Bab 12

Kristal berhasil membuat Langit seperti cacing kepanasan. Suaminya itu berusaha bersikap biasa setelah perkataan absurd keluar dari mulut sang istri. Sayangnya sikap Kristal justru membuatnya frustasi.

"Tidur, Lang. Kenapa kamu tidak bisa diam? Kamu lagi pengen?"

Langit hanya melirik Kristal, jika saja bahunya tidak sakit, ia pasti sudah menghadap wanita itu.

"Berhenti mengujiku, Kris. Kamu tidak tahu jika memancing gairah seorang pria, akibatnya bisa fatal"

Kristal malah terkekeh, "Kamu merasa seperti itu?"

Langit mendengus, "Kamu mau aku unboxing sekarang?"

"Tidak!"

"Lalu kenapa terus menguji kesabaranku!"

Kristal menghadap suaminya, "Aku hanya berusaha bersikap tidak formal padamu. Jual mahal dan tidak akur, bukan awal yang baik untuk sebuah rumah tangga. Apalagi yang dadakan seperti kita"

"Maksudmu, kamu sedang menghilangkan kecanggungan di antara kita?"

"Banyak hal yang harus kita pahami satu sama lain. Jika aku bersikap cuek, kapan aku akan mengenalmu lebih jauh? Pertemuan kita hanya singkat, dan sekarang kita sudah menikah. Bukankah pasangan itu harus mengenal luar dalam pasangannya? Bagaimana kita akan menjalani rumah tangga kedepannya jika kita saling berdiam diri"

"Aku suka cara berfikirmu"

"Mau tidak mau, kita harus saling mengenal lebih jauh lagi. Belajar menyatukan dua sikap, pemikiran dan cara pandang yang berbeda. Memahami kebiasaan pasangan kita. Dan banyak lagi yang perlu kita pelajari soal rumah tangga. Jujur saja, aku selalu ingin punya keluarga kecil bahagia seperti orang tuaku. Saling mencintai, saling menerima, saling percaya dan saling melengkapi. Menikah bukan tujuanku sebenarnya, tapi takdir telah membawaku bersamamu. Bukankah aku harus menjalaninya dengan baik?"

Langit bangun kemudian menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, "Kamu tidak menyesal menikah denganku?"

Kristal menggeleng pelan, "Kamu adalah orang yang dikirimkan Allah untuk menjadi pendampingku. Kenapa harus menyesa. Tidak ada yang perlu di sesali. Kita hanya harus menjalani semua ini dengan baik"

"Kamu lebih dewasa dari yang aku kira"

"Keadaan yang membuatku dewasa. Hidup itu terus berjalan. Benar kan?"

Langit mengangguk, "Kris"

"Hm"

"Boleh aku tanya sesuatu?"

"Satu pertanyaan seratus ribu!"

Langit terkekeh, "Wanita memang suka uang, ya?"

"Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Wajar kan? Sekarang, katakan apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Kamu sepertinya sedikit banyak paham masalah rumah tangga, padahal sebelumnya kamu berencana tidak ingin menikah. Kenapa?"

"Aku belajar. Karena aku sudah menjadi seorang istri"

"Kamu melakukan semua itu?" tanya Langit tak percaya

"Apa ada yang salah dengan itu?"

Langit menggeleng, "Kris"

"Pertanyaan kedua"

Langit mendengus namun juga tertawa, "Ada hal yang ingin aku katakan padamu"

"Wah, sepertinya kamu akan membuka rahasiamu. Benar kan?"

"Bukan rahasia. Hanya penggalan kisah masa laluku"

Kristal mulai serius mendengarkan

"Kamu ingat, pertama kali kita bertemu?"

Kristal mencoba mengingat, kemudian ia mengangguk, "Kamu bonyok! Luka pada seluruh wajahmu"

"Benar sekali" pandangan Langit menerawang, "Menurutmu, aku kenapa waktu itu?"

"Tawuran? Berkelahi? Atau di pukuli preman?"

"Jawaban terakhir hampir benar"

"Jadi kamu pernah berurusan dengan preman?" Kristal semakin serius

"Bukan preman, tapi orang suruhan Papaku"

"Papamu ... Masih hidup?" tanya Kristal hati - hati

"Saat aku masih SMA, dia memang masih hidup. Tapi sekarang, dia sudah meninggal" Langit mengambil ponselnya kemudian menunjukkan foto almarhum Papanya.

