Chandani

Chandani

Bab 1 : Sinar Rembulan

Chandani. Gadis manis yang kini tengah duduk di lantai itu, tangan nya sibuk mengupas kentang. Kali ini, dirinya akan memasak kentang kari. Untuk dirinya, ibu panti dan anak-anak panti yang kini sudah tak banyak. Sebagian dari anak-anak sudah ada yang hidup dengan orang tua angkat.

Hanya Chanda yang bertahan lama di sana. Karena dirinya tidak ingin pergi dari ibu panti, ibu yang dari bayi selalu ada untuknya. Menyayangi nya layaknya ibu kandung, mencintai nya penuh rasa sayang. Sampai ia sedikit bisa lupa bagaimana kasih sayang ibu yang sesungguhnya.

Chanda di bantu adik-adiknya yang agak besar. Lumayan, sudah bisa membantunya mengupas bawang atupun mengulek bumbu.

Kesibukan Chanda dan adik-adiknya membuat mereka tidak menyadari akan keberadaan dua orang yang tengah memperhatikan mereka.

Dua paruh baya yang berdiri di pembatas dapur dan ruang tengah, keduanya tersenyum memperhatikan Chanda yang tengah sibuk.

Dua paruh baya itu adalah ibu panti dan ibu donatur tetap panti.

"Saya, ingin Chanda memiliki suami yang baik, Bu. Tolong carikan lelaki yang sederhana untuknya. Selama ini, dia selalu menolak lelaki yang datang karena dirinya tidak ingin meninggalkan ku, tapi ... aku ingin sekali melihat putri yang datang di saat bulan bersinar itu menikah," ujar ibu Seruni pada ibu Lili, wanita baik hati yang selalu membantu mereka.

Bahkan sebutan ibu peri selalu di sematkan oleh anak-anak panti untuk ibu Lili.

Ibu Lili menepuk pelan pundak ibu Seruni. "Ibu, Runi tenang saja, akan aku carikan pria yang sudah siap untuk menikah. Pria yang In Syaa Allaah Baik," kata ibu Lili sembari tersenyum manis.

"Terimakasih, Ibu Lili," ucap ibu Seruni lagi, sembari mengatupkan dua tangannya di depan dada.

Dua paruh baya itu lalu kembali ke depan membicarakan kembali apa yang jadi keinginan mereka.

..._-_-_-_-_...

Malam hari, saat semua anak-anak tengah duduk menghapal ngaji mereka, Chanda di ajak untuk keluar. Gadis yang tadinya duduk menemani adik-adik itu lantas mengikuti langkah ibu Seruni.

Kini, keduanya sudah duduk di teras. Bahkan, Chanda masih mengenakan mukenah nya. Duduk di sebelah ibu Seruni.

"Ada, apa Bu?" tanya Chanda. "Seperti nya Ibu ingin mengatakan sesuatu padaku," sambung gadis itu.

Ibu Seruni tersenyum pada anak kesayangannya itu, "Nak Chanda ... ibu tahu, kamu tidak ingin pisah dari ibu. Tapi, ibu ingin sekali melihatmu menikah," jawab wanita paruh baya itu dengan lembut. "Menikah lah Nak, bahagiakan dirimu, dengan kamu bahagia, maka, ibu juga akan bahagia," sambungnya.

"Bu, aku takut, jika aku sudah menikah, aku tidak bisa lagi membantu Ibu," ucap Chanda. "Aku hanya akan fokus pada suami. Apalagi jika suamiku nantinya tidak membolehkan aku untuk ke sini, bagiamana bisa nantinya aku melanggar itu semua Bu," sambung gadis itu jujur. Karena memang itulah yang selalu wanita cantik itu pikirkan.

"Tidak, masalah Nak. Ibu tetap bahagia. Ibu sudah tidak membutuhkan bantuan mu, ibu hanya ingin kamu menikah, memperbaiki kehidupanmu, memiliki seseorang yang bisa mengerti dirimu dari bangun tidur, sampai tidur lagi," kata ibu Seruni lagi.

"Itu, semua sudah aku dapatkan dari Ibu, Bu. Aku tidak akan dapat dari orang lain. Apalagi jika suamiku adalah orang baru, orang yang tidak mengenal diriku seperti apa. Lagipula, kenapa ibu mengatakan kalau ibu sudah tak lagi membutuhkan bantuan ku, apakah aku di sini hanya menjadi beban bu?" tanya gadis yang masih berusaha untuk menolak.

Ibu Seruni buru-buru menggelengkan kepalanya, "bukan beban Nak, kamu tahu pasti apa yang ibu maksud, tolong jangan berpikiran seperti itu," ucap Ibu Seruni.

"Baiklah, jika itu yang ibu inginkan. Ibu pilihkan saja lelaki yang menurut Ibu baik untukku. In Syaa Allaah, aku siap," kata Chandani yang akhirnya pasrah.

Ibu Seruni tersenyum, "asal kamu tahu, Nak Chanda, kebahagiaan mu, kebahagiaan Ibu juga."

