Pagi ini Liliya tengah bersiap-siap berangkat kuliah karena hari ini ia ada jam kelas pagi. Ia merapikan rambutnya yang ia cempol satu dengan poni menghiasi di kening nya. Serasa sudah rapi, Liliya mengambil tas nya dan keluar dari kamar.
Ia berlari kecil menuruni tangga menuju meja makan dimana para keluarga nya sudah duduk rapi di sana menunggu kehadirannya.
" Morning. " Sapa nya ceria dan tidak lupa kebiasaan pagi nya mengecupi pipi masing-masing orang.
" Morning sayang. " Ucap Nathan seraya mengecup balik kening putri nya.
" Kamu ada jadwal pagi?. " Tanya Alula sambil memberikan roti untuk Liliya.
Liliya mengambil roti itu seraya mengangguk. " Hari ini ada jadwal pagi dan siang nya liliya ada jadwal pameran di dekat kantor Daddy. " Walaupun sudah memiliki pameran sendiri, Liliya tetap mengambil jurusan seni karena ia ingin lebih mengetahui hal tentang yang berbau seni.
" Anak Daddy yang pinter belajar nya. " Ucap Nathan yang di balas jempol oleh putri nya itu.
" Kalo kamu Niko? Ada kendala sama kuliah kamu?." Tanya Alula kepada anak tertuanya.
Niko yang sedari tadi fokus dengan makanan nya mengangkat kepala. Ia tersenyum menatap mommy nya. " Enggak ada mom. " Balas nya.
" Kalian jangan terlalu cape. Mommy khawatir kalian nanti akan drop. " Ucap Alula khawatir. Anak-anak nya terlalu excited membangun hobi mereka masing-masing jadi Alula khawatir anak mereka terlalu fokus dan tidak memikirkan kesehatan nya.
" Mommy tenang aja Daddy gak pernah kok ngasih tugas yang terlalu banyak jadi Niko gak terlalu capek. Liliya juga selalu menjaga kesehatan nya kok. " Ucap Niko menenangkan yang di balas anggukan oleh Liliya.
Alula mengangguk dan tersenyum lembut. Anak nya selalu bisa menenangkan hati nya yang selalu resah.
Selesai dengan sarapan mereka, Mereka pergi ke arah tujuan masing-masing. Oh iya, Niko dan Liliya tidak satu kampus karena jurusan mereka yang berbeda dan Liliya yang memang sengaja tidak ingin kakak nya itu satu kampus dengan nya. Awalnya permintaan itu di tentang namun karena bujuk dan rayu Liliya akhirnya itu di setujui mereka karena Nathan dan Alula tidak ingin anak nya terlalu terkekang oleh keluarga nya. Tapi tenang meskipun begitu, Liliya tetap di awasi penjagaan ketat oleh Nathan.
Liliya mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Ia bersenandung kecil untuk mengisi perjalanan nya. Fokus nya terpecah saat melihat sebuah mobil hitam mewah yang mengikutinya dari belakang. Apakah itu bodyguard ayah nya? Tapi mobil nya terlalu mewah untuk itu.
Liliya mencoba membelokkan setir nya ke kanan dan bisa ia lihat mobil tersebut juga mengikuti nya. Mencoba berfikir posisi, Liliya menaikkan pedal gas nya agar cepat sampai menuju kampus nya.
10 menit kemudian mobil nya berhenti tepat di depan gerbang kampus nya. Ia kembali melirik kaca spion dan mobil tadi sudah tidak ada. Ia mencoba turun untuk memeriksa nya kembali dan benar-benar sudah tidak ada. Apa tadi hanya orang iseng.
Saat akan masuk kembali ke dalam mobil, teriakan seseorang membuat nya berhenti. Ia menoleh ke belakang dan bisa ia lihat kedua bodyguard nya yang biasa mengawasi nya berlari ke arah diri nya.
" Non gak papa?. " Tanya nya panik.
Liliya menggeleng dengan wajah bingung. " Gak papa. Emang Liliya kenapa?. "
Kedua bodyguard tersebut menghela nafas lega. " Tadi kami kehilangan jejak anda nona membuat kami panik. "
Dahi Liliya berkerut samar. Kehilangan jejak? Bukannya tadi adalah jalan yang biasa ia lalui kenapa bisa kehilangan jejak?. Malas memikirkan hal tidak penting, Liliya pamit kepada bodyguard Daddy nya itu lalu masuk ke dalam kampus.
