"Putri kita sudah bertemu dengannya hari ini dirumah sakit Kak Ira. Abang, Danis dan Zee menyaksikan sendiri bagaimana pemuda itu memeluk Tania seperti yang terlihat di dalam mimpi Abang lima tahun yang lalu!"
Deg!
"Apa? Jadi lelaki itu sudah bertemu dengan kakak? Dia sakit apa Bang?" tanya Mami annisa pada Papi Tama yang kini mulai melajukan mobilnya menuju ke jalan raya di depan rumahnya.
"Lelaki itu.. gila, sayang."
Ddduuuaaarr!!
"Hah?! Gila?!" pekik Mami Annisa yang disambut anggukan serius oleh Papi Tama.
"Ya Allah.. Jadi mimpi Abang itu nyata? Putri kita akan berjodoh dengan nya?"
"Entahlah sayang. Abang pun bingung. Belum jelas lagi. Pokoknya saat ini Tania sudah bertemu dengannya. Pemuda yang merupakan pertanda dari Allah untuk putri kita. Tania sendiri belum menyadari itu. Walau dirinya pun pernah bermimpi yang sama dengan Abang, kan bisa saja Tania lupa?"
"Iya juga sih. Tapi.. Ah biarlah Bang. Serahkan semuanya sama Allah saja. Allah tahu yang terbaik untuk putri kita. Jika itu memang jodohnya kita bisa apa? Tapi.. Apakah menikah dengan lelaki gila itu sah? Bagaimana dengan ijab nya? Apakah lelaki itu bisa? Secara kan dia gila??"
Papi Tama menghela nafasnya. "Kita belum tahu yang sebenarnya apa pada lelaki itu. Apakah dia gila atau tidak belum jelas terlihat. Tetapi Abang bisa melihat dari tatapan matanya. Dia normal kok. Hanya saja.. Ada sesuatu yang entah apa saat ini menimpa dirinya hingga ia bisa depresi seperti itu. Ingat ya sayang, lelaki itu bukan gila. Tetapi depresi dan stress. Abang rasa Tania bisa menangani lelaki itu. Karena terlihat jelas, jika hanyaTania yang bisa menenangkan nya."
"Hem.. Ya sudah. Tidak usah di pikirkan. Jika memang kakak butuh saran dari kita, ia pasti akan menemui kita untuk meminta pendapat."
"Benar. Karena itulah sifat asli Sritania Puteri Pratama!"
Mami Annisa tertawa.
Sementara dirumah sakit Ummi Ira, kini Tania sedang menenangkan Kendra yang masih saja mengamuk saat dipaksa untuk bercerita olehnya.
Tania terpaksa mengalah. Ia membiarkan Kendra istirahat dengan lengannya di peluk erat oleh Kendra yang saat ini sudah terlelap.
Tania mengelus lembut surai hitam miliknya. Mata itu berkaca-kaca.
"Ternyata itu kamu Bang. Kita bertemu lagi ya kan? Padahal aku baru saja melihatmu dua belas tahun yang lalu. Aku tidak menyangka saja jika kamu lah pemuda yang dulunya meminta tolong padaku. Hiks.. Maaf.. Jika kedatangan ku butuh waktu. Aku harus jadi dokter dulu agar bisa menyembuhkan mu. Dan sekarang, mari kita buka tabir rahasia di hidupmu. Ada rahasia apa sampai kamu seperti ini?" lirih Tania di telinga Kendra yang kini sudah terlelap dengan damainya.
Tania terus mengusap surai hitam itu. Masih teringat olehnya dulu. Saat pertama kali kerumah sakit Ummi Ira yang merupakan Uwaknya.
Saat Tania kecil masih berusia sepuluh tahun saat pertama kali ia bertemu dengan lelaki berhidung mancung mata sipit seperti orang cina. Kulitnya putih dan juga surai hitam nya itu sangat ingin Tania sentuh.
Tania mendekati anak lelaki itu dan duduk disampingnya.
"Abang ngapain kesini? Mau berobat ya?"
Deg!
Pemuda tanggung itu terkejut sampai ia spontan berdiri dari duduknya. Mendadak saja wajahnya pucat seketika.
Tania segera memegang tangannya yang kini bergetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya
2023-04-11
2