BAB 16 XIER CHUN TIDAK SETUJU

"Baiklah Kaisar, aku akan menyampaikan kepada kepada keluarga ku, jika tidak ada lagi, aku pamit dulu," ucap Wing Chun menggenggam tangan dan menundukkan kepala memberi hormat kepada kaisar.

"Silakan." angguk Kaisar.

Wing Chun pun pergi keluar dari istana dengan menghembuskan nafas berat.

"Xier Chun pasti tidak menyetujuinya. Tapi yang mengherankan kenapa harus anakku yang di pilih, masih banyak gadis yang lain, kenapa kaisar tidak menikahinya saja dengan gadis awam saja, rasanya ini tidak adil," ucap Wing Chun sedikit ada rasa kesal.

Beberapa menit kemudian, Feng Yun bisa naik ke atas batu tersebut, ia pun bersemedi di bawahnya dan memejamkan mata. Feng Yun mengosongkan pikirannya.

Lama kelamaan rasa air terun itu berat dan bercampur seperti jarum yang menancap.

Dengan tubuh yang bergetar menahan sakit, Feng Yun tetap bertahan. Niatnya lah yang membuat ia bertahan dalam keadaan apa pun.

"Aaaaaaaa!" teriak Feng Yun. Tak menyangka, ia malah naik level lagi. Yaitu kekuatan bumi level 2.

Setiap naik level maka jurusnya pun juga semakin kuat.

"Hah! Hah! Hah! Kenapa … kenapa aku bisa naik level, bukannya seharusnya memecahkan batu permata beberapa dan menyerap energinya dulu baru naik level, kenapa aku hanya latihan begini sudah naik level?" tanya Feng Yun terengah-engah bercampur heran.

"Tubuh Tuan berbeda dari tubuh yang lain, justru dengan latihan keras maka Tuan bisa naik level, apa bila Tuan mengunakan batu permata itu juga bagus," jawab naga es.

"Begitu ya. Sepertinya aku harus mencari jurus yang lebih kuat lagi, karena aku punya kekuatan sekarang jadi aku bisa mencari buku jurus di perpusatakaan kerajaan," ucap Feng Yun bersiap-siap ingin berangkat menuju perpustakaan kerajaan.

Sesampainya Wing Chun di rumah, terlihat anak gadisnya sedang latihan di Yaman belakang latihan dengan keras dan dengan jurus-jurus ia pelajari, sangat membanggakan mempunyai anak seperti Xier Chun yang berbakat.

"Ayah," ucap Xier Chun saat menyadari jika ayahnya datang dan melihatnya latihan.

"Ayah ingin mengatakan sesuatu pada mu, ayo masuk ke dalam rumah dulu agar keluarga kita semuanya mengetahui," ajak Wing Chun.

"Baik Ayah." angguk Xier Chun. Mereka pun masuk ke dalam rumah.

"Istri dan anak-anak ku, mari berkumpullah!" panggil Wing Chun.

"Ada suamiku? Apa ada hal penting?" tanya ibu Xier Chun.

"Iya. Berkumpullah," jawab Wing Chun. Mereka pun berkumpul. Di sana ada istri Wing Chun, Xier Chun dan Song Chun yang berumur 12 tahun.

"Dekrit kaisar," ucap Wing Chun membuka gulungan tersebut.

Mereka pun semua langsung berlutut untuk menghormati dekrit kaisar meskipun hanyalah secarik kertas dari kaisar.

"Di sini aku kaisar dari kerajaan Bahyong menyatakan jika Xier Chun anak perempuan dari Wing Chun Menteri perdagangan akan di nikahkan bersama Feng Yun anak dari Feng Yao. Tertanda, Kaisar kerajaan Bahyong."

"Apa! Aku tidak setuju Ayah!" ucap Xier Chun langsung berdiri dengan suara lantang.

"Ayah juga tidak ingin kau menikah dengan anak yang tak berguna itu, tapi ini adalah perintah dari Kaisar dan Ayah tidak bisa berbuat apa-apa," ucap Wing Chun dengan suara pelan.

"Aku tidak mau! Aku tidak ingin menikah dengannya! Tidak bisakah Ayah menolaknya dan mengirim kembali gulungan payah itu, melihat wajah pria sampah itu saja sungguh sangat menyebalkan, apa lagi hidup bersamanya, bisa-bisa akan ku siksa dia terus menerus!" denggus Xier Chun kesal.