Liliya berjalan dengan tenang menyusuri koridor kampus untuk menuju ke arah kelas nya. Perlu kalian ketahui jika di kampus ini Liliya tidak punya teman sama sekali, Bukannya tidak ada yang ingin berteman dengan nya namun dirinya lah yang menutup diri dari itu semua karena suatu hal.
Saat sampai di kelas ia duduk di kursi depan paling pojok lalu mengeluarkan alat yang digunakan untuk proses belajar nya. Kelas sudah ramai karena kelas akan di mulai.
Satu setengah jam kelas pun selesai. Liliya membereskan barang nya lalu keluar dari kelas, Hari ini hanya satu jadwal di kampus nya dan setelah nya ia akan pergi ke area pameran lukisan milik nya.
...****...
Liliya keluar dari mobil saat sampai di tempat dimana ia berkarya. Ia berjalan masuk ke dalam, dapat ia lihat asisten nya sedang menyusun beberapa lukisan untuk di pajang di dinding.
" Hari ini semuanya sudah selesai?. " Tanya nya pada asisten nya tersebut yang bernama anggun Maharani. Asisten yang langsung di pilih oleh Daddy nya.
Anggun yang masih sibuk dan tidak menyadari kehadiran Liliya langsung membalikkan tubuh nya dan tersenyum sopan. " Semua sudah selesai nona. Dan 30 menit lagi pameran akan di mulai "
Liliya mengangguk. " Yaudah ayo langsung pergi. "
Anggun mengangguk lalu mereka langsung pergi ke arah tempat tujuan mereka.
Hari sebuah pelukis terkenal di Indonesia mengadakan pameran lukisan yang tidak jauh dari lokasi kantor Daddy nya. Dan Liliya dengar juga Daddy nya adalah salah satu sponsor di pameran tersebut.
" Menurut kamu itu siapa?. " Tanya Liliya yang baru saja membicarakan tentang kejadian tadi pagi kepada anggun. jika mereka berada di luar, Liliya dan Anggun akan menjadi sahabat.
Anggun yang sedang fokus menyetir melihat sekilas ke arah Liliya. " Menurut aku itu pasti orang iseng sih. Karena kalo orang jahat masa cuma ngikutin tanpa berbuat apapun kan mustahil. " Jawab nya.
Liliya mengangguk mengerti. " Iya juga sih kayaknya memang orang iseng. "
" Jadi gimana, masih dapat kiriman kotak itu kamu?. " Tanya Anggun yang juga mengetahui tentang kotak misterius itu karena Liliya sendiri lah yang bercerita dengan nya.
Liliya mengangguk. " Masih. Sebenarnya aku bosen tau nerima bunga terus. Kemungkinan ni pasti orang yang ngirim punya lahan bunga yang luas makannya gak pernah habis tu bunga. Sesekali dong ngirim coklat gitu biar aku nya kenyang." Keluh nya.
Anggun tersenyum mendengarnya. Seperti nya hanya Liliya orang yang tidak ada takut-takutnya ketika di kirim seseorang sebuah kotak misterius dengan bunga dan surat berisi kata-kata penuh obsesi. Malah excited bercerita tentang itu semua.
" Kamu harus hati-hati terus Liliya karena kita dan keluarga kamu belum tau apa maksud dari kotak itu. Memang selama ini tidak membahayakan tapi kita gak tau kedepannya kan. " Ucap Anggun untuk kesekian kalinya.
" Kamu tenang aja aku yakin itu pasti gak berbahaya karena setiap orang itu ngirim surat dia selalu bilang gini ' Jangan pernah takut sama saya karena saya adalah orang yang akan melindungi mu jika kamu dalam bahaya'. " Ucapnya menjelaskan apa yang di katakan dalam surat tersebut.
Anggun hanya menanggapi nya dengan senyuman. Bagi nya Liliya ini adalah sosok wanita polos yang belum terlalu mengerti apapun walaupun umurnya nya akan menginjak kepala dua.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
aleena
masuk, yg mysterious kakak ganteng yg nolongin waktu ngambil kue
uuuh seperti apa siii
2025-05-19
0