Forbidden Love
Kediaman keluarga Ardiansyah begitu ramai malam itu. Ya, di sana sedang di adakan pesta ulang tahun yang begitu meriah. Namun yang hadir bukanlah orang orang penting dari kalangan bisnis melainkan anak anak muda yang masih mengenyam pendidikan di universitas.
Pesta tersebut begitu sangat meriah dengan tema Putri disney. Bahkan semua tamu undangan yang hadir di haruskan membawa pasangan.
“Gimana sih nyuruh kita kita hadir bawa pasangan tapi yang punya acara sendiri nggak ada pasangan-nya.” Cibir Mutia, teman dekat Jennifer, si pemilik acara yang nyatanya memang masih betah dengan kesendirian-nya tanpa sedikitpun pernah merasa iri pada semua teman temannya yang sudah memiliki gandengan.
“Iya, aneh banget. Nggak jelas memang kamu Jen.” Tambah Lala teman Jennifer yang satunya lagi.
Jennifer hanya tertawa menanggapi ocehan kedua teman-nya itu. Gadis yang baru genap berusia 21 tahun itu merasa sangat tergelitik mendengar cibiran kedua temannya.
“Kan yang penting kalian berdua bisa pergi sama cowok incaran kalian. Harusnya kalian itu berterimakasih sama aku. Karena berkat aku yang mengadakan acara seperti sekarang ini akhirnya kalian bisa pergi sama mereka. Ya kan?”
Mutia dan Lala saling menatap bingung. Mereka berdua tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh jennifer.
“Jadi?” Tanya Mutia menanyakan maksud dari ucapan jennifer lagi.
“Udah nggak penting buat di bahas. Kalian nggak perlu khawatir. Aku punya kok pasangan. Ya.. Tapi kita cuma teman. Dan kalian kenal siapa orang itu.”
Mutia dan Lala benar benar tidak paham. Jennifer benar benar aneh karena mengusung tema yang tidak seharusnya. Dan menurut Lala juga Mutia tema itu terlalu kekanak kanakan.
“Kayaknya si jennifer stres gara gara kelamaan melajang La.”
“Ya.. Aku rasa juga begitu.”
Jennifer hanya tertawa lagi menanggapinya. Yang mengejarnya banyak, bahkan yang meminta jennifer untuk menjadi kekasihnya juga ada beberapa. Tapi Jennifer tidak pernah menanggapi dan selalu menolak dengan alasan yang sama. Jennifer selalu mengatakan sudah memiliki pria idaman lain.
Tamu undangan semakin banyak berdatangan. Mereka datang dengan pasangan mereka juga tidak lupa memberikan kado ulang tahun pada Jennifer.
“Hey, maaf banget yah aku telat. Tadi jalanan macet banget soalnya. Oh ya, happy birthday..”
“Makasih Nando..” Senyum Jennifer menerima kado yang di sodorkan oleh Nando padanya.
Suara seseorang berhasil membuat Mutia dan Lala menoleh. Mereka berdua membulatkan kedua matanya begitu melihat Nando yang sedang berhadapan dengan jennifer.
“Jadi maksudnya orang itu Nando?” Tanya Lala yang juga mewakili apa yang ingin di pertanyakan oleh Mutia.
“Sejak kapan Jennifer dekat sama Nando? bukannya Nando itu gay ya?”
“Atau mungkin Jennifer sengaja meminta Nando datang sebagai pasangan karena tau Nando itu nggak akan mungkin ngejar dia. Kan Nando gay?”
Mendengar dirinya sedang menjadi perbincangan dua teman akrab Jennifer Nando pun menoleh. Itu membuat Lala dan Mutia terkejut. Karena malu ketahuan menggosipkan orang di depan orangnya secara langsung, keduanya pun langsung berpura pura mengobrol topik lain sambil menikmati hidangan yang ada.
“Udah nggak usah di dengerin. Mereka memang begitu. Tapi aslinya mereka baik banget. Makannya aku betah temenan sama mereka dari jaman kita SMP sampai sekarang mulai menua.” Jennifer berusaha menarik perhatian Nando lagi agar tidak terlalu mendengarkan apa yang dua temannya bicarakan tentang isu tidak sedap tentang Nando. Meski sebenarnya Jennifer juga menganggap Nando demikian.
Nando hanya tersenyum tipis. Dia tau isu tidak sedap mengenai dirinya. Namun isu itu tersebar bukan tanpa sebab. Dan sebabnya tentu hanya karena masalah sepele, yaitu kesalah pahaman.