"Dia, mirip dirimu"

"Benar. Dan aku sempat menyesali hal itu" Langit kembali menghela nafas, "Kehidupanku dulu begitu sulit. Papaku memilih wanita lain dan meninggalkan kami. Mama yang hanya ibu rumah tangga terpaksa mencari pinjaman sana sini untuk biaya hidup kami. Karena tidak membayar hutang tepat waktu, aku harus selalu berurusan dengan rentenir"

"Lang"

Langit tersenyum, "Sampai akhirnya Mama bertemu sahabat lamanya, Mama di tawari kerja sebagai model baju muslimah. Dari situ kehidupan kami mulai bangkit"

"Kalau kehidupanmu sulit, kenapa kamu sering mengajakku taruhan? Kamu juga suka nongkrong di tempat mahal"

"Itu uang Papa. Aku sengaja mendekati pacar Papa dan meminta uang. Biarkan saja uang pecundang itu habis. Sayangnya, uangnya malah semakin banyak" Langit menjeda kalimatnya, "Aku bekerja di salah satu jasa pengiriman. Meski gajinya tak seberapa, aku tidak pernah lagi meminta uang Mama untuk membayar sekolah dan keperluan lainnya. Dari situ aku punya pikiran untuk membuka marketplace. Dan untuk sampai ditahap ini, banyak rintangan yang harus aku lalui. Jatuh berkali - kali, semua tidak semudah yang orang lihat. Tapi dengan tekad dan kerja keras, akhirnya aku bisa mengatasi semuanya"

"Kamu hebat, Lang. Aku bahkan tidak menyangka kamu bisa sekuat dan sehebat itu. Di balik sikap arogan dan songongmu, ternyata kamu orang yang mandiri dan pantang menyerah"

"Kamu mau memuji atau menyindir?"

"Tentu saja memuji"

Jika saja hubungan mereka seperti pasangan lain yang menikah karena saling mencintai, tentu Langit sudah mencubit pipi istrinya itu. Lihatlah betapa menggemaskannya wanita itu. Dalam hati Langit berjanji, dia akan membuat Kristal mencintai dirinya bahkan tidak bisa jauh darinya.

"Luka itu membuatku berjanji, jika suatu saat aku menikah, aku tidak akan pernah menyakiti pasanganku. Aku akan terus berusaha untuk membahagiakannya. Karena aku tahu betul, seorang pria tidak akan berjaya tanpa adanya seorang wanita. Anak sukses berkat doa ibunya, suami sukses berkat doa istrinya"

"Banyak hal yang baru ku ketahui tentangmu, Lang. Kamu ... Tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya"

"Itulah kenapa ada pepatah mengatakan, jangan melihat orang dari luarnya saja. Berpenampilan preman, belum tentu penjahat. Berpenampilan terbuka belum tentu nakal dan berpenampilan tertutup belum tentu taat"

"Kamu sudah seperti seorang ustad"

Keduanya sama - sama tertawa, "Kris"

"Hm"

"Dulu aku pernah bermimpi, kelak, aku ingin memiliki empat anak. Kamu mau kan?"

"A-apa?"

🌻🌻🌻

Kenzie pulang dengan lesu, belum kelar masalah Kristal, kini ditambah Yazna. Jujur, dia memikirkan sahabatnya itu. Entah apa gerangan yang sudah membuat Yazna bersikap demikian, Ken sendiri tak tahu.

"Rupanya kamu masih berhubungan dengan gadis itu, Ken!"

Langkah Ken terhenti, dia menatap Papa dan Mamanya yang berada di ruang tamu.

"Ma, aku lelah. Tolong jangan ajak aku berdebat!"

Mama Rani terlihat geram, "Kamu selalu meninggikan suaramu saat kita membahas gadis itu! Kamu berubah sejak mengenalnya!"

Ken merasa semakin pusing, jika saja ia tahu akan seperti ini, Ken pasti tidak memilih pulang ke rumah,

"Ran, jangan marah pada Ken. Kamu bisa membicarakannya dengan baik" tutur Oma yang baru datang

"Bagaimana bisa aku bicara dengan baik, jika Ken terus mengabaikan aku! bahkan aku sudah memperingatkan Ken sedari dulu, tapi sampai saat ini Ken masih berhungan dengannya!"

"Apa yang dengan berteman dengan-"

"Salah karena dia anak seorang pelakor! Dalam darahnya tetap mengalir bibit perebut suami orang!"

"M-maksud Mama apa?" tanya Ken tak percaya

"Ibu dari sahabatmu itu adalah perusak rumah tangga orang! Dia sudah merusak rumah tangga Mama Dian dengan suami pertamanya, Saka!"

Deg

Terpopuler

Comments

Lina Sofi

Lina Sofi

Emang Krystal d jauhin Ken deket am Temen pelakor Susah Pengeny rebut egois mentingin kebahagian sendiri dr pd org lain Ken terlalu bodoh g tau mana yg bener tulus Dan naif

2023-04-09

1

Aliyah

Aliyah

semoga rmh tangga mu lang bahagia sama kristal..

2023-04-09

0

Aya Hadad

Aya Hadad

Oowh Langit dr keluarga broken home ya mudah"an rumah tangganye dengan Kristal hidup harmonis & bahagia 🤨😟😟😉🥰🥰 lanjut lg trs double updatenye Kak jangan lama" ditungguuu.............👌👌😘🙏🙏 semangaaat 💪💪

2023-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!