SIAPA CINTA SEJATIMU
...***...
Pukul 9.30 malam.
Andhira Lavanya, seorang wanita muda cantik berumur 23 tahun. Ia seorang editor TV yang cukup terkenal. Ia tidak mau mengikuti jejak ayahnya yang merupakan bos perusahaan yang sangat besar dalam bidang teknologi. Malam itu ia sedang bergelut dengan hasil pengambilan video yang berhasil diambil oleh timnya. Kadang tak jarang ia dipercayai untuk menjadi pembawa acara berita, sehingga ia mendapatkan dua pekerjaan sekaligus. Tapi ia sangat menikmati pekerjaannya itu. Akan tetapi pada saat itu ia mendengarkan panggilan seseorang.
"Kak!. Dipanggil mama tuh!." Deepa dengan suara yang tidak bersahabat berkata seperti itu padanya. "Jangan kelamaan." Setelah berkata seperti itu, ia segera pergi dari sana.
"Ya, bentar lagi aku ke sana." Andhira menatap kesal ke arah adik tirinya itu. "Tidak biasanya mama memanggilku. Aku merasakan firasat yang buruk." Andhira selalu merasa tidak enak jika dipanggil mama tirinya itu.
Andhira langsung segera meninggalkan studio kecil miliknya. Ia ingin tahu kenapa ia dipanggil mama tirinya.
"Duduklah." Harfandi mempersilahkan anaknya untuk duduk.
"Um." Andhira hanya nurut saja dengan apa yang dikatakan ayahnya.
"Ayah tidak akan berbasa-basi lagi." Harfandi menatap serius ke arah anaknya. "Besok kamu akan bertemu dengan calon suamimu." Harfandi langsung masuk pada inti pembicaraan dan tujuannya.
"Jadi ayah akan menjodohkan aku?." Andhira Lavanya, itulah nama lengkapnya. Ia tampak terkejut dengan apa yang dikatakan ayahnya.
"Sebaiknya kamu itu tidak usah membantah!." Mega Aryani terdengar seperti sedang membentak anak tirinya. "Sudah bagus aku membesarkan kamu selama ini!. Jadi kamu tidak berhak untuk menolaknya!." Ia sangat tidak suka jika ada seseorang yang berani membantah apa yang dikatakan suaminya.
"Ya, tahu kok." Andhira hampir saja terbawa amarahnya ketika ia mendengarkan suara mama tirinya yang meninggi padanya. "Aku juga tidak berniat untuk membantah!." Hatinya sangat sakit, mama tirinya itu sepertinya memang sangat benci padanya. Walaupun telah bertahun-tahun hidup satu rumah, tapi tetap saja seperti itu sikap yang ditunjukkan oleh mama tirinya itu.
"Kau ini ya!." Mega Aryani tidak dapat menahan emosinya, hingga tangannya melayang ke arah pipi Andhira.
Plak!.
Sebuah tamparan yang sangat keras didapatkan oleh Andhira.
"Kegh!." Andhira meringis sakit ketika pipinya ditampar kuat. "Terus saja gunakan kekerasan!. Kalau perlu ambil parang bunuh saja aku!. Dari pada aku harus diperlakukan seperti ini!." Teriak Andhira dipenuhi dengan amarah yang sangat membara.
"Jaga ucapan kamu andhira!." Harfandi juga terbawa amarahnya ketika ia mendengarkan ucapan anaknya Andhira.
"Ayah selalu saja berkata seperti itu!." Andhira juga emosi dengan sikap ayahnya. "Aku ini anakmu atau bukan?!." Hatinya sangat sakit karena dibentak ayahnya. Seseorang yang seharusnya melindungi dirinya.
"Jangan buat aku marah!." Harfandi menatap tajam ke arah anaknya. "Besok mereka akan datang!. Kalau kamu kabur?!. Jangan harap kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan!." Dengan nada penuh penekanan ia berkata seperti itu.
"Heh!." Andhira mendengus marah, ia sangat sakit hati dan tidak bisa menerima begitu saja. Hatinya benar-benar sangat sakit dengan perlakuan ayah dan mama tirinya.
...***...
Di sebuah rumah.
Saguna Pradhana malam itu terlihat sangat sedih, sebab ia merasa berat hati ingin membicarakan masalah yang rumit pada anak semata wayangnya.
"Perusahaan kita mengalami kebangkrutan, ayah terpaksa harus meminta bantuan pada teman ayah." Saguna Pradhana memulai pembicaraan, akan tetapi sorot matanya terlihat sangat sedih. "Tapi syaratnya perjodohan." Suaranya terdengar lirih.
"Apakah memang harus seperti itu ayah?." Evan Pradhana memastikan sekali lagi atas apa yang ia dengar pada saat itu.
"Maafkan kami nak. Ini semua juga demi hubungan baik yang selama ini telah kami jalin." Greesa, sang ibu juga terlihat sangat sedih ketika berkata seperti itu pada anaknya.
"Jadi seperti itu?. Jadi tidak memiliki pilihan lain?." Evan sedikit kecewa dengan apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya. "Tapi ibu tahu sendiri, kan?. Kalau aku memiliki pacar?." Evan hanya ingin ibunya menyadari, jika perjodohan itu akan menyakiti seseorang yang mungkin akan membawa dampak tidak baik nantinya.
"Sekali lagi maafkan ibu nak. Ibu harus membantu ayah kamu untuk kembali membangun perusahaan yang telah dibangun bersama. Maafkan ibu, hanya ini saja yang bisa ibu bantu untuk ayah kamu." Greesa hanya ingin anaknya membantu ayahnya, meskipun harus mengorbankan perasaan seseorang.
"Kalau begitu akan aku pikir-pikir lagi ayah, ibu." Evan sebenarnya tidak ingin membuat ayah dan ibunya kecewa, hanya saja ia bingung mau menjelaskan seperti apa pada pacarnya, jika ia dijodohkan?. "Biasanya wanita yang dijodohkan. Tapi kenapa malah aku yang dijodohkan demi menyelamatkan perusahaan ayah?." Dalam hatinya merasa iba dengan nasib yang ia alami. "Kalau begitu aku mau istirahat dulu ayah, ibu." Suasana hatinya benar-benar gelisah setelah mendengarkan bahwa dirinya akan dijodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak ia kenali?.
"Bagaimana ini bu?." Saguna sangat gelisah ketika anaknya berkata seperti itu. "Bagaimana jika evan tidak setuju dengan perjodohan ini?." Saguna tidak bisa membayangkan jika anaknya tidak menerima perjodohan itu?. "Ayah benar-benar akan kehilangan usaha ini buk." Hatinya tentunya sangat sedih, usaha rumah makan yang didirikan secara bersama namun bangkrut begitu saja ketika ada seseorang yang datang dengan membawa dampak yang lebih berbeda dari apa yang ia pertahankan selama ini?.
"Sabarlah ayah." Greesa, sebagai seorang istri mencoba untuk menenangkan suaminya yang sedang gelisah. "Berikan waktu pada anak kita untuk menentukan masa depannya. Percayalah pada anak kita, ya?." Greesa juga tidak ingin ada konflik yang akan terjadi antara suami dan anaknya.
"Baiklah kalau begitu." Saguna mencoba memahami apa yang telah dikatakan oleh istrinya. Ia hanya berhadap, jika anaknya mau menuruti apa yang ia katakan.
...***...
Sementara itu Andhira sedang merenung di kamarnya. Suasana hatinya benar-benar tidak bagus, hatinya pada saat itu sedang dipenuhi oleh kebencian yang mendalam.
"Aku tahu ibuku sudah tiada. Tapi bukan berarti dia seenaknya saja padaku." Andhira masih belum menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan pada saat itu. "Dijodohkan?." Ia bahkan mengulangi kalimat itu. "Heh!. Seperti wanita tua yang tidak laku saja. Sehingga aku dijodohkan seperti ini. Memang sangat menyebalkan!." Ia sangat tidak terima jika dirinya dijodohkan begitu saja. "Pikiran kolot, aku memiliki pacar yang mapan, aku bisa berharap padanya!." Hatinya memang sangat membenci dengan fakta itu. Ia segera menghubungi seseorang yang telah ia anggap seseorang yang sangat ia cintai, ia berencana akan menikah dua tahun lagi jika tidak ada halangan. Tapi apa yang terjadi padanya malam ini?. Perjodohan?. Jangan bercanda!.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments