BAB 4 : CERDAS CERMAT

"Kih! Gue seneng banget nih!” Rosa tiba-tiba berteriak dari luar kelas lalu berlari mendatangi Fakih yang sedang asik membaca novel kesayangannya Pendekar Kapak Maut 212 Wiro Sableng yang selalu dia pinjam di pondok bacaan depan sekolah pas di samping sekolah Taman kanak-kanak Bhayangkari.

"Ada apa sih, Cha? ganggu aja lo!" Fakih tampak kebingungan melihat kelakuan salah satu sahabat dekatnya itu.

'Wah... error nih anak!" Nelly yang berada didekat Fakih, hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Rosa.

"Gua punya berita bagus nih buat elo Kih. mau denger nggak?" ujar Rosa tersenyum lebar melihat teman-temannya semua pada melotot melihat ke dirinya.

"Berita apa Cha? kasih tau dong!" balas Nelly sedikit penasaran dengan berita bagus yang dimaksud Rosa untuk Fakih.

"Lah kok elo yang jadi kepo gitu ya Nel? Kan beritanya buat Fakih!" Balas Nur mencibir.

"Apa salahnya sih Nur kalau gue juga pengen tahu!" Balas Nelly.

"Tadi gue temu pak Budi Waluyo bagian Kesiswaan dan bilang kalau Fakih, Gue dan Marini anak kelas F, kita bertiga terpilih menjadi peserta cerdas cermat Bank Pendidikan mewakili sekolah!" Jelas Rosa.

"What?!" Nelly dan Nur ternganga mendengar perkataan Rosa tapi di sisi lain Fakih masih saja asik membaca buku tanpa menoleh ke arah Rosa sedikit pun.

"Woy... Ada berita bagus lo malah biasa aja Kih!" Kata Intan menepuk pundak Fakih.

"Kenapa gua dipilih? gua kan gak pinter! lo salah denger kali Cha!" celetuk Fakih dengan santainya.

"Elo nggak percaya Kih, gua punya buktinya, kok. nih, surat dispen buat elo!” Rosa memberikan selembar surat yang terlipat rapi ke Fakih, belum sempat Fakih menerima tuh surat sudah berpindah tangan ke Intan.

Lalu dengan lantang Intan membaca surat itu, semua yang Rosa katakan pun terbukti benar adanya kalau Rosa, Fakih dan Marini terpilih sebagai Wakil Sekolah untuk mengikuti lomba cerdas cermat Bank Pendidikan.

"Kih, gimana menurut elo, elo ma Rosa mau mengikuti perlombaan itu nggak?" Nelly bertanya.

"Menurut gue lomba tersebut bakal seru juga sih!", Rosa berjalan menuju sahabatnya itu.

"Kih, gimana kalau elo ikut lomba itu? gue yakin otak Ocha di tambah otak elo plus otaknya Marini dari kelas F itu sudah pasti ampuh!" Ucap Nelly setuju.

"Iya, gue juga sama! setuju atas perkataan Nelly, kita bangga lo dua dari tiga orang pesertanya dari kelas kita yang di pilih!", Nur mengangguk setuju dengan Nelly.

"Bagaimana Kih, elo ikut kan bareng gue dan Marini buat lomba itu!?" Tanya Rosa meminta jawaban Fakih.

"Hmmm, iya deh terserah elo aja Cha, gue akan ikut perlombaan itu!" Fakih tersenyum.

"Nah gitu, itu baru sahabat gue!" Rosa menatap Fakih dengan mata yang cerah sinarnya.

"Ada Rosa dan Fakih?" Tiba-tiba seorang makhluk berwajah cukup manis mengejutkan seisi kelas.

"Siapa ya!" Jawab Nelly bertanya.

"Saya Marini anak kelas F, kata pak Budi Waluyo saya harus menemui Rosa dan Fakih karena ada sesuatu hal yang penting". Jelas Marini.

"Oooo... Ini namanya Marini ya, gue Rosa dan itu Fakih!" Jawab Rosa sembari jari telunjuknya mengarah dimana keberadaan Fakih.

