...***...
Di suatu tempat yang cukup ramai, di sana ada seorang wanita cantik yang sedang banyak berbelanja. Dera Lasri, itulah namanya. Ia sedang bersama seorang pemuda yang sangat mapan?. Ia sangat senang, karena ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Termasuk berbelanja dalam jumlah yang sangat banyak.
"Bagaimana menurutmu?. Apakah kamu masih mengharapkan cowok kere itu jadi pacar kamu?." Ucapnya dengan nada mengejek.
"Memangnya siapa yang mau jadi pacar orang dibanggakan, kecuali mendengarkan kata-kata bijak tidak berguna darinya." Balasnya dengan nada sombong.
"Kata-kata bijak?. Memangnya orang miskin seperti dia memiliki kata-kata bijak?." Harga dirinya terlalu tinggi.
"Walaupun kami miskin, setidaknya untuk berbelanja kami tidak menggunakan yang orang tua. Begitu deh katanya." Ia malah tertawa saat ia berkata seperti itu.
"Ahaha!. Pandai banget tu anak melawak." Ia juga ikut tertawa.
"Makanya aku bosan dengannya yang sok bijak seperti itu." Ucapnya dengan nada bosan.
"Udahlah. Tinggalin aja dia. Enggak ada gunanya pacaran sama dia." Entah kenapa itu yang ia rasakan.
"Emangnya kamu mau gantiin dia?. kalo seandainya aku putus sama dia?." Ia malah bertanya seperti itu.
"Mau sih!. Tapi itu semua tergantung sama kamu nya sih?. Mau atau tidak?." Ia malah bertanya seperti itu.
"Ahaha!. Ok! Nanti kalau udah ketemu secara langsung, aku bakalan putusin dia." Dengan senang hati ia berkata seperti itu.
"Aku tunggu kabar bahagia itu ya?." Dengan nada menggoda ia mengedipkan matanya.
"Jangan cemas. Kabar bahagia itu enggak akan sampai berbulan-bulan kok." Ia juga menanggapi itu dengan nada menggoda.
"Kamu ini memang bandel, plus nakal, ya?." Ia mengedipkan matanya kembali dengan tatapan nakal.
Kedua insan tersebut benar-benar tidak memiliki perasaan sedikitpun. Keduanya tidak memikirkan perasaan tentang orang lain. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak terus ceritanya.
...***...
Pukul 10.25.
Akhirnya Even telah sampai bersama kedua orang tuanya. Tentunya saat itu datang dengan membawa seserahan lamaran, yang disiapkan bersama orang teranya dengan dadakan.
"Oh?. Sudah nyampe ya?." Mega Aryani menyambutnya. "Mari" masuk. "Lanjutnya.
"Saguna, sudah lama tidak bertemu ya?. Harfandi tersenyum ramah.
"Memang sangat lama sih." Balasnya. "Silahkan duduk." Ia mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Terima kasih." Balas Greesa Dara dan Saguna Pradhana.
"Mari duduk nak?." Mega Aryani dengan nada bertanya?.
"Namanya evan." Greesa Dara memperkenalkan nama anaknya. "Anak kami satu-satunya yang kami miliki hingga saat ini."
"Salam kenal tante." Ucapnya dengan enggan.
"Wah!. Kalem banget, ya?. Beda sama papanya dulu waktu sekolah?." Harfandi seakan-akan mengingat masa lalu.
"Ahaha!. Itu hanya masa lalu. Jangan diungkit lagi." Saguna terlihat sangat malu.
Sedangkan Mega Aryani dan Greesa malah tertawa mendengarkan itu. Meskipun keduanya sama sekali tidak mengerti dangan kisah yang terjadi diantara Kedua bapak-bapak itu di masa lajang.
"Bagaimana dengan akses bisnismu?." Ia malah bertanya seperti itu.
"Ekhem!." Mega Aryani memberi kode.
"Ah!. Maaf. Bagaimana dengan perjodohan ini?. Apakah telah dipikirkan dengan sangat baik?." Ia mengubah pertanyaannya.
"Kami telah memikirkan ini dengan sangat matang. Tentunya kami semua sangat setuju." Balas saguna.
"Syukurlah. Jika memang setuju." Harfandi sangat lega. "Tapi sebenarnya ini bukan hanya urusan bisnis saja." Ucapnya dengan senyuman ramah. "Tujuan sebenarnya untuk mempererat hubungan antara kita sebagai teman. Hanya itu saja." Ucapnya lagi.
