Kendra menoleh pada Tania dengan mata menyalak tajam. Tapi sayu saat melihat Tania. Tangan Kendra terulur ingin menyentuh Tania.
Tania semakin mendekatinya. Tapi belium lagi tangan keduanya bersentuhan, Kendra kembali mengamuk lagi.
Tania spontan saja memeluknya dengan erat. Kendra tetap mengamuk. Ia ingin menghempaskan Tania tetapi terhenti saat Tania menyandungkan sholawat yang kemarin ia senandungkan ketika mereka berdua diruangan itu.
"Maula yasholli wassallim daiman abada. 'Alal habibika khairi kholqi kulli hibi.." suara merdu Tania sambil memeluk erat dirinya dari depan membuat Tania bisa mendengar detak jantung Kendra yang berdetak tidak karuan.
Deg, deg, deg..
"Tania..." lirihnya dengan tungkai nya melemah saat tangan halus Tania mengusap punggungnya dengan lembut.
Bruk.
Keduanya jatuh terduduk dengan Kendra yang menangis di pelukan Tania. Tania tidak berhenti untuk menyandungkan sholawat penyejuk hati itu.
Tangan Kendra memeluk erat tubuh ramping Tania. Papi Tama dan Danis membatu di tempat saat melihat kendra tadi mengamuk.
Suara jeritan Kendra membuat keduanya berlari dengan cepat menuju keruangan itu. Tiba di depan pintu mereka melihat Tania dengan segera memeluk Kendra dengan erat dan Kendra pun memeluk erat tubuh ramping Tania.
"Tania.. Hiks.. Tania.. Hiks.." isak Kendra lagi yang membuat Tania menghentikan sholawatnya.
Ia mengurai pelukannya dan melihat wajah Kendra. "Abang diapain lagi sama mereka?" tanya Tania pada Kendra sambil membuka baju Kendra dan melihat kulit Kendra yang sedikit ruam.
Kendra yang masih sesegukan memberikan lengannya pada Tania.
"Astaghfirullah ya Allah.. Sebanyak ini???"
Kendra mengangguk kemudian menangis lagi. Tania mengusap air mata Kendra.
"Tenanglah. Malam ini juga aku akan mengeluarkan mu dari rumah sakit ini. Aku yang akan bertanggung jawab. Papi?? Bang Danis??"
Kedua orang itu mengangguk. "Tentu, kami tunggu kalian diluar! Ayo bang. Kamu bawa ponsel kan? Hubungi mami kamu."
"Iya pi." Jawab Danis dengan segera mendial nomor mami Annisa dan mengabarkan akan kepulangan Kendra kerumah mereka.
Kendra menatap sayu pada Tania yang kini tersenyum lembut padanya. Tania berdiri dan mengambil tas.
Ia membuka lemari baju milik Kendra dan segera mengambil isinya. Semuanya tanpa tersisa. Bahkan sampai barang rahasia Kendra, Tania ambil.
Kendra menatap Tania dengan dalam. Pusing di kepala itu terus menderanya. Tapi sekuat tenaga ia menahannya.
Tak ada obat lebih mujarab baginya selain Tania. Obat penenang dirinya adalah Tania. Setiap kali ia mengamuk, pastilah Tania yang ia cari.
Satu hal yang tidak Tania ketahui sama sekali. Yang hanya Kendra sendiri yang tahu karena ketika ia mengamuk, bukan Tania yang dipanggil olehnya.
Melainkan Princess Pratama.
Seseorang dimasa kecilnya hingga masa kini. Tania memakaikan jaket kulir berwarna coklat di tubuh Kendra.
Setelahnya ia merangkul pinggang Kendra dan segera keluar dari ruangan itu di ikuti kelima perawat itu juga akan ikut kerumah Tania.
Di tengah perjalanan menuju lobi, Kendra berbisik lirih pada Tania dan diangguki oleh Tania. Kendra bernafas lega.
Mereka melewati setiap bangsal menuju lobi dimana Papi Tama dan Danis kini sudah menunggunya.
Sebelum membawa pulang Kendra, Tania sudah mengantongi surat izin dari Zee, kakak sepupunya.
Saat diperjalanan kerumah sakit, Tania sudah menghubungi Zee. Dan Zee mengizinkannya.
Tetapi besok pagi, Tania wajib lapor lagi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Mereka semua pun menuju ke rumah Papi Tama untuk sementara demi bisa melindungi Kendra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor
2023-04-11
2