Bab 4

Sudah dua hari sejak pulang ke tanah air, Kristal memilih menikmati waktunya dengan santai. Tidak ada kegiatan berarti yang dia lakukan. Kerjanya hanya bermalas - malasan. Anggap saja, itu rewardnya selama bekerja beberapa tahun ini.

"Kris, mau sampai kapan kamu mengeram didalam kamar?" tanya Mama Dian hampir setiap hari

"Besok aku mulai mendekor butik, Ma. Jadi biarkan aku bersatai sekarang"

Mama Dian menatap putrinya, "Tante Rani telepon hampir setiap dua jam sekali. Dia ingin datang kemari, tapi jika belum mendapat persetujuanmu, dia tidak akan datang"

Kristal berdecak, "Kalau mau datang kenapa harus meminta persetujuan segala? Bilang saja dia masih merasa bersalah!"

"Kris, kenapa kamu jadi sedikit kasar?"

"Ma, hidup itu kejam kalau kita lembek! Lagipula, aku bukan kasar, hanya tegas"

"Apapun itu, tapi cobalah bersikap lebih baik pada orang lain, khususnya pada orang tua"

Kristal memutar bola mata malas, "Aku tahu arah pembicaraan Mama"

"Menurut Mama kamu harus tetap meminta maaf jika bertemu Tante Maura maupun Langit. Menolak boleh, tapi tidak boleh menyakiti perasaan orang lain"

"Baiklah", Kristal beranjak menuju ke kamar mandi

"Mau mandi?" Kristal hanya berdehem sebagai jawaban, "Tumben? Biasanya kamu mandi saat menjelas tengah hari"

"Aku ada janji dengan Nando"

"Owh. Sudah lama Mama tidak bertemu sahabatmu itu. Nanti kamu ajak makan malam kerumah ya"

"Dia tidak akan mau"

"Kenapa? Dulu Nando suka kerumah kan? Apalagi kalau disuruh makan"

"Istrinya baru saja melahirkan. Ini saja dia menyempatkan bertemu karena harus segera pulang ke Semarang"

"Jadi Nando sudah menikah? Kalah dong kamu"

Kristal tak menjawab dan melenggang masuk ke kamar mandi

🌻🌻🌻

Mengendarai Kawasaki Ninja H2 Carbon, Kristal segera menuju ke salah satu cafe tempat dia janjian dengan sahabatnya itu. Ia harus berhenti sejenak saat lampu merah. Tiba - tiba seseorang duduk di belakang motornya, reflek Kristal menoleh ke belakang

"Langit!!"

"Aku numpang sampai cafe depan!"

"Ih, ogah! Cepet turun!"

Langit acuh

"Turun Lang!!"

"Jalan Kris, lampunya udah ijo"

"Turun aku bilang!!"

Tin Tin

Suara klakson dari kendaraan dibelakangnya mau tak mau membuat Kristal melajukan motornya. Selang beberapa meter, Kristal menepi.

"Turun!!"

Bukanya menurut, Langit masih duduk manis diboncengan belakang

"Kamu itu nyebelin banget sih!!"

"Kamu makin cantik banget kalau lagi marah"

"Aku nggak mau bercanda ya Lang. Turun nggak?!"

"Cafenya udah didepan. Numpang beberapa meter lagi!"

"Aku bilang turun ya turun!"

"Kamu masih sama kayak dulu. Galak!"

Kristal geram, dia menyikut perut Langit membuat empunya kesakitan. Akhirnya Langit menyerah dan turun dari motor Kristal

"Daritadi kek!"

"Kejam kamu sama calon suami!"

"Najis!!"

Kristal melajukan motornya dengan segera, bukannya marah, Langit justru terkekeh melihat tingkah Kristal.

Pria tampan itu menelpon seseorang, tak seberapa lama, datang sebuah mobil dan Langit segera masuk kedalam.

🌻🌻🌻

"Kris!!", teriak Nando saat melihat Kristal datang

"Udah lama, Ndo?"

"Lima belas menitan lah. Kamu nggak seneng ketemu aku? Kenapa mukamu kusut begitu?"

"Aku kesel gara - gara Langit!"

