Kakak Cantik

"Kakak gapapa kan?" tanya Latu.

"Hah?"

"Kita kepinggir dulu yuk, hujannya makin deras ni tar kakaknya sakit," ucap latu seraya membawa Laluna menepi ke tempat yang teduh.

"Wah hujannya deras banget," celoteh Laluna.

"Kan emang iya, kakak ngapain maen terobos-terobos aja kan udah tau hujan," sahut Latu.

"Ya kan tadinya biar cepet sampe rumah."

"Aihh.. kakak ini umurnya saja yang dewasa," rayu Latu sambil mengelus rambut Laluna.

"Apa maksudmu? beraninya kau bicara begitu padaku, heh umurku 22 tahun loh," ketus Laluna.

"Emang kenapa kalau kakak 22 tahun? umurku mungkin baru 17 tahun tapi badanku lebih tinggi dan sifatku juga lebih dewasa pastinya," ejek Latu.

"Lihat anak ini, astaga."

Di bawah derasnya hujan tampaknya kedua remaja yang berbeda usia itu asik tertawa sambil menunggu hujan reda, untuk kali pertama setelah 4 tahun lamanya gadis itu tertawa lepas walau hanya sekedar candaan tipis saja.

"Kaka harusnya memanggilku Abang, aku jelas lebih dewasa dari Kaka," ucap Latu lagi.

"Jangan melantur, kau hanya lebih tinggi dariku bukan lebih tua, umurmu jelas 5 tahun lebih muda Latu," sahut Laluna.

"Benarkah? 5 tahun lebih muda?"

"Heem."

Seketika Latu menatap sayu ke arah Laluna sambil berkata:

"Kakak sepertinya kelihatan lebih ceria dari pada pas awal kita ketemu seminggu yang lalu."

"Apa maksudmu? bukankah kita juga berbicara malam itu? apa bedanya dengan sekarang?"

"Malam itu kau terlihat sangat kesepian, tapi sekarang berbeda."

"Kesepian? haha bukan kesepian tapi aku memang terbiasa sendiri, hmm begitulah,"

"Tidak punya teman?"

Laluna hanya tersenyum.

"Diam berarti iya bukan? Kaka, apa kau introvert?" tanya Latu lagi.

"Muak," jawab Laluna singkat.

"Hah?"

"Muak, menjijikan, berinteraksi dengan manusia benar-benar membuatku muak," jawab Laluna dengan tatapan yang begitu sayu.

"Kakak."

"Ah sepertinya hujannya sudah reda, aku pulang dulu papay."

"Kakkkk.. mau ku antar pulang?"

"Gak usah aku pulang sendiri saja," jawab Laluna seraya bergegas pergi menuju taxi.

"Ah setidaknya beritahu namamu dulu kak."

Langkahnya terhenti dan badannya berbalik ke belakang sambil menjawab

"Laluna! namaku Laluna hehe."

"Wahh bahkan namanya aja begitu indah! hati-hati di jalan kak sampai ketemu lagi dadah."

Tak menjawab apapun Laluna langsung pergi dengan senyum bahagia di wajahnya.

...----------------...

Setibanya Laluna di rumah, gadis itu langsung bergegas mandi dan merapihkan tempat tidurnya.

"Ah aku bahkan tak pernah sempat membereskan tempat tidurku di pagi hari," ujarnya.

Beberapa menit berlalu

"Selesai juga."

Setelah selesai semuanya dan tinggal tidur, Laluna langsung melihat hp nya sambil berbaring di tempat tidurnya dengan sanggul handuk yang masih menempel di kepalanya karna rambutnya belum kering sehabis keramas.

"Mari kita lihat apakah ada yang mengirimiku pesan?"

"Hah Notif Instagram? tumben si, padahal instagramku tak memiliki satupun pengikut," ujar Laluna dan langsung membuka Instagramnya karna penasaran.

"Permintaan pesan?"

💌Latu: hallo kakak cantik :)

"Apa ini?"

Latu:

💌Kakak cantik membuka pesanku, berarti Instagramnya memang masih aktif

💌sudah tiba di rumah?

"Latu? wah, tak ku percaya! padahal dia baru saja bertanya siapa namaku, dan langsung mencari ku di sosial media," gumam Laluna.

💌Laluna: Emmm aku sudah di rumah

"Dia membalas pesanku?" ujar Latu yang sedang duduk di kursi kamarnya.

Berulang kali Latu membuka photo profil Instagram Laluna sambil tersenyum-senyum sendiri bak orang stress.

"Cantiknya," gumam Latu.

...----------------...

Malam berganti pagi, tak seperti biasanya hari ini Laluna terlihat tampak ceria dia bahkan menjawab setiap sapaan yang selalu ia abaikan setiap harinya.

"Pagi Laluna."

"Emm pagii."

"Apa ini? dia menjawab sapaan ku?" ucap rekan yang menyapanya.

