10 : Terkejut

Hay bebebkuuu semuanya..

Aku mohon bantuannya ya, tolong vote dan komen di setiap chapter ceritaku karena itu semua yang membangkitkan semangat ku. Aku selalu suka komen apapun dari kalian, terutama komen yang berhubungan sama isi ceritanya. Terimakasih untuk yang sudah rate, favorit, vote apalagi komen.

JANGAN LUPA BACA CERITA AKU YANG LAIN :

• FRIENDSHUT

• PAST AND FUTURE

• JUST MARRIED

PS: DISARANKAN SAAT MEMBACA GUNAKAN LATAR HITAM :)

Mata itu masih tertuju pada bangunan berlantai-lantai di hadapannya. Masih berdiri diri di dalam mobil dengan pikiran yang mulai berkecamuk kemana-mana. Pikirannya masih tak menyangka, masih belum bisa mencerna ini semua. Terkejut? Tentu saja.

“Anton? Really?”

Delfano menghela napas kasar, kembali menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi mobilnya. Tangannya mengacak-acak rambutnya yang lumayan tebal dengan potongan tak beraturan. Dia menggeleng pelan, saat pikirannya kembali berputar-putar.

Saat ini, Delfano berada di area gedung apartemen Antonio. Dia tak mungkin salah, ini memang gedung apartemen Antonio—sahabatnya. Bertahun-tahun dia datang dan menginap di tempat ini tak mungkin membuatnya lupa hanya dalam sekejap. Dan soal Anjani yang dimaksud Tiffany, dia yakin pasti itu adalah istri Antonio. Dia tahu dan datang ke pernikahan dengan landasan perjodohan.

“Apa jangan-jangan Anton masih berhubungan sama Tata?” Gumam Delfano, dia menatap kosong kedepan dengan segala pikiran di benaknya.

Delfano tersenyum miris. Jika memang seperti itu, kenapa Antonio tak pernah memberitahunya? Oke, Sebastian memang pergi kuliah di luar negeri karena permintaan orangtuanya. Kepergian Sebastian itu cukup membuat mereka jarang melakukan komunikasi. Sedangkan Antonio, dia memang kuliah di kota yang sama dengannya hanya saja berada di Universitas yang berbeda. Kesibukan Antonio mengurus bisnis kecil yang baru dirintisnya juga memberi jarak diantara mereka.

Serta, dirinya yang ikut mengurus perusahaan milik Papi nya pun ikut menyibukkan diri sehingga tak ada waktu hanya untuk berbincang-bincang dengan perempuan mereka.

Flashback on~~

Delfano turun dari mobilnya, dia menghentikan langkahnya saat mendapati seorang perempuan tengah duduk di kursi taman rumahnya. Dia terpaku di tempat, kembali berwajah datar saat matanya menangkap pergerakan dari perempuan itu yang kini sudah mulai beranjak menghampirinya.

Senyuman manis pun di lemparkan perempuan itu untuknya dan sekali lagi, hatinya dibuat berdebar dengan senyuman yang sudah lama tak di lihatnya. Memang tak bisa di pungkiri, rasa rindu itu kian menggebu dalam dirinya. Dia rindu dengan senyuman dan tentunya pemilik senyuman itu.

Mereka kini berhadapan dengan tatapan yang saling berlawanan. Meskipun begitu, tatapan cinta itu masih ada dan masih menghunus tajam sehingga membuat debaran di hati itu kian menggebu-gebu.

“Fano,”

Dia memejamkan matanya saat suara perempuan itu kembali mengalun di telinganya. Dia rindu dengan suara itu juga. Tapi sekali lagi, egonya malah berkata lain.

Dia kembali menatap perempuan itu.

Tata—Natasya. Kekasihnya?

“Ngapain Lo disini?”

Delfano bisa melihat raut terkejut yang ditunjukkan perempuan itu saat mendengar pertanyaan. Mungkin terdengar sadis, namun percaya ini pertama kalinya seorang Delfano bicara sedatar dan sedingin itu kepada seorang Natasya.

Delfano yang hangat, hilang.

Tatapan cinta Delfano, seolah hilang. Padahal nyatanya, masih bergemuruh hebat.

Natasya, dia mencoba tersenyum meskipun nyatanya ada bagian hatinya yang teriris mendengar nada darat itu.

“Fan, gue mau minta maaf. Gue pergi—”

“Lo pergi disaat gue butuh Lo.”

Natasya menggeleng. “Enggak, Fan. Gue—”

Delfano menggeleng, dia berjalan menjauh dari Natasya. “Enggak apa maksud Lo!? Lo tau, saat itu gue sakit dan gue sangat butuh diri lo. Gue butuh kehadiran Lo, karena Lo semangat gue. Gue—”

Delfano menggeram. “Tapi, apa? Lo malah pergi, ninggalin gue.”

