Zahira pun mengendap menuju pintu rumah, membukanya lalu melongok keluar. Akan tetapi sama seperti sebelumnya suara itu malah terdengar jauh diseberang jalan.
“Ah mungkin ada KDRT kali, kasihan banget ya tuh orang,” gumamnya lalu kembali masuk ke dalam rumah.
Hawa dingin kembali menyerbu wajahnya saat Zahira masuk ke dalam rumah. Hanya saja, Zahira hanya mengibaskan tangannya sambil berlalu tanpa menghiraukan perasaan dingin tersebut.
Sesampai di dalam kamar, Zahira meraih ponselnya dan melihat jam, “sudah jam 02.00, mending aku tahajjud deh,” lalu beranjak menuju kamar mandi dan berwudhu.
Selesai sholat, tak lupa Zahira memanjatkan doa, memohon keselamatan dari segala bahaya baik yang Nampak maupun yang tidak Nampak, sekalian dia berdoa semoga hantu yang mengganggu temannya mendapatkan tempat yang layak agar tidak lagi gentayangan.
Setelah menyudahi doanya, Zahira kembali melanjutkan tidurnya lalu terlelap dan terlena begitu pulas, saking lelapnya dia tidak merasa kalau di sampingnya, seseorang tengah memandanginya lekat sambil tersenyum dalam wajah pucatnya.
Zahira menggeliat, suara sholawat dari mesjid yang tak jauh dari rumahnya membuatnya terjaga, dia mecoba untuk telentang meski matanya masih terpejam, namun telinganya sudah mendengar dengan normal, dia pun meregangkan tangan dan kakinya. Lalu kembali memeluk guling, rasa malas menyerbu hatinya.
“Aahhh masih belum azan,” gumamnya sambil membenamkan kepalanya dalam bantal. Setelah azan subuh berkumandang, dia pun beranjak dengan malas dari ranjang untuk melaksanakan Sholat subuh.
Selanjutnya membuat sarapan sesuai dengan tugas yang sudah diberikan oleh Daniah padanya.
Zahira telah selesai dengan kegiatannya di dapur saat Daniah dan yang lainnya terbangun.
“Wah sudah selesai sarapannya ya?” Tanya Daniah, sementara Della dan Meta Cuma melebarkan mata yang masih malas untuk terbuka saat mendengar kata sarapan lalu segera menyerbu dapur.
“Iyya sudah selesai, silahkan makan, aku mau mandi dulu” jawab Zahira sambil berlalu. Daniah Cuma mencibir tak perduli lalu ikut bergabung di meja makan sambil menyantap sarapan nasi goreng buatan Zahira.
Zahira sudah selesai dengan semua perlengkapan kuliahnya dan bermaksud berangkat kuliah saat Daniah baru keluar dari kamar mandi.
“Eeeeh mau kemana lo?” cegat Daniah, “mau ke kampus” jawab Zahira singkat sambi berlalu tapi keburu dicegat oleh Daniah.
“Eiit tunggu dulu, enak aja nyelonong gitu aja” Daniah memegang tangan Zahira.
“Terus aku harus apalagi, kan saya udah buat sarapan?” jawabnya.
“Dengar ya, di sini, kita utamakan kebersamaan, jadi makan bersama, berangkat kampus bersama, dan pulang kampus bersama.” Daniah menjelaskan dengan tangan bersedekap.
“Jadi apa aku harus menunggu kalian gitu?”
“Ya iyyalah. Tunggu di situ!” ujar Daniah menunjuk sofa di sampinya lalu masuk ke kamarnya.
Cukup lama Zahira menunggu, akhirnya Meta keluar juga.
“Hei kamu belum berangkat ya?" tanya meta.
“iyya nih, Daniah bilang kita mesti bareng ke kampus.”
"Oooh, gitu, emang sih kita selalu bareng, Cuma aku ga tahu kalau daniah juga memintamu. Padahal dia kan ga senang sama kamu.” Ucapnya polos sambil duduk di samping Zahira.
“Maksud kamu, Daniah benci padaku?” selidik Zahira.
