Aku tersentak dari lamunanku ketika Alex datang ke ruanganku dan melempar sebuah map keatas mejaku. Aku menatapnya penuh tanya.
"Apa maksudnya ini? Lo mau cerai sama Shiena?"
Alex bertanya dengan napas terengah menahan amarah. Aku terdiam. Aku menatap map yang ada di atas meja. Itu adalah berkas yang dikirim oleh pengacara perceraian.
"Jawab, Wil! Lo mau ceraikan Shiena? Kenap?!"
Aku tahu Alex pasti marah. Dan bagaimana bisa berkas ini ada ditangannya?
"Satpam yang menitipkannya ke gue karena tahu kita satu ruangan kerja."
Aku masih terdiam. Rasanya sangat menyesakkan ketika Alex terus mencecarku.
"Jawab, Wil!" Alex menarik tubuhku.
"Gue harus jawab apa? Lo udah baca berkasnya kan?"
"Brengsek lo!" Alex siap memukul wajahku tapi ternyata tangannya tertahan di udara.
Alex melepaskanku. Ia mengusap wajahnya kasar.
"Kenapa, Wil? Kenapa lo mau pisah sama Shiena? Gue ngerelain Shiena sama lo karena gue tahu lo orang baik. Gue sadar kalo gue cowok brengsek, makanya gue ngalah. Tapi kenapa...?"
Suara Alex tercekat. Aku tidak mampu menjawab apapun. Karena memang inilah yang terjadi.
"Brengsek lo! Kalo tahu akhirnya lo bakai ceraikan Shiena, lebih baik gue rebut Shiena dari lo!"
Karena tak mendapat respon dariku, Alex memilih pergi dari ruanganku. Kutatap kembali map di atas meja. Malam ini juga aku ingin memberikan berkas ini pada Shiena.
#
#
#
Sepulang kerja, aku langsung kembali ke rumah. Aku disambut hangat oleh Shiena seperti biasa. Suara manja dan lembutnya sudah aku dengar selama 10 tahun.
Meski begitu, aku tak bisa menunggu lagi. Aku ingin langsung bicara pada Shiena. Cepat atau lambat ia juga akan tahu rencanaku ini.
Shiena marah padaku. Ia bahkan mengutuk tidak ingin bertemu denganku di masa ini ataupun masa yang akan datang.
Aku melihatnya menangis. Selama lima tahun menikah, aku tak pernah melihat Shiena menangis. Karena hanya kebahagiaan yang selalu aku berikan padanya. Kebahagiaan yang ia inginkan, tapi bukan yang kami inginkan.
Entahlah, kami serasa tidak lagi sejalan. Kami memiliki prinsip yang berbeda dalam menjalani hidup. Kalian tahu, aku berasal dari keluarga broken home.
Ayahku meninggalkan aku dan ibuku untuk bersama wanita lain. Aku tidak pernah tahu seperti apa rasanya menikmati kehidupan sebuah keluarga yang utuh. Dan Shiena mengajariku tentang itu.
Namun...
Akhir-akhir ini rumah tangga kami seakan terlalu menuntut untuk selalu sempurna. Kami menampilkan sebuah keharmonisan di depan semua orang meski itu sebuah kepalsuan.
Kami memang sepakat menunda momongan karena Shiena yang meminta. Dia sedang mengejar karirnya yang cemerlang. Mungkin itu yang membuatku mulai merasa tak bisa berpura-pura lagi bahagia.
Kami sama-sama salah. Aku salah, dan mungkin Shiena juga salah. Jadi, lebih baik kami berpisah demi kebaikan masing-masing.
#
#
#
Pagi harinya aku terbangun. Semalam, Shiena tidur di kamar tamu. Aku mendengar suara isak tangisnya disana. Tapi pagi ini, rumah ini terlalu sepi.
Rumah yang aku beli dari hasil keringatku sendiri karena ingin membuat Shiena bahagia. Aku menatap pintu kamar tamu yang masih tertutup. Mungkinkah Shiena masih tidur?
"She!" Aku memanggil Shiena sambil mengetuk pintu.
"Shiena!"
Aku memutar gagang pintu dan pintunya terbuka. Shiena tidak menguncinya.
"Shiena!" Panggilku lagi.
Kosong. Tak ada siapapun di dalam kamar.
"Shiena!" Aku mencari Shiena ke selurih rumah.
Tiba-tiba aku mengingat tentang barang-barang Shiena. Aku membuka lemari pakaian.
Kosong. Tidak ada pakaian Shiena disana.
"Tidak! Ini tidak mungkin!"
Aku menggeleng kuat. Semua barang-barang Shiena hilang entah kemana. Mungkinkah Shiena sudah pergi dari rumah?
Aku mengusak rambutku dengan kasar. "She, kenapa kamu pergi tanpa pamit padaku?"
Tiba-tiba ponselku berdering. Nama ayah mertuaku tertera disana.
Ya Tuhan! Mungkinkah Shiena kembali ke rumah orang tuanya?
"Halo, Ayah."
"Datang ke rumah jika kamu ada waktu."
Suara Ayah mertua terdengar tegas dan lugas. Dan tak ada basa basi sama sekali.
Aku harus menghadapi ini. Aku yang berbuat, aku juga yang harus bertanggung jawab.
#
#
#
Aku memutuskan untuk izin berangkat terlambat ke kantor. Aku harus menemui Shiena di rumah mertuaku. Aku harus bicara baik-baik dengan mereka seperti yang aku katakan pada Shiena semalam.
Tiba di sana, aku disambut dengan tatapan horor ayah Shiena. Aku masih bersikap sopan dan menyalami ayah mertuaku dengan takzim.
"Duduklah!" Perintah ayah mertua terdengar seperti seorang bos.
"Ayah rasa ayah tidak perlu berbasa basi lagi. Apa benar kamu akan menceraikan Shiena, putriku?"
Aku menelan ludah. Rasanya sulit sekali bicara saat ini.
"Jawab, Willy!" Suara Ayah mertua menggelegar hingga membuat ibu mertua ikut datang dan bergabung.
"Ayah, tenanglah! Sabar Yah!" Ibu mertua mengusap lengan suaminya.
"Bagaimana bisa sabar, Bun. Pria ini datang baik-baik ke rumah kita dan meminta putri kita untuk ia jadikan istri. Tapi kenapa saat ingin menceraikannya dia malah membuat putri kita pulang sendiri ke rumah orangtuanya dan sama sekali tidak mengantarnya?"
Aku ingin sekali menjawab. Bukan aku membiarkan Shiena, tapi Shiena sendiri yang pergi meninggalkanku.
"Maafkan aku, Ayah, Bunda. Lalu, dimana Shiena sekarang? Bisakah aku bertemu dengannya? Ada yang harus kami bicarakan berdua."
Ayah mertua menggebrak meja. "Shiena sudah kembali menjadi putri kami, jadi kamu sudah tidak berhak lagi atas Shiena. Mengerti?!"
#
#
#
Seharian ini aku tidak fokus bekerja. Aku terus terpikir dengan Shiena. Berkali kali aku menghubungi nomor ponselnya pun tidak dijawab. Bahkan Shiena sudah memblokir nomorku.
"She, tolong jawab dong! Jika kamu begini, gimana kita bisa menyelesaikan masalah kita?" Gumamku yang ternyata di dengar oleh Alex.
Aku dan Alex sudah bersahabat sejak masih SMA. Sama-sama dari keluarga broken home membuat kami saling mengisi satu sama lain. Bedanya, Alex menjadi cemerlang karena ia berhasil menjadi model. Sedangkan aku, aku tetap menjadi pria biasa yang bertahan hidup dengan bekerja paruh waktu di perusahaan Ayahnya Shiena.
Dari sanalah aku mengenal Shandy, kakak Shiena. Aku menjadi orang kepercayaan Shandy karena keloyalanku dalam bekerja. Setelah lulus kuliah, aku memilih bekerja di tempat lain karena tidak enak hati dengan keluarga Shandy.
Ditambah saat itu Shandy sudah memberiku kepercayaan untuk menjaga Shiena. Tentu saja aku menjalankan tanggung jawabku dengan baik.
Jika ditanya apakah aku tulus mencintai Shiena atau tidak...
Ya, aku mencintai Shiena sejak pertama kali melihatnya.
Gadis cantik dengan suara manja dan menggemaskan, siapa yang tidak menyukainya. Bahkan aku bersaing dengan Alex untuk bisa mendekati Shiena. Dan ternyata Shandy lebih memilihku dari pada Alex. Karena itu Alex mengalah dan tidak pernah punya kesempatan untuk mendekati Shiena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
VYRDAWZ2112
cinta trapesium
2023-04-02
2
Nona M 𝓐𝔂⃝❥
cinta bersegi segi ?
2023-04-02
2