Sandiwara saat Apel Perdana

Hilman mendapatkan semua barang yang dibutuhkannya sesuai dengan permintaan Susan namun sebelumnya dia sempat kuatir dengan jumlah dana yang tersedia didalam kartu ATM pemberian Susan tersebut, untuk itu sebelum berbelanja Hilman mencoba memeriksa saldo kartu tersebut disebuah gerai ATM dan betapa kagetnya dia setelah melihat angka jumlah saldo yang tertera dilayar mesin ATM tersebut yang ada sepuluh digit angka yang tertera di sana.

Dan sesuai kesepakatannya dengan Susan maka saat ini Hilman sedang menuju ke rumah Susan dengan sandiwara asmara mereka, dengan mengenakan setelan bermerek dan mengendari sepeda motor Kingnya dia meluncur ke rumah kediaman Susan. Memasuki kawasan perumahan elit Hilman harus menunjukkan tanda identitas dirinya di pos penjagaan, beberapa saat kemudian dia telah berada didepan rumah Susan dan memarkirkan sepeda motor Kingnya dihalaman rumah mewah tersebut.

Susan yang telah bersiap segera membuka pintu rumah setelah mendengar raungan sepeda motor milik Hilman memasuki halaman rumahnya, Susan menyambut kedatangan sang kekasih bonekanya itu sambil menggenggam sebuah botol parfum yang sudah dia siapkan untuk Hilman gunakan nanti.

"Busyet dah Man...!, tampan sekali loe malam ini, bikin gue jadi beneran jatuh hati aja, nih..., pake..., biar tambah wangi!" kata Susan sambil menyerahkan botol parfum yang dibelinya tadi sore untuk memperlancar rencana mereka malam ini.

"Apa juga gue kata, emang gue tampan kok!, loe aja yang agak rabun kali?" kata Hilman bercanda sambil beberapa kali menyemprotkan parfum ke bagian leher dan tangannya.

"Sini...!, mmpphh..., cukup..., dah wangi, ihh..., gemes gue ngeliatnya, loe bener-bener tampan, sumpah...!, ayo masuk" kata Susan sambil mencium aroma parfum yang barusan disemprotkan ke tubuh sang kekasih bonekanya itu dan kemudian menarik tangan Hilman untuk membawanya masuk kedalam rumah.

Tidak ada orang lain didalam ruangan tamu dana hanya ada deretan sofa empuk dan mewah, setelah dipersilahkan duduk oleh Susan dia mengambil tempat duduk disalah satu sofa mewah yang diperuntukkan untuk 2 sampai 3 orang duduk.

"Duduklah dulu dan menunggu sebentar, gue kasih tahu nyokap dulu, kalo elu sudah datang, dan nanti kalo ditanya kenapa baru sekarang loe dateng, bilang aja gue yang ngelarang dan seterusnya nanti gue yang setir alur pembicaraannya, loe tinggal iya aja, oke?"

"Oke Beb..., apapun keinginan loe"

"Apaan sih...! Bab..., Beb segala, panggil nama aja, jangan sok mesra gitu kalo hanya berdua, bikin gue merinding aja, udah duduk santai sana!, dan ingat jangan loe bikin kacau rencana malam ini, ikutin semua rencana gue, oke?"

"Oke, cantik...!"

"Ehh..., apa loe kata barusan...?"

"Cantik..., kenapa...?, itu kenyataan San...!, di mataku emang loe cantik, apalagi kalo loe dandan dengan memakai dress seperti ini, mmm..., gue nggak munafik! , lelaki mana yang nggak akan tertarik sama loe, hahh...!" kata Hilman yang memang melihat sisi lain Susan dengan dandannya malam ini karena sangat berbeda dengan kesehariannya di Kampus yang terlihat tomboy dan liar.

"Loe lagi nggak ngegoda gue khan...?" kata Susan tersentak mendengar kata cantik yang ditujukan kepadanya dari sosok cowok tampan didepannya itu yang benar-benar mulai mengisi ruangan kosong didalam hatinya.

"Nggak..., ngapain menggoda kalo udah jelas-jelas nggak bisa memiliki, bikin sakit hati aja, biasa ajalah, kan ini juga cuman sandiwara?, betul tidak?"

"Hmm..., ya sudah, gue panggil nyokap dulu!" kata Susan dengan senyuman sumringah karena banyak bunga-bunga cinta yang sedang beterbangan didalam hatinya setelah mendengar kata Cantik yang spontan keluar dari mulut Hilman, karena dia menganggap bahwa ungkapan kata itu adalah sebuah pujian yang tulus yang datang dari dalam hati Hilman untuknya.

