Setelah menu yang dipesan suaminya habis di lahap, Vira menatap Yudha dengan tersenyum. Diraihnya tangan Yudha yang berada di atas meja dan digenggam.
"Mas, ada yang ingin aku sampaikan tanyakan padamu. Aku berharap semua yang ada dipikiranku itu salah," ucap Vira lirih.
"Sebenarnya aku mengajak kamu makan malam juga karena ada yang ingin aku katakan. Tapi sebaiknya kamu dulu yang bicara," ucap Yudha.
Mendengar penuturan suaminya, dada Vira berdetak lebih cepat. Takut apa yang dikatakan ibu mertuanya itu benar.
Vira melepaskan genggaman tangannya. Menatap suaminya, berharap mendapatkan jawaban atas apa yang akan dirinya tanya.
"Kalau begitu, lebih baik Mas yang bicara lebih dulu, setelah itu baru aku."
"Kamu saja dulu. Aku akan mendengarnya dengan baik," ujar Yudha dengan suara sedikit pelan.
Sebenarnya masih ada keraguan di hati pria itu untuk mengatakan keinginan ibunya. Yudha sadar, tidak ada wanita yang mau di madu. Namun, setelah dia pikirkan, saran ibu ada benarnya. Tidak mungkin selamanya dia hidup hanya berdua saja. Keturunan dalam rumah tangga juga sangat dibutuhkan untuk melanjutkan penerus dan menjaga di saat telah tua nantinya.
"Aku ingin kamu yang bicara dulu, Mas. Karena apa yang ingin aku katakan tidak begitu penting."
Yudha berubah duduknya. Tampak sekali pria itu sulit untuk memulai bicara, dia meremas tangannya sendiri. Beberapa kali Yudha menarik napas, tapi belum juga satu katapun keluar dari mulutnya.
"Aku sebenarnya tidak menginginkan ini semua. Tapi sebagai seorang manusia biasa aku juga sangat merindukan kehadirannya," ucap Yudha pelan.
Vira tidak mengerti akan ucapan suaminya itu. Dia memandangi Yudha dengan dahi berkedut. "Apa maksud kamu, Mas? Aku tak mengerti," ucap Vira.
Yudha meraih tangan Vira dan menggenggamnya. Tangan pria itu terasa dingin dan sedikit gemetar.
"Sayang, apapun yang akan aku katakan, aku ingin kamu tahu jika aku sangat mencintaimu. Aku mengambil keputusan ini setelah memikirkan berbagai alasan. Semua demi kebaikan kamu dan aku," ujar Yudha.
"Mas, sebenarnya kamu ingin mengatakan apa? Jujur saja! Jangan berputar begini. Aku tidak mengerti."
Yudha melepaskan genggaman tangannya. Menarik napas lagi. Jari tangannya mengetuk meja untuk menghilangkan kegugupan.
Sebenarnya Vira juga sama gugupnya. Dia takut mendengar apa yang akan suaminya katakan sesuatu yang ditakutkan.
"Vira, dalam rumah tangga pasti akan ada cobaan. Begitu juga dengan kita. Cobaan yang Tuhan berikan pada kita mungkin tidak seberat orang lain. Karena kita hanya diuji dengan keturunan. Sampai detik ini Tuhan belum juga menitipkan benih itu di rahim kamu," ucap Yudha.
Mendengar apa yang Yudha katakan, hati Vira makin tidak karuan. Dia hanya diam, ingin tahu kelanjutan apa yang akan dibicarakan suaminya.
"Aku juga menginginkan keturunan. Aku harap kamu mengerti keinginan aku ini."
"Apa yang kamu inginkan dariku, Mas? Semua itu takdir dari Tuhan. Aku juga menginginkan anak, Mas. Bukan hanya kamu. Tapi apa dayaku, jika takdir belum berpihak padaku?"
Yudha menjadi terdiam. Dia tahu bagaimana antusiasnya Vira berobat dan konsultasi agar mereka memiliki keturunan. Tapi kembali lagi, apa yang dikatakan ibunya juga benar. Dia tidak bisa hanya menunggu Vira. Mungkin dengan menikah lagi, dia akan segera memiliki keturunan.
"Aku tahu, Vira. Karena semua itu takdir, dan kita tidak bisa melawannya. Makanya aku memohon kerelaan dan keikhlasan kamu untuk mengizinkan aku menikah lagi agar segera mendapatkan keturunan."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
LENY
BARU 3 THN SDH GAK SABAR YUDHA KRN PROVOKASI IBU NYA SI IBLIS DESY. DAN MEREKA SEHAT MUNGKIN VIRA TERTEKAN STRESS KRN IBU DESY IBLIS INI JADI BLM MENGANDUNG
2025-03-06
0
Ibelmizzel
buang kelaut suami macam tu
2024-11-25
0
ALNAZTRA ILMU
lahanat laki itu
2025-01-13
0