Dari kejauhan kini Leon menatap wajah cantik Queenara dengan rambut yang melambai-lambai terbawa angin. Ada perasaan lain di hati Leon saat ini.
Kini Leon mulai melangkahkan kakinya berjalan menghampiri gadis yang tengah meringis duduk di atas aspal, namun dengan cepat Anthony menarik lengannya untuk pergi meninggalkan tempat itu saat mendengar suara sirine polisi.
Kini para geng motor BlackSky pun pergi meninggalkan tempat itu. Namun pandangan Leon tak berhenti berkedip menatap wajah gadis yang sudah mencuri hatinya saat pandangan pertama.
"Kakak!" Pekik Elbara yang kini datang dengan mobil ambulance menghampiri sang kakak yang kini duduk di aspal meringis memegangi lengannya.
"Kak apa kau baik-baik saja? kenapa kau memasuki kawasan pria gila itu." Protes Elbara yang langsung mendapatkan tarikan di telinganya.
"Awuhhh... Kak sakit." Keluh Elbara yang kini mengusap telinganya yang terasa berdenyut.
"Dasar anak nakal! jadi beginilah kelakuanmu di luar rumah! pantas saja kau pulang dengan wajah jelek itu." Cetus Queenara.
Elbara mulai cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lupakan itu kak, lebih baik sekarang kita pergi sebelum para brandal itu datang kembali dan menyadari bahwa ini bukan sirine mobil polisi." Elbara memapah kakaknya masuk ke dalam mobil ambulance dan meninggalkan motor kesayangan nya begitu saja.
"Biarkan saja mereka datang aku akan menghajarnya, dia pikir siapa dirinya yang sok jagoan dan berani bermain keroyokan! jangan meremehkan ku aku ini seorang dokter aku bisa melakukan apapun untuk membuat mereka jera." Ucap Queenara dengan penuh semangat, ia masih tak terima saat melihat ponsel keluaran terbatas yang di belikan sang papa hancur di hadapannya.
"Owhh ayolah kak, jangan membuat masalah semakin rumit kita hanya berdua saja disini sedangkan mereka ratusan. yang ada kuta akan mati konyol karena kegilaan para brandal itu." Elbara terus memaksa kakaknya untuk masuk ke dalam mobil ambulance dan membawanya ke rumah sakit.
"Hey kak kau mau kemana?" Elbara membuntuti kakanya yang kini berjalan menjauh meninggalkan nya.
"Tentu saja aku akan menemui pasienku." Jawab Queenara yang kini melepaskan jaket yang ia kenakan dan mengganti nya dengan jas putih kebanggaan nya.
"Tapi kak tanganmu terluka, kau harus segera di obati." Ucap Elbara yang merasa sangat khawatir dengan kondisi kakaknya.
"Ckkk.. Hey jagoan aku sedang buru-buru sekarang ayo minggir jangan menghalangi jalanku atau aku akan menyuntikmu dengan jarum yang lebih besar lagi." Queenara mendorong tubuh adiknya dan masuk ke dalam ruangan yang sudah di sediakan oleh para tim nya.
"Ya tuhan, dia sangat keras kepala sekali bagai mana jika orang rumah tahu kakak terluka karena dia memakai motorku. Aaarrghh... Ini semua karena brandal gila itu! lihat saja aku akan membalas nya nanti." Elbara mengepal erat tangannya dan duduk menunggu sampai kakaknya selesai memeriksa keadaan pasiennya.
***
"Ada apa dengan ketua?" Gumam Anthony saat melihat Leon yang sejak tadi hanya diam melamun sambil tersenyum sendiri membuat Anthony merinding melihat nya.
"Apa ketua baik-baik saja?" Bisik Sergio yang kini menepuk pundak Anthony.
"Entahlah, sejak tadi ketua hanya tersenyum seperti itu." Jawab Anthony yang kini mulai mengusap tengkuknya.
"Apa ketua kita mulai gila?" Ucap Sergio yang langsung mendapat bogem mentah dari Anthony.
"Jaga bicaramu." Anthony menarik kerah baju Sergio dan memperingatkan nya agar tidak mengulangi kata-kata yang akan membuat Leon murka.
"Anthony sedang apa kau lakukan?" Tanya Leon yang kini menatap tajam pada kedua orang yang kini saling menarik kerah baju lawannya.