“Mm, ahh ga papa kok, aku ga bermaksud apa-apa” Meta jadi grogi menyadari dirinya sudah keceplosan yang membuat Zahira curiga.
“Bu bu bukan benci, Cuma agak kurang senang kalau mendengar ada orang yang berceramah, ehh hee, gitu maksudku, dan kamu kan suka cerah gitu. Jadi yaa. Gitu deh,” nyengir kuda.
Tak berapa lama Daniah pun muncul disusul oleh Della. Mereka pun lalu berangkat kekampus bersama-sama.
Sepanjang perjalanan, hati Zahira merasa dongkol mendengar celoteh mereka, ada-ada saja yang mereka omongin, mulai dari teman Della yang lagi PDKT, lanjut gosipin anak yang gayanya nyentrik dan lain sebagainya. Sesekali Zahira harus menghela nafas mendengar gosip yang tak ada manfaatnya itu.
Kebiasaan Zahira yang selalu sendiri kini harus berubah dan membuatnya sangat terganggu. Demikian juga kebiasaannya jalan cepat juga harus ditahan-tahan, berkali-kali Zahira harus mengerem kakinya karena hampir menabrak temannya. Semua itu benar-benar membuatnya dongkol.
Di depan kampus, seperti biasanya, Fian sudah berdiri menunggu sambil bersandar di batang pohon pelindung sambil memainkan kunci motornya.
Selama ini Alfian lebih senang berjalan kaki dari rumahnya ke kampus karena jaraknya cukup dekat, akan tetapi hari ini dia sudah memutuskan untuk memakai motornya, bukan buat pamer, melainkan untuk mengantar dan menjemput Zahira. Pasalnya, sejak melihat Zahira dengan mata sembab, hatinya benar-benar iba dan dia berharap mulai hari ini dia bisa membantu mengurangi beban Zahira.
Alfian mengernyitkan kening saat melihat Zahira datang bersama Daniah and the gank. Sesaat dia mematung tidak percaya. Tapi setelah mereka mendekat, diapun sudah yakin dengan matanya.
Zahira hanya tersenyum saat melewati alfian yang terus menatapnya.
“Zahira!!” panggil alfian seakan tak percaya. Zahira langsung berhenti mendengar namanya dipangil lalu menoleh, yang lain pun ikut menoleh,
“Iyya kak,” jawab Zahira. Alfian mendekat, melihat alfian mendekat, Daniah langsung cabut begitu juga yang lainnya. “kita duluan yah!” kata Meta pamit pada Zahira.
“ Iyya,”jawab Zahira senyum. Sementara alfian sudah ada di dekatnya.
“Kamu sama mereka, ada apa?” tanya alfian penuh curiga.
“Ooh, itu kak, aku tinggal bareng mereka di kos-kosan” .
“Haa. Kapan, kenapa ga kasih tau” tanya Alfian bertubi-tubi.
“Maaf Ka, aku ga sempat kasi tahu, soalnya kan, ee,, mmm,, itu,” Zahira terbata-bata, ga tahu harus bilang apa, “Ngapain juga aku ngasih tahu” lanjutnya dalam hati. Lalu menunduk memainkan ujung jarinya. Takut raut mukanya terbaca oleh Fian.
“Jadi kapan kamu tinggal bareng, dan kenapa bisa?” Alfian masih penasaran. “Sejak kemarin, karena kan rumahku jauh, jadi daniah mengajak aku tinggal bareng, ya aku setuju aja soalnya rumah mereka dekat dari sini, terus sewanya juga murah, jadi ya karena itu," jelas zahira sambil sesekali melihat Alfian lalu menunduk lagi.
Entah kenapa, hatinya selalu berdebar setiap kali mata mereka beradu.
Alfian terdiam memandangi Zahira, ada rasa kecewa di hatinya, Zahira yang tak sengaja mendongak memandang alfian terpaksa harus bertatap mata dengannya, buru-buru menunduk kembali. Debaran jantungnya makin hebat, Zahira pun terpaksa menarik nafas. Alfian yang melihat Zahira demikian mengira kalau dirinya mengintimidasi Zahira, dia pun mengalihkan pandangannya kekunci di tangannya. Dilemparkan kunci itu pelan lalu ditangkap lagi, untuk mengalihkan perhatian, agar Zahira tidak merasa tertekan.
