Phoenix, Arizona
PEMANDANGAN kota Phoenix tampak seperti hamparan pasir gersang yang tak berujung. Bangunan-bangunan bertingkat tinggi yang membentuk skyline kota terlihat mirip sekali dengan balok-balok beton yang tertumpuk. Tetapi ada satu bangunan yang berbeda, terlihat seperti piramida kaca raksasa dengan logo ISAR (International Society for Astrological Research) yang terpampang di atasnya.
Terdapat banyak mobil yang terparkir di depan gedung organisasi astrologi terbaik di dunia itu. Ada beberapa orang memasuki bangunan setelah melewati pintu masuk besar yang terbuat dari kaca tebal. Dalam ruangan, terlihat suasana yang tenang dan damai. Ada ruang tamu yang luas dengan sofa empuk dan pohon-pohon mini yang menghiasi area tersebut.
Namun, begitu ketika melewati ruang tamu, suasana tiba-tiba berubah drastis; tampak orang-orang dengan jubah panjang dan kacamata besar yang berkumpul di sekitar meja bundar di tengah ruangan yang luas. Mereka tengah membicarakan sesuatu dengan penuh semangat, dan kadang-kadang terdengar suara tertawa.
Di sudut ruangan, terdapat papan hitam besar dengan banyak rumus dan grafik astrologi yang rumit. Ada pula beberapa komputer dan peralatan lainnya yang membantu para ahli astrologi untuk memahami bintang dan prediksi bintang.
Dinding ruangan tersebut dihiasi dengan karya seni yang indah, termasuk lukisan astrologi yang menggambarkan pergerakan planet-planet dan bintang-bintang. Ada pula patung perunggu besar di tengah ruangan yang menggambarkan sosok Dewi Athena, simbol kebijaksanaan dan pengetahuan.
Ruang laboratorium ISAR berada di lantai bawah gedung utama. Dinding laboratorium terlihat bersih dan rapi, dicat dengan warna putih yang mencerminkan kebersihan dan sterilisasi. Udara dalam ruangan terasa sejuk karena pengatur suhu yang disesuaikan dengan kebutuhan laboratorium.
Di tengah ruangan terdapat meja besar yang terbuat dari kayu mahoni yang di atasnya terdapat alat-alat pengukur dan peralatan astrologi yang kompleks. Di sebelah meja juga ada beberapa peralatan yang menarik perhatian, seperti mikroskop elektron yang terpasang di dinding dan sebuah alat spektroskopi Raman yang besar dan berwarna kebiruan.
Di salah satu sudut ruangan terdapat rak berisi berbagai buku dan literatur terkait astrologi yang tersusun rapi. Pada sisi lainnya, terdapat sejumlah layar komputer yang digunakan untuk melakukan pengolahan data dan analisis terhadap hasil penelitian.
Di sudut lainnya, ada ruangan kecil dengan meja dan beberapa kursi, mungkin digunakan untuk diskusi atau pertemuan kecil antara para peneliti.
Suara deburan angin luar terdengar samar-samar melalui ventilasi yang tersedia di dinding ruangan. Meskipun terlihat sederhana, namun atmosfir di dalam laboratorium terasa sangat khusyuk dan tenang, membuat para peneliti bisa fokus dalam mekakukan risetnya, termasuk Dr. Isaac Nugraha.
Isaac Nugraha adalah salah satu peneliti termuda dan juga paling berbakat di departemen penelitian ISAR. Meskipun usianya baru menginjak 25 tahun, dia sudah diangkat menjadi kepala peneliti di lembaga astrologi dunia termasyhur itu.
Hari ini adalah hari yang sibuk untuknya karena direktur ISAR, Prof. Andrew Liu, memaksanya untuk melakukan sebuah proyek kerjasama yang konyol dengan organisasi IASD (International Association for the Study of Dreams) di Berkeley. Dia menyebut proyek ini konyol karena penelitian ini tidak sesuai dengan visi ISAR yang mengedapankan riset ilmiah dan ojektif.
"Bagaimana bisa seorang saintis melakukan pekerjaan konyol dan sia-sia seperti itu? Menjelajahi angkasa lewat mimpi? Orang gila macam apa yang berpikir seperti itu!" Gumamnya kesal sembari menatap layar komputernya di mana sebuah dokumen bertuliskan 'DreamSpace Exploration Initiative (DESI)' sedang dibuka.
"Sabar, ketua. Kita juga ngga bisa ngelakuin apa-apa kalo direktur yang meminta. Belum lagi Dr. Emily adalah sahabat dekatnya," ujar seorang wanita yang mengenakan jubah putih panjang, khas peneliti.
"Ini penelitian ilmiah, bukan tempat sahabat kecil bermain. Kalo ini sampai bocor ke publik, citra ISAR akan tercoreng!" Balas Isaac yang lalu mematikan layar komputernya, "Ah, gila, sejak awal aku memang tidak suka dengan wanita neuron itu."
Para peneliti lain yang mendengar keluhan ketua mereka itu hanya bisa menggeleng sembari tersenyum. Meskipun apa yang dikatakan Isaac tersebut benar, tetapi mereka terhibur mendengar erangannya.
Tiba-tiba seorang pria berjas merengsek masuk ke laboratorium.
"Ketua, direktur memanggil Anda. Sekarang!"
"Astaga, kapan ini berakhir!" Keluh Isaac menghela nafas.
...***...
Ruangan direktur ISAR terletak di lantai paling atas gedung pencakar langit setinggi 50 lantai. Ruangan ini memiliki pintu masuk yang besar dan berat dari kayu jati yang diukir dengan motif yang indah. Begitu masuk, terlihat sebuah ruangan yang luas dan elegan dengan karpet merah yang lembut dan empuk di bawah kaki.
Di tengah ruangan, terlihat sebuah meja besar yang dihiasi dengan barang-barang mewah dan mahal, seperti sebuah vas kristal dengan bunga-bunga segar yang harum, dan sepasang lilin aromatik yang menambah kehangatan suasana. Di sana, Prof. Andrew Liu dan Dr. Emily sedang menunggunya.
Pasti omong kosong itu lagi, Isaac membatin.
"Ya direktur, ada yang bisa saya bantu?" Ujar Isaac berusaha tersenyum. Meskipun dia kesal, namun dia tidak dapat menunjukan kekesalannya itu di hadapan atasannya. Sikap inferiority-nya membuatnya kesulitan mengajukan keberatan apapun.
"Oh ya, Dr. Isaac, silakan duduk."
Andrew Liu mempersilakan peneliti muda itu duduk di samping Dr. Emily.
Andrew Liu lalu menjelaskan mengapa dia dipanggil. Ini berkaitan dengan proyek DESI yang sudah berada di tahap akhir, atau pengujian. Di sini Dr. Emily selaku pelaksana utama proyek ini memintanya untuk memeriksa sekaligus mencoba sebuah tabung khusus yang dia namakan SpaceSnooze untuk memastikan apakah tabung tersebut bekerja dengan baik atau tidak. Sebab setiap bagian tabung dibuat dengan mengikuti MCC (Mission Control Center) yang biasa digunakan para astronot untuk mengemudikan pesawat luar angkasa mereka.
"Karena kau punya pengalaman mengikuti misi Cosmic Voyager NASA dua tahun lalu, jadi saya rasa kau bisa meng-handle proyek kita yang satu ini. Ini tidak jauh berbeda dengan misi itu," ujar Andrew Liu dengan lembut kepada Isaac.
"Dr. Isaac hanya perlu menguji kelayakan dan efisiensi tabungnya, karena kami - IASD - tidak begitu mengerti tentang sistem kordinat di dalamnya. Yang bisa kami lakukan hanyalah mengimput kesadaran dan mengatur gelombang otak ketika sudah terhubung dengan mesin utamanya. Selebihnya kami tidak begitu familiar, kecuali untuk orang berpengalaman seperti Dr. Isaac," lanjut Emily dengan nada membujuk.
Kalau kalian tidak cukup berpengelaman, lalu kenapa kalian ngotot melakukan semua omong kosong yang hanya buang-buang waktu ini!
Isaac berusaha mengontrol dirinya dan perlahan menghela nafasnya. Permintaan dua orang penting dari dua instansi sains tersebut membuat Isaac tak nyaman. Meskipun idealismenya menolak proyek yang dianggapnya absurd tersebut, tetapi dia tak enak jika mengatakan tidak kepada mereka. Maka dengan berat hati dan dengan senyum yang dipaksakan, Isaac lalu menyanggupi permintaan keduanya.
Aku benar-benar sial hari ini.
...----------------...
CATATAN: Cosmic Voyager NASA adalah misi fiksi luar angkasa untuk menjelajahi galaksi dan menemukan kehidupan di luar angkasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
ℑ𝔫𝔡𝔦𝔤𝔬 𝔖𝔱𝔞𝔯𝔰𝔢𝔢𝔡
Latar belakang atau deskripsi tempat yang kamu jelaskan mirip salah satu planet yang pernah aku kunjungi sih. Gersang, angin kencang, sering terjadi badai pasir dan rumah atau bangunannya banyak yang dibuat bentuk kapsul kaya rumah Bulma dragon ball.
2023-04-23
1
Dewi
Aku sih penasaran, bukannya mustahil untuk dilakukan. Tapi jika belum di coba seserius mungkin tidak akan pernah tahu
2023-04-12
1
Winterfire
Ceritanya menarik dan penyampaiannya mengalir dengan baik. Tapi kenapa setiap dialog dicetak miring? Lebih baik cetak miring hanya disaat berbicara dalam hati
2023-04-06
2