"Halo...! Jawab Fakih. Gue nggak ikutan ya Cha, elo aja yang jelasin ke Marini!" Ucap Fakih kembali tenggelam dengan buku yang sedang dia baca.

Rosa tersenyum melihat tingkah laku Fakih, karena dia mengerti kalau Fakih paling malas untuk bercanda ataupun terlalu terlihat akrab dengan cewe' yang baru dia kenal. Rosa menjelaskan secara detail apa yang dia dapat dari pak Budi Waluyo bagian kesiswaan dan semua dijelaskan pada Marini.

"Okey! kalau begitu, Marini ntar setelah selesai pelajaran jangan pulang dulu ya, kita kumpul di kelas ini!" Rosa menjelaskan pada Marini dan setelah mendengar penjelasan dari Rosa, Marini pun pamit untuk kembali ke kelasnya.

"Menurut gua, ini berita buruk Cha. jadi, gak usah terlalu seneng, biasa aja!" kata Fakih menarik tangan Rosa lalu mengembalikan surat dispen itu.

"Berita buruk apaan sih Kih?" Tanya Rosa.

Belum sempat Fakih menjelaskan, tidak lama Ivan dan kawan-kawannya menghampiri mereka.

"Cha gue denger elo ma Fakih terpilih menjadi peserta Cerdas Cermat mewakili sekolah ya!?" Tanya Ivan.

"Iya, gua terpilih sebagai peserta lomba cerdas cermat. keren kan…!” kata Rosa santai.

"Selamat! atas terpilihnya lo jadi murid cerdas cermat!" ujar Ivan menatap Rosa sinis serta dengan kata-kata mengejek.

"Apa maksud lo?" tanya Rosa yang tak mengerti perkataan Ivan.

"Elo pilih cerdas cermat atau dekat ma gue?" Jelas Ivan dengan egonya.

Rosa terkejut dengan kata-kata Ivan yang tiba-tiba terlihat sangat kesal padanya. "Elo nyuruh gue milih dengan pilihan yang semua orang tau akan jawabannya Van?!" Balas Rosa tidak kalah sewotnya. "Elo kesalkan, karena bukan elo yang kepilih ikut lomba cerdas cermat? Bukan begitu caranya kalau elo mau tunjukin ke pintaran elo ya! Kata-kata elo malah membuka hati gue kalau pikiran yang elo punya sangat kerdil sekali!" Balas Rosa lagi.

"Terserah gue dong, gue ngerasa elo dan Fakih itu bukan level gue tahu lo!" Ejek Ivan.

Fakih yang awalnya tidak ikut campur akan permasalahan antara Rosa dan Ivan mulai bangun dari tempat duduknya karena mendengar namanya di sebut-sebut. Dengan santai Fakih berjalan mendekati Ivan...!

"Van, elo ngaku lebih cerdas dari kita semua kan?" Tanya Fakih pada Ivan.

"Sudah jelas itu Kih!" Jawabnya sombong.

"Baguslah, kalau elo masih di sini artinya elo lebih bodoh dari kita semua! Elo pasti pahamkan maksud gue!" Ucap Fakih dengan santai penuh penekanan.

Ivan terdiam sejenak, "Elo pasti nyogok kepala sekolah ya, biar terpilih lomba! iya, kan?!" Lanjut Ivan lagi.

Rosa mendekati Fakih, menggenggam erat tangan Fakih agar tidak terbawa emosi. Dan Rosa langsung menarik tangan Fakih untuk meninggalkan Ivan dan kawan-kawannya menuju ke kantin sekolah. Fakih hanya diam menahan emosinya yang sedang naik ke ubun-ubun kepala mendengar perkataan Ivan barusan. Ivan mau menahan langkah mereka namun tiba-tiba tangan kekar Bambang Wahyudi sang ketua kelas A menahan pundak Ivan.

"Van, elo kenal gue kan!" Ucap Bambang santai.