“Ya sudah yuk temenin aku di depan.”
Jennifer meraih tangan Nando dan menariknya menuju kue ulang tahunnya yang begitu besar dan tampak mewah.
Dan apa yang jennifer lakukan dengan menggandeng Nando membuat semua yang hadir disana bertanya tanya. Apa lagi mereka juga tau isu tidak sedap tentang Nando.
Namun Jennifer tidak perduli dengan hal tersebut. Yang terpenting untuknya malam ini adalah dirinya punya pasangan dan pasangannya pastilah tidak sedikitpun tertarik. Ya, karena Jennifer mempercayai isu miring tentang Nando yang adalah penyuka sesama jenis.
Pesta ulang tahun itu berlangsung sangat meriah. Kedua orang tuan Jennifer hanya menyapa teman teman Jennifer sebentar. Setelah itu mereka memilih masuk kedalam rumah karena tau pesta itu untuk para muda mudi dan tidak pantas jika keduanya bergabung.
Deringan ponsel yang ada di tangan nyonya Larasati membuat keduanya saling menatap. Nyonya Larasati tersenyum ketika mendapati nama kontak putra sulung kesayangannya di layar benda pipih berkesing warna gold itu.
“Leo pah..” Katanya tersenyum menatap tuan Ardiansyah sebelum mengangkat telepon dari Leo, atau Leonard Ardiansyah. Putra sulung mereka yang sedang menimba ilmu di luar negeri.
“Halo nak..”
“Mah.. Apa Jennifer marah?”
Nyonya dan tuan Ardiansyah tertawa mendengar pertanyaan yang langsung di lontarkan oleh Leo begitu teleponnya di angkat. Mereka berdua tau bagaimana sayangnya Leo pada Jennifer, adik satu satunya. Nyonya Larasati memang sengaja memperbesar suara telepon agar mereka sama sama bisa mendengar suara putranya.
“Tiga hari yang lalu dia sempat ngambek sayang.. Tapi sepertinya sekarang sudah tidak. Semua itu tentu saja karena bujukan papah yang bahkan sampai rela menyuruh orang untuk mendekor taman samping rumah seperti di negeri dongeng.” Jawab nyonya Larasati dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.
“Papah memang tidak kompak.” Gerutu Leo diseberang telepon.
“Ayolah Le.. Papah paling tidak bisa melihat putri papah cemberut.” Tuan Ardiansyah berusaha menjelaskan.
“Leo kan sudah bilang sama papah ini rencana kita untuk memberikan kejutan pada Jennifer.”
“Oke oke.. Papah minta maaf.”
“Ya sudahlah. Mau bagaimana lagi.” Dengus Leo yang membuat sang mamah semakin merasa geli. Wanita itu tau putranya marah karena rencananya tidak berjalan seperti apa yang di kehendaki olehnya.
“Ya sudah pah mah, Leo akan sampai dua jam lagi. Kali ini tolong kerja samanya. Jangan katakan Leo pulang malam ini pada Jennifer.” Ujar Leo sebelum menutup sambungan teleponnya.
Tuan dan nyonya Ardiansyah sama sama tertawa mendengarnya. Mereka berdua tau Leo ingin memberikan kejutan untuk Jennifer adiknya. Leo sengaja membuat Jennifer marah lebih dulu sebelum membuatnya tersenyum dengan alasan tidak bisa pulang untuk ikut merayakan ulang tahun Jennifer seperti tahun tahun biasanya. Tentu karena selain ingin memberikan kejutan pada Jennifer, Leo juga sudah akan kembali dan menggantikan papahnya tuan Ardiansyah untuk memimpin perusahaan karena memang kuliahnya di luar negeri sudah selesai.
“Nggak terasa ya mah, anak kita sudah pada besar. Semoga saja mereka bisa menjadi orang yang baik dan berguna bagi sesama ya..”
“Dan selalu berada di jalan terbaik Tuhan tentunya pah..” Tambah nyonya Larasati.
Tuan Ardiansyah menganggukkan kepalanya setuju. Pria itu merangkul bahu istrinya mesra. Keduanya kembali menatap kerumunan muda mudi yang sedang tertawa bersama dengan Jennifer yang berada di tengah mereka semua.
“Happy birthday..!!” Seru mereka bersama sama pada Jennifer.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments