Nadilla sampai ke sebuah Appartement super Mewah yang terletak di tengah kota itu.
Assisten Dimas yang menghantarkannya kesana, sampailah ia di pintu depan sebuah unit Appartement mewah itu tanpa di perintah Assisten Dimas itu segera membukakan pintu untuk nya.
"Silahkan masuk nona!" perintah Frans tangannya mengarahkan Nadilla untuk masuk.
"Kau bisa pergi, aku akan masuk sendiri..."
"Baik nona..." Assisten Dimas pun berlalu pergi meninggalkanya mempercayai istri bosnya itu akan masuk sendiri ke dalam Appartement itu.
Alih-alih masuk ke Appartemen itu, malah yang terjadi sebalik nya, Nadilla memilih Pulang ke rumah nya menggunakan taxi online yang ia pesan.
Tidak terlalu lama Nadilla pun sampai di rumahnya rumah sederhana peninggalan orang tua nya, rumah yang tidak terlalu besar tapi begitu sangat menenangkan untuknya, Nadilla pun akhirnya bisa merebahkan tubuh ke Sofa melepaskan semua kepenatan yang hari ini dia rasa.
"Tuhan, apa aku sedang bermimpi, laki-laki Kurang ajar yang mengambil ciuman ku, lalu seketika ia menikahiku, apa ini Tuhan? kenapa terjadi padaku, Kenapa dunia sangat tidak adil kepadaku?"
Nadilla menangis sejadi-jadinya sampai kelelahan dan membuat nya ketiduran.
...***...
Di Ballroom hotel.
Felisha Dan Mama nya berlari Ke Ballroom, netra mereka terbelalak terpampang begitu jelas sepertinya acara pernikahan sudah selesai, beberapa orang sedang tampak sibuk mengemasi semuanya.
Felisha mencari seseorang yang tidak lain adalah Dimas."Dimas, Dimas Apa apan ini?" Ia menyapu netra nya ke seluruh penjuru ruangan.
"Apakah Pernikahan ku di tunda? Atau jangan-jangan di Ba–Batalkan"
"Tidak, tidak sayang tidak, Mama rasa Dimas sedang memberi kejutan untuk mu" ucap wanita tua itu mencoba menenangkan anak nya.
"Ma, apa aku gagal menjadi Nona muda Hadiwinata, Ma...konsep pernikahan ku selesai mereka sudah mengemasinya" Felisha melemah ia terduduk dan jatuh tidak begitu tidak mempercayai hal buruk baru saja terjadi.
Ibu Felisha mengayunkan langkah lnya ketempat lain ia pun bertanya kepada salah satu orang yang sedang membereskan tempat ini.
"Apakah Acara ini di batalkan?"
Wanita bagian dari team wedding oraganizer itu pun terkesiap mendapati pertanyaan itu, "Maaf Nyonya acara sudah selesai, bukan di batalkan"
"Tapi mempelai wanita nya?"pastikan ibu Felisha lagi menunjuk pada anaknya.
"Dia sangat cantik Nyonya cocok Sekali bersanding Bersama Dimas Hadiwinata"
"Apa, Apa...?" Felisha shock lalu bangkit."Bagaimana bisa, siapa yang berani menggantikan posisiku?"
"Apa yang Mama fikirkan ternyata benar, mereka sengaja mengurung kita sayang!" wajah Mama Felisha memerah seketika, dadanya sesak menahan kekesalan atas batal nya pernikahan anak kesayangannya.
Tidak tahan lagi akhirnya Felisha pun menangis sejadi-jadinya , Mama pun berusaha memeluk untuk menenangkan nya.
Namun sampai sekarang Felisha dan ibu nya belum menyadari apa yang sebenar nya telah terjadi hingga pembatalan pernikahan terjadi secepat ini.
...***...
Di tempat lain.
Dimas pulang ke Appartementnya dalam Keadaan Mabuk parah karena ternyata wanita yang di cintainya tidak lain adalah ular berbisa, Dia langsung membaringkan tubuhnya di kamar, benar-benar melupakan apapun yg telah terjadi hari ini.