“Baiklah, berarti mulai hari ini, kamu bukan lagi tukang telat ya,” ujarnya dengan tersenyum melirik Zahira.
Zahira kaget dengan perkataan Fian segera mengangkat wajahnya lalu tersenyum “Eh.. yaa.. begitulah” ucapnya grogi.
“Masuk yuk!” ajak Fian sambil melangkah duluan. Zahira Cuma mengangguk tersenyum kemudian mengikuti Alfian.
“ Kamu tidak merasa curiga sama Daniah, kenapa tiba-tiba dia mengajak kamu tinggal bareng?” tanya Alfian sambil menoleh ke Zahira.
“Tadinya aku pikir dia tulus, tapi ternyata, karena Cuma pengen ngerjai aku” terang Zahira sambil tersenyum sesekali menoleh ke Alfian.
“Jadi kamu diapain?” tanya Alfian serius.
“Aku ga papa, malah mereka yang dikerjai hantu bukan aku,” Zahira tertawa.
“Hantuu” Alfian langsung berhenti begitu mendengar kata hantu. Zahira makin tertawa. Lesung pipit dipipi kirinya kini terlihat jelas, gigi kelincinya yang mungil begitu rapi diapit oleh bibir tipisnya yang merekah.
Alih-alih menunggu jawaban, Alfian justru terpesona dengan wajah cantik yang lagi tertawa renyah di depannya.
Menyadari wajahnya diperhatikan, Zahira berhenti tertawa lalu menunduk pura-pura memperbaiki jilababnya yang tidak salah.
Alfian segera tersadar dari pandangannya lalu menoleh ketempat lain dengan grogi.
“Kak Fian juga percaya hantu?” tanyanya sembari kembali memandang Alfian, lalu berjalan lagi. Diikuti alfian “Ya, kata orang sih ada hantu, tapi aku juga belum pernah melihat hantu,”berhenti sejenak lalu melanjutkan.
” Jadi kamu ketemu hantu?”tanya Alfian.
“Tidak, justru mereka tuh yang teriak-teriak katanya ada hantu, tapi aku sama sekali ga lihat, aku juga ngerti, atau mungkin mereka cuma mau menakut nakuti aku. Aku sama sekali tidak takut kok” Ucap Zahira sembari menoleh dan disaat yang sama Alfian juga menoleh ke arahnya, dan mereka tersenyum bersama.
Sampai di gedung kampusnya, mereka pun berpisah menuju kelas masing-masing.
Di tempat lain, dikoridor kampus yang sedang sepi, tampak, Yeni dengan Nova beserta Daniah and the ganknya. Tengah mengobrol serius.
“Gimana semalam, apa Zahira di datangi hantu?” tanya yeni ga sabaran.
“Ahh bukannya didatangi hantu malah kami yang diserang hantu”ucap Della panas. Daniah Cuma diam kesal.
“Iyya kak, aku merasa justru lebih aman kalau ada Zahira, buktinya, kalau hantunya muncul, begitu ada Zahira, tuh hantu langsung hilang entah kemana, tapi kalau ga ada Zahira, eehh tiba-tiba nongol tuh hantu, iiih pokoknya sereeeem deh.” Terang Meta antusias, soalnya dia merasa Zahira adalah penyelamat hidupnya.
~bersambung~
Ketemu lagi kawan- kawan pembaca, semoga tulisan kali ini bisa lebih memuaskan ya. Jangan lupa like dan komennya. Agar aku bisa tetap semangat menulisnya. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
auristela
sukses ya bunda... semangat selalu...
salam dari
Dua sisi mata uang....
2020-10-20
1
🎯Pak Guru📝📶
Like Karyamu
Feedback ya
Pendekar Tak Pernah Kalah
2020-09-16
0
Ita Yulfiana
like 17
2020-09-15
0