Tokoh Utama Di Kehidupan Masing-masing? "1"

Pria paruh baya yang berlutut di depan pemuda yang sedari tadi duduk di kursi mewah hanya menatapnya dengan tatapan membunuh. Membuat pria paruh baya itu merasakan kematiannya yang sudah dekat.

Memberanikan diri untuk berbicara, mencoba membela diri agar terlepas dari tatapan pemuda itu membuatnya bergerak dan bersujud tepat di depan kaki pemuda yang sedari tadi masih belum mengatakan apa pun.

"Aa..aampuni aaku Tuaan Aden, Ak ku bersumpah tidak akan mengulangi kesalahan lagì. Aa aku mmohon Tuan Aden, pe..percayalah pada ku." ucap pria baya yang bersusah payah menyelesaikan kalimatnya. Kerongkongannya terasa sangat kering hanya karna terintimidasi oleh pria yang bahkan lebih muda dari nya.

"Berani sekali kau meminta ampun atas apa yang sudah kau lakukan!!! Apa kau tau dampak dari perbuatan mu?" tambah pemuda yang berdiri di samping Aden yang dapat di pastikan bahwa pemuda yang sedari tadi mengintimidasi pria baya dengan kata-katanya adalah bawahan Aden.

"Bisakah aku yang berbicara kali ini??" Tanya Aden pada pemuda yang bernama Brox Xavier.

Brox Xavier adalah asisten pribadi Aden. Brox yang akan mengurus semua kebutuhan Aden di luar Perusahaan. Memastikan Tuannya tetap aman dari pesaing bisnis dan menjalankan bisnis dengan lancar di negara kelahirannya.

Aden yang notabenenya adalah anak sekaligus cucu tunggal dari perusahaan E&J Gallo membuatnya sangat di jaga secara ketat oleh para bodyguardnya. Bedanya, bodyguard yang di tugaskan untuk melindungi Aden tidak berada di sekelilingnya. Melainkan menjelma sebagai masyarakat biasa dan menjaga Tuan Aden dari kejauhan.

Aden Aneska, anak seorang konglomerat yang memiliki salah satu perusahaan pembuat wine terbesar di dunia.

Keluarga Aden saat ini berada dan menetap di Amerika Serikat. Terlahir dari keluarga terpandang membuat pria berumur 32 tahun ini memiliki tanggung jawab yang begitu besar untuk terus mengembangkan sayap-sayap bisnis yang sudah di bangun keluarganya selama lebih dari lima puluh tahun.

Saat ini Aden mulai mengembangkan bisnis keluarganya di negara penghasil Ginseng ini, Korea Selatan. Negara yang menjadi salah satu negara tujuannya saat Aden masih belajar tentang bisnis. Negara yang menurutnya sangat tepat untuk memulai bisnis Casino yang memang sudah di rencanakannya.

...***...

"Pembelaan apa yang mampu menyelamatkan hidup mu?" tanya Aden masih dengan tatapan dingin.

Pria paruh baya itu terdiam ketakutan, bersusah payah menelan ludahnya. Sangat terasa kering kerongkongannya saat ini. Berpikir keras apa yang harus di lakukan agar hidupnya selamat dari Tuan Muda Aden.

"Aku hanya kaki tangan dari Tuan Alex, Tuan. Aku mohon. Ampuni aku Tuan Aden." masih dengan nada ketakutan pria baya memberanikan diri untuk membeberkan apa yang sebenarnya terjadi.

"Hahahahahahahhah." tawa Aden dengan sangat kencang. Seketika mengatakan "Apa kau baru saja menyebutnya Tuan? bahkan dimana dia saat kematian mu ada di tangan ku?"

Pria baya terdiam seribu bahasa. Merasa sudah tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan hidupnya.

"Apa yang di perintahkan Alex pada mu? Berapa yang kau dapat darinya?" tanya Aden lagi.

"Maaf Tuan, Alex meminta ku untuk menjadi penyelundup K*kain di Casino milik anda Tuan. Aku hanya butuh uang, ampuni aku Tuan. Aku tidak bermaksud mengacaukan bisnis mu. Akuu..." ucap pria itu dengan terburu-buru.

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Aden menendang kepala pria baya itu sampai tubuhnya tersungkur tak jauh dari tubuh Aden yang saat ini tengah berdiri. Mengepalkan tangan besarnya. Menahan amarah yang kapan pun bisa meledak.

"Hari ini aku lagi tidak ingin membunuh seseorang. Ku harap kau bisa berkata jujur di pengadilan dan membersihkan nama Casino ku yang sudah kau buat kotor."

Pria baya yang mendengar kata-kata dari Aden seketika langsung merangkak, bersujud sambil mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya pada Aden.

Pria itu bersyukur setidaknya di penjara dia tidak akan merasakan sakit sebelum kematiannya. Pria itu tau konsekuensinya ketika berurusan dengan Aden. Aden, pemuda berdarah dingin yang tidak akan mengampuni siapapun yang menghalangi perkembangan bisnisnya, atau hanya menganggu kinerja bisnis yang sedang di kembangkannya, tidak akan segan untuk menyingkir kan mereka dengan cara apa pun.

Tangan Aden akan tetap bersih. Dia tidak pernah membunuh orang-orang yang mengusiknya. Melainkan algojo-algojo yang sudah di bayarnya dengan nominal yang fantastis.

Keluar dari ruangan yang di ikuti Brox dari belakang. Saat ini mereka berada di Casino miliknya. Keluar dari Casino menuju mobil yang sudah di siapkan di luar pintu Lobby.

"Kau tidak perlu menemani ku. Aku ingin pergi sendiri." ucap Aden pada Brox yang baru saja akan masuk di kursi kemudi.

Mendengar kata-kata Tuannya, Brox hanya bisa mengangguk paham dan perlahan mundur, membiarkan Tuan Aden masuk ke mobil dan mengendarai mobilnya sendirian.

Menekan Earpiece yang di gunakannya.

"Awasi Tuan Aden kemana pun Tuan pergi." setelah di lihatnya mobil Aden sudah tak terlihat, lantas Brox kembali masuk ke dalam Casino milik Tuannya.

...***...

*POV Aden*

"Aku merasa sangat lelah, membangun bisnis yang selalu ku jaga reputasinya. Dan orang lain dengan gamblang menodai bisnis ku."

"Ciiiiih.." Tawa ku dalam hati.

"Ingin rasanya ku bunuh orang yang ada di depan ku tadi, kali ini kau akan ku lepas kan. Alex ya???."

"Seberapa hebat dirimu sampai kau ingin menjatuhkan ku?. Hahahahah."  Tawa ku pecah di keheningan di dalam mobil yg saat ini ku kendarai.

Lampu merah membuat ku berhenti, Aku anak konglomerat yang tetap mengikuti aturan pemerintah. Bisa saja ku beli negara ini dengan uang kekuarga ku, toh aku yang akan menjadi penerus bisnis mereka.

Aku menoleh ke arah kanan ku dan melihat gadis yang masih mengenakan seragam sekolah sedang duduk di Halte bis.

Gadis berseragam itu duduk dengan anggun, bahkan tak terlihat dia seperti anak SMA?

Aku bisa membayangkan betapa indah tubuh gadis itu jika dia bert*l*njang di depan ku saat ini.

"Hahahah. Bahkan zaman sekarang murid SMA sudah tak seperti murid SMA pada umumnya." Kata ku bergumam sendiri.

Aku masih memperhatikannya, ku lihat dia mendongakkan wajahnya yang sedari tadi menunduk untuk melihat jalanan.

"Shhh***t!!! , WTF!! Wajahnya kenapa secantik itu???"

"Tiiiiiiinnn~"

Suara klakson mobil yang ada di belakang ku memekkan telinga. Buru-buru ku injak pedal gas mobil ku. Ku lihatnya sekilas, dia menatap ku???

Atau menatap mobil ku yang menjadi pemicu keributan?

Sepanjang perjalanan aku terus membayangkan wajah dan tubuhnya. Bukan aku tidak pernah melihat gadis cantik. Tapi kali ini paras yang di milikinya berbeda. Kecantikannya yang begitu murni.

Bahkan aku baru saja melihatnya, dan aku sudah bisa membandingkan seberapa kelas wajahnya dengan banyak wanita yang sudah pernah ku jamah.

...***...