Pagi hari...
Di kamar yang begitu gelap tanpa pencahayaan, ponsel milik Dimas berdering tak berhenti sampai lah di panggilan ke 13 Dimas baru bergerak untuj mengakatnya dengan satu tangan terjulur malas, ia mengerjabkan matanya melihat pada layar yang menampilkan nama kontak ternyata yang memamggil nya. 'Mama'
"Ya Ma, Hallo kenapa sih pagi-pagi sudah mengganggu ku!!"
"Pagi kata mu, Ini sudah jam 11 siang, Dimana istrimu? Tanya wanita di ponsel itu
"istri?" Dimas mengusap kepalanya masih ia belum mendapatkan ingatannya, sedikit lama dia berusaha mencerna ucapan ibu nya itu "Oh iyaa ada dia sedang mandi ma.." ujar Dimas mencoba untuk duduk.
Nyonya Hadinata tau pasti Dimas berbohong, membiarkan tanpa memperpanjang nya.
"Baiklah, jika terjadi sesuatu ke padanya mama akan menggantung mu!" ancam wanita paruh baya itu.
"Iya ma,iya-iya!"
tit...
Dimas mematikan panggilan nya, mulai memeriksa pemberitahuan yang masuk ke ponsel begitu banyak pesan dan panggilan dari Felisha dan Mamanya, dan perlahan kini Dimas mulai mendapatkan ingatannya, Felisha yang ternyata ular dan juga dia baru ingat dengan seorang wanita yang sudah di nikahi nya tadi malam.
"Frans kau di mana!" panggil Dimas.
Frans langsung masuk ke kamar Dimas.
"Dimana Wanita itu?"
"Di—di kemarin saya sudah mengantarkannya ke Sini Tuan" jawab nya terbata.
Tapi kenyataan wanita itu tidak ada, Dimas dan Frans pun akhirnya mencari wanita itu di semua sisi ruang dalam Appartement, membuka semua pintu dan benar Nadilla tidak ada.
"Kenapa kali ini kau ceroboh Frans, cari dia sampai dapat!"
Frans pun mengiyakan dan pergi meninggalkan Dimas untuk segera mencari wanita yang sudah di nikahi Bos nya itu.
...***...
Hari ini Dimas tidak ke kantor, merasa sangat malas untuk melakukan apapun, pernikahan yang di impikannya gagal bersama wanita yang di cintainya, semuanya hancur dan sangat amat mengecewakan.
Di dalam kamarnya ia tampak bermalas-malasan memutar film yang sebenarnya tidak di tonton, membuka tutup komputer lipatnya dia kini tampak seperti orang putus asa.
Tiba-tiba ponsel Dimas berdering, Frans menelpon, Dimas yang masih bermalas-malasan pun langsung mengangkat ponsel
Frans memberi tau, wanita yang di nikahi nya, Pulang kerumah miliknya dan pergi bekerja seperti biasa.
"Dia ke Kantor? berani sekali dia, apa dia mau membuat ku malu, apakah dia tidak malu pasti semua orang sedang menceritakan tentang dia sekarang" kesal Dimas, perlahan bangkit dari duduk.
"Tidak akan ada yang berani membahas apapun di sini jika itu tentang anda tuan" jelas Frans kemudian.
"Baiklah, hantarkan aku ke sana sekarang!"
Tidak membutuhkan waktu yang lama, 1 jam berlalu sampailah Dimas di kantor, Dimas dan assistennya itu memasuki gedung sebelah yang sebenarnya jarang sekali mereka datangi, hanya staff marketing biasa saja yang ada di sana.
Memang benar kata Frans, di kantor terlihat biasa saja, mereka mungkin takut untuk membahas pernikahan Dimas dan Nadilla yang hanya di hadiri oleh segelintir orang, hanya ada beberapa mata saja yang menatap Nadilla aneh, mereka lah yang mendapat kesempatan datang di acara privat party pernikahan itu dan mereka lah yang tidak menyangka CEO di perusahaan itu menikahi bawahannya, ya hanya segelintir di perusahaan itu yang tau, karena berita pernikahan pun sengaja tidak di umum kan ke publik.