Natasya menggeleng, dadanya sesak dengan mata yang sudah memanas. Apa yang diucapkan Delfano itu salah, dia tak pernah meninggalkan lelaki itu, niat pun rasanya dia tak ada. Dia berdiri di belakang Delfano. “Enggak Fan. Gue gak ninggalin lo. Gue—”

Delfano masih menunggu apa yang akan diucapkan Natasya selanjutnya. Tapi, hanya suara isakan yang didengarnya. Dia membalikkan tubuhnya, cukup terkejut melihat Natasya yang sudah basah berlinang air mata. Perempuan itu menunduk dengan tangisan pilunya.

“Bunda ...”

Delfano mengerutkan keningnya, bingung maksud ucapan perempuan itu. Bunda? Dia sudah lama tak menemui Emma sejak fakta tentangnya di ketahui sahabatnya. Bagaimana kabar wanita paruh baya itu kini?

“Bunda ... bunda meninggal, Fan.”

Boom!!

Rasanya seperti dilempar bom atom begitu saja. Dia terkejut mendengar ucapan Natasya. Dia melangkah menghampiri perempuan itu yang tangisnya semakin keras, bahkan perempuan itu kini sudah bersimpuh di rumput tamannya. Dia ikut bersimpuh, menatap sejenak perempuan itu sebelum kemudian membawa perempuan itu ke pelukannya.

Flashback off~~

Delfano menggeleng keras saat pikirannya malah tertuju pada masalalu. Dia menghembuskan napas dengan kasar, mengacak rambutnya dengan asal kemudian menjatuhkan kepalanya diatas setir.

“Lo dimana, Ta?” Lirih Delfano pelan, dia memejamkan matanya perlahan dengan pikiran yang masih tertuju pada perempuan itu—Natasya.

......................

...----------------...

Dia keluar dari apartemen Anjani dan langsung dikejutkan dengan keberadaan mobil milik Delfano yang masih terparkir di tempat yang sama terakhir kali dia turun. Dia segera melangkah menghampiri mobil tersebut, ingin memastikan apakah itu mobil memang milik Delfano. Dugaannya benar, mobil ini milik Delfano. Bahkan, dia bisa melihat pemiliknya yang setengah tertidur didalam mobil.

Tok ... Tok ...Tok ...

Dia menggedor kaca mobil Delfano, berhasil lelaki itu cepat sadar dari tidurnya. Dan tak butuh waktu lama, dia bisa melihat lelaki itu yang sudah sadar dari tidurnya. Perlahan, kaca mobil itu terbuka menampilkan wajah Delfano yang sulit di artikan.

“Lo masih disini?” Tanya Tiffany terkejut.

Delfano mendengus pelan. “Menurut Lo?” Tanya Delfano balik, dia bersandar sambil menatap lurus kedepan.

Dia cukup terkejut mendengar ucapan Delfano, namun kemudian memincingkan matanya saat tiba-tiba otaknya berkeliaran. “Ngapain? Jangan bilang, Lo nungguin gue?” Tuduh Tiffany sambil tersenyum tipis.

Dia hanya bercanda, namun sepertinya tidak dengan Delfano. Buktinya, lelaki itu mengangguk atas tuduhannya itu.

“Iya, ayo. Gue anterin Lo pulang.” Ajak Delfano, tak ada nada memerintah atau songong seperti biasa. Hanya ajakan yang terdengar seperti biasa saja.

Dia menggeleng pelan. “Lo lagi gak kesambet apapun kan?"“ Tanya Tiffany pelan.

Delfano menghela napas kasar, dia memutar bola matanya jengah kemudian kembali menatap Tiffany. “Mau gue anterin atau Lo pulang sendiri? Simple.”

Dia menghela napas kasar. Dia mengangguk. “Yaudah, anterin gue deh ke toko ya.”

“Yaiyalah ke toko. Lo pikir, gue mau anterin Lo ke rumah. Malas banget.”

“Ikh, Lo niat gak sih!”

“Yaudah, buruan!”

“Iya ... Iya ... Sabar kek!”

“Lama!”

“Ya sabar!”

......................

...----------------...

“Lo kenapa sih, ngeliatin gue mulu!? Risih tau!”

Ketusnya, dia melipat tangan di depan dada saat Delfano yang dengan terang-terangan terus memperhatikannya. Bukan geer, tapi memang itu kenyataannya.

“Lo tau, Nana?” Tanya Delfano.

Dia ternganga, menggeleng tak percaya. Dia berdecak pinggang. “Ya ampun, Lo kenapa sih dari tadi ngomongin Nana, Nana ... Mulu. Pusing gue dengernya!” Ketus Tiffany, dia menatap sebal Delfano.

Delfano diam, dia tak membalas apapun ucapannya. “Oke, thank you. Gue cabut dulu.” Ucap Delfano pelan, dia segera membalikkan tubuhnya meninggalkan Tiffany di depan toko perempuan itu.

