"Hari ini dan besok kita masih bisa istirahat kawan-kawan, instruksi dari bu Lisa besok lusa baru akan di adakan seremoni sambutan kedatangan rombongan di asrama Lembah Hijau ini, silahkan jika ada yang mau jalan-jalan melihat pemandangan alam di daerah sini tidak apa-apa tapi wajib lapor ma gue ya yang tidak lapor berarti di anggap hilang dan siap-siap mendapatkan hukuman kesepakatan dari kawan-kawan semua...okey, sampai di sini pahamkan!" Teriak Umar Rohim sebagai ketua kelas rada kenceng sampai menggema di sepanjang lorong asrama Teratai di mana asrama ini teruntuk kelas A (Bebek) menempatinya.
"Siap bos! Semua petunjuk agar segera di tindak lanjuti" Teriak anak-anak tak kalah kencengnya dengan porsi yang tidak mau kalah dengan gaya intelektual tingkat tinggi.
Seisi asrama mulai rame, ada yang berencana jalan, ada yang berencana shoping-shoping, ada yang berkeliling di taman sambil ngobrol melihat keadaan sekitar, ada juga yang kembali balik badan untuk menikmati hangatnya kasur mungkin rasa lelah masih terasa dan lebih baik memulihkan badan dahulu baru setelahnya melaksanakan segala rencana yang ada di kepala mereka.
Tiga T itu istilah atau julukan yang diberikan untuk tiga anak manusia berjenis kelamin perempuan dengan ke akrabannya dan dengan nama awalan yang sama berawal dengan huruf T walau pun mereka bertiga keluar dari rahim yang berbeda yang tentunya orang tua mereka baik ibu atau pun ayah pun berbeda hanya karena ke mana dan di mana keberadaannya mereka sering bersama Tari Wahyuningsih, Tika Agustina, dan Tutik Mahumere begitulah nama ke tiga mahluk gaib ini.
Karena akrabnya bagai tak bisa di pisahkan lagi, kamar di asrama yang seharusnya satu kamar untuk dua orang jadi di huni bertiga, dengan meminta tambahan tempat tidur. Pada hal ini kamar sudah minimalis banget di tambah tempat tidur tiga apa kaga tambah super minimalis. Untuk gerak atau bergoyang patah-patah saja dah cukup sempit, tapi ya dari pada berurusan dengan mereka bertiga lebih baik biarkan saja toh mereka juga yang merasakan dan kemauan mereka sendiri.
" Bos Umar, kita bertiga nanti izin ya mau jalan-jalan nih, bosen di kamar and asrama mulu!" Buka Tika pada sang ketua kelas.
"Bertiga? Boleh asal saat di tinggal kamar sudah rapih, barang- barang kaga berkeliaran di mana- mana mengisi lokasi kamar dan satu lagi yang wajib di patuhi... Jangan pulang lewat jam 8 malam, okey!" Gaya intelek Umar mulai kambuh.
"Ya bos, cerewet!" Cibir serempak mereka bertiga.
------------------------------------
Hari menjelang sore, jam menunjukkan pukul 4.50 sore, kita beralih cerita dulu ke ketiga mahluk ajaib ini.
"Tik, kita mau jalan kemana ini" tanya Tari santai.
"Kemana ja ri, bosen gue di asrama mulu!" Tika menjawab.
"Kita ke Mall ja yuk!" Saran Tutik.
"Emang elo bawa duit banyak apa?" Timpal Tari lagi.
"Ndak banyak, tapi cukuplah untuk heppy-heppy!" Balas Tutik kembali.
"Ingat kaga usah boros, baru juga hari pertama lo kita di sini!" Jelas Tika.
"Iya iya nenek bawel!" Tutik membalas dengan cibirannya.