"Ya, gue kenal elo Bang! dan elo jangan ikut campur urusan gue ma Rosa dan Fakih!" Jawab Ivan.

"Kalau elo terusin mengganggu mereka berdua dengan tindakan bodoh elo, gue pastikan elo ma kawan-kawan elo akan keluar merangkak dari kelas gue ini!" Ancam Bambang tegas.

Ruslan, Sam, Jhon, Agus, Anang bangkit dari duduk diam mereka di kelas menuju ke belakang Bambang.

"Van, gue bilang sekali lagi, kalau kedengeran gue lo ganggu Rosa dan Fakih, urusan elo sekarang ma gue okey!" Bambang melotot kasar pada Ivan.

“Ayo pergi! jangan pedulikan mereka!” ucap Ivan segera.

“Dasar pengecut! maju lo sini!” sahut teman-teman Bambang.

"Udah bang, biarin aja mereka mau bilang apa. gak usah didengerin” ucap Rosa.

"Santai aja Cha, Kih... Sana berangkat ke kantin. Kalau urusan Ivan ntar udah jadi urusan kita semua!" Jawab Bambang Tegas.

Rosa kembali menarik tangan Fakih yang masih dengan muka memerah menandakan dia masih emosi dengan Ivan, Rosa sengaja menahan Fakih agar tidak terjadi hal buruk dengan Ivan dan kawan-kawannya, karena dia tahu seperti apa Fakih, dengan memegang sabuk hitam karate bukan hal yang sulit buat Fakih untuk menjatuhkan Ivan dan kawan-kawannya tanpa bantuan Bambang dan yang lainnya, tapi Rosa tidak mau itu terjadi.

Sesampainya di kantin!

"Sudah gua bilang kan Cha, terpilihnya kita sebagai murid lomba cerdas cermat adalah berita buruk. Lihat yang baru terjadikan?!" Ucap Fakih.

"Ini ujian mental dan pola pikir, selama kita hidup pasti ada pro dan kontra, kehidupan ini seperti itu Kih, yang membenci akan tetap membenci jika kita benar sekalipun dan sebaliknya yang suka dengan kita, mau benar atau salah akan tetap suka, yang penting kita maju!” ujar Rosa memotivasi sahabatnya. "Sekarang kita harus memberi bukti nyata kepada orang-orang yang tidak suka dengan kita, dengan menjuarai Cerdas Cermat ini Kih, ayo kita buktikan, kalau kita murid terpintar di sekolah!" Lanjut Rosa lagi

"Ngomong apa sih lo Cha?" Fakih menatap datar Rosa, menyimak seluruh omongan Rosa sambil tersenyum, tangannya sembari mengacak-acak rambut Rosa.

Rosa tersenyum senang, dia tahu kebiasaan Fakih kalau sedang gembira yaitu sifat usilnya pada dia mulai kembali.

Satu minggu kemudian...!!!

"Kalian udah siap? Ingat membaca do'a dulu sebelum berangkat. Fakih pimpin do'a" ujar pak Budi Waluyo bagian kesiswaan kepada ketiga muridnya.

"Baik pak, semua. sebelum berangkat, mari kita berdo'a menurut kepercayaan masing-masing. berdoa, mulai” ucap Fakih.

Semua menundukkan kepala dan berdo'a.

"Berdo'a selesai" lanjut Fakih.

"Ingat kalian bertiga membawa nama Sekolah! Bukan mengharuskan kalian juara, tetapi lakukan yang terbaik buat sekolah kita!" Pesan pak Budi Waluyo.

Sepanjang perjalanan menuju tempat lomba, Marini merasa sedikit gugup. kaki dan tangan Marini mulai dingin dan bergetar sementara itu, Rosa dan Fakih karena sudah terbiasa mengikuti lomba seperti ini terlihat sebaliknya, mereka merasa sangat senang dan terus tertawa mendengar pak Budi Waluyo bercerita kocak untuk mengalihkan ketegangan murid-muridnya itu.

