Tania baru saja rasanya terlelap ke alam mimpi setelah perbincangan hangat antara dirinya dan kedua orang tua nya, ia malah di kejutkan dengan bunyi ponsel di tengah malam buta.
Tania berdecak sebal. "Ishh.. Siapa sih?" gerutunya sambil meraba ponselnya yang terletak di atas nakas disamping ranjangnya.
Ia mengambil ponsel itu dan melihat id pemanggilnya. "Sam? Ada apa tengah malam menghubungi ku?" lanjutnya dengan segera menggeser tombol berwarna hijau itu.
"Hal-,"
"Aaaaaa... Pergiiii!!!! Tidaaakkk!!!! Taniaaaaa!!!! Aaaaaa... Ummiiiii... Aaarrgghhttt..."
Ddduaarrr!!
Tania melototkan matanya. Ia demgan spontan berdiri. "Bang Kendra!! Ada apa dengan bang Kendra Sam?!" seru Tania dengan panik
Ia berlari ke lemarinya dan mengambil gamisnya tanpa membuka baju tidurnya.
Ia juga mengambil dompet, kunci mobil serta kaos kaki juga tidak ketinggalan.
"Tuan muda mengamuk setelah salah satu orang suruhan abang nya datang kesini. Saya melihatnya menyuntikkan sesuatu ke tubuh tuan muda, Dokter! Tolong dokter! Kami kewalahan menanganinya!" jawab Sam begitu panik saat melihat Kendra yang terus megamuk melempari semua barang.
"Baik, baik! Dekat kan ponsel ini padanya! Kuatkan suaranya!" seru Tania sambil berlari ke kamar sebelah dimana kamar mami Annisa dan Papi Tama.
Dor.
Dor.
Dor.
"Mami! Papi!! Buka pintunya! Ini keadaan darurat Papi! Bantuin kakak!!!"
Dor.
Dor.
Dor.
Papi Tama dan Mami Annisa tersentak dari tidurnya. Kedua paruh baya itu langsung berlari dan membuka pintunya.
"Kenapa? Ada apa??" tanya papi Tama sambil mengikat kencang sarungnya yang melorot akibat terkejut karena gedoran Tania baru saja.
Tania langsung berlari ke bawah menuaju mobilnya yang diikuti Papi tama dan mami Annisa.
Tak lupa Danis dan Yusuf juga terbangun karena ulah Tania.
"Kakak mau kemana? Masih jam dua pagi loh.." tegur Yusuf sambil mengkitu ketiga orang itu yang berlari melesat seperti angin.
Tania tidak menyahut. Ia terus berlari hingga tiba di teras.
"Aaaaaaa... Taniaaaaa!!!"
Deg!
"Kendra?? Itu suara kendra kak? Kendra kenapa?!" tanya Mami Annisa bertambah panik.
"Dokter!! Cepat kesini!! Sebelum tuan muda berbuat nekad!"
"Baik, baik! Saya sedang di jalan ini! Astagfirullah hijab ku mana?!" seru Tania dengan panik mencari keberadaan hijabnya.
Tania mengelilingi seluruh kursi untuk mencari hijabnya. Tetapi tak juga ia temukan.
"Mami? Pinjamin kakak hijab mami ya?" ucap Tania sambil nyengir pada sang mami yang kini juga tidak menggenakan hijabnya.
"Hah?"
Papi Tama terkekeh. Ada saja ulah anak gadisnya ini. Begitu ingin pergi malah hijabnya ketinggalan.
"Ini kak hijabnya! hoshh.. Hoshh.." ucap Alzana dengan nafas ngos ngosan karena berlari dari tangga menuju mereka semua yang berada di teras.
Tania tersenyum lebar.
"Terimakasih sayangku! Cup!" Tania mengecup kening Alzana sekials kemudian berlari menuju mobilnya yang sudah Danis nyalakan.
Mereka bertiga langsung menuju kerumah sakit setelah berpamitan dengan Mami Annisa dan kedua adiknya.
Tiba dirumah sakit, Tania segera berlari kencang dengan menyingsingkan gamisnya hingga ke pinggang.
Papi Tama yang melihat itu tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Hahaha.. Ada-ada saja ulah adik kamu itu. Kalau sudah panik dan diburu waktu ada saja ulahnya!"
"Hahaha.. Iya Pi. Dasar Princess! Tidak pernah berubah. Kalau panik pasti berlari dengan gamis ia sinsingkan hingga ke pinggang! Beruntungnya ada ****** ********. Hadeuuhh.. Hahaha.." kedua orang itu menertawakan tania yang kini sudah melesat seperti angin.
Cukup dua menit saja Tania sudah tiba diruangan Kendra. Tania masuk tanpa menurunkan gamisnya yang tersampir di pinggang.
Sam yang melihat Tania datang sedikit menganga.
Tania tidak sadar dengan itu. Ia terus mendekati Kendra yang kini sedang mengamuk lagi sambil di pegangi oleh kelima perawat itu kecuali Sam.
"My Prince kendra..."
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
manda_
lanjut lagi thor bener2 ikut dak dik duk loh 😂😂🤭🤭
2023-04-11
2