"Dia,"
"Aku mengerti dan tidak perlu di jelaskan, karena suasana hatiku sedang sangat baik hari ini aku tidak akan menghukum kalian berdua, tapi sebelum itu aku meminta kau untuk mengerjakan tugas penting dariku."
"Tugas apa itu ketua?" Sahut Anthony dengan sedikit gugup.
"Cari tahu siapa wanita itu secara detail, aku tidak ingin menerima kekurangan sedikit pun tentang informasi nya dan aku memberimu waktu selama dua jam, dan jika selama dua jam aku belum mendapatkan laporan yang ku inginkan maka kalian semua akan mendapatkan akibatnya." Ucap Leon yang membuat semua anak buahnya menelan ludah.
"Ba, baik ketua. Hei kalian semua ikut aku!" Seru Anthony yang kini mulai meninggalkan markas BlackSky.
Sedangkan Leon kembali melamun memikirkan gadis yang sudah membuat hatinya berdebar saat pandangan pertama mereka.
***
"Akhirnya selesai juga." Queenara menghela nafas lega saat ia berhasil menyelamatkan nyawa pasiennya.
"Aishhh.." Queenara meringis saat merasakan lengannya terasa nyeri akibat ulah para brandal yang sengaja menabrak lengannya.
"Dokter apa anda baik-baik saja?" Tanya seorang perawat yang kini menghampiri Queenara.
"Iya aku baik-baik saja, suster ikut aku sebentar." Ajak Queenara yang langsung di angguki oleh perawat itu.
Queenara keluar dari ruangan itu dan melihat sang adik tengah menunggunya hingga tertidur lelap di kursi tunggu. Kini Queenara pun menghampiri sang adik dan mulai membangunkan nya.
"El bangunlah!" Queenara mencoba membangunkan adiknya perlahan, namun beberapa kali mencoba Elbara tidak bangun juga membuat sikap barbar Queenara pun muncul seketika.
"Elbara Sam Sebastian bangunlah!" Pekik Queenara tepat di samping telinga sang adik membuat El jatuh karena terkejut.
"Astaga kak! kau sangat mengejutkan ku." Kesal Elbara yang kini duduk di lantai rumah sakit dengan wajah di tekuk.
Kini perawat yang berada di belakang Queenara pun tersenyum saat melihat tingkah konyol kakak beradik itu. "Ayo sus," Ajak Queenara yang tak memperdulikan ocehan adiknya saat ini.
"Hei kak tunggu aku!" Seru Elbara yang kini mulai berlari mengejar kakaknya.
Sedangkan di tempat Lain Leon tengah menunggu informasi dari para anak buahnya dengan tidak sabaran.
"Kemana mereka pergi? apa mereka tertidur." Gumam Leon yang kini menatap jam di pergelangan tangannya.
Dua jam hampir berlalu namun Anthony belum juga kembali menampakan dirinya. Namun tak lama kemudian Anthony dan para anak buahnya sudah kembali dan langsung menemui Leon yang kini sudah bersedekap dada mentap tajam pada mereka.
"Bagai mana? apa kau menemukan informasi yang ku minta?" Tanya Leon pada anak buah kepercayaan nya.
"Ini ketua, semuanya ada di dalam." Anthony menyerahkan amplop coklat pada Leon.
"Ponsel rusak?"
"Itu ponsel miliknya gadis itu yang tadi kami," Anthony menjeda ucapanya saat Leon menyuruh nya untuk diam dan terus melihat isi di dalamnya.
Kini matanya terbelalak saat melihat nama yang sama seperti nama sahabat kecilnya dulu. "Queenara!"
"Haahh.. Apakah dia?" Leon tertawa di ikuti oleh Anthony dan kawan-kawannya.
"Hahahaha.."
"Diam!! kenapa kalian tertawa?" Leon mentap semua anak buahnya dengan tatapan setajam silet.
"Karena kau tertawa, kami hanya mengikuti nya saja iya kan semuanya?" Anthony mulai mencari pembelaan namun tidak ada satu pun di antara mereka yang menjawab pertanyaan Anthony.
"Damn." Anthony merasa sangat kesal karena tak ada satu pun di antara mereka yang membenarkan ucapan nya.
Sedangkan Leon tak perduli dengan kekesalan Anthony saat ini, karena ia sedang merasa sangat bahagia saat mendapatkan petunjuk gadis yang selama ini ia cari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments