Satu minggu berlalu dengan begitu cepat, kedua remaja berbeda usia itu kini semakin dekat dan sering bertemu di waktu luang. walau hubungan mereka hanya sekedar Adek Kaka namun keduanya begitu saling mengandalkan dan sering bertukar rasa rindu saat kesibukan membuat mereka tak bisa bertemu.
Di suatu malam yang dingin, Laluna tampak duduk di bibir jendela dengan raut muka yang begitu sedih sambil terus memperhatikan handphone nya.
"Kemana anak itu? kenapa dia tak menghubungiku seharian ini," gumam Laluna.
Malam semakin larut, nyatanya gadis itu semakin lama semakin gelisah karna seseorang yang dia tunggu gak kunjung memberi kabar juga dan tiba-tiba
Ddrrttt....ddrrttt ... Handphone nya mulai berdering lalu dengan sigap Laluna mengambil handphone nya dan
💌Rendi: Laluna
"Apa ini?"
💌Setelah ku pikir-pikir lagi selama seminggu ini, aku tetap tak mengingat apa-apa! Laluna, apa aku benar-benar menyakitimu di masa lalu?
"Ah tak bisakah dia berhenti memikirkannya? menyebalkan sekali," ketus Laluna melempar hp nya ke kasur.
Flashback 4 tahun yang lalu.
"Wah ada acara apa ni tumben dandan rapi kayak gini?" tanya Darin pada Laluna yang tengah berhias di depan cermin.
Laluna hanya tersenyum
"Tunggu! jangan bilang ini saatnya kah?" tanya Darin lagi.
"Wah jantungku rasanya seperti mau meledak," ucap Laluna sambil memegang dadanya.
"Akhirnya sahabatku akan mengungkapkan perasaannya juga, semangat Laluna tak ada alasan buat Rendi untuk nolak wanita seperti kamu."
"Ciihh kamu ini bisa aja."
"Jam berapa katanya?"
"Dia bilang jam 7 malam tapi dia ada perlu dulu katanya jadi aku berangkat duluan."
"oh begitu."
"Hemm ya udah aku berangkat dulu ya."
"Semangat sobat, aku yakin Rendi juga pasti mau mengungkapkan perasaannya padamu."
Dengan semangat Laluna pergi ke tempat yang telah di janjikan. dia menunggu sambil minum jus yang di pesannya dengan begitu senang.
****
Satu jam telah berlalu, sementara Rendi masih belum terlihat juga, dalam sekejap suasana hati Laluna kini berubah menjadi sedih dia terus memperhatikan handphone nya, bahkan pesannya dari satu jam yang lalu pun masih belum terbaca oleh Rendi.
Setelah 2 jam berlalu
Ddrrtttt ... Dddrrttt ....
"Hallo!"
"Laluna aku minta maaf, benar-benar minta maaf sepertinya aku tidak akan bisa datang, sesuatu tiba-tiba terjadi," ucap Rendi di telpon.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Tentu aku baik-baik saja, kamu pulang aja nanti ku hubungi lagi setelah masalahnya selesai."
"Baiklah, hubungi aku ya."
****
"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Laluna.
Dengan perasaan sedih Laluna pun pulang berjalan kaki dari tempat itu hujan deras dengan tiba-tiba turun membasahi tubuh Laluna. pikirannya di penuhi dengan tanda tanya, apa yang sebenarnya terjadi, masalah apa yang membuatnya bisa sampai tega membiarkan Laluna menunggu lama dan bahkan menyuruhnya pulan tanpa menemuinya terlebih dahulu.
Di jalan yang begitu dingin itu, langkah Laluna tiba-tiba terhenti karena melihat motor yang sama percis dengan punya Rendi di salah satu motel dekat sana. awalnya dia tidak begitu yakin bahwa itu benar-benar milik Rendi namun, setelah beberapa saat Rendi keluar dari motel itu bersama seorang wanita.
"Hah Rendi?"
Hatinya begitu hancur setelah melihat hal itu dan pada saat Laluna hendak pergi dari sana tiba-tiba Rendi sadar dan memanggilnya.
"Laluna."
Langkah Laluna terhenti dan.
"Kamu sedang apa disini? bukankah aku sudah menyuruhmu pulang tadi?" tanya Rendi sambil berjalan menuju Laluna.
"Dan kenapa kamu basah kuyup begini? harusnya kamu membawa payung saat keluar" tanya Rendi lagi.
"Aku tidak tau akan turun hujan makanya aku tidak membawa payung," jawab Laluna gemetar.
"Ku antar pulang ya."
