Sepanjang perjalanan Kendra memegang erat tangan Tania. Matanya terpejam. Sesekali giginya menggelutuk dengan tangan terkepal erat.
Tania tetap setia memegangi tangan nya. Pukul tiga lebih dua puluh menit mereka semua tiba di kediaman Papi Tama.
Mami Annisa yang melihat Kendra begitu kurus segera mendekatinya.
"Mami..." lirih Kendra saat merasakan tubuhnya di peluk erat oleh wanita paruh baya itu.
"Hiks.. Kamu kurus sekali nak. Apakah mereka menyiksamu sampai seperti ini??" tanya nya yang dijawab anggukan oleh Kendra.
Tania sudah lebih dulu masuk untuk menyiapkan kamarnya untuk Kendra istirahat. Papi tama pun segera mengajak mereka semua untuk istirahat.
"Bawa masuk dulu Kendra nya, sayang. Kalian juga semua masuk dan istirahat. Kamar untuk kalian sudah kami siapkan." Imbuhnya yang diangguki oleh kelima perawat kendra itu.
"Terimakasih tuan." Ucap kelimanya. Papi Tama mengangguk.
"Ya, ayo masuk!"
Mereka semua masuk bersama. Kendra masih memeluk erat mami Annisa yang kini menangis melihat keadaannya.
Tiba di dalam rumah, Kendra duduk bersama mami Annisa.
"Ya Allah Nak.. Kenapa jadi begini? Sudah berapa lama kamu dirumah sakit uwaknya Tania?"
"Sudah sepuluh tahun lebih mami.." jawab Kendra
"Astagfirullahal'adhim.. Apakah Ummi kamu tidak pernah menjenguk mu?"
Kendra menggeleng. "Bagaimana Ummi bisa menjengukku jika Abi pun sama sepertiku."
Deg!
"Maksudnya?"
"Abi dan Ummi sengaja ke Kalimantan untuk melindungi kewarasan Abi. Mereka tinggal di dalam hutan saat ini. Aku sengaja di titipkan dirumah sakit karena sebuah misi. Dan misi itu tidak akan berhasil jika tidak bersama Tania ku. Princess Pratama. Putri mami dan papi Tama." jawabnya yang di angguki oleh Papi Tama dan mami Annisa.
"Papi.. Mami.." ucapnya menatap kedua orang itu secara bergantian.
"Katakan! Sekiranya bisa, pasti akan kami kabulkan!" Balas Papi Tama sambil menatap Kendra dengan tatapan teduhnya.
"Izinkan aku untuk menikahi Tania selepas subuh. Agar tidak terjadi dosa terus menerus diantara kami berdua. Dan juga aku tidak yakin jika diri ini akan normal setelah ini. Mereka akan datang kesini dan mengambil paksa diriku. Paling tidak, sebelum aku pergi dibawa oleh mereka. Aku sudah terikat dengan Tania. Tidak mungkin selamanya kami seperti ini. Aku tahu aku salah saat menyentuhnya. Tapi aku tidak bisa tahan tidak menyentuhnya. Tania merupakan obat untukku. Tanpa Tania aku tidak bisa sembuh kembali Pi.. Mami.. Izinkan aku untuk menikahi Tania selepas subuh ini." Pintanya pada kedua orang itu yang kini mematung mendengar permintaan Kendra.
"Selepas subuh nak? Apa tidak kecepatan?" tanya mami Annisa yang dijawab dengan gelengan olehnya.
"Lebih cepat lebih baik Mi. Sebelum semuanya terlambat.." lirihnya semakin sendu.
Tania yang baru saja turun dari undakan tangga terpaku di tempat mendengar permintaan Kendra untuk menikahinya selepas subuh.
Papi Tama mengangguk. "Papi izinkan. Tetapi tidak mungkin selepas subuh nak. Sekitaran jam setengah delapan gitu kamu bisa menikah. Karena penghulunya agak jauh dari rumah kita. Pernikahan kalian berdua harus dirahasiakan dari semua orang demi melindungi mu dan Tania. Papi akan menghubungi Uwak Tania yang merupakan rekan Ummi kamu dulu saat bertugas di Kalimantan dan juga di Papua. Uwak Lana."
Kendra mengangguk. "Tak apa pi. Itu lebih bagus malahan. Untuk saat ini tubuhku tidak bisa meindungi Tania. Malah Tania lah yang melindungiku. Aku harus menikahinya karena ini permintaan Ummi dan abi jika aku sudah bertemu dengan Tania setelah sepuluh tahun lamanya. Aku bertahan karena menunggu Tania seperti permintaan Ummi dan Abi. Mereka pasti senang jika aku akan menikah dengan Tania. Tetapi aku tidak bisa menghubunginya karena tempat mereka tidak memiliki sinyal untuk saluran ponsel.." lirihnya dengan airmata yang kembali menetes.
"Tak apa. Yang penting kamu menikah pagi ini juga. Baik, papi siapkan dulu persiapannya. Kamu istirahatlah dulu di kamar Tania." Ucap papi Tama dan diangguki oleh Kendra.
Tania yang sudah tiba disana segera menuntun Kendra untuk menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua.
Tiba di kamar Tania, Kendra kembali memeluk erat tubuh ramping Tania.
"Nia.."
"Iya Bang."
"Jangan pernah tinggalkan aku jika terjadi sesuatu padaku suatu saat nanti. Hanya kamu yang aku miliki Tania.. Hanya kamu.. Jangan pernah pergi dan menyerah dengan pernikahan kita nantinya. Abang tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Abang harap kamu setia dengan lelaki cacat mental sepertiku ini.."
Tania mengurai pelukannya dan menangkup wajah Kendra. "Dengar Bang Kendra. Aku tidak akan melepaskan mu begitu saja. Sekalipun maut memisahkan kita, kamu tetap suamiku jika kita sudah menikah nantinya. Sekali nama ku kamu sebut dalam ijab yang mengikat kita, maka selama hanya kamu. Aku akan tetap setia sama kamu sampai kapan pun. Tidak peduli apapun itu dan apapun yang akan terjadi nantinya. Yang aku mau hanya kamu Bang Kendra.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
manda_
lanjut lagi thor up nya beber2 cinta sejati bgt ikut terharu
2023-04-11
2