"Aku tidak punya ikat rambut," ucap Rilly. Sontak saja kalimat itu keluar langsung dari mulutnya, seolah mencari-cari alasan agar tidak berlatih sekarang.
Liam diam saja, hanya menunjukkan sorot matanya yang tajam. Pria itu lantas mengambil sapu tangan di saku celananya dan melemparkannya pada Cathlen.
Jatuh tepat di dadda gadis itu hingga membuat Rilly gelagapan untuk menerimanya, tapi untunglah Rilly berhasil menangkap hingga tidak jatuh ke lantai.
Mulai sekarang Rilly harus terbiasa dengan perlakuan seperti ini, tak ada lagi yang memperlakukannya dengan hormat.
Miris memang, tapi nyatanya memang inilah takdir yang harus Rilly jalani.
Setelah memberikan sapu tangan itu Liam masih betah diam, namun tanpa perlu dijelaskan Rilly sudah tahu bahwa sapu tangan itu untuk mengikat rambutnya.
Jadi tanpa banyak kata juga, Rilly pun segera mengikat rambutnya. Namun saat Rilly mengangkat kedua tangannya, seketika itu juga rasa sakit di punggungnya semakin terasa jelas.
Gadis itu meringis kecil.
Rilly mengigit bibir bawahnya kuat, tak akan mengeluh atau dia akan kembali mendapatkan cambukkan yang lebih parah.
Dengan beberapa kali gerakan akhirnya rambut panjang itu pun sudah terikat dengan rapi, terikat jatuh karena Rilly tidak bisa membuatnya seperti ekor kuda.
"Gengam tanganmu dengan kuat, memukul seolah ingin membunnuh ku," ucap Liam. Kali ini dia akan membiarkan Cathlen memberinya serangan bertubi-tubi dan dia tidak akan melawan, hanya sedikit menghindar. Untuk melihat seberapa kuat Cathlen dan kemampuannya.
Rilly patuh.
Dia benar-benar memukul dengan niat ingin membunuh pria itu.
Hari itu keduanya berlatih sampai seperti lupa waktu.
Sampai baju Rilly basah dengan keringat, sampai Rilly tak lagi merasakan kesakitan pada punggungnya. Seolah dia sudah terbiasa dengan rasa sakit itu.
Grep! dengan satu kali gerakan, Liam berhasil menghentikan semua pergerakan Cathlen, membuat wanita itu berada di dalam dekapan kuasanya.
"Cukup untuk hari ini, awal mula yang bagus," ucap Liam. Dia tidak berkeringat sedikit pun.
Bahkan nafas yang terengah-engah hanya keluar dari mulut Rilly saja.
Liam lantas melepaskan Cathlen dan dia segera pergi lebih dulu dari sana. Membuat Rilly bisa melihat dengan jelas punggung pria itu saat menjauh.
Di ruang sepi itu, benar-benar hanya terdengar nafas Rilly yang terengah.
Hah hah hah, terus seperti itu sampai akhirnya mereda sendiri.
Benar, untuk bisa keluar dari markas ini aku harus jadi wanita yang kuat. Jadi orang yang bisa dipercaya, lalu diam-diam menusuk dari belakang. Mereka adalah orang-orang licik, maka aku harus lebih cerdik. Ya, harus seperti itu Rilly. Ayo lakukan. Batin gadis itu.
Jadi saat keluar dari ruangan itu, Rilly tidak berjalan malas-malasan. Dia justru berlari dengan sangat kuat, menaiki anak tangga dan terus berlari sampai akhirnya tiba di kamar dia sendiri.
Beberapa orang yang melihat sikap gadis itu pun cukup tercengang, pikir mereka di hari pertama ini Cathlen akan kehilangan semua tenaganya setelah keluar dari ruang berlatih tersebut, tapi nyatanya Cathlen masih bisa berlari.
"Ku rasa dia akan jadi queen Mafia," ucap seorang pria. Sementara yang lainnya langsung tertawa.
Di tengah malam saat akhirnya Rilly diberi waktu untuk tidur, gadis itu begitu kesulitan memejamkan mata.
Karena disaat kedua matanya terpejam, selalu terbayang wajah Louis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
karin Ke
𝘁𝗶𝗮𝘁𝗶 𝗟𝗶𝗮𝗺,, 𝗮𝘄𝗮𝘀 𝗻𝘁𝗮𝗿 𝗯𝘂𝗰𝗶𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗿𝗶𝗹𝗹𝘆𝟮 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-03-19
1
Fhita Iftha
kapan Liam jatuh cinta Pada Rilly ya
2023-12-21
0
Fhita Iftha
fokus baca sja kalau banyak komen yg negatif dan.tidak sesuai pikiran anda ya jangan di baca 😁
2023-12-21
3