Hari ini Diandra sudah kembali ke sekolah. Anggara sudah memastikan semuanya aman dan nyaman untuk posisi Diandra.
Pagi ini Anggara yang mengantarkan Diandra, setelah tadi pagi-pagi sekali Paman Usman mengantarkan seragam sekolah milik Diandra.
"Mommy Di hati-hati ya!. Kalau ada apa langsung hubungi Daddy, ok!." Pesan Anggara sebelum Diandra turun dari mobilnya.
"Kalian anteng-anteng ya di dalam sana!. Tadi kan kalian sudah dikasih makanan yang banyak sama Mommy?." Anggara mengelus perut Diandra lalu mengecupnya.
"Daddy juga sudah meminta Rini untuk membantu Mommy Di." Lanjut Anggara yang kemudian mengecup kening Diandra untuk beberapa saat.
"Iya Daddy." Diandra membalas kecupan Anggara, dengan mengecup kedua pipi Anggara sambil tersenyum.
"Aku turun ya, Dad!." Pamit Diandra karena dia sudah melihat Rini berdiri depan gerbang sekolah.
"Hem..." Anggara menahan sebenar tangan Diandra, lalu Anggara memajukan tubuhnya lebih dekat pada Diandra, guna mencium bibir Diandra yang tipis namun merah alami.
"Emmm...." Diandra tidak melepaskan kesempatan ini begitu saja, dia juga membalas ciuman Anggara. Yang tadinya Anggara berniat hanya menciumnya sebentar malah menjadi sedikit lama.
"Sudah Dad, nanti aku enggak jadi sekolah!." Diandra sedikit mendorong dada bidang Anggara.
"Ok, Mommy Di." Anggara mengusap lembut bibir Diandra yang masih menyisakan air liur miliknya.
Diandra menutup pintu dan segara berjalan menuju Rini.
"Kau berangkat dari Apartemen Anggara?." Tanya Rini saat keduanya memasuki area sekolah.
"Iya." Jawab Diandra singkat.
Morgan dengan wajah tampan dan cool nya menyapa Diandra.
"Selamat pagi, Diandra..."
"Pagi Morgan." Jawab Diandra sambil terus berjalan melewati Morgan yang sedang bersama para teman prianya.
"Kau masih percaya kan kalau aku tidak akan pernah suka pada Morgan?." Diandra melirik Rini yang memasang wajah kesal. Sebab hanya Diandra yang di sapa oleh Morgan.
"Hem...aku percaya, Di. Apalagi saat kau sedang..."
"Sssttt...."
"Kau juga aneh, Di. Masa kau hamil..." Rini memelankan kata hamilnya bahkan sangat pelan, belum tentu Diandra juga mendengarnya. Hanya terlihat dari gerakan bibirnya saja.
"Kau tidak memberitahu ku, malah Anggara yang mengatakannya. Dan meminta ku untuk menjadi bodyguard kalian berempat." Lanjut Rini menatap wajah Diandra yang semakin cantik bila diperhatikan dari dekat seperti ini.
"Anggara mengatakan juga kalau bayi kami kembar tiga?." Diandra menghentikan langkahnya saat sudah berada di depan kelas tentunya dengan suara yang sangat pelan.
Rini hanya mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Diandra. Jika suaminya lah yang sudah memberitahunya.
"Kau harus lebih hati-hati sekarang, Di. Pertanggung jawaban aku besar loh pada Anggara." Ucap Rini berubah menjadi lembut.
"Hem...." Jawab Diandra singkat sambil menaruh tas di atas meja nya.
Di dalam kelas sudah mulai gaduh, sebab mata pelajaran jam pertama, Guru nya berhalangan hadir. Jadi hanya mengerjakan latihan soal dari LKS saja.
Waktu luang ini di gunakan Morgan untuk mengajak Diandra mengobrol mengenai rencana mereka setiap lulus sekolah.
"Diandra..."
"Hem..."
Kalau bukan karena sudah berjanji pada Anggara, rasanya Rini ingin pergi dari Diandra dan Morgan. Tapi itu berhasil dia redam demi sahabat dan calon bayinya.
"Setelah kamu kuliah dimana?."
"Belum tahu, Morgan."
Diandra juga sebenarnya sangat malas berbicara sama Morgan. Terlebih setelah kejadian beberapa hari lalu saat di Bali. Jadi dia menjawab seadanya saja.
"Diandra, masa belum tahu?. Aku ingin bisa terus selalu bersama, jadi aku akan selalu ikut dimana pun kamu kuliah nantinya." Diandra menjadi mual sendiri mendengar omong kosong Morgan.