Susan kemudian berlalu dari hadapan Hilman dan masu kedalam kediaman yang besar itu, sambil duduk Hilman mengarahkan pandangannya ke seluruh bagian dalam rumah mewah tersebut dan mulai membanding-bandingkan dengan keadaan rumah kelurganya yang terlihat bagai bumi dan langit. Ada perasaan iri dan rendah dalam hatinya karena membayangkan dia bagai si pungguk yang merindukan bulan untuk bisa memiliki hal serupa dirumahnya, kemudian pikirannya mulai berputar mencari jawaban apakah sandiwara yang sedang dia dan Susan jalankan ini bisa menjadi sebuah kenyataan yang sebenarnya?.

Khayalan tersebut seketika menghilang ketika dia mendengar sebuah sapaan lembut dari arah samping kirinya,

"Ohh..., ini orangnya?"

"Ehh..., selamat malam tante?, kenalkan saya Hilman teman akrab Susan!" kata Hilman yang langsung bangkit berdiri dan menyapa hormat kepada sosok wanita paruh baya yang datang bersama Susan kemudian mengulurkan tangan kanannya untuk memberikan salim kepada ibu dari Susan.

"Hmm..., tampan dan sopan juga nih anak!, tidak seperti si Jhon yang terlihat urakan dan agak sombong!, whoahh..., macho bener nih cowok, pinter juga putriku itu memilih kekasih! " kata ibunya Susan bergumam dalam hati sambil mengulurkan tangannya untuk menerima salim dari Hilman.

"Duduklah nak Hilman!, San...?, tamunya kok nggak dilayani?, sana bilang bibi buatkan minum!"

"Baik Ma...!" kata Susan kemudian pergi kearah bagian dalam rumah itu.

"Nak Hilman sudah berapa lama berhubungan dengan putri tante?"

"Sejak kami sama-sama mulai kuliah tante, tapi resminya baru 2 tahun terakhir ini!" kata Hilman dengan hati-hati walaupun dalam hatinya ada perasaan bersalah.

"Lha..., kok baru sekarang datang?"

"Itu tante...!, saya minta maaf kalau baru sekarang bisa datang berkunjung, ini juga karena Susan yang melarang saya untuk datang kesini"

"Berapa usiamu sekarang nak Hilman?, dan apa pekerjaan orang tuamu"

"Saya sekarang 20 tahun, ayah saya sudah tiada sejak 7 tahun yang lalu dan sekarang saya bersama ibu dan seorang adik perempuan, walupun tidak seberapa tapi kami masih menerima pensiun dari perusahaan tempat ayah saya berkerja semasa hidupnya, kami juga memiliki usaha dengan berdagang kecil-kecilan, dan dari semua itu kami memenuhi kebutuhan hidup sejak ayah saya meninggal"

"Hmm..., Mama...!, pacar saya kok diinterogasi kek penjahat aja?, jangan dong, ntar dia minggat karena ketakutan, ayo Beb..., diminum dulu tuh..." kata Susan yang tiba-tiba sudah berada disamping Hilman sambil menawarkan minuman yang barusan dia bawa dan duduk bersandar di lengan kokoh sang kekasih.

"Ahh iya..., terima kasih Beb...!"

"Ma...!, Papa kemana?, kok nggak keluar-keluar dari tadi?"

"Papamu sudah istirahat, katanya besok ada meeting penting, nanti saja Mama yang ceritakan kepada Papamu eennmm?"

"Ya serahlah..., yang penting Susan hanya ingin tegaskan bahwa inilah orang yang nantinya akan menjadi menantu Mama dan Papa!, bukan yang lainnya!, jadi jangan lagi sembarangan menerima permintaan yang nggak-nggak dari lain orang, karena hatiku sudah ada yang memiliki demikian juga sebaliknya, bener nggak Beb...?" kata Susan menegaskan sambil duduk disamping dan sedang bergelayut manja disisi Hilman.

"Benar tante, Susan cinta pertama saya demikian juga sebaliknya, hanya saja saya minta waktu kepada tante dan om untuk sampai saya menyelesaikan kuliah tapi walupun demikian saya sedang berusaha untuk mulai bekerja, ya..., selain untuk mencari pengalaman juga sedikit untuk mulai menabung!"

"Iya Ma..., kan sayang Hilman itu IPnya 4 lho!, dan 2 semester lagi kuliahnya selesai!" kata Susan menambahkan.

"Kalian berdua silahkan jalani saja dulu hubungan kalian sekarang ini, nanti waktu yang akan menjawabnya, karena Mama juga masih harus membicarakannya dengan Papamu?, ya sudah..., kalian berdua lanjut saja, mama juga mau istirahat"

"Iya dech Ma...!, jangan lupa cekokin papa dengan cerita yang keren tentang Hilmanku yang tampan ini ya?, dan kami berjanji akan menjadi anak-anak yang baik!, hehehe..."

"Ayo Beb, kita duduk di bungalow yang berada di taman samping rumah!"

Keduanya kemudian pergi kearah samping rumah dimana ada sebuah taman bunga dan ditengah taman tersebut ada sebuah bungalow yang biasa dijadikan tempat bersantai oleh kedua orang tua Susan saat sore hari, Susan masih dengan sikap manjanya menggandeng lengan Hilman dan berjalan berdampingan menuju taman dengan harapan sang Mama dapat melihat kemesraan yang mereka tunjukkan tersebut.

Terpopuler

Comments

Lalu Adi

Lalu Adi

Pertahankan thor... Narasi ceritanya tetap menarik.

2023-06-08

1

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Sandiwara cintanya lumayan manis dan enak cara penyajiannya, lanjut Thor 😄💪👍👍👍

2023-04-27

3

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Like and Favorit... Thor 😄💪👍👍👍

2023-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Kondisi Yang Serba Sulit
2 Tetap Melangkah
3 Mendapat Peluang
4 Tawaran Susan
5 Sandiwara saat Apel Perdana
6 Sandiwara Yang Menjadi Nyata
7 Ancaman Serius di Kampus
8 Ancaman Serius di Kampus (2)
9 Mendapat Panggilan
10 Hari Pertama Bekerja
11 Mendapat Tekanan
12 Berdatangan dari Berbagai Arah
13 Anggota Pengelana Budiman
14 Menghadapi Kebimbangan
15 Musibah Yang Tak Terduga
16 Kegelisahan Hana dan Susan
17 Menyatu dengan Nui
18 Sekarat dan Hampir Mati
19 Mumi Hidup
20 Hadiah dari Nui
21 Kotak Misterius
22 Lebih Dekat Dengan Nui
23 Mendapatkan Misi Pertama
24 Berjuang untuk sebuah Restu
25 Bantuan Nui
26 Bantuan Nui (2)
27 Bantuan Nui (3)
28 Bantuan Nui (4)
29 Selangkah Lagi
30 Makan Malam Romantis
31 Memenuhi Keinginan Susan
32 Mendapat Keahlian
33 Menanggung Resiko
34 Menanggung Resiko (2)
35 Keakraban Hana dan Susan
36 Membantu Sesama Anggota
37 Mendapatkan Asset
38 Kediaman Baru
39 Memantapkan Rencana
40 Kembali dihadang Geng Bulan Sabit
41 Nui System Naik Level
42 Bertambah Kuat
43 Persiapan Pesta Pertunangan
44 Perlahan namun Pasti
45 Kabar Baik dari Juliana
46 Mulai Menguasai Perusahaan Wang
47 Ketegangan Hilman Menjelang Acara
48 Acara Tunangan
49 Pindah Rumah
50 Kekaguman Seorang Julia Wang
51 Mulai Menguasai Perusahaan Keluarga Wang
52 Hampir Lupa
53 Mengundurkan Diri
54 Fans Baru
55 Point Pengalaman 200%
56 Maling Susu
57 Mengaktifkan Bawahan Baru
58 Menata Perusahaan
59 Bertemu Ayah Susan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Kondisi Yang Serba Sulit
2
Tetap Melangkah
3
Mendapat Peluang
4
Tawaran Susan
5
Sandiwara saat Apel Perdana
6
Sandiwara Yang Menjadi Nyata
7
Ancaman Serius di Kampus
8
Ancaman Serius di Kampus (2)
9
Mendapat Panggilan
10
Hari Pertama Bekerja
11
Mendapat Tekanan
12
Berdatangan dari Berbagai Arah
13
Anggota Pengelana Budiman
14
Menghadapi Kebimbangan
15
Musibah Yang Tak Terduga
16
Kegelisahan Hana dan Susan
17
Menyatu dengan Nui
18
Sekarat dan Hampir Mati
19
Mumi Hidup
20
Hadiah dari Nui
21
Kotak Misterius
22
Lebih Dekat Dengan Nui
23
Mendapatkan Misi Pertama
24
Berjuang untuk sebuah Restu
25
Bantuan Nui
26
Bantuan Nui (2)
27
Bantuan Nui (3)
28
Bantuan Nui (4)
29
Selangkah Lagi
30
Makan Malam Romantis
31
Memenuhi Keinginan Susan
32
Mendapat Keahlian
33
Menanggung Resiko
34
Menanggung Resiko (2)
35
Keakraban Hana dan Susan
36
Membantu Sesama Anggota
37
Mendapatkan Asset
38
Kediaman Baru
39
Memantapkan Rencana
40
Kembali dihadang Geng Bulan Sabit
41
Nui System Naik Level
42
Bertambah Kuat
43
Persiapan Pesta Pertunangan
44
Perlahan namun Pasti
45
Kabar Baik dari Juliana
46
Mulai Menguasai Perusahaan Wang
47
Ketegangan Hilman Menjelang Acara
48
Acara Tunangan
49
Pindah Rumah
50
Kekaguman Seorang Julia Wang
51
Mulai Menguasai Perusahaan Keluarga Wang
52
Hampir Lupa
53
Mengundurkan Diri
54
Fans Baru
55
Point Pengalaman 200%
56
Maling Susu
57
Mengaktifkan Bawahan Baru
58
Menata Perusahaan
59
Bertemu Ayah Susan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!