Bab 18

Ozira 18

Ozira tampak melambaikan tangannya pada Grey saja dan tersenyum tipis. Lalu wanita itu berlari masuk ke dalam rumah melewati pintu samping.

"Dia sangat pemilih. Mengapa hanya Grey saja yang disapanya?" ucap Alan.

"Itu kelebihanku. Aku memang selalu mempesona," sahut Grey random.

"Cih, kau pasti selalu memiliki pacar di setiap negara yang kau kunjungi," sahut Alan dan semuanya tampak tertawa.

*

Ozira masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru sembari memanggil Bianca.

"BIBI!!! BIBI!!!" teriak Ozira dengan keras.

"YAAA!!! Bisakah tak berteriak, Sayang? Bibi mendengarnya dan mengapa kau sudah pulang secepat ini? Bukankah kau belum satu jam pergi?" sahut Bianca yang menghampiri Ozira di dapur.

Bianca melihat telapak tangan Ozira berdarah dan begitu terkejut ketika melihatnya.

"Ada apa ini? Apakah ada yang menyerangmu?" tanya Bianca.

"Nenek April menyerangku dengan pisau yang dipegangnya ketika dia makan dan marah melihatku datang," jawab Ozira.

"Apa? Kurang ajar, bibi akan menghajarnya nanti," jawab Bianca dan segera mengambil kotak obat di laci dapur.

"Ini hanya luka gores saja, Bi. Dan Tuan Willian sudah mengusir keluarga mereka tadi karena sudah membuat keributan. Dan aku memutuskan untuk pulang saja," jawab Ozira.

"Ck, aku akan mendatanginya dengan Marco setelah ini," geram Bianca.

"Bibi, sudahlah. Dia sudah tua dan tak ada gunanya ribut dengan mereka," sahut Ozira.

Lalu Bianca mengobati luka Ozira yang cukup panjang itu.

"Ck, lihatlah ini. Ini bukan goresan, Sayang. Bibi akan melaporkan ini pada polisi agar dia dipenjara juga dengan menantunya itu," geram Bianca.

Ozira mengambil kue yang ada di meja dapur dan memakannya.

"Oouucch ... Pelan-pelan, Bibi. Aku bukan wonder woman," ucap Ozira ketika Bianca membersihkan luka Ozira dengan alkohol.

"Ck, kau bilang hanya luka kecil tapi kau berteriak kesakitan," sahut Bianca.

"Bibi, luka sekecil apa pun akan sakit jika terkena alkohol," jawab Ozira sambil mengunyah kuenya.

Lalu Bianca melanjutkan mengobati luka Ozira dan memakaikan perban untuk menutupi lukanya.

Setelah itu, Ozira ke luar dari dari dapur dan akan kembali ke kamarnya untuk mengganti bajunya yang kini kotor karena terkena percikan darah dari tangannya.

"Ck, ini gaunku satu-satunya yang berwarna putih," gumam Ozira sambil naik ke tangga.

Grey yang baru masuk ke dalam rumah melihat Ozira di depannya.

"Kau dari mana tadi?" tanya Grey dan membuat Ozira berhenti melangkah naik.

Ozira menoleh ke arah Grey dan pria itu melihat banyak bercak di gaun putih Ozira yang tadi tak dilihatnya karena jaraknya yang jauh.

Grey melihat tangan Ozira yang terpasang perban dan memegangnya.

"Ada apa? Ada yang melukaimu?" tanya Grey khawatir.

"Hmm, Nenek April," jawab Ozira.

"Mereka masih mengganggumu? Bukankah sudah kubilang, tindak mereka dengan tegas? Apakah aku yang harus turun tangan?" ucap Grey.

Ozira tersenyum mendengar hal itu karena Grey tampak memperhatikannya dan khawatir padanya.

"Bibi Bianca akan melaporkannya ke polisi. Tenang saja. Aku akan ke atas dulu mengganti bajuku," ucap Ozira santai.

"Aku yang akan melaporkannya dan memastikan bahwa mereka tak akan mengganggumu lagi," ucap Grey.

"Terserah kau saja," jawab Ozira dan Grey menggandeng tangannya.

"Apakah kau akan meminta bantuan Tuan Sheldan lagi?" tanya Ozira.

"Ya," jawab Grey.

Ozira berhenti melangkah dan melihat ke arah Grey.

"Ada apa?" tanya Grey.

"Jika Ricky bertanya padamu tentang hubungan kita, jawab saja bahwa kita berpacaran, oke?" sahut Ozira.

Grey mengerutkan keningnya heran.

"Begini, kemarin dia kemari dan ingin melakukan pendekatan padaku. Tapi aku menolaknya dengan mengatakan bahwa aku sudah punya pacar dan itu adalah kau," lanjut Ozira.

Grey tertawa kecil dan mengacak rambut Ozira yang hari ini tak terlihat ikal itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***