Ozz in 10
"Kapan kita berangkat?" tanya Ozira.
"Minggu depan, pas ketika aku sudah menyelesaikan urusanku di sini. Dan di saat itu pula urusan tanahmu sudah selesai," jawab Grey yang nada bicaranya benar benar seperti pebisnis tulen.
"Jadi kau pebisnis, Grey?" tanya Ozira.
Grey mengangguk.
"Kau tak punya pacar? Mengapa mengajakku?" tanya Ozira.
"Mantan pacarku baru saja menikah dengan pria lain di saat aku mendaki gunung di India," jawab Grey enteng.
"Oh my ... Pria se-sempurna dirimu masih saja diselingkuhi? Ah ya, mungkin dia lebih membutuhkan belaian dari pada uangmu," sahut Ozira.
Grey berdecak dan merangkul kembali leher Ozira lalu menyentil keningnya.
"Grey!! Ck, aku ini sudah 24 tahun jadi jangan memperlakukan aku seperti anak TK," kesal Ozira.
"Kau terlalu imut untuk ukuran wanita dengan umur sematang itu," sahut Grey dan melepaskan tangannya dari leher Ozira.
"Oh ya, apa yang akan kau pilih jika ada di pilihan seperti itu?" tanya Grey ingin tahu pendapat Ozira.
"Hei, semua wanita suka uang, jadi tentu saja aku memilih uang. Tak masalah kau pergi ke mana pun asal tak melupakan jatah finansialku," jawab Ozira.
"Ck, menyebalkan sekali dirimu," sahut Grey dengan wajah masamnya dan mengacak kembali rambut Ozira hingga tak berbentuk.
"Huufftt ... tak masalah kau sekarang seperti ini padaku karena kau sudah membantuku. Tapi lihat saja nanti jika semuanya selesai," bisik Ozira dengan mimik sinis yang justru kelihatan lucu di mata Grey.
*
"Makan pagi siaaappp!!" teriak Bianca dan beberapa pendaki tampak sudah siap dengan peralatan mendakinya keluar dari kamar.
Mereka semua akan makan pagi terlebih dulu sebelum mendaki gunung, termasuk Grey dan dua temannya.
"Zizi, kau tak ikut mendaki?" tanya Mario -- seorang pendaki yang tampaknya sudah sering ke penginapan itu.
"Tidak, aku sangat sibuk hari ini," sahut Ozira dan mengambil makanannya.
"Kau tak pernah mau ikut mendaki padahal kakekmu adalah pendaki senior," ucap Mario.
Ozira tak menjawab apa pun dan mulai menikmati makanannya.
Grey mengajak Ozira makan di beranda samping bersama Tom dan Toby juga. Di sana mereka bisa melihat padang rumput luas di mana dua kuda tampak berlari mengelilingi padang rumput itu.
"Itu kudamu, Zi?" tanya Toby.
"Milik kakekku," jawab Ozira sambil menikmati makan paginya.
Meskipun tampak santai, tapi Grey melihat kegetiran di nada suara Ozira dan juga raut wajahnya.
Lalu mereka melanjutkan makan pagi mereka sampai habis sembari mengobrol ringan. Pembawaan Ozira yang santai, ceria, sekaligus tegas membuat yang berinteraksi dengannya merasa betah berlama lama mengobrol dengannya.
*
*
Setelah makan pagi, para pendaki termasuk Grey pun berangkat mendaki.
"BYE!! PULANGLAH DENGAN SELAMAT AGAR AKU TAK BERURUSAN DENGAN POLISI DAN PETUGAS PEMAKAMAN!!" teriak Ozira dari beranda depan sambil melambaikan tangannya.
Grey dan beberapa pendaki lain tertawa mendengar hal itu.
"Dia seperti menyumpahi kita saja," gumam Toby.
*
*
"Jadi Tuan Grey akan membantu kita?" tanya Bianca pada Ozira yang tampak menyiapkan surat surat penginapan.
"Ya, pengacara akan datang siang ini," sahut Ozira.
"Thank God," gumam Bianca.
"Lalu kau akan membayarnya dengan mencicil? Dia setuju dengan hal itu?" tanya Bianca lagi.
"Tidak, dia hanya minta ditemani ke makan malam bisnis di New York minggu depan," jawab Ozira.
"Apa? Mengapa tak lazim sekali permintaannya? Jangan - jangan dia akan berbuat macam - macam denganmu, Zi," sahut Bianca.
"Tidak, dia pria yang baik, Bi," jawab Oriza.
"Ya, semoga saja. Setidaknya urusan penginapan akan segera selesai," sahut Bianca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
rosita sari
sehat selalu kak
2024-02-28
0
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
2024-01-18
1
Inah Ilham
perempuan itu bukan matre tp realistis 😂😂😂
2024-01-08
1