Butuh waktu hampir satu jam lima belas menit, namun akhirnya tiba di tempat lomba dan suasananya semakin tegang saat melihat wajah-wajah dari lawan mereka. Bagi Fakih dan Rosa lawan mereka sudah banyak yang mereka kenal dan paham akan kelebihannya masing-masing akan tetapi buat Marini seakan-akan seperti moster yang akan menelannya bulat-bulat. Fakih memahami hal itu, tangannya menggenggam tangan Marini. Sambil membisikkan "Mar, jangan lihat lawan sebagai lawan dan tersenyumlah buat mereka mengira tidak ada rasa tegang sedikit pun pada kita untuk berhadapan terhadap mereka!" Bisik Fakih pada Marini. Marini tahu maksud Fakih dan dia mulai terlihat Rileks dan Rosa pun tersenyum pada kekuatan kata-kata Fakih dalam merubah emosi Marini walau sedikit di liputi cemburu saat melihat tangan Fakih masih memegang erat tangan Marini.

Waktu demi waktu terus berjalan, lawan demi lawan mereka tumbangkan dan mereka berhasil masuk ke babak final.

"Kita nggak boleh kalah! sudah sampai di titik ini saatnya kita buktikan pada dunia!" Ucap Rosa sambil mengingat kata-kata terakhir yang ia dengar dari mulut Ivan, dan menjadikan kata-kata itu sebagai motivasinya untuk menang.

"Cerdas Cermat memasuki babak Final antara SMPN 1 KOTABUMI dengan tim Fakih, Rosa dan Marini dan SMP Xaverius Kotabumi dengan tim Alian, Franika dan Viko sementara dengan skor seri 20 poin sama. Satu pertanyaan lagi sebagai penentu siapa yang mendapat juara satu. Kalian semua siap?” ucap si pembaca pertanyaan dari Bank Pendidikan.

"Siap!" Dua tim menjawab serentak.

"Ini pertanyaan yang sangat mudah dan pertanyaannya adalah siapa berkebangsaan Jerman yang menemukan teori gelombang elektromagnetik cahaya dan elektromagnetik?"

Fakih dan Alian berebut memencet tombol lampu, tetapi Fakih kalah cepat dengan Alian.

"Iya, Alian. apa jawaban yang benar?" Ucap sang pembaca pertanyaan.

"Sial!" ujar Fakih kesal, alamat nggaak menang ini.

"Williarn Sturgeon" mendengar jawaban Alian, Fakih tersenyum lebar karena dia tahu pasti kalau jawaban Alian dan Timnya itu salah.

"Baik kita kuci jawabannya, dan jawabannya salah, Williarn Sturgeon kewarganegaraan Inggris, dia adalah penemu elektromagnet, di tahun 1823, kita coba lembar ke Tim SMPN 1 KOTABUMI, silahkan di sepakati dulu jawabannya dan jika sudah sepakat silahkan di jawab!" Ucap sang pembaca pertanyaan. "Jika jawabannya benar artinya kita semua sudah tahu siapa yang akan memenagkan lomba ini, akan tetapi jika masih salah maka akan di adakan satu lagi pertanyaan tambahan!" Jelas sang pembaca pertanyaan sembari menunggu jawaban kesepakatan Tim Fakih, Rosa dan Marini. "Silahkan di jawab, waktu berkompromi sudah habis!" lanjut pembawa acara itu dengan menyodorkan mic tepat didepan mulut Fakih sebagai juru bicara timnya.

"Heinrich Hertz kewarganegaraan Jerman, dia lah yang menemukan teori gelombang elektromagnetik cahaya dan elektromagnetik!" Jawab Fakih lantang dengan lengkap.

"Benarkah? Baik, kita kunci jawabannya dan jawaban yang benar adalah Heinrich Hertz, Selamat untuk tim dari SMPN 1 KOTABUMI yang luar biasa ini dan menjadi juara 1 dari lomba Cerdas Cermat Bank Pendidikan.

Semua penonton serentak bertepuk tangan dan bersorak gembira apalagi pak Budi Waluyo bisa mengharumkan nama sekolah merupakan sesuatu yang luar biasa.