"Kau kenapa, Di?."
"Kamu kenapa, Di?."
Tanya Rini dan Morgan bersamaan, saat melihat Diandra menutup mulutnya menahan rasa mual yang tiba-tiba menyerangnya.
Diandra bangkit dan segera berlari ke toilet wanita. Untung saja saat ini jam pelajaran, jadi toilet kosong, tidak ada siapa pun.
Diandra memuntahkan apa yang tadi ditahannya. Namun hanya air saja yang keluar, tidak dengan makanan yang tadi dimakannya.
"Di..." Panggil Rini panik, membantu mengusap pelan punggung Diandra.
"Kau muntah, Di?."
Diandra menggeleng sambil menyeka air liur yang terus saja menetes.
"Apa?." Rini begitu takut dengan tatapan Diandra saat ini.
"Aku mau Anggara ada di sini, sekarang!." Ucap Diandra pelan namun sambil menangis.
Perut, mulut dan perasannya yang sedang jelek pagi ini. Mengingatkannya pada Anggara yang selalu bisa menenangkannya.
"Tapi bagaimana caranya, Di?." Rini harus memutar otak, Diandra yang izin karena sakit atau Anggara yang harus datang ke sini. Tapi rasanya pilihan yang kedua itu tidak mungkin. Nanti pernikahan rahasia mereka bisa terbongkar. Terlebih keadaan Diandra yang saat ini sedang hamil.
"Aku enggak tahu, Rin. Yang aku tahu, aku hanya mau Anggara." Ucap Diandra sambil menghapus air mata dan meludah.
"Iya udah kau tenang dulu sekarang!. Aku akan meminta izin pada pada wali kelas supaya kau bisa pulang." Rini membantu Diandra mengelap keringat yang membahasi wajahnya
Rini memapah Diandra berjalan menuju ruang UKS.
"Kau tunggu di sini aku, aku akan ke ruangan Guru." Setalah Diandra duduk di kursi.
"Tapi jangan lama-lama ya, Rin. Aku enggak mau di tinggal sendirian." Diandra memegang menahan Rini yang hendak keluar.
"Iya sebentar, Di." Rini segera bergegas keluar dari ruang UKS langsung menuju ruang guru.
Tidak membutuhkan waktu lama, hanya kurang dari sepuluh menit saja. Rini sudah kembali lagi ke ruang UKS dengan membawa berita baik dan tas milik Diandra.
"Kau bisa pulang sekarang dan Anggara sedang dalam perjalanan menuju ke sini. Dia rela meninggalkan meeting nya demi kalian!." Ucap Rini menegaskan.
Seketika wajah Diandra merah merona, air liur sudah berproduksi dengan normal jadi tidak terasa mual lagi. Baru mendengar nama Anggara saja, Diandra sudah senang. Apalagi nanti saat orangnya sudah datang.
"Terima kasih aunty Rini. Aunty Rini sudah baik sama kita." Ucap Diandra melow namun dia tulus saat mengatakan itu.
"Perempuan kali ya bayi-bayi di dalam perut kau?. Aneh saja kau sikap dan berucap manis begini." Rini memegang perut Diandra.
"Belum ketahuan aunty Rini. Tapi bisa jadi iya atau mungkin enggak." Jawab Diandra.
Mereka sengaja menunggu kedatangan Anggara di dalam ruang UKS.
Sampai beberapa menit lamanya, Rini mengantarkan Diandra sampai gerbang sekolah. Dimana Anggara sudah menunggunya di dalam mobil.
"Aunty Rini terima kisah."
"Iya Di, kau baik-baik ya. Pelajaran hari ini nanti aku kirimkan salinannya ke Apartemen."
"Sip."
Diandra memeluk Rini sebelum akhirnya menghampiri mobil Anggara.
"Daddy...." Diandra langsung memeluk erat Anggara sudah masuk ke dalam mobil. Menghirup aroma wangi leher Anggara yang selalu berhasil menenangkannya.
Sesekali hidung Diandra menyasar bagian ketiak Anggara dan menghirupnya sesaat.
"Apa Mommy Di, merindukan Daddy?."
Diandra mengangguk pelan.
"Apa Mommy Di juga ingin kita bercinta di sini?."
Diandra menggeleng, "Di Apartemen aja, Daddy."
"Ok, Mommy Di."
Anggara melajukan mobilnya menuju Apartemennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰😘😍
2023-09-24
0
susi 2020
😍😍🤩
2023-09-24
0
Benazier Jasmine
q yakin lama2 anggara tk bisa jauh dr diandra, semoga regina selingkuh, anggara & diandra bisa bersatu
2023-06-13
0