*POV Yasmine*

Ku dengar klakson mobil yang memekakkan telinga. Aku langsung menoleh ke mobil yang membuat mobil lainnya menekan klakson mereka.

Si pengemudi, jika aku tidak salah lihat dia pun sedang menoleh ke arah ku sebelum melajukan mobil mewahnya.

Ku lihat mobilnya sudah tak terlihat, tak lama bis yang aku tunggu juga datang. Langsung aku masuk ke dalam bis menuju kafe di tempat Ibu ku bekerja.

Ku keluarkan earphone dan memasangnya di telinga ku. Mendengarkan lantunan musik yang aku suka.

Ku pejamkan mata ku sembari mendengarkan musik yang tadi ku putar.

"Permisi.."

Mata ku terbuka, terkejut merasakan ada yang menyentuh bahu ku. Ku lihat ada pria yang berdiri di samping kursi penumpang yang aku duduki.

"Aaaah yaa??." Jawab ku.

"Boleh aku meminta ID Line mu. Maaf sebelumnya, saya ingin berteman dan mengenal mu, kau sangat cantik. Mungkin kita akan cocok.." ucapnya sambil tersenyum ragu.

Aku membalas senyumnya, "Maaf, aku tidak bisa memberi ID ku dengan orang yang tidak aku kenal, sebelumnya aku minta maaf." Jawab ku santun sembari menundukkan kepala ku beberapa kali.

Dia membalikkan tubuhnya dengan senyum malu, dan terlihat wajah kesalnya.

"Bilang saja kau tidak mau karena selera mu tinggi. Kau tidak perlu mengatakan hal seperti itu. Dasar wanita sombong." Ucapnya lagi sembari melangkahkan kakinya menuju kursi belakang.

"Heeei pemuda, jika dia tidak mau memberi mu ID kenapa kau kesal. Wanita juga harus memilih dengan siapa dia berkencan. Kau saja yang tidak tau diri."

Mendengar ucapan Ibu-Ibu yang tak jauh duduknya dari ku membuat ku tercengang. Ku tolehkan wajah ku pada Ibu itu dan mengucapkan terimakasih dengan nada rendah.

"Hhhuuuuuuuuhfft~"

Sudah menjadi hal biasa bagi ku, bukannya aku tidak ingin berteman dengan pria-pria itu. Tapi aku masih ingin mengejar cita cita ku.

Aku tidak ingin benasib seperti Ibu yang hanya mengandalkan kecantikannya, walaupun Ayah sangat mencintai kami. Tapi yang aku mengerti adalah, manusia bisa berubah kapan pun mereka mau.

Aku sudah menyaksikan hal seperti itu, dan membuat ku harus seberjuang ini.

...***...

*POV Author*

"Buuu???" Ucap Yasmine yang melihat Ibunya sudah menunggu kedatangan putri cantiknya.

"Haiii sayang., bagaimana hasilnya? Apakah memuaskan?" Tanya Ibu.

"Sangat memuaskan bu, bahkan skor ku hampir sempurna."

"Syukurlah sayang, kau bisa memilih jalan mana lagi yang akan kau tempuh. Ibu akan selalu mendukung semua keputusan mu nak." Ucap sang Ibu yang tidak bisa berbuat banyak atas hidup anaknya.

Gaji Ibu yang hanya cukup untuk makan sehari hari dan bayar kontrakan membuatnya tidak bisa melakukan apa apa, hanya bisa mendoakan anaknya agar senantiasa di permudahkan segala usaha anak tunggalnya itu.

"Ayo bu, aku sudah lapar. Dari tadi belum ada makan siang." Ucap Yasmine yang sudah berdiri bergegas meninggalkan kafe tempat Ibunya kerja.

"Kenapa tidak makan? Bukannya tadi kau pergi dengan Silvanna nak?." Tanya Ibu

"Iya bu, tapi Yasmine ngga enak terus-menerus di bayari Silvanna. Jadi Yasmine cuma minum Coffe."

Sambil berjalan keluar menuju halte bis terdekat.

"Maaf kan Ibu sayang, semoga kau menjadi orang yang tidak berkekurangan di masa depan nanti." Ucap Ibu yang menggenggam tangan anak gadisnya.

"Jika aku menjadi kaya, aku harap Ibu masih bersama ku, dan aku tidak mau kita berpisah. Aku rasa aku tidak bisa hidup tanpa Ibu."

...***...

*POV Author*

Sesampainya di rumah, Ibu langsung memasak Mie instan kesukaan Yasmine. Menggoreng beberapa sosis, mengeluarkan Kimchi dari dalam kulkas.

"Bahkah aku tidak bisa hidup tanpa mie instan buatan Ibu." ucapnya yang sudah tidak sabar

Yasmine mengambil semangkuk kecil nasi, mengambil sebungkus nori dan duduk di meja kecil yang di atasnya sudah ada mine instan, sosis goreng dan kimchi yang audah di siapkan sang ibu. Mulai menyeruput mie Instan buatan sang Ibu.

"Hati-Hati.. Masih panas." kata Ibu yang memperhatikan anaknya yang sudah kelaperan.

"haaah haah haaah." hanya suara itu yang di keluarkan Yasmine akibat panasnya mie instan yang memang baru saja di turunkan Ibu dari atas kompor.

"Panas bu, waaah tapi ini enak. Aku bisa membuat mie instan seenak ink nantinya?"

"Kau harus sudah mulai belajar memasak, wanita harus pandai membuay makanan nak. Itu akan membuat mu di hargai jika nanti kau sudah menikah." Ibunya yang memberi nasehat sembari memperhatikan anaknya yang makan dengan lahap.

"Ibu mau pergi mandi." ucap Ibu, berdiri menuju kamar mandi.

"Ibu tidak makan bersama ku?" tanyanya sedikit berteriak karna Ibunya sudah masuk ke dalam kamar mandi.

"Tidak sayang, Ibu sudah makan tadi di Kafe. Habiskan makanan mu." jawab Ibu dari balik pintu kamar mandi.

"Jika suruh menghabiskannya si emang keahlian ku, hihihi.." ucapnya dengan diri sendiri

...***...

"Halo." Aden menerima telepon dari Brox

"Maaf Tuan, Aku sudah membereskan Alex. Alex juga di beri perintah oleh Jaguar. Mafia yang sebelumnya pernah aku ceritakan pada mu Tuan." ucap Brox dari seberang telepon genggam.

"Kenapa dia menyerang ku?" tanya Aden lagi.

"Jaguar merasa sangat di rugikan dengan adanya Paradise Walkerhill Casino milik mu Tuan, karena Casino milik mu legal di pemerintahan, membuat bisnisnya yang berurusan dengan barang Ilegal turun drastis."

"Lalu apa urusannya dengan bisnis ku?" tanya Aden lagk tak paham.

"Banyak Investor yang beralih menjadi kolega mu dan meninggalkan bisnis gelapnya. Jaguar sengaja membayar orang-orang untuk menyelundupkan barangnya ke Casino mu agar Casino mu bermasalah dan mengurangi kepercayaan pelanggan kita yang nantinya akan berakibat turunnya daya jual kita Tuan.

Mendengar penjelasan asistennya, bukannya khawatir. Aden malah tersenyum remeh. Aden berpikir bahwa jaguar tidak tau dia bermain dengan siapa.

Semua bisnis yang di miliki keluarga Aden adalah bisnis yang sudah mendapatkan pengakuan dan kelegalitasan dari Pemerintahan. Hal ini membuat bisnisnya akan tetap terjaga dengan baik.

Hal semacam ini menurutnya hanya perlu di bersihkan dan si lenyapkan. Aden adalah pebisnis handal. Melenyapkan nyawa sesorang sudah sangat biasa baginya. Jadi setiap nyawa yang sudah di renggutnya, dapat di pastikan tidak akan ada yang menangkapnya atas tindak pidana pembunuhan.

Karena sebelum memulai suatu bisnis, dia akan merangkul pejabat-pejabat daerah yang nantinya akan membuatnya dengan mudah menjalankan bisnisnya.

...***...

"Tuan, pria yang sebelumnya aku ceritakan pada mu. sudah kami bawa ke markas. Apa yang harus aku lakukan kali ini?" Tanya Brox lagi.

Terpopuler

Comments

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

jangan2 ini aden ada niat jahat sama yasmin

2023-04-13

1

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

udah tau konsekuensinya malah nekad🥲

2023-04-13

1

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

keren sihhh😎

2023-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!