"Tenanglah. Duduk dulu, ayo!" ajak Tania padanya yang kini bergeming di tempatnya.
Tania kembali duduk karena tidak ingin memaksa nya untuk duduk di dekatnya. "Ya sudah kalau Abang tidak mau. Berdiri saja seperti itu. Sampai kaki kamu pegal sekalipun!" Ketus Tania kecil yang membuat pemuda tanggung itu langsung menurut padanya.
Ia terduduk di samping Tania dengan mata menatap pada Tania kecil yang kini merengut masam padanya. Ia terkekeh saat melihat Tania menjadi jutek seperti itu padanya.
Ia menoel hidung Tania, Tania tepis. Ia menoel lagi pipi chubby Tania, Tania tepis lagi hingga ia menatap kesal pada pemuda tanggung itu.
"Ih, abang mau nya apa sih?" ketusnya lagi semakin kesal saat melihat pemuda itu sedang menoel lagi hidung bangirnya.
Tania semakin merengut masam. Pemuda tanggung itu tertawa sarkas melihat kekesalan Tania padanya.
Tetapi tertawa itu berhenti seketika saat melihat seorang pemuda dewasa bertubuh kekar dan berwajah sangar mendekatinya dan menariknya pergi dari sana.
Tania membatu di tempat melihat itu. Dari sorot mata pemuda itu Tania bisa melihat permintaan tolong darinya pada Tania.
Sorot mata memelas dan wajah sendunya itu begitu jelas terlihat. Tania ingin berbicara sebelum tangannya di cekal oleh Mami Annisa dan segera membawa nya pergi.
Tania terus berjalan dengan mata terus menoleh ke belakang dimana pemuda tanggung itu sedang ditarik paksa dan memasuki sebuah ruangan di rumah sakit uwaknya itu.
Maaf Abang.. Aku belum bisa menolongmu. Tapi jika aku sudah besar, aku sendiri yang akan mendatangi mu dan juga mencari mu kesini.. Tunggu aku besar Bang..
"Dokter Tania?"
Deg!
Lamunan itu buyar saat suara seseorang menepuk lembut bahu serta memanggilnya.
"Eh? I-iya sus! Ada apa??" tanya Tania pada seorang suter yang kini sedang membawa kan nampan obat untuk Kendra.
"Letakkan saja disana. Saat ini orangnya sedang tidur. Tolong kamu bawakan saya mukenah kesini ya?"
"Baik, Dokter." Jawab suster itu dan segera berlalu dari hadapan Tania dan pasien Tania itu.
Suster itu tersenyum saat melihat kedekatan keduanya. "Ya Allah.. Semoga dokter Tania bisa mengobatinya. Kasihan sekali tuan muda itu. Sudah hampir sepuluh tahun ia dikurung disini karena dianggap gila. Pada kenyataannya dia bukan gila. Hanya depresi saja akibat suatu hal yang tidak kita tahu. Semoga dokter itu adalah dokter Tania. Dokter yang bisa merubahnya menjadi lebih baik lagi dan membuatnya normal kembali. Sama seperti kata Ibu Mutia dulunya.." lirihnya sambil berlalu meninggalkan kedua orang itu.
Tania yang sudah mendengar suara adzan segera beranjak dari sana dan menuju kamar mandi untuk berwudhu sebelumnya ia melepaskan dulu pelukan erat dari tangan Kendra.
Tania berwudhu sebentar sebelum menunaikan sholat dhuhur. Saat Tania kembali ia sudah melihat mukenah dan makan siangnya sudah tersedia disana.
Ia tersenyum.
Tania segera melaksanakan tugasnya sebagai seorang muslim. Sementara Kendra yang merasakan kehilangan sesuatu yang dipeluknya kini mengerjab.
Ia sontak saja terbangun saat menyadari jika Tania sudah tidak ada di dekatnya. Ia ingin mengamuk lagi tetapi terhenti saat dirinya melihat sekelabat bayangan dan juga suara takbiran mengalun lembut di telinganya.
Tanpa sadar, tungkai jenjang nan lemah itu menuntunnya untuk duduk di dekat Tania. Ia terus melihat Tania yang sedang melakukan sholat dhuhur.
Saking khusyuknya Tania melakukan ibadahnya ia tidak sadar jika Kendra saat ini sedang menatapnya dengan lekat.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi.." ucap Tania mengucapkan salam kanan dan kiri, setelahnya ia berdoa.
Setiap doa yang Tania panjatkan tidak luput dari pendengaran dan perhatian Kendra yang kini terus menatapnya dengan lekat.
Hingga saat Tania sudah selesai dan ia ingin beranjak, Tania terlonjak lagi saat melihat Kendra berada di sampingnya dengan senyum aneh di wajahnya yang membuat Tania terjengkang jatuh ke belakang.
Buahahahha..
Eh?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
manda_
kendra tuh ada masalah yg berat makanya dia sampe stres
2023-04-11
2