"Langit?" tanya Nando tak percaya, "Langit rival mu itu?"

"Pesen minum! Panas nih!"

Nando segera memesankan Kristal jus jeruk.

Baru beberapa menit duduk, Kristal dan Nando harus melihat kedatangan Ken dan Yazna. Terlihat sekali bagaimana pria itu perhatian pada Yazna. Ken bahkan membantu Yazna duduk.

"Kamu nggak panas?"

"Udah adem!"

"Mereka masih barengan sampai sekarang? Sepertinya mereka memang punya hubungan deh"

"Nggak usah mikirin orang. Males banget ketemu mereka lagi. Kok aku merasa dunia ini begitu sempit selalu ketemu mereka berdua!"

"Takdir Kris" Nando terkekeh

"Kamu berlagak kayak ustad aja!"

Nando tertawa keras, tentu saja hal itu mengundang perhatian pengunjung lain. Begitu juga dengan Ken yang langsung mengetahui keberadaannya.

Ken langsung menghampiri Kristal dan meninggalkan Yazna sendirian di mejanya

"Kris, kamu disini juga? Mau makan?"

"Kalau ke cafe emangnya mau kencing!" cibir Nando

Kristal hampir tersedak mendengar jawaban absurd sahabatnya.

"Boleh gabung kan?"

"Meja lain banyak yang kosong! Lagian mau gabung, lihat wajah pacarmu! Udah masam! Takut kena tampar lagi kali"

Ken menatap Yazna sejenak, "Yazna sedang flu, jadi kelihatan seperti itu. Kalau aku boleh gabung, aku akan minta Yazna kemari"

"Boleh!"

Sahutan Nando membuat Kristal mendelik, tanpa menunggu lama, Ken kembali ke mejanya. Tentu saja untuk memberitahu Yazna untuk pindah meja

"Kok kamu ngizinin mereka gabung?" kesal Kristal

"Udah lama nggak ketemu mereka. Aku juga pengen tahu apa Yazna masih sama seperti dulu"

"Maksudmu apa?"

"Kenapa kamu jadi pikun! Kamu pasti tahu maksudku!"

Kristal merasa dongkol pada sahabatnya itu, padahal Kristal paham yang apa Nando maksud.

"Kris, kita bertemu lagi!"? Sapa Yazna

Kristal tak menjawab, ia lebih memilih meminum jus jeruk miliknya.

"Udah pesen makan?" tanya Ken

"Udah!"

Ken memanggil pelayan untuk memesan makanan. Usai menunggu beberapa menit, pesanan merekapun datang.

"Ndo, aku mau ke toilet dulu" pamit Kristal

"Oke"

Setelah Kristal pergi, Yazna juga pamit ke toilet.

Wanita yang mengenakan tongkat itu berjalan pelan. Begitu tiba di kamar kecil, Yazna berdiri di depan wastafle. Lebih tepatnya sedang memperhatikan penampilannya dibalik kaca.

Ceklek

Kristal tak terlalu terkejut melihat Yazna disana.

"Jadi apa yang mau kamu katakan?"

"Kamu bisa kan, menjauhi Ken?"

Kristal menatap sinis dari pantulan cermin, "Kamu mau memilikinya?"

"Aku mencintainya"

Kristal tertawa mendengar jawaban Yazna, "Bukankah mencintai tak harus memiliki?"

"Aku yang selalu menemaninya. Aku yang selalu ada untuknya. Bukankah sangat tidak adil jika hanya kamu yang dia pikirkan?"

"Kalau boleh aku menilai, cintamu itu pamrih, Yaz!"

"Apa yang salah dengan mengharap balasan. Lagipula kamu juga enggan menerimanya kembali. Daripada menyakiti Ken, bukankah lebih baik dia bersamaku?"

Kristal bertepuk tangan, "Hebat Yaz, hebat! Aku akui keberanianmu mengatakan semua itu. Tapi sayangnya, aku tidak peduli. Kenapa kamu malah mengatakannya padaku? Kenapa tidak kamu katakan semuanya pada Ken? Kamu takut ditolak? Kamu takut patah hati dan terluka?"

Wajah Yazna berubah merah, "Kamu sungguh arogan Kris. Kamu egois!"