Chanda lantas memeluk ibu panti yang sudah seperti ibunya sendiri itu. Ibu yang menyayanginya sepenuh hati selama 25 tahun ini.

Ya, Chandani sudah berusia dua puluh lima tahun. Dulu, dalam sinar rembulan yang begitu indah. Ibu Seruni mendapatkan anugerah dengan bertemunya dia dengan Chandani. Bayi mungil yang baru saja di lahirkan.

Di dalam keranjang, di atas kasur busa kecil khusus untuk bayi yang begitu cantik, dengan pakaian yang lengkap juga dengan sebuah surat. Juga sebuah kalung berliontin Love yang di belakangnya bertuliskan Chandani.

Itulah kenapa Ibu Seruni memberi nama Chandani. Yang berarti : Sinar Rembulan.

..._-_-_-_-_-_...

Di dalam malam yang sunyi, Chandani, si gadis cantik berusia 25 tahun itu duduk bersimpuh di atas sajadah. Setelah ber-do'a, ia kini tengah membaca surat cinta dari sang bunda yang sudah dengan begitu tega meninggalkannya di sana. Di depan Panti Asuhan 'Penuh Cinta'.

Air matanya mengalir, padahal sudah begitu sering ia membacanya.

...Hai, Putriku ... Aku telah membuat kesalahan, yang akhirnya kesalahan ku membawamu hadir di dunia ini. Jika suatu saat kau sudah bisa membaca, aku harap kau mau membaca surat ini....

Maaf, aku bukan lah ibu yang baik. Maka dari itu, aku membiarkanmu berada di antara orang baik.

...Jika suatu saat kau menemukan seseorang yang mau menikahi mu. Kamu tak perlu susah-susah mencari wali, karena kamu tak punya wali....

...Aku yakin kamu pasti sangat membenci diriku, karena kesalahan ku, kamu hadir tanpa cinta dari orangtuamu. Tapi, kamu harus tahu, kalau aku selalu ber-do'a, agar kamu selalu dalam lindungan Tuhan. Di berikan kemudahan, dan mendapatkan cinta dari orang tua barumu....

...Dan kamu harus tahu ini, kamu selalu ada di setiap helaan napas ku....

...Anakku, jika nanti kamu menikah, kamu bisa memakai binti dariku. Adelina Baskoro....

...Salam cinta dari ibu yang bo do h. Adelina Baskoro....

Chanda melipat kembali kertas itu. Itulah kenapa ia selalu menolak jika ada yang mau dengannya. Karena menjadi dirinya itu tidak mudah, ia tak ingin nanti asal-usul nya akan di bahas secara tidak baik.

Sudah bisa di jelaskan bukan, kenapa dirinya hadir tanpa binti dari Ayahnya. Sungguh, ini sangat menyakitkan hati gadis cantik itu. Apalagi saat mengingat kalau dia berada karena kesalahan kedua orangtuanya.

Yang bahkan setelah melakukan kesalahan, dengan teganya ibunya membiarkannya berada dengan orang lain.

Chanda menarik napas dalam-dalam, lantas ia keluarkan secara perlahan. Kini, dadanya sesak kembali saat mengingat itu. Jika boleh bertanya, ia ingin sekali bertanya, '*kenapa? Kenapa aku harus berada di antara manusia yang tidak menginginkan aku, jika memang tidak diinginkan, kenapa tidak ditiadakan saja diri*ku,' begitu kiranya yang ingin gadis itu tanyakan.

"Kenapa?" Chanda menangis. Menutup wajahnya dengan dua telapak tangan. Mengeluarkan emosi yang selalu hadir saat kembali membaca surat cinta dari sang bunda.

"Apa, nantinya suamiku, anakku akan menerima keadaan ku, yang ... yang tidak di inginkan, yang ... yang hadir karena sebuah kesalahan?" tanyanya dengan mata yang mengalir deras, membasahi pipi juga tangan yang masih menutup wajah.

"Ibu ... kenapa tak kau buang saja dulu diriku? Agar di makan saja aku oleh binatang, asal tidak hidup seperti ini. Hidup dengan orang lain, hidup dengan perasaan yang selalu merindukan kasih sayang yang nyata. Nyata dari ibu yang sebenarnya," Chanda masih sesenggukan di atas sajadah.

Rasanya ia ingin berteriak. Mengeluarkan segala emosi yang memenuhi dadanya.

"Kenapa bu. Apakah jika seperti ini, dirimu juga tengah mengingat ku bu, apakah dirimu pernah sekali saja mempunyai keinginan untuk menemui diriku," tangisnya terdengar begitu pilu.

"Ibu ... apa masih pantas, kau ku panggil dengan sebutan Ibu," sambung gadis yang tengah bersedih itu.

Chandani menarik napas dalam-dalam lagi, mengeluarkan sesak yang jujur saja saat ini jika ia bicara kembali, sudah pasti tangisan itu akan lebih kencang dan akan membangunkan semua penghuni panti.

Terpopuler

Comments

Bidan Simba

Bidan Simba

mampir baca

2023-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!