Perlahan kedua tangannya meluruh, tersimpan disamping tubuhnya sendiri sambil terus menatap kepergian Delfano. Entah kenapa, lagi-lagi ada yang berbeda dengan hatinya. Dia bingung dengan perubahan Delfano yang tiba-tiba. Delfano yang dingin dan songong hilang begitu saja, digantikan dengan Delfano yang tak biasanya.

“MAKASIH UDAH ANTERIN GUE!”

Terpopuler

Comments

Riska Cikok

Riska Cikok

trus nasib Natasya gmn thor

2020-11-22

1

Boy Vendra kesayangan oca

Boy Vendra kesayangan oca

ess balok si fano

2020-07-08

1

𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se

𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se

dngin banget sih fano

2020-06-24

1

lihat semua
Episodes
1 ~Secret~
2 1 : Hari Pertama
3 2 : Songong
4 3 : Si Songong dan Belagu
5 4 : Anak Tante Sinora
6 5 : Pertolongan
7 6 : Gak ikhlas, bilang!
8 7 : Bakso
9 8 : Ajakan
10 9 : Nana
11 10 : Terkejut
12 11 : Postingan
13 12 : Boncengan
14 13 : Malu
15 14 : Tuduhan dan Tantangan
16 15 : Nasi Goreng Mentega
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 30
32 31
33 32
34 33
35 34
36 35
37 36
38 37
39 38
40 39 : Dua Minggu
41 40 : Curhat?
42 41 : Menerima
43 42 : Fakta
44 43 : Aneh
45 44 : Perasaan
46 45 : Jelasin !
47 46 : Penjelasan
48 47 : Sebastian : Rumit
49 48 : Deg ... Deg ...
50 49 : Benarkah, rindu?
51 50 : Feminim
52 51 : Karena dress (1)
53 52. Karena Dress (2)
54 53. Pemakaman
55 54. DT'liefde dan Bioskop
56 55. Mencoba berdamai.
57 56. Semakin Dekat (Titik) (1/2)
58 57. Semakin Dekat (Titik) (2/2)
59 58. Yaudah!
60 59. Perkara ke Supermarket
61 60. Supermarket
62 61. Semuanya akan berubah 1/2
63 62. Semuanya akan berubah 2/2
64 63. Perasaan yang salah. Bodoh.
65 64. Mulai berubah (1)
66 65. Mulai berubah (2)
67 66. Mulai Berubah (3)
68 67. Mulai berubah (4)
69 68. Butik
70 69. Pertanyaan Tante Sinora
71 70. Kepergian
72 71. Bukannya, ini yang Lo mau?
73 72. Ziarah
74 73. Seporsi Bakso
75 73. Teruntuk Lo, Tiffany
76 74. Delfano tahu, dia jatuh cinta.
77 75. Pertanyaan yang mengakhiri semuanya [ End ]
Episodes

Updated 77 Episodes

1
~Secret~
2
1 : Hari Pertama
3
2 : Songong
4
3 : Si Songong dan Belagu
5
4 : Anak Tante Sinora
6
5 : Pertolongan
7
6 : Gak ikhlas, bilang!
8
7 : Bakso
9
8 : Ajakan
10
9 : Nana
11
10 : Terkejut
12
11 : Postingan
13
12 : Boncengan
14
13 : Malu
15
14 : Tuduhan dan Tantangan
16
15 : Nasi Goreng Mentega
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
30
32
31
33
32
34
33
35
34
36
35
37
36
38
37
39
38
40
39 : Dua Minggu
41
40 : Curhat?
42
41 : Menerima
43
42 : Fakta
44
43 : Aneh
45
44 : Perasaan
46
45 : Jelasin !
47
46 : Penjelasan
48
47 : Sebastian : Rumit
49
48 : Deg ... Deg ...
50
49 : Benarkah, rindu?
51
50 : Feminim
52
51 : Karena dress (1)
53
52. Karena Dress (2)
54
53. Pemakaman
55
54. DT'liefde dan Bioskop
56
55. Mencoba berdamai.
57
56. Semakin Dekat (Titik) (1/2)
58
57. Semakin Dekat (Titik) (2/2)
59
58. Yaudah!
60
59. Perkara ke Supermarket
61
60. Supermarket
62
61. Semuanya akan berubah 1/2
63
62. Semuanya akan berubah 2/2
64
63. Perasaan yang salah. Bodoh.
65
64. Mulai berubah (1)
66
65. Mulai berubah (2)
67
66. Mulai Berubah (3)
68
67. Mulai berubah (4)
69
68. Butik
70
69. Pertanyaan Tante Sinora
71
70. Kepergian
72
71. Bukannya, ini yang Lo mau?
73
72. Ziarah
74
73. Seporsi Bakso
75
73. Teruntuk Lo, Tiffany
76
74. Delfano tahu, dia jatuh cinta.
77
75. Pertanyaan yang mengakhiri semuanya [ End ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!