Princess Pratama

Kedua orang itu terkejut saat mendengar ucapan Tania tentang Princess Pratama.

"Ja-jadi.. di-dia putranya kak Tia?!" seru Mami Annisa begitu terkejut saat tahu jika Kendra putra siapa.

Papi Tama pun terkejut bukan main. Saat mengetahui fakta ini.

Lima belas tahun yang lalu kedua orang itu pernah menyambangi hotelnya bersama putrakecil mereka yang saat itu berusia tujuh tahun.

Pertama kali melihatnya, mami Annisa sudah menyukai pangeran kecil dokter Mutia itu. Mami Annisa yang memang menyukai anak kecil dan dirinya waktu itu dalam keadaan mengandung tiga bulan, entah kenapa sangat menyukaipangeran kecil Mutia itu.

Yang jelas, dekat dengan putra Mutia itu sama seperti dekat dengan putranya sendiri. Entah bawaan mami Annisa yang saat itu sedang hamil, entah apa makanya seperti itu.

Entahlah.

Yang jelas, saat pangeran kecil dokter Mutia itu ingin pulang mami Annisa tidak mengizinkannya. Mereka meminta kedua orang kenalan Uwakk Lana itu untukmenginap dirumah mereka.

Kedua orang itu setuju. Entah apa maksud dan tujuan kedua orang itu menyambangi kediaman mereka, Mami Annisa pun tidak tahu.

Ketika ditanya mereka hanya menjawab, "Takdir kedua anak kita saling berhubungan. Putraku dan putrimu memiliki ikatan yang kuat yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Percaya sama Mbak, Dek. Jika putraku tidak berjodoh dengan anak Bang Lana, maka putri mu lah yang jadi jodohnya. Percayakan saja pada takdir. Jika keduanya memang berjodoh, maka sejauh apapun dan dimana pun mereka maka akan menemukan jalannya. Dan ya, pangeran Kendra sangat cocok bersanding dengan Princess keluarga Pratama bahkan sangat pantas! Tidak ada yang bisa mengubahnya!"

"Princess Pratama!" seru Kendra kecil pada Tania kecil yang saat itu berusia lima tahun lebih empat bulan.

"Yes, My prince Kendra!" balas Tania kecil dulu yang membuat Tania dipeluk erat oleh Kendra kecil.

Tania menangis lagi saat mendengar cerita Mami Annisa tentang Kendra yang ternyata sudah terikat dengan nya sedari kecil.

"Ternyata.. Prince Kendra itu Bang Kendra. Ya Allah.. Ternyata dialah pemuda yang selalu hadir di mimpiku dan selalu memintaku untuk menjemputnya.. Hiks.. Ya allah.. My Prince Kendra.." ucap Tania semakin tersedu setelah mendengar kenyataan yang sebenarnya.

Kenyataan jika Kendra adalah seseorang dimasa lalu nya yang memang sudah menunggu nya sedari dulu.

"Ya, Kendra merupakan putra sulung Mutia temannya Lana yang dulu pernah datang untuk meminta tolong pada uwak mu. Entah masalah apa, Papi pun tidak tahu. Kalau kamu ingin tahu masalahnya, tanyakan kepada Uwak mu."

Tania mengangguk. "Tentu Pi. Kakak akan bertanya kepada Uwak besok pagi sebelum bekerja. Besok, Uwak ada janji temu dengan kak Zee di luar rumah sakit. Kakak bisa menemui Uwak nanti. Tapi Pi."

"Hem?"

"Bagaimana dengan permintaan Bang Kendra yang memintaku untuk menjadi istrinya? Apakah kakak harus menolak atau harus menerimanya?"

Papi Tama tersenyum, mami Annisa terkekeh. "Tanpa kami jawab pun kamu sudah punya jawaban sendiri!" ledek sang papi yang kini terkekeh kecil saat melihat wajah merona sang putri sulungnya itu.

"Papi..." rengeknya yang disambut gelak tawa oleh kedua orang itu hingga membuat semua adiknya segera keluar dari kamar mereka dan segera bertemu dengan Kakak sulung mereka yang kini sedang memukuli sang papi yang dibalas dengan pelukan sayang oleh sang papi untuknya.