"Aku egois kamu bilang? Sekarang aku tanya, lebih egois mana aku di banding kamu? Sejak dulu, kamu selalu mencuri perhatian Ken dariku. Bahkan, kamu sering menggunakan kekuranganmu untuk menarik simpatinya!"

"Jadi kamu tidak mau melepaskan Ken untukku?"

Kristal tersenyum remeh, "Aku dan Ken tidak punya hubungan apapun sejak saat itu. Hari dimana kamu berpura - pura ketakutan dan pada akhirnya kalian berciuman!"

deg

Yazna mematung,

"Kenapa diam? Kamu terkejut aku tahu semuanya? Berpura - pura sakit perut. Kram kaki. Terpeleset dan masih banyak lagi! Aku tahu semuanya Yaz. Aku tahu!"

Yazna menatap Kristal dengan mata berkaca - kaca. "A-aku-"

"Aku tidak akan pernah kembali pada Ken. Tapi aku pastikan dia juga tidak akan memilihmu!"

🌻🌻🌻

Acara reuninya dengan Nando jadi tidak menyenangkan karena kehadiran Ken dan Yazna.

"Kris, kenapa tidak dimakan? Makanannya tidak enak?" tanya Nando

Kristal menatap Ken dan Yazna bergantian, "Enak! Hanya saja suasananya yang tidak enak! Nafsu makanku jadi hilang!"

"Kamu keberatan aku dan Yazna berada disini?" tanya Ken

"Kalau sudah tahu, kenapa masih bertanya?!"

Ken menghela nafas, "Bukankah tadi kamu mengizinkan aku dan Yazna bergabung dengan kalian?"

Kristal tertawa sinis, "Dia!" tunjuk Kristal pada Nando, "Dia yang mengizinkannya bukan aku!"

"Sebaiknya kita pergi, Ken. Percuma kita disini kalau kehadiran kita tidak diinginkan!"

Ken menatap Kristal lekat, berharap Kristal akan balik menatapnya, sayangnya semua hanya angan karena wanita itu begitu acuh

"Habiskan dulu makananmu baru kita pergi"

Meski enggan, Yazna tetap memakannya. Hal itu membuat Kristal tertawa remeh. Cinta memang bisa membuat seseorang melakukan apapun. Lebih tepatnya bodoh!

"Kris, aku pulang dulu"

"Hm"

"Nanti malam, aku dan keluargaku akan kerumahmu"

"Aku sibuk. Jadi silahkan datang lain waktu. Bukankah Mamanya menunggu persetujuanku untuk datang?"

Kristal menatap Yazna santai, meski disembunyikan tapi Kristal bisa melihat jika Yazna mengepalkan tangannya

"Baiklah. Hubungi aku jika kamu sudah tidak sibuk"

"Aku sibuk setiap hari!"

"Sudahlah Ken, jangan mengemis padanya!"

"Yaz!" tegur Ken

Yazna terlihat kesal, dia memilih pergi lebih dulu.

"Aku tetap akan menunggu kabar darimu" ucap Ken kemudian pergi

Ken segera menyusul Yazna, saat berada didepan , ia malah berpapasan dengan Langit.

"Sudah selesai membujuk calon istriku?" tanyanya dengan senyuman remeh, "Kamu tidak akan berhasil, Ken. Selain karena Kristal tidak mau kembali padamu lagi, semuanya keluarganya sudah mendukungku. Kesempatanmu untuk kembali pada Kristal tidak akan pernah ada. Dan semua itu karena ulahmu sendiri!"

🌻🌻🌻

Hari ini satu bab dulu ya 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

kenzi cowok kamp**t!!!!
yazna kalau cinta bilang non!
apapun jawaban kenzie kamu harus siap.jangan egois,jangan terus2an memanipulasi keadaan.

2024-03-07

0

Nada Amani

Nada Amani

nyari lanjutan d novel diandra.. eh ternyata ceritanya d novel baru... bener2 seruuuu

2023-08-11

0

guntur 1609

guntur 1609

ken kau akan menyesal. sifatku macam rey dulu. gampang dan mudah dioeralat dan dimanfatkan

2023-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!