"Ga usah! Oh iya Rendi karna kita sudah terlanjur ketemu kau bilang sekarang aja apa yang ingin kau katakan padaku," ucap Laluna.
"Ah itu, aku gak tau apakah waktunya tepat atau tidak."
"Gapapa katakan saja, lagi pula aku juga masih ada waktu kok."
"Aku tadi mau bilang kalo aku suka sama seseorang, maksud aku ngajak ketemu tu karna aku mau minta pendapatmu tentang apa yang harus aku lakukan, tapi menunggu bertemu denganmu terlalu lama, sementara waktu masih menunjukan pukul 5 sore, jadi aku nekad ungkapin perasaan aku sama dia, aku pikir dia gak bakal langsung jawab ternyata dia langsung menerimaku dan memintaku buat menemuinya, maaf karna sudah buat kamu menunggu lama Laluna, kamu gak marah kan?" jelas Rendi.
Hati Laluna begitu hancur setelah mendengar penjelasan Rendi yang seolah tak merasa bersalah itu, gadis itu menatapnya dengan penuh amarah dia tetap berusaha bersikap baik-baik saja walau air matanya sudah seperti ingin tumpah pada saat itu.
"Laluna kau baik-baik saja?"
"Ya aku baik- baik saja! ngomong-ngomong kabar bagus jika kamu akhirnya di terima juga sama wanita itu, selamat ya," ujar Laluna.
"Makasih Laluna, kamu memang teman yang baik sudah ku duga kamu pasti gak bakal marah hanya karna hal ini."
"Hehe ya udah kalo gitu aku pulang dulu ya."
"Ayo aku antar."
"Ga usah aku pulang sendiri aja."
****
"Ahhhh pria sialan, kenapa dia terus bertanya tentang kesalahannya? setengah mati aku berusaha lupain kejadian itu dan harus teringat lagi gara-gara dia," ketus Laluna.
Ddrrt ..ddrrt... satu pesan masuk
💌Latu: kakak cantik sudah tidur? maaf ya aku baru sempet ngasih kabar, aku baru saja selesai futsal ini mau otw pulang.
Tanpa menjawab pesan tersebut Laluna Laluna langsung menekan tombol panggil pada kontak Latu dan..
"*Hallo! kenapa kakak cantik?"
"Kamu belum otw pulang kan?"
"Belum ini baru mau jalan ke tempat parkir."
"jangan pulang dulu, temenin aku ya."
"Kakak cantik gapapa kan?"
"hmm."
"Ya sudah kalo begitu kirim lokasi sekarang aku jemput kesana sekarang*."
Setelah telpon mati, Laluna langsung mengirim lokasinya pada Latu dan setelah beberapa menit langsung terdengar suara motor di depan rumah.
Di luar rumah.
"Cepat sekali," ucap Laluna.
"Iya tak ku sangka rumahku dengan gor jaraknya begitu dekat," jawab Latu.
"Duduk dulu sini."
"Kakak baik-baik aja kan?"
"Hmm aku baik-baik aja," isak Laluna.
"Kakak menangis? kenapa kak, katakan padaku hmm!"
"Gapapa, aku cuma kangen aja."
"Astaga sampe nangis dong, aku kan gak kemana-mana kakak cantik udah ya jangan nangis lagi," ucap Latu sambil menyeka air mata Laluna.
"Aku benar-benar hancur Latu, tiba-tiba aku teringat hal menyakitkan di masa lalu," ujar Laluna.
"Kenapa kakak mengingatnya jika itu menyakitkan?"
"Aku gatau, dan yang membuatku bingung aku malah tiba-tiba inget kamu dan ingin ketemu kamu."
"Aihh kok bisa kak?"
"Entahlah."
"Jika di pikir-pikir aku juga inget kakak terus, Kakak setelah ku pertimbangkan selama beberapa hari ini sepertinya aku benar-benar harus bilang sekarang," ujar Latu sambil memegang kedua pipi Laluna.
"Bilang apa? jangan membuatku takut."
"Ah aku berusaha menyangkalnya tapi tidak bisa, menyebalkan sekali."
"Astaga ada apa denganmu?" tanya Laluna sambil tertawa.
"Aku menyukai kakak," celoteh Latu.
"Hah?"
"Gakk percaya ya? sama aku juga gak percaya tapi, semakin aku berusaha menyangkalnya perasaanku malah semakin yakin kak."
"Bentar-bentar kau menyukaiku?" tanya Laluna yang masih merasa tak percaya.
"Hmm.. kakak cantik, apa kakak mau jadi pacarku?"
"Hah?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments