Keesokan harinya setelah selesai kuliah Hilman langsung menuju kantor perusahaan tempat ayahnya dulu pernah bekerja dan di sana telah menunggu Yanto Kuncoro, dengan membawa surat-surat yang diminta oleh sang manajer personalia itu serta beberapa persyaratan yang lumrah harus disiapkan oleh seseorang saat melamar pekerjaan.
Hilman memang sudah menyiapkan persyaratan-persyaratan tersebut seperti pasfoto, surat lamaran, daftar riwayat hidup serta surat keterangan dari dokter dan dari pihak kepolisian yang menyatakan dia berbadan sehat dan berkelakuan baik, dengan melangkah pasti kembali dia disambut oleh pak Muhdi satpam perusahaan yang senantiasa berjaga didepan gerbang masuk perusahaan.
Hilman diterima oleh pak Yanto di ruangannya,
"Bagaimana nak Hilman?, apakah kamu sudah membawa dokumen yang bapak minta kemarin?"
"Sudah Pak!, semuanya ada dalam map ini, silahkan diperiksa!" kata Hilman sambil menyerahkan sebuah map yang berisikan semua dokumen persyaratan untuk melamar pekerjaan dan beberapa lembar kartu hasil studi Hilman mulai dari semester I sampai semester VI.
"Wah..., kamu memang pintar nak Hilman!, seperti kata pepatah buah mangga jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, semua hasil kuliahmu dari awal sampai sekarang semuanya sempurna!, tapi saya ingin bertanya lebih detail lagi?, bidang apa yang menjadi spesialisasimu dalam jurusan programmer itu?" kata Yanto yang kemudian menanyakan spesialisasi Hilman.
"Saya masih belajar pak Yanto, tapi saat ini saya sedang mendalami bidang Software Engineering atau Rekayasa Perangkat Lunak, nah bidang ini mengkhususkan diri untuk bisa menghasilkan sebuah software yang kuat serta mampu menghadapi ancaman dan gangguan, contohnya adalah membuat anti virus atau melindungi sebuah server data dari serangan para hacker!" kata Hilman menjelaskan.
"Hmm..., bagus itu yang sedang dicari oleh perusahaan ini, ada beberapa yang mengirimkan lamaran tapi mereka mematok permintaan gaji mereka sangat tinggi, jadi langsung ditolak oleh perusahaan, kalau kamu bagaimana?, berapa gaji yang kamu inginkan dalam sebulan?" tanya Yanto yang membuat Hilman kaget karena langsung mendapat tawaran gaji.
"Pa Yanto...!, memang di fakultas saya untuk jurusan dengan konsentrasi bidang ini hanya saya seorang yang menekuninya!, bahkan ada sebuah universitas terkenal dari luar negeri yang mengirimkan penawaran untuk melanjutkan kuliah S2 kepada saya melalui email, tapi belum saya berikan respon karena bapak tahu sendiri biaya untuk kuliah dan sekolah adik saya, Mami hanya mengandalkan pensiun almarhum ayah dari perusahaan ini, jadi diterima bekerja paruh waktu saja, saya sudah syukur dan untuk gajinya bagaimana saja perusahaan ini akan menghargai hasil kerja saya nantinya, tapi ya itu pak...!, saya hanya bisa masuk kantor mulai siang hari sampai malam karena pagi harinya saya harus kuliah" kata Hilman menjelaskan situasi yang dihadapinya saat ini.
"Tenanglah, saya tidak akan memanfaatkan kamu, tapi saya menjamin kamu bisa diterima bekerja di kantor ini dengan kondisi yang sedang kamu hadapi demikian juga dengan gaji yang akan kamu terima, saya akan konsultasikan dulu dengan beberapa pejabat yang berwenang dan akan memberi kabar kepadamu, yang tercantum dalam surat lamaranmu disini apakah nomor ponsel yang sedang kamu pakai sekarang?"
"Benar pak...!"
"Baik, kembalilah dan tunggu kabar dariku!" kata Yanto setelah memberikan jaminan kepada Hilman tentang kepastian dia bisa bekerja di perusahaan tersebut.
Dengan perasaan senang Hilman kembali ke rumah dan memacu sepeda motor Kingnya agar segera sampai, dia tidak sabar lagi untuk segera memberitahu sang ibu setelah dia merasa yakin mendapatkan peluang untuk bekerja di perusahaan tempat ayahnya dulu bekerja. Terlebih sosok yang membantunya adalah teman akrab sang ayah semasa hidup, dan hal itu juga karena rekomendasi sang ibu yang memberitahunya untuk menemui sosok tersebut.
Hilman memarkirkan sepeda motornya disamping warung sang ibu kemudian masuk kedalam rumah untuk segera mendapatkan Hana sang ibu yang dia ketahui saat-saat seperti ini sedang berkutat dengan pekerjaan rumah tangga di dapur, rumah keluarga Hilman walaupun sederhana tapi cukup luas karena memiliki 3 buah kamar tidur dan ruangan tamu serta dapur yang menyatu dengan ruangan makan dan didepan rumah tinggal mereka itu dibangun sebuah bangunan warung berukuran kecil yang menjadi salah satu sumber nafkah untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Belum sempat dia menemui sang ibu Hilman sudah mendengar suara nada dering polyphonic ponsel miliknya pertanda ada panggilan yang masuk, segera dia merogoh ponsel keluaran beberapa tahun yang lalu itu dari dalam saku celananya dan melihat identitas pemanggil yang tertera di layar kecil ponsel tersebut yang tertulis 'Susan Memanggil'.
"Halo?"
"Halo juga...!, elo lagi dimana Man...?"
"Kenapa..., kangen?"
"Ciihh..., sembarangan kamu!, ngaca dong Man...?, kita kan cuman pura-pura btw terimakasih untuk semua itu, tapi sekarang ada masalah baru lagi Man!, loe masih mau membantuku kan?, mmm..., kali ini gue bayar dech..., bagaimana?"
"San..., gue cape...!, tau nggak itu si Jhon mulai ngancam gue, apa loe tega kalo gue sampe celaka karena sandiwara ini!, mending bikin beneran aja biar gue nggak rugi banyak!"
"Oalah..., kepedean banget loe Man...?, woi bangun...!, ntar dech gue bawain kaca sebesar lemari biar loe liat dan teliti dengan baik apakah sosok didalam kaca itu pantas nggak bersanding dengan gue?, ini urusan bisnis dan ada harganya!, kalau loe mau?, ayo kita bicarakan di kafe mutiara deket taman kota, gue tunggu di sana jam 3 sore hari ini!"
"Hmm..., serah loe mau nganggep gua apaan, tapi...?, gini-gini juga ada yang beneran ngelirik gue loh!, awas aja ntar ada yang nyesel!"
"Nggak bakalan kalo gue Man...!, loe bukan tipe gue, dan sekali lagi ingat, semua ini hanya sandiwara dan jasa loe gue hargai dengan uang, ya udah, gue tunggu loe sore nanti!"
Tuutt..., tuutt...
Kembali seperti biasa panggilan dari Susan terputus sepihak tanpa menunggu komentar atau jawaban dari Hilman, sesaat ada rencana untuk mencoba membuat Susan agar benar-benar tertarik kepadanya karena selain pandai Hilman juga memiliki wajah yang lumayan dengan postur tubuhnya yang sangat menggoda iman bagi seorang wanita kesepian hanya latar belakangnya yang berasal dari keluarga sederhana yang membuat Susan tidak menyukainya dengan tulus.
Kemudian Hilman menuju dapur dimana sang ibu berada,
"Mi...!, aku sudah menemui pak Yanto Kuncoro di perusahaan, dan dia sepertinya menjamin bahwa aku bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu di tempat itu, bagaimana menurut Mami...?"
"Baguslah..., karena setahu Mami masih ada beberapa teman-teman almarhum ayahmu di kantor itu, ehh..., nanti kamu kalau keterima jangan minta bayaran yang tinggi-tinggi yang biasa-biasa saja, karena buat Mami bisa bekerja saja sudah syukur buat kita dan jangan lupa kuliahmu!"
"Iya Mi..., aku juga sudah bilang ke pak Yanto bahwa aku hanya bisa bekerja dari siang sampai sore atau malam hari!, karena paginya aku harus kuliah, dan aku sekarang disuruh menunggu panggilan saja, tapi apa sebaiknya saya mencari lowongan lain ya.., sebagai cadangan saja kalau tidak jadi diterima di kantor perusahaan itu!"
"Nggak boleh gitu nak...!, pastikan dulu baru cari yang lain lagi, nanti kalau akhirnya dua-duanya keterima bagaimana?, pasti akan ada salah satu yang kecewa dan itu artinya kamu sudah menanam benih kebencian pada salah satunya, dan itu adalah tindakan yang tidak baik"
"Baiklah Mi..., aku akan menunggu panggilan dari pak Yanto saja dulu, Nita sudah pulang belum Mi!"
"Sudah tadi, tapi ijin lagi katanya mau belajar kelompok di rumah temannya, karena ada tugas berkelompok yang harus mereka selesaikan bersama, tadi juga datang bersama 2 orang teman perempuannya"
"Ya sudah kalau begitu, aku istirahat dulu karena jam 3 nanti ada janjian dengan teman"
Hilman kemudian pergi beristirahat sebentar setelah dari pagi keluar rumah dan baru bisa pulang setelah jam makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😄💪👍👍👍
2023-04-27
2
Eros Hariyadi
Like and coment 😄💪👍👍👍
2023-04-27
1
DeManda
mantap, lanjut thor 👉🆙️
2023-04-03
3