Mereka memasuki Mall dengan hati riang gembira pastinya, tiada suasana hati ceria untuk hati perempuan kalau sudah masuk Mall. Bisa sana dan sini memandang tumpukan barang-barang yang menggiurkan dan serasa barang-barang tersebut dengan reflek memanggil-manggil mereka seakan berkata "Kemari, coba aku dan beli aku!" Seperti itulah kira-kira. Mata Tika, Tari dan Tutik kesana kemari, berlari-lari kecil ketika melihat barang yang di rasa menggoda untuk di datangi dan tentunya dengan discoun tertulis besar-besar 20%, 30%, 50% sampai 70 %.... Menggiurkan.
Waktu terus berjalan tak terasa hari semakin bertambah menjelang matahari mulai bergeser sedikit demi sedikit dengan pasti tenggelam di ufuk timur. Entah sudah berapa lama mereka bertiga berkeliling area Mall dan entah sudah berapa kali mereka putar-putar di lokasi yang sama tiada rasa bosan. Perut mereka pun berbunyi berirama sampai dangdut, seriosa, pop dan keroncong tiada digubris, pada hal tidak satu pun barang belanjaan yang mereka beli... Ya hanya ambil, coba terasa tidak pas di letakkan di tempatnya... Seperti itu berulang-ulang kali.
"Para pengunjung yang terhormat, waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam. Mohon Ma'af sudah saantnya Mall ini tutup. Untuk para pengunjung yang masih bertransaksi di persilahkan segera ke kasir terdekat dan untuk yang masih berminat dengan barang-barang yang ada di Mall kami, kami persilahkan berkunjung besok kembali. Terima Kasih."
Suara pengeras suara di Mall tersebut menggema seantero ruangan Mall, untuk mengingatkan para pengunjung agar segera meninggalkan Mall di karenakan Mall akan segera di Tutup dan di buka kembali ke esokan harinya.
Tika, Tari dan Tutik tertegun kaget apa apalah namanya dan seperti apa raut wajah mereka para pembaca budiman pasti mengerti dengan paham bin pasti tahu ya. Bukan kaget dengan suara pengeras suara tersebut melainkan mereka kaget dengan jam yang telah di sebutkan tadi, bukan tertegun dengan suara merdu si pengisi audio pengumuman di Mall tersebut melainkan teringat mereka harus balik kembali ke asrama dengan batas waktu yang telah di sepakati pada Umar sang ketua kelas jam 8.00 malam.
Dengan sigap mereka langsung keluar Mall sembari berlari-lari cukup kencang, sampai para pak satpam Mall melihat heran akan kelakuan mereka. Sampai di luar Mall taxi online yang sudah mereka pesan sebelumnya terlihat stanby dan menyambut ke datangan mereka bertiga.
"Bang, ke asrama Lebah Hijau ya! Jangan lemot rada ngebut tapu hati-hati!" Cerocos Tutik pada abang taxi online.
"Ya neng, emang ada apaan bertiga kok buru-buru?!" Tanya abang taxi online ingin tahu.
"Darurat satu bang!" Sahut Tika cuek.
"Antara hidup dan mati bang!" Timpal Tari.
"Baiklah kalau begitu neng, pakai sabuk pengaman ya neng!" Kata si abang taxi online nada serius.
Tepat jam 9.00 Wib...
Sampailah mereka bertiga di gerbang asrama Lembah Hijau. Betapa kagetnya mereka bertiga melihat pintu gerbang asrama sudah terkunci dan suasana sepi adanya, mencekam di kelilingi pohon-pohon yang tinggi menjulang dengan umur ratusan tahun bagai raksasa yang setiap saat bisa menerkam.
Mereka mengendap-endap sampai di pintu gerbang, cukup lumayan tinggi dibuat dari besi ringan dan di atasnya besi runcing.
Keadaan bingung menyertai mereka bertiga mau seperti apa dan bagaimana? Untuk masuk ke dalam apakah harus memanjat pagar? Atau menelpon memberi kabar di dalam agar di bukakan pintunya? Masih dalam keraguan dan pikiran maju dan mundur tiba-tiba sebuah suara yang tidak tahu dari mana asalnya membuat pecah suasana!
"Sedang apa kalian?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
YUSIKO
Tancap Gas!
2023-04-04
0