"Wah luar biasa, dia bahkan sambil tersenyum lihat," sambung rekan satunya.

"Dia menang lotre atau apa ini bahkan pertama kalinya aku melihatnya tersenyum seperti itu."

****

"Laluna," panggil Rendi.

Laluna berbalik ke arah Rendi.

"Apa yang terjadi?" tanya Rendi.

"Apa maksudmu?"

"Kau baik-baik saja?"

"Tentu saja! lagi pula apa yang membuatku tak baik?"

"Emm kau tak seperti biasanya hari ini, menebar senyum ke semua orang."

"Astaga bahkan aku tersenyum saja salah, ada apa denganmu Ren?" ujar Laluna dan langsung kembali berjalan menuju ruangannya.

"Ada apa denganku? harusnya aku yang bilang begitu Lun," gumam Rendi.

****

Di ruangan kerja

Dddrrtt...ddrtt... Handphone Laluna berbunyi dan

💌Latu: Kakak cantik sudah sarapan?

"Cihhh anak ini, bukannya sekolah malah mengirimiku pesan," gumam Laluna seraya tersenyum.

💌Kakak cantik nanti malam ada waktu?

💌ah padahal baru semalam kita ketemu tapi aku udah kangen aja hehe

"Astaga ada apa dengan anak ini? kangen seolah kita sudah dekat saja," gumam Laluna lagi sambil terus membaca pesan dari Latu.

"emm tapi ku akui aku juga kangen sama dia! ah ada apa denganku? kendalikan dirimu Laluna, dia masih anak SMA."

💌Laluna: aku pulang sekitar pukul 09.00 malam

💌Latu: baiklah, aku tunggu di depan cafe biasa, tapi kita gak bakal diam di sana kita jalan-jalan berdua hehe

"Jalan-jalam berdua? astaga anak ini."

Sepanjang bermain handphone Laluna terus tertawa dan bergumam sendiri tanpa henti, hal itu berhasil menarik perhatian rekan lain yang melihatnya dari balik kaca yang terselip di pintu.

"Apa dia berkencan dengan seseorang? lihat tak biasanya dia tertawa sendiri seperti itu."

"Benar sekali, biasanya wajahnya selalu mendung walau di luar panas terik pun."

"Rendi."

"Apa."

"Crush mu sepertinya udah punya pacar tuh," raya salah satu rekan wanita pada Rendi.

"Apa maksudmu punya pacar?"

"Lihat, dari tadi dia terus memperhatikan hp nya sambil tertawa."

"Eihhh jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan seperti itu, bisa saja kan dia menonton video lucu atau apa," ketus Rendi mengelak ucapan rekannya.

"Tapi aku yakin editor Luna bukan tipe orang yang suka menonton hal begitu."

"Sudah kau fokus kerja saja sana ga usah ngurusin hidup orang lain," ketus Rendi.

"Cihhh bilang saja cemburu."

...----------------...

Singkat cerita waktu pulang kerja pun tiba, pada saat Laluna berdiri di depan kantor sambil bermain hp Rendi menghampiri Laluna dengan motor ninjanya sambil berkata.

"Naiklah."

Laluna mengabaikannya

"Laluna," panggil Rendi dengan nada tinggi.

"Apa Ren astaga?"

"Naik, ku antar kau pulang."

"Tidak usah, aku ada janji kamu duluan saja."

"Janji sama siapa?"

"Ah bukan urusanmu, kenapa kau berisik sekali," ketus Laluna sambil beranjak dari hadapan Rendi

Rendi langsung turun dari motornya lalu mengejar Laluna dan seketika menarik tangannya sambil berkata

"Kau akan seperti ini terus?"

"Rendi! apa ini? lepasin gak?"

"Laluna."

"Aku ada janji sama seseorang, Kenapa kau seperti ini."

"Janji sama seorang pria kah?" tanya Rendi dengan nada yang mulai merendah.

"Jika iya kenapa?" jawab Laluna singkat.

"Jangan pergi."

"Apa?"

"KU BILANG JANGAN PERGII," bentak Rendi.

"Rendii! apa ada apa denganmu? kenapa kau membentakku?" tanya Laluna gemetar.

"Ah tak bisakah kau sedikit peka Laluna?" isak Rendi.

"Rendi!."

"Laluna."

"Ada apa denganmu? Rendi kenapa kau seperti ini?"

"Aku menyukaimu! kau puas?"

"Hah?"

"AKU MENYUKAIMU, SEJAK AWAL KITA KENAL 4 TAHUN YANG LALU."

Seketika Laluna terdiam dan tak mampu mengatakan apapun lagi. gadis itu menatap Rendi dengan tajam seolah emosi dan rasa sedih bercampur menjadi satu dalam satu tatapan.

Sementara Rendi terus memegang tangan Laluna, nafasnya tersengah-engah karna sedikit kesal terhadap Laluna yang sama sekali tak pernah peka dengan perasaannya dan malah bikin janji temu dengan pria lain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!