***

Keesokan harinya, Bapak Kepala Sekolah SMPN 1 KOTABUMI dengan bangga mengumumkan hasil lomba cerdas cermat dan memanggil tiga orang siswanya Fakih, Rosa dan Marini untuk maju kedepan dan mengatakan dirinya sangat bangga memiliki murid-murid pintar seperti mereka.

Terpopuler

Comments

YUSIKO

YUSIKO

👍👍👍👍

2023-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : CINTA MONYET
2 BAB 2 : TUGAS KELOMPOK
3 BAB 3 : JUDUL DAN LUKISAN
4 BAB 4 : CERDAS CERMAT
5 BAB 5 : PEMILIHAN KETUA OSIS
6 BAB 6 : PUISI UNGKAPAN KATA HATI
7 BAB 7 : JIWA KESATRIA
8 BAB 8 : SENDU DI TENGAH HUJAN
9 BAB 9 : TERDIAM DAN TERSENYUM
10 BAB 10 : PRAMUKA DAN KISAHNYA
11 BAB 11 : SALAH PAHAM
12 BAB 12 : KEJUJURAN HATI
13 BAB 13 : INI BUKAN MIMPIKAN?
14 BAB 14 : BUNGLON SEKOLAH
15 BAB 15 : HAL YANG BENAR
16 BAB 16 : TEMAN BARU
17 BAB 17 : PASANGAN HITS
18 BAB 18 : SEMI CEMBURU
19 BAB 19 : NGGAK BOSEN?
20 BAB 20 : SEKEDAR HARAPAN
21 BAB 21 : BUTTERFLY
22 BAB 22 : TIDAK AKAN MENYERAH
23 BAB 23 : FIGHTING
24 BAB 24 : SLOW DOWN, BABY!
25 BAB 25 : PUTUS...!
26 BAB 26 : LOMBA PUISI
27 BAB 27 : PELAJARAN KOSONG
28 BAB 28 : ROCK BAND
29 BAB 29 : BINGUNG
30 BAB 30 : RUMAH ARI
31 BAB 31 : GENCATAN SENJATA
32 BAB 32 : TERKENA FITNAH
33 BAB 33 : USAHA DETEKTIF
34 BAB 34 : KERING TEMPE
35 BAB 35 : GUE TIDAK KAYA
36 BAB 36 : COWOK DEKIL
37 BAB 37 : NENEK TERCINTA
38 BAB 38 : UJI MENTAL
39 BAB 39 : KISAH OMA MARWIYAH
40 BAB 40 : BURUNG ALBATROSS
41 BAB 41 : CINTA YES! PACARAN NO!
42 BAB 42 : MENCARI KETUA OSIS
43 BAB 43 : KELAS 2A
44 BAB 44 : MENGIKUTI TEST OSIS
45 BAB 45 : I AGREE WITH YOU
46 BAB 46 : I LOVE YOU
47 BAB 47 : CALON ISTRI
48 BAB 48 : RADIO MANDIRI FM
49 BAB 49 : TEST OSIS
50 BAB 50 : SEBELUM MENYESAL
51 BAB 51 : TIDAK TERLAMBAT
52 BAB 52 : HUBUNGAN ASMARA
53 BAB 53 : TANTANGAN PECUNDANG
54 BAB 54 : SUNSET
55 BAB 55 : FOKUS
56 BAB 56 : PERMINTAAN TERAKHIR
57 BAB 57 : SHOPPING
58 BAB 58 : HENDRY PANAS
59 BAB 59 : ACARA PROM-NIGHT
60 BAB 60 : SISI KEMANUSIAAN
61 BAB 61 : DEMI ZAHRA
62 BAB 62 : TO THE POINT
63 BAB 63 : PeDe GILA ELO!
64 BAB 64 : GUE NGERTI KOK!
65 BAB 65 : SELALU AJA GITU!
66 BAB 66 : SABAR HENDRY
67 BAB 67 : MASALAH BERAT
68 BAB 68 : KEJELASANNYA
69 BAB 69 : WAJAH TERMANIS
70 BAB 70 : PASANGAN TERPOPULER
71 BAB 71 : SEMESTA DAN SEISINYA
Episodes

