Bab 11

Ken cukup terkejut melihat keadaan Langit, rapi ia juga tak berniat untuk bertanya.

"Jadi, ada apa kamu mencariku?" pertanyaan Langit membuat Ken ingat pada tujuan awalnya

"Aku mencari Kristal"

"Kenapa datang padaku. Aku tidak tahu dimana dia berada"

Ken menatap Langit seolah mencari kebohongan dalam dirinya, "Kristal menghilang selama dua hari. Dirumahnya tidak ada, di butik tidak ada. Kau satu - satunya orang yang mungkin tahu keberadaannya!"

Langit tersenyum sinis, "Kalaupun aku tahu, aku tidak akan pernah memberitahumu!"

Dua pria itu saling menatap tajam

"Katakan dimana Kristal berada!" pinta Ken dengan tegas

"Dia tidak bersamaku! Kalau tidak percaya, cari saja di dalam. Tapi aku sibuk, aku harus pergi!"

Langit meninggalkan Ken lalu masuk ke dalam mobil. Dia melirik Ken sekilas di balik kaca hitam mobilnya. Suami Kristal itu tersenyum remeh

Untuk saat ini, kamu tidak akan bisa bertemu dengan istriku, Ken.

🌻🌻🌻

Setelah bertemu dengan salah satu Kliennya tadi, Langit langsung meninjau butik milik istrinya. Kemudian ia mampir kerumah Mama, tapi tidak disangka ia malah menerima tamu tak di undang. Tak mau berurusan panjang dengan Ken, Langit meninggalkan pria itu dan bergegas pulang. Bahunya masih sedikit nyeri dan ia harus segera pulang untuk istirahat.

"Sudah sampai, Tuan"

"Terima kasih, Pak. Bapak bisa langsung pulang"

"Baik, Tuan"

Langit turun dari mobil, kemudian masuk ke dalam rumah. Aroma sedap masakan membuatnya tergoda. Dia memang sudah lapar karena belum sempat makan siang. Tanpa membuang waktu, Langit menuju ke dapur. Beberapa masakan sudah tersaji di atas meja. Dan sepertinya, masih ada menu yang belum selesai di masak. Kristal sendiri tampak sibuk hingga tak menyadari kedatangannya. Momen ini di gunakan Langit untuk mengabadikan potret istrinya yang sedang memasak. Ia tersenyum, melihat Kristal dari belakang saja, wanita itu terlihat cantik, apalagi dari depan.

"Oke. Seles-", Kristal terlihat kaget saat melihat Langit duduk sambil menatapnya. "Kapan kamu datang? Kenapa aku tidak mendengarmu masuk"

"Kamu terlalu fokus pada masakanmu hingga tak menyadari kedatanganku"

Kristal menyajikan masakan terakhir yang ia buat di atas meja lalu mengambil cangkir untuk membuatkan Langit kopi. Ia menyeduh satu sendok gula plus kopi kemudian menuangkan air panas tak lupa mengaduknya hingga rata.

"Ini kopinya"

"Terima kasih"

"Kamu mau makan dulu, atau mandi dulu"

"Makan saja dulu. Aku lapar" jawabnya tanpa sungkan

Kristal mengangguk, dengan cekatan ia mengambil mangkuk nasi dan mengisinya,

Langit berdiri hendak mencuci tangan, namun Kristal menahannya, "Aku akan menyuapimu"

"Aku masih bisa makan sendiri", Langit berdiri kemudian mencuci tangan

"Kamu yakin?" tanya Kristal ragu, kemarin dirumah sakit ialah yang menyuapinya makan. Meski yang terluka adalah tangan kirinya, namun makan dengan satu tangan tidaklah mudah

"Aku bisa Kris. Kalau kamu terus memanjakanku, yang ada sembuhku akan semakin lama", jawabnya lalu duduk kembali ke kursi

Kristal tak memaksa lagi, ia mengambil piring kemudian menuangkan nasi dan lauk untuk suaminya. "Makanlah"

Melihat menu masakan kesukaannya dimasak oleh orang yang ia cintai, mata Langit terlihat berbinar. Ia segera menyendok dan memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.

"Kenapa? Apa masakannya tidak enak?" tanya Kristal saat Langit berhenti mengunyah

Pria tampan itu menggeleng, "Ini sangat enak" sahutnya lalu melanjutkan makan dengan lahap. Meski makan dengan satu tangan, buktinya Langit dengan cepat bisa menghabiskan makanannya.

Kristal senang jika Langit menyukai masakannya. Beruntung kemarin Oma mengorek beberapa informasi yang membantu Kristal mengetahui beberapa hal tentang suaminya.

"Mau tambah?"

Langit mengangguk kecil, dengan senang hati Kristal menambahkan makanan di piring sang suami.

"Kamu tidak makan?"

"Aku akan makan"

Keduanya makan dengan hening, tak ada pembicaraan. Yang terdengar hanya denting sendok beradu dengan piring.

Usai makan siang dan membereskan piring kotor, Kristal menyusul Langit ke kamar. Begitu masuk kamar, dia melihat Langit sudah melepas kemejanya dan kesulitan untuk membukanya.

"Biar aku bantu", dengan hati - hati Kristal melepaskan kemeja dari tubuh Langit, "Kamu mau mandi?"

"Iya"

"Aku akan siapkan airnya dulu"

Langit menjadi canggung, jika kemarin dia mandi dibantu oleh perawat pria, siang ini dia akan mandi dibantu oleh istrinya. Meski keduanya sudah halal dan boleh melihat tubuh masing - masing, tetap saja Langit merasa canggung. Pun dengan Kristal. Ia yakin istrinya itu pasti merasa risih nanti.

"Airnya sudah siap"

Langit mengangguk, kemudian masuk kedalam kamar mandi.

"Tunggu"

"Kenapa?" tanyanya berbalik

"Kamu mau mandi dengan celana panjang begitu?"

Langit menatap ke bawah, "Mungkin iya" jawabnya asal

Kristal berdecak, "Jangan konyol! Kamu mau mandi dikamar mandi bukan di kolam renang. Mandi di kolam renang pun memakai celana pendek! Bukan celana panjang!"

Seketika tawa pria itu terdengar, memang lucu apa yang Kristal katakan. Tapi yang sebenarnya terjadi, dia hanya berusaha menutupi rasa canggung plus gugup yang semakin menderanya.

"Ayo!"

Kristal menarik tangan Langit, membawa suaminya masuk ke dalam kamar mandi.

"Kris, aku bisa sendiri"

"Oh ya? Coba lakukan sekarang!"

"L-lakukan apa?"

"Ck. Ya buka celanamu lah. Kamu mau mandi dan kamu bilang kamu bisa. Sekarang lakukan di depanku agar aku percaya!"

"Tidak perlu. Kamu keluar saja. Aku sungguh bisa melakukannya sendiri, Kris"

Kristal melipat kedua tangannya di dada, "Kamu takut aku melihat asetmu?"

Wajah Langit memerah, antara malu dan canggung. Kristal kembali menarik tangannya lalu mendudukkan Langit di atas closet. Kemudian mulai memandikan sang suami.

🌻🌻🌻

"Oke, done"

Kristal baru saja selesai menyisir rambut suaminya. Langit terlihat lebih segar sekarang. Setidaknya, wajahnya tidak semerah tadi.

"Mau makan malam dengan apa?"

Pertanyaan Kristal hanya dijawab pandangan lewat kaca, Langit tidak mengatakan sepatah katapun.

"Kamu masih malu?"

Pertanyaan sederhana tapi membuat Langit kehilangan muka

"Untuk apa? Bukankah kamu istriku. Dan kamu bisa melihat semua yang ada padaku sesukamu"

Kristal mencebik, "Wajahmu berbeda dengan apa yang kamu katakan"

Skak

Langit menatap dirinya sendiri pada cermin, benar saja, wajahnya mulai kembali memerah

"Kamu wanita pertama yang melihat semuanya"

"Hm"

Jawaban Kristal membuat Langit kembali menatapnya, "Kamu terlihat biasa saja-"

"Jangan mulai menarik prasangka! Sesuatu yang terlihat biasa, kamu tidak tahu apa yang ada di baliknya!"

Langit menghampiri istrinya yang sedang membereskan peralatan mandinya tadi, "Aku minta maaf"

"Jujur aku marah!"

"Aku tahu. Tapi aku sungguh tak bermaksud-"

"Kamu tahu? Setelah memutuskan untuk menerimamu, aku belajar apapun yang aku bisa untuk menjadi istri yang baik! Aku membiasakan diri hidup bersama orang lain yang biasanya aku selalu sendiri. Mengerjakan pekerjaan seorang istri sebaik yang aku bisa! Bahkan melakukan hal - hal yang baru pertama aku lakukan! Kamu pikir mudah?!"

"Kris, aku tidak bermaksud menuduhmu dan membuatmu marah, sungguh"

"Aku bahkan harus menahan nafas melihat itu! Bersikap biasa padahal rasanya aku mau pingsan! Dan lagi-"

Cup

Langit membungkam bibir sang istri dengan bibirnya. Hanya menempel tanpa adanya gerakan. Melihat Kristal membeku, Langit tersenyum kemudian melepas bibirnya.

"Wajahmu memerah" bisik Langit

Kristal menatap suaminya sekilas kemudian membalikkan badan, Langit mengira Kristal semakin marah, tapi tanpa ia duga

Cup

Kini giliran Kristal yang mencium bibirnya, merasa berbalas, Langit mulai ******* lembut bibir sang istri. Beberapa menit hingga akhirnya ciuman itu terlepas karena keduanya kehabisan nafas,

"Aku mau keluar sebentar, kamu mandilah dulu"

Langit segera keluar kamar, dan berdiri di luar pintu. Setelah apa yang baru ia lakukan dengan Kristal tadi, sebagai pria normal ia mulai tergoda. Tapi Langit harus menahan diri, selain karena kondisinya yang belum memungkinkan, ia yakin Kristal juga belum siap.

Tahan Lang, tahan!

Tanpa Langit sadari, sejak tadi Kristal memperhatikannya. Ingin rasanya Kristal teetawa melihat bagaimana suaminya sekarang, tanpa suara Kristal mendekati suaminya kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Langit, "Lang, are you on?"

Ngek

🌻🌻🌻

Puasa oy ... Puasa. Agak panas ya. Mon maaf kakak - kakak. Nggak bermaksud bikin la li lu, cuma dikit aja biar agak greget

Makasih yang sudah setia baca Langit Kristal. Sayang kalian banyak - banyak 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Aliyah

Aliyah

ah jd gemes bgt ...🤣🤣🤣sabar ya langit

2023-04-08

0

Nanda Jihan

Nanda Jihan

up

2023-04-08

0

Yunie

Yunie

sabar yaa Langit 😜🤭🤣🤣

2023-04-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!