Nadilla tampak sibuk didepan Komputernya, terkadang menggaruk pipi yang tidak gatal atau mengusap rambutnya.
Dimas pun sampai di ruangan khusus staff bawahan itu, ruangan yang penuh dengan Karyawan dan hanya di sekat-sekat oleh dinding kaca.
Semua karyawan tampak mengenal dia, beda dengan Nadilla yang tidak terlalu mengenal selain namanya saja, dan sebuah bukan hal yang tabu yang nama nya CEO pasti menjadi idola apa lagi bersetatus lajang, akan tetapi tidak dengan Nadilla yang tujuan bekerja hanya untuk mendapatkan gaji, penyambung hidup dan menghasilkan pundi-pundi.
Beberapa orang tampak menyapa Dimas, lelaki itu pun menoleh sekilas memberikan senyuman tipis dan sedikit anggukan tanpa menyurutkan langkah dan akhirnya tidak lama sampai lah Dimas di ruangan Nadilla itu.
ia memberhentikan langkahnya tepat di belakang Nadilla tanpa ia sadari karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, tidak lama kemudian lelaki itu melangkah lagi tepat di sebelah Nadilla, sampai saat ini Nadilla masih juga tidak menyadari beberapa menit sudah Dimas berdiam terus memperhatikan Nadilla dan apa yang di kerjakannya
Hingga beberapa menit selanjutnya Dimas mulai menyeringai wanita ini benar-benar serius dalam bekerja, ia pun mulai mendekat pada tengkuk Nadilla dan berbisik. "Ikuti aku! jika kau tidak mau, aku akan segera memecat mu dan membuat mu menjadi kepingan tidak berharga!" kecamnya menekankan pengintonasiannya.
Jantung Nadilla benar-benar terkesiap berpacu sangat kencang mendengar suara itu, sebuah bisikan yang begitu sangat tajam, darahnya pun berdesir cepat,"Ya Tuhan Apa lagi yang pria otoriter ini Inginkan" bathinnya menyadari suara lelaki yang semalam menikahinya.
"Apa kau tuli..? "cerca lelaki itu
"Ba —Baik Tuan" Jawab nya Ketakutan
Nadilla pun menuruti, kedua nya pun berjalan beriringan dengan Frans di belakangnya.
Nadilla sangat ketakutan, dia pasrah tetap menurut kemana langakah itu membawa nya pergi.
Dan tidak lama sampai lah mereka kedalam kubikel lift menuju kelantai di mana ruangan Dimas berada, dan beberapa menit kemudian mereka pun masuk ke ruangan kebesaran Dimas yang sangat mewah itu, ruangan dengan pusat kota sebagai pemandangan nya.
"Duduk!" Perintah Dimas yang juga perlahan menjatuhkan diri nya di kursi kebesaran nya itu.
Nadilla duduk dengan ragu di hadapan Dimas, menatap penuh selidik pada lelaki yang tidak lain adalah atasannya dan tidak bisa di pungkiri juga sudah menjadi suaminya
Dimas melihat Nadilla dari atas hingga ke bagian yang masih di jangkau nya, wanita cantik,rambut di gulung rapi, kulit bersih, hidung mancung, bibir pink sangat menggoda, Dimas teringat bibir itu kemarin sempat dia cium untuk membuat Nadilla diam.
"Apa yang anda mau, cepat katakan! saya akan segera pulang" Nadilla Kesal
mengingat sudah sore dia akan pergi ke kampus.
Dimas menaikan ujung bibirnya.
"Berani sekali kau membentakku!" ujar nya menatap penuh ejekan.
"Berani? Bukan kah anda yang lebih berani Tuan, Dengan segala kekuasan anda, Anda berani mengancam saya, anda berani mencium saya lalu menikahi saya, sekali lagi saya katakan cepat, katakan apa yang anda mau? saya sudah tidak tahan lagi dengan semua ini" Nadilla menatap kesal penuh kebencian kepada lelaki di hadapan nya itu.
Dimas malah tersenyum, bukannya marah.
"Kau benar-benar pemberani teryata, tunggu lah Ini baru permulaan!" ujar nya bangkit dari duduk melemparkan smirk menyebalkannya ke arah Nadilla
"Terserah!" balas Nadilla acuh memutar bola matanya jengah.
"Aku ada sesuatu untuk mu!" ujar Dimas tangannya terlihat bergerak meraih sesuatu.
Nadilla membulatkan netranya menatap tajam Dimas, menenunggu apa yang akan di lakukan lelaki itu, Dimas pun lalu mengambil sebuah map di atas meja nya, seketika melemparkan benda itu ke hadapan Nadilla, "Bacalah!" perintah nya.
Nadilla tampak ragu, namu karena tidak ingin mengulur waktu ia pun segera membuka map yang di lemparkan Dimas itu, sebuah perjanjian?
"Kontrak perjanjian" baca Nadilla judul besar yang tertulis di sana, Dimas teresenyum melihat ekpresi Nadilla, harus menjadi istri nya Selama 6 bulan ke depan dan bersikap seolah adalah pasangan suami Istri sungguhan di depan mantan kekasih dan juga Ibunya.
"Apa kau gila tuan Dimas yang terhormat ckck!!" Nadilla tertawa dan meletakan kembali surat perjanjian itu.
"Lakukan atau aku akan segera memecat mu, dan membuat hidup mu hancur tak bersisa..." ujarnya membidik tajam ke netra Nadilla.
"Laki-laki sialan, kau selalu saja mengancam dengan kekuasaan mu.." gumamnya mengambil surat perjanjian itu mulai membuka lembaran nya.
Nadilla membulatkan matanya ke arah Dimas
"Apa kau sudah tidak waras? aku harus tinggal bersama mu, yang benar saja!" Nadila berdecak kesal seperti tidak percaya.
Dimas menaikan ujung bibir nya.
"Jika kau masih ingin berkerja lakukan,
aku hanya menyuruh mu tinggal, bukan tidur-- atau melayani ku, aku juga tidak akan Menggangu privasi mu, apapun tentang mu dan yang kau lakukan aku tidak perduli, yang penting ibu ku harus tau aku melakukan hal baik kepada istriku dan juga kau akan berakting di depan mantan kekasih ku seolah kita benar menjalani kehidupan indah pernikahan, itu saja!"
Nadilla mengela nafasnya susah payah.
"6 Bulan? itu waktu yg cukup lama, bagaimana bisa selama itu, kau benar-benar sudah tidak waras!"
"Frans, pecat wanita pembangkang ini" pekik Dimas kepada assistantnya.
"Sialan, Aaaaaaaaa, baiklah aku mau!" triak Nadilla seketika "Aku akan melakukan nya!" ujar Nadilla pasrah.
Dimas tersenyum penuh kemenangan, menyandarkan kembali tubuh nya ke headboard kursinya.
Nadilla pun kembali berkutat dengan fikirannya, berkali-kali membalik surat perjanjian, "Apa yang di untungkan dengan ini". Bathin Nadilla.
Dimas berdehem seolah paham yang di fikir kan Nadilla , menatap lekat ke pada wanita di depan nya. "Kau jangan khawatir aku juga akan membayar mu 10x lipat dari gaji mu yang biasa" ucapnya masih mengembangkan senyuman nya begitu sangat puat mendapati kekesalan Nadilla.
Nadilla acuh membuang nafas nya kasar.
"Ini bukan tentang pembayaran saja tapi juga harga diri dan kehidupan ku, rasanya ingin berteriak memaki mu dan melemparkan sepatu ini ke wajah mu itu, Tuan Monster!" umpatnya.
To be continue »
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Yaroh
ga bosen"bacanya
2024-01-03
2
Ellyanna Rifai Salman
kisah beginian sih udah kebaca endingnya...sama2 bucin. tp ....ya Seru juga sih.
2023-09-06
0
Lela Lela
Harus berani nadila
2023-04-26
0