Updated 71 Episodes

1
BAB 1 : CINTA MONYET
2
BAB 2 : TUGAS KELOMPOK
3
BAB 3 : JUDUL DAN LUKISAN
4
BAB 4 : CERDAS CERMAT
5
BAB 5 : PEMILIHAN KETUA OSIS
6
BAB 6 : PUISI UNGKAPAN KATA HATI
7
BAB 7 : JIWA KESATRIA
8
BAB 8 : SENDU DI TENGAH HUJAN
9
BAB 9 : TERDIAM DAN TERSENYUM
10
BAB 10 : PRAMUKA DAN KISAHNYA
11
BAB 11 : SALAH PAHAM
12
BAB 12 : KEJUJURAN HATI
13
BAB 13 : INI BUKAN MIMPIKAN?
14
BAB 14 : BUNGLON SEKOLAH
15
BAB 15 : HAL YANG BENAR
16
BAB 16 : TEMAN BARU
17
BAB 17 : PASANGAN HITS
18
BAB 18 : SEMI CEMBURU
19
BAB 19 : NGGAK BOSEN?
20
BAB 20 : SEKEDAR HARAPAN
21
BAB 21 : BUTTERFLY
22
BAB 22 : TIDAK AKAN MENYERAH
23
BAB 23 : FIGHTING
24
BAB 24 : SLOW DOWN, BABY!
25
BAB 25 : PUTUS...!
26
BAB 26 : LOMBA PUISI
27
BAB 27 : PELAJARAN KOSONG
28
BAB 28 : ROCK BAND
29
BAB 29 : BINGUNG
30
BAB 30 : RUMAH ARI
31
BAB 31 : GENCATAN SENJATA
32
BAB 32 : TERKENA FITNAH
33
BAB 33 : USAHA DETEKTIF
34
BAB 34 : KERING TEMPE
35
BAB 35 : GUE TIDAK KAYA
36
BAB 36 : COWOK DEKIL
37
BAB 37 : NENEK TERCINTA
38
BAB 38 : UJI MENTAL
39
BAB 39 : KISAH OMA MARWIYAH
40
BAB 40 : BURUNG ALBATROSS
41
BAB 41 : CINTA YES! PACARAN NO!
42
BAB 42 : MENCARI KETUA OSIS
43
BAB 43 : KELAS 2A
44
BAB 44 : MENGIKUTI TEST OSIS
45
BAB 45 : I AGREE WITH YOU
46
BAB 46 : I LOVE YOU
47
BAB 47 : CALON ISTRI
48
BAB 48 : RADIO MANDIRI FM
49
BAB 49 : TEST OSIS
50
BAB 50 : SEBELUM MENYESAL
51
BAB 51 : TIDAK TERLAMBAT
52
BAB 52 : HUBUNGAN ASMARA
53
BAB 53 : TANTANGAN PECUNDANG
54
BAB 54 : SUNSET
55
BAB 55 : FOKUS
56
BAB 56 : PERMINTAAN TERAKHIR
57
BAB 57 : SHOPPING
58
BAB 58 : HENDRY PANAS
59
BAB 59 : ACARA PROM-NIGHT
60
BAB 60 : SISI KEMANUSIAAN
61
BAB 61 : DEMI ZAHRA
62
BAB 62 : TO THE POINT
63
BAB 63 : PeDe GILA ELO!
64
BAB 64 : GUE NGERTI KOK!
65
BAB 65 : SELALU AJA GITU!
66
BAB 66 : SABAR HENDRY
67
BAB 67 : MASALAH BERAT
68
BAB 68 : KEJELASANNYA
69
BAB 69 : WAJAH TERMANIS
70
BAB 70 : PASANGAN TERPOPULER
71
BAB 71 : SEMESTA DAN SEISINYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!