipat lipat sejak mendapat kejutan ulang tahun dari kakaknya semalam.
Karena di iming imingi akan dijemput dan di ajak jalan jalan oleh Leo, Jennifer pun akhirnya tidak keberatan meski tidak boleh ikut ke kantor untuk menyaksikan kakaknya di perkenalkan sebagai CEO baru di perusahaan papahnya. Jennifer bahkan berangkat ke kampus dengan sangat semangat di antar oleh supir yang biasa mengantar kemanapun nyonya Ardiansyah pergi.
“Leo..” Panggil tuan Ardiansyah pada Leo yang sedang fokus dengan kemudinya.
“Ya pah..” Saut Leo. Pria tampan itu menoleh sekilas pada papahnya karena tidak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk mengingat dirinya sedang mengemudi. Di tambah jalanan pagi ini juga sangat ramai dan padat oleh kendaraan. Baik kendaraan beroda dua maupun empat. Maklum lah, pagi pagi adalah waktunya orang orang berangkat bekerja dan mengantar sekolah anak.
“Papah rasa mulai sekarang kamu jangan terlalu memanjakan adik kamu deh Le..”
Leo mengeryit mendengarnya.
“Memangnya kenapa pah?” Tanyanya penasaran.
“Yah.. Papah cuma nggak mau saja nanti Jennifer jadi ketergantungan sama kamu. Apa lagi kamu kan juga sudah punya pacar. Takutnya nanti Jennifer cemburu kalau kamu lebih memprioritaskan pacar kamu.” Jawab tuan Ardiansyah.
Leo tertawa mendengarnya. Pria tampan itu menggelengkan kepala merasa sangat lucu dengan apa yang di katakan oleh papahnya.
“Papah ada ada aja mikirnya. Ya itu nggak mungkinlah pah.. Lagian kan bukannya papah bilang kalau Jennifer itu sudah punya teman dekat? Yang kata papah jadi pasangannya saat pesta semalam.”
“Papah hanya menebak saja.”
“Ya itu artinya ke khawatiran papah nggak akan terjadi. Lagian Jennifer itu sudah besar pah, sudah dewasa, sudah bisa membedakan mana yang baik atau tidak. Jennifer pasti paham lah. Dan lagi pula, aku juga nanti niatnya mau ngenalin Jennifer sama Sinta kok. Jennifer pasti seneng. Apa lagi Sinta, sejak semalam dia ngotot banget pengin ikut aku pulang kerumah. Tapi aku larang karena aku tau dia pasti juga lelah setelah berada di dalam pesawat selama berjam jam.” Ujar Leo yang yakin semua ke khawatiran papahnya tidak akan terjadi.
“Jangan lupa kenalkan juga Sinta sama mamah sama papah.”
“Loh, kan papah sama mamah udah kenal, udah pernah ketemu juga kan pas mamah papah nengokin aku sakit dulu?”
“Ya.. Tapi itu belum resmi Le.. Mungkin mengundang Sinta untuk makan malam bersama ide yang bagus.”
“Baiklah.. Leo akan bicarakan nanti dengan Sinta pah.”
Setelah itu tidak ada lagi obrolan. Leo menambah kecepatan laju mobilnya agar cepat sampai di perusahaan sang papah.
Sorenya, seperti apa yang direncanakan sebelumnya, Leo benar benar membuktikan ucapannya. Leo menjemput Jennifer di kampusnya yang membuat Jennifer kembali di hujami kebahagiaan tiada tara. Padahal Jennifer sempat berpikir mungkin saja kakaknya lupa dan tidak sempat untuk menjemputnya.
“Ya udah La, Tia, aku duluan yah.. Udah di jemput tuh sama kakak aku..” Ujar Jennifer dengan pipi merona merasa tersipu.
“Oh oke..” Angguk Lala tersenyum.
Sedang Mutia, gadis berkaca mata itu mengeryit merasa aneh dengan tingkah Jennifer. Mutia merasa Jennifer seperti orang yang sedang jatuh cinta. Mutia menatap Jennifer yang berlari menghampiri Leo, memeluknya erat sebelum akhirnya masuk kedalam mobil kakaknya itu. Namun kemudian Mutia menepis jauh pemikirannya itu. Mutia yakin itu hanya perasaannya saja. Mana mungkin Jennifer jatuh cinta pada kakaknya sendiri.
Didalam mobil Leo.
“Jadi kita mau kemana dulu?” Tanya Leo sambil mengenakan seatbeltnya.
“Eemm.. Aku pengin makan ice cream kak..” Jawab Jennifer dengan senyuman lebar yang menghiasi bibirnya.
“Oh oke.. Kita makan ice cream dulu abis itu kakak mau ajak kamu jalan jalan sekalian juga kakak mau ngenalin seseorang sama kamu.”
Senyuman Jennifer memudar. Gadis itu mengeryit mendengarnya.
“Siapa?” Tanyanya pelan.
“Nanti juga kamu tau kok dek..” Jawab Leo mengedipkan sebelah matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments