Bab 3

"Jadi siapa calon suami cucu Opa yang cantik ini?"

"Papa hanya ngarang! Aku saja tidak punya pacar. Bagaimana bisa punya calon suami"

Papa Gama dan Opa David sama - sama tertawa

"Aku jadi curiga melihat kalian tertawa bersama"

"Apa kami tidak boleh tertawa bersama?" tanya Papa Gama

"Tentu saja boleh"

"Opa senang, akhirnya kamu mau pulang"

Kristal memeluk Opa David, "Meski aku lama berada di luar, aku tetap akan pulang kerumah. Karena tempat ternyaman adalah rumah sendiri"

"Kamu benar, Sayang" Opa David membelai kepala Kristal dengan lembut, "Kamu sudah tumbuh menjadi gadis yang jauh lebih dewasa"

"Sebaiknya kamu istirahat dulu. Kamu tidak merindukan kamarmu?" tanya Opa David

"Rindu, tentu saja. Sudah sangat lama aku meninggalkan kamar tercintaku"

"Kalau begitu istirahatlah. Kita bisa ngobrol lagi setelah makan malam"

"Baiklah, aku akan istirahat sekarang"

Kristal mencium Papa dan Opanya bergantian lalu pergi ke kamar. Tidak ada yang berubah dari rumahnya, semua masih sama seperti sepuluh tahun lalu. Dengan pasti, kakinya menapak satu persatu anak tangga hingga ia berada di lantai dua.

"Kamarku"

Kristal membuka handle pintu dan masuk kedalam kamar. Semua masih sama. Tatanan, warna dan dekorasi kamarnya tidak ada yang berubah. Bahkan aroma lavender kesukaannya masih tercium jelas.

"Mama pasti merawat kamarku setiap hari"

Kristal duduk di tepi kasur, ia mulai menikmati suasana kamar yang sejak dulu menjadi tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu.

"Papa boleh masuk?" tanya Papa Gama yang berada di tengah pintu

"Masuklah, Pa"

Papa Gama ikut duduk di samping putri kesayangannya. "Bagaimana perasaanmu, Sayang?"

"Perasaan apa?" tanya Kristal tak mengerti

Papa Gama menghela nafas, "Tentang masa lalu kalian. Bertemu kembali dengan Ken dalam keadaan seperti tadi, Papa khawatir-"

"Aku baik - baik saja, Pa" sela Kristal, "Papa tidak perlu mengkhawatirkan perasaanku. Aku sudah tidak memiliki rasa apapun pada Ken, jadi aku tidak merasakan apa - apa saat melihat mereka bersama"

Papa Gama tersenyum, "Papa harap, kamu mau membuka hati untuk pria lain. Tidak semua pria seperti Ken, Papa yakin akan ada sosok pria yang bisa menyayangi dan mencintaimu dengan tulus"

Kristal tertawa kecil, "Jika sendiri lebih baik, kenapa harus berpasangan"

"Kris-"

"Jika ada pria seperti Papa, mungkin aku akan berubah pikiran" Kristal menatap Papa Gama dengan lembut, "Jangan paksa aku seperti dulu, Pa. Papa tidak mau aku pergi lagi kan?"

Papa Gama menghela nafas berat untuk yang kesekian kalinya, "Istirahatlah, Papa yakin kamu pasti lelah"

"Hm"

"Papa keluar dulu"

Di depan pintu, rupanya ada Mama Dian. Dan Papa Gama yakin jika istrinya itu mendengar percakapannya bersama putrinya tadi, "Jangan terlalu menekannya Mas. Biarkan dia menikmati waktunya dulu. Kita bisa membicarakannya lagi nanti"

"Aku hanya mau yang terbaik untuknya, Sayang"

"Aku tahu. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Dia bahkan belum ada setengah hari berada di rumah"

"Baiklah"

"Kita ke kamar saja, kamu sepertinya perlu sedikit istirahat"

🌻🌻🌻

"Kris, bangun Sayang. Sudah waktunya makan malam"

Perlahan gadis itu membuka mata, "Aku ketiduran"

"Kamu bukan ketiduran. Tapi tidur pulas" Mama Dian terkekeh, "Sekarang kamu mandi dulu, Mama tunggu di meja makan ya"

"Iya Ma"

Kristal bergegas ke kamar mandi setelah Mamanya keluar dari kamar. Istilahnya mandi itik, Kristal mandi secepat kilat, asal bau sabun sudah tercium hidung, maka itu artinya ia sudah mandi.

Mengenakan baby dol selutut dan rambut di kepang atas, Kristal segera turun untuk makan malam bersama keluarga. Gadis itu bahkan bersenandung kecil menuruni anak tangga

"Selamat ma-" ucapan Kristal menggantung saat melihat orang lain selain keluargnya berada di meja makan, "Kamu! Apa yang kamu lakukan disini?!"

"Kris, bersikap sopanlah pada tamu!" tegur Mama Dian

Kristal mengedarkan pandangannya dan menemukan seorang wanita paruh baya berhijab yang bukan dari keluarganya, dan melihat wajah wanita tersebut ia yakin jika dia adalah Mama dari Langit

Mama Dian menghampiri putrinya, "Kenapa kamu berpakaian seperti ini?"

"Ini pakaian rumahan, Ma. Apa yang salah dengan pakaianku!"

"Ck, kamu ini. Ya sudah, sekarang beri salam pada Tante Maura!"

Kristal berdecak dalam hati, meski pada akhirnya ia tetap melakukan apa yang Mamanya katakan

"Ternyata kamu lebih cantik dari yang Langit ceritakan ya"

"Terima kasih, Tante" Kristal tersenyum palsu

"Karena semua sudah berkumpul. Sebaiknya kita makan malam sekarang. Silahkan dinikmati hidangan yang ada Nyonya Muara, Langit. Jangan sungkan, anggap rumah sendiri" ucap Gama

Makan malam pun terasa hangat karena disertai obrolan ringan. Rupanya, Mamanya Langit merupakan model salah satu brand hijab ternama. Pantas saja Kristal merasa tidak asing dengan wajahnya.

"Kris, tidak ada salahnya kamu juga membuat model baju berhijab. Nanti kamu bisa bekerja sama dengan Tante Maura" saran Oma Clara

"Akan aku pikirkan nanti"

Usai makan malam, setelah membantu membereskan bekas makan mereka, Kristal hendak langsung ke kamar. Namun Mama Dian melarangnya. Bagaimanapun, kedatangan Langit dan Mamanya ada hubungannya dengan Kristal. Akan sangat tidak sopan jika Kristal malah tidak ikut menemui mereka.

Papa Gama menjamu tamunya di ruang tengah. Beberapa piring brownies dan teh hangat menjadi teman ngobrol mereka.

"Jadi, maksud kedatangan kami kemari, selain silaturahmi, kami bermaksud meminang Kristal untuk menjadi istrinya Langit"

"Maaf Tante, saya tidak menerima lamaran ini"

"Kris" tegur Papa Gama

"Saya tidak bisa menikah, entah dengan Langit atau pria manapun. Jadi saya menolak lamaran ini!"

Kristal langsung meninggalkan ruang tamu, tentu saja hal itu membuat Mama Dian dan Papa Gama merasa tidak enak hati pada Langit dan Mamanya.

"Maafkan sikap putri saya, Nyonya Maura. Dia sudah bersikap kurang sopan pada kalian"

Mama Maura tersenyum, meski kecewa namun di berusaha untuk memahami sikap Kristal, "Saya paham, Nyonya Dian. Sebelum kemari, Langit sudah mengatakan jika ada kemungkinan dia akan di tolak. Dan benar saja, putra saya di tolak"

"Saya sudah menjelaskan pada Mama mengenai masa lalu Kristal. Dan Mama bisa memahaminya" imbuh Langit

"Tapi tetap saja, saya merasa malu atas perilaku putri saya"

"Kamu tidak perlu khawatir, Lang. Jika kamu benar - benar serius, Opa akan membantumu membujuk Kristal" ucap Opa David

Langit tersenyum, meski kecewa di tolak oleh orang yang dicintainya, namun ia senang karena keluarga Kristal mendukungnya. "Biarkan aku berusaha sendiri, Opa. Aku akan berjuang sampai Kristal mau menerimaku. Aku hanya butuh dukungan dan doa kalian semua"

Papa Gama menatap Langit kagum, "Aku memberimu restu untuk mendekati putriku. Bahkan jika kamu membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk mengatakannya padaku"

"Terima kasih sudah percaya dan memberiku kesempatan, Om. Tapi aku akan membuktikan jika aku pasti berhasil. Aku tidak akan menyerah. Sama seperti yang Om lakukan dulu untuk mendapatkan cinta Tante Diandra"

Terpopuler

Comments

m. adibai bai

m. adibai bai

semangat meruntuhkan tembok hati Kris ya Lang

2023-03-30

0

Yunie

Yunie

semangat Langit...
iih si Ken bener2 munafik yaa

2023-03-30

0

Aya Hadad

Aya Hadad

Selamat berjuang Langit luluhkan hati Kristal jangan putus asa, good luck 🤗🦾🦾😉👍👍 lanjut lg trs double updatenye dong Thor jangan lama" ditungguuu........................👌👌😘 🙏🙏 semangaaat 💪💪

2023-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!