"Kamu itu memang sangat baik har. Aku tidak salah memiliki sahabat seperti kamu." Segura merasa sangat bersyukur.
"Sampai kapan pun?. Kamu tetap teman terbaik aku. Maaf ya?. Jika perjodohan ini membuat anak kamu merasa terbebani. Aku hanya tidak Mau menyerahkan anakku sama laki-laki tidak bertanggung Jawab." Lanjutnya.
Mereka semua dapat mengambil kesimpulan, bahwa Harfandi memang sosok seorang ayah yang sangat Menyayangi anaknya.
"Tentu saja tidak keberatan sama sekali, iya, kan nak?." Saguna menepuk pelan pundak anaknya.
"Iya, ayah benar. Saya tidak merasa keberatan sama sekali om." Entah Kenapa ia sangat gugup.
"Syukurlah jika memang tidak merasa keberatan." Harfandi sangat bersyukur, sangat lega.
"Kalau begitu. Akan saya panggi dulu anak kami." Mega Aryani pergi meninggalkan mereka sejenak.
"Apalah anakmu masih berdandan, har?." Saguna merasa penasaran.
"Memang kami yang menyuruhnya untuk menunggu. di dalam kamarnya." Balasnya sedikit tertawa.
"Wah!. Dimanja sekali ya?. Anaknya pasti cantik." Saguna semakin penasaran dengan wajah calon menantunya.
Sementara itu di kamar Andhira?. Mega Aryani baru saja masuk kamar mak tirinya.
"Mereka baru datang." Dengan juteknya ia berkata seperti itu.
"Oh?. Udah datang?." Setelah berkata seperti itu?. Ia langsung pergi, akan tetapi saat itu rambutnya ditarik lumayan kuat.
"Dasar anak kurang ajar!. Memangnya kamu anggap apa aku ini?. Hah?!. Aku belum selesai berbicara denganmu!." Bentaknya dengan suara sangat keras.
"Pemerah sekali." Ucapnya dengan nada Mengejek. "Nanti?. Kalo suaranya sampai terdengar di depan?. Papa bisa malu punya istri seperti kamu, loh?." Ia malah tertawa aneh "Bisa jadi mereka menolak perjodohan ini?. Karena tidak mau memiliki besan, serta mertua yang galak, loh?." Ia memberikan pandangan seperti itu.
"Diam kau anak nakal!." Mega Aryani memberi penekanan. "Jangan uji kesabaranku pada saat penting seperti ini!." Lanjutnya. Suasana hatinya saat itu sedang buruk, karena anak tirinya yang sama sekali tidak pernah menaruh rasa hormat padanya. "Cepat temui mereka!. Jangan sampai kamu membuat malu ayah kamu?. Dengan kelakuan buruk mu itu!." Itu adalah sebuah ancaman. "Aku tunggu kamu di depan. Ingat?!. Jangan sampai kamu melakukan kesalahan." Ancamnya dengan nada penuh penekanan.
"Pergi duluan sana. Aku pasti akan menyusul kamu, mama tiri." Dengan hati ang sakit luar biasa, ia berkata seperti itu.
Mega Aryani hanya diam, ia sedang menahan amarah yang hampir saja meledak melalui kepalanya. "Tenanglah!. Jangan sampai kamu kehilangan akal sehatmu, setelah mendengarkan ucapan anak kurang ajar ini." Dalam hatinya mencoba untuk tetap terang. Walaupun di dalam hatinya menyimpan semua perasaan sesak yang sangat luar biasa. "Kau tenang saja. Setelah anak itu menikah?. Harta warisan akan berpindah padaku nantinya. Jadi aku hanya perlu menunggu waktu saja." Dalam hatinya memiliki niat yang sangat tidak baik.
"Wanita itu lama-lama terasa sangat menyebalkan. Bahkan ia setuju dengan perjodohan itu?. Ingin rasanya aku membunuhnya." Dalam hati Andhira sangat dendam pada wanita yang telah membuat hidupnya terasa sangat berantakan. "Bagaimana mungkin papaku bisa jatuh cinta pada wanita jahat seperti dia?. Papaku sudah tidak normal lagi aku rasa." Dalam hatinya malah berpikiran seperti itu mengenai ayahnya. Sungguh, seorang anak yang sangat dipenuhi dengan perasaan curiga yang berbeda.
Next halaman.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments