TALI GANTUNGAN ~PART 14~

 Zahira pun mengendap menuju pintu rumah, membukanya lalu melongok keluar. Akan tetapi sama seperti sebelumnya suara itu malah terdengar jauh diseberang jalan.

“Ah mungkin ada KDRT kali, kasihan banget ya tuh orang,” gumamnya lalu kembali masuk ke dalam rumah.

Hawa dingin kembali menyerbu wajahnya saat Zahira masuk ke dalam rumah. Hanya saja, Zahira hanya mengibaskan tangannya sambil berlalu tanpa menghiraukan perasaan dingin tersebut.  

Sesampai di dalam kamar, Zahira meraih ponselnya dan melihat jam, “sudah jam 02.00, mending aku tahajjud deh,” lalu beranjak menuju kamar mandi dan berwudhu.

Selesai sholat, tak lupa Zahira memanjatkan doa, memohon keselamatan dari segala bahaya baik yang Nampak maupun yang tidak Nampak, sekalian dia berdoa semoga hantu yang mengganggu temannya mendapatkan tempat yang layak agar tidak lagi gentayangan.

Setelah menyudahi doanya, Zahira kembali melanjutkan tidurnya lalu terlelap dan terlena begitu pulas, saking lelapnya dia tidak merasa kalau di sampingnya, seseorang tengah memandanginya lekat sambil tersenyum dalam wajah pucatnya.

Zahira menggeliat, suara sholawat dari mesjid yang tak jauh dari rumahnya membuatnya terjaga, dia mecoba untuk telentang meski matanya masih terpejam, namun telinganya sudah mendengar dengan normal, dia pun meregangkan tangan dan kakinya. Lalu kembali memeluk guling, rasa malas menyerbu hatinya.

“Aahhh masih belum azan,” gumamnya sambil membenamkan kepalanya dalam bantal. Setelah azan subuh berkumandang, dia pun beranjak dengan malas dari ranjang untuk melaksanakan Sholat subuh.

Selanjutnya membuat sarapan sesuai dengan tugas yang sudah diberikan oleh Daniah padanya.

Zahira telah selesai dengan kegiatannya di dapur saat Daniah dan yang lainnya terbangun.

“Wah sudah selesai sarapannya ya?” Tanya Daniah, sementara Della dan Meta Cuma melebarkan mata yang masih malas untuk terbuka saat mendengar kata sarapan lalu segera menyerbu dapur.

“Iyya sudah selesai, silahkan makan, aku mau mandi dulu” jawab Zahira sambil berlalu. Daniah Cuma mencibir tak perduli lalu ikut bergabung di meja makan sambil menyantap sarapan nasi goreng buatan Zahira.

Zahira sudah selesai dengan semua perlengkapan kuliahnya dan bermaksud berangkat kuliah saat Daniah baru keluar dari kamar mandi.

“Eeeeh mau kemana lo?” cegat Daniah, “mau ke kampus” jawab Zahira singkat sambi berlalu tapi keburu dicegat oleh Daniah.

“Eiit tunggu dulu, enak aja nyelonong gitu aja” Daniah memegang tangan Zahira.

“Terus aku harus apalagi, kan saya udah buat sarapan?” jawabnya.

“Dengar ya, di sini, kita utamakan kebersamaan, jadi makan bersama, berangkat kampus bersama, dan pulang kampus bersama.” Daniah menjelaskan dengan tangan bersedekap.

“Jadi apa aku harus menunggu kalian gitu?”

“Ya iyyalah. Tunggu di situ!” ujar Daniah menunjuk sofa di sampinya lalu masuk ke kamarnya.

Cukup lama Zahira menunggu, akhirnya Meta keluar juga.

“Hei kamu belum berangkat ya?" tanya meta.

“iyya nih, Daniah bilang kita mesti bareng ke kampus.”

"Oooh, gitu, emang sih kita selalu bareng, Cuma aku ga tahu kalau daniah juga memintamu. Padahal dia kan ga senang sama kamu.” Ucapnya polos sambil duduk di samping Zahira.

“Maksud kamu, Daniah benci padaku?” selidik Zahira.

“Mm, ahh ga papa kok, aku ga bermaksud apa-apa” Meta jadi grogi menyadari dirinya sudah keceplosan yang membuat Zahira curiga.

“Bu bu bukan benci, Cuma agak kurang senang kalau mendengar ada orang yang berceramah, ehh hee, gitu maksudku, dan kamu kan suka cerah gitu. Jadi yaa. Gitu deh,” nyengir kuda.

Tak berapa lama Daniah pun muncul disusul oleh Della. Mereka pun lalu berangkat kekampus bersama-sama.

Sepanjang perjalanan, hati Zahira merasa dongkol mendengar celoteh mereka, ada-ada saja yang mereka omongin, mulai dari teman Della yang lagi PDKT, lanjut gosipin anak yang gayanya nyentrik dan lain sebagainya. Sesekali Zahira harus menghela nafas mendengar gosip yang tak ada manfaatnya itu.

Kebiasaan Zahira yang selalu sendiri kini harus berubah dan membuatnya sangat terganggu. Demikian juga kebiasaannya jalan cepat juga harus ditahan-tahan, berkali-kali Zahira harus mengerem kakinya karena hampir menabrak temannya. Semua itu benar-benar membuatnya dongkol.

Di depan kampus, seperti biasanya, Fian sudah berdiri menunggu sambil bersandar di batang pohon pelindung sambil memainkan kunci motornya.

Selama ini Alfian lebih senang berjalan kaki dari rumahnya ke kampus karena jaraknya cukup dekat, akan tetapi hari ini dia sudah memutuskan untuk memakai motornya, bukan buat pamer, melainkan untuk mengantar dan menjemput Zahira. Pasalnya, sejak melihat Zahira dengan mata sembab, hatinya benar-benar iba dan dia berharap mulai hari ini dia bisa membantu mengurangi beban Zahira.

Alfian mengernyitkan kening saat melihat Zahira datang bersama Daniah and the gank. Sesaat dia mematung tidak percaya. Tapi setelah mereka mendekat, diapun sudah yakin dengan matanya.

Zahira hanya tersenyum saat melewati alfian yang terus menatapnya.

“Zahira!!” panggil alfian seakan tak percaya. Zahira langsung berhenti mendengar namanya dipangil lalu menoleh, yang lain pun ikut menoleh,

“Iyya kak,” jawab Zahira. Alfian mendekat, melihat alfian mendekat, Daniah langsung cabut begitu juga yang lainnya. “kita duluan yah!” kata Meta pamit pada Zahira.

“ Iyya,”jawab Zahira senyum. Sementara alfian sudah ada di dekatnya.

“Kamu sama mereka, ada apa?” tanya alfian penuh curiga.

“Ooh, itu kak, aku tinggal bareng mereka di kos-kosan” .

“Haa. Kapan, kenapa ga kasih tau” tanya Alfian bertubi-tubi.

“Maaf Ka, aku ga sempat kasi tahu, soalnya kan, ee,, mmm,, itu,” Zahira terbata-bata, ga tahu harus bilang apa, “Ngapain juga aku ngasih tahu” lanjutnya dalam hati. Lalu menunduk memainkan ujung jarinya. Takut raut mukanya terbaca oleh Fian.

“Jadi kapan kamu tinggal bareng, dan kenapa bisa?” Alfian masih penasaran. “Sejak kemarin, karena kan rumahku jauh, jadi daniah mengajak aku tinggal bareng, ya aku setuju aja soalnya rumah mereka dekat dari sini, terus sewanya juga murah, jadi ya karena itu," jelas zahira sambil sesekali melihat Alfian lalu menunduk lagi.

Entah kenapa, hatinya selalu berdebar setiap kali mata mereka beradu.

Alfian terdiam memandangi Zahira, ada rasa kecewa di hatinya, Zahira yang tak sengaja mendongak memandang alfian terpaksa harus bertatap mata dengannya, buru-buru menunduk kembali. Debaran jantungnya makin hebat, Zahira pun terpaksa menarik nafas. Alfian yang melihat Zahira demikian mengira kalau dirinya mengintimidasi Zahira, dia pun mengalihkan pandangannya kekunci di tangannya. Dilemparkan kunci itu pelan lalu ditangkap lagi, untuk mengalihkan perhatian, agar Zahira tidak merasa tertekan.

“Baiklah, berarti mulai hari ini, kamu bukan lagi tukang telat ya,” ujarnya dengan tersenyum melirik Zahira.

Zahira kaget dengan perkataan Fian segera mengangkat wajahnya lalu tersenyum “Eh.. yaa.. begitulah” ucapnya grogi.

“Masuk yuk!” ajak Fian sambil melangkah duluan. Zahira Cuma mengangguk tersenyum kemudian mengikuti Alfian.

“ Kamu tidak merasa curiga sama Daniah, kenapa tiba-tiba dia mengajak kamu tinggal bareng?” tanya Alfian sambil menoleh ke Zahira.

“Tadinya aku pikir dia tulus, tapi ternyata, karena Cuma pengen ngerjai aku” terang Zahira sambil tersenyum sesekali menoleh ke Alfian.

“Jadi kamu diapain?” tanya Alfian serius.

“Aku ga papa, malah mereka yang dikerjai hantu bukan aku,” Zahira tertawa.

“Hantuu” Alfian langsung berhenti begitu mendengar kata hantu. Zahira makin tertawa. Lesung pipit dipipi kirinya kini terlihat jelas, gigi kelincinya yang mungil begitu rapi diapit oleh bibir tipisnya yang merekah.

Alih-alih menunggu jawaban, Alfian justru terpesona dengan wajah cantik yang lagi tertawa renyah di depannya.

Menyadari wajahnya diperhatikan, Zahira berhenti tertawa lalu menunduk pura-pura memperbaiki jilababnya yang tidak salah.

Alfian segera tersadar dari pandangannya lalu menoleh ketempat lain dengan grogi.

“Kak Fian juga percaya hantu?” tanyanya sembari kembali memandang Alfian, lalu berjalan lagi. Diikuti alfian “Ya, kata orang sih ada hantu, tapi aku juga belum pernah melihat hantu,”berhenti sejenak lalu melanjutkan.

” Jadi kamu ketemu hantu?”tanya Alfian.

“Tidak, justru mereka tuh yang teriak-teriak katanya ada hantu, tapi aku sama sekali ga lihat, aku juga ngerti, atau mungkin mereka cuma mau menakut nakuti aku. Aku sama sekali tidak takut kok” Ucap Zahira sembari menoleh dan disaat yang sama Alfian juga menoleh ke arahnya, dan mereka tersenyum bersama.

Sampai di gedung kampusnya, mereka pun berpisah menuju kelas masing-masing.

Di tempat lain, dikoridor kampus yang sedang sepi, tampak, Yeni dengan Nova beserta Daniah and the ganknya. Tengah mengobrol serius.

“Gimana semalam, apa Zahira di datangi hantu?” tanya yeni ga sabaran.

“Ahh bukannya didatangi hantu malah kami yang diserang hantu”ucap Della panas. Daniah Cuma diam kesal.

“Iyya kak, aku merasa justru lebih aman kalau ada Zahira, buktinya, kalau hantunya muncul, begitu ada Zahira, tuh hantu langsung hilang entah kemana, tapi kalau ga ada Zahira, eehh tiba-tiba nongol tuh hantu, iiih pokoknya sereeeem deh.” Terang Meta antusias, soalnya dia merasa Zahira adalah penyelamat hidupnya.

 

~bersambung~

 

Ketemu lagi kawan- kawan pembaca, semoga tulisan kali ini bisa lebih memuaskan ya. Jangan lupa like dan komennya. Agar aku bisa tetap semangat menulisnya. Terima kasih

Terpopuler

Comments

auristela

auristela

sukses ya bunda... semangat selalu...
salam dari
Dua sisi mata uang....

2020-10-20

1

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Like Karyamu

Feedback ya

Pendekar Tak Pernah Kalah

2020-09-16

0

Ita Yulfiana

Ita Yulfiana

like 17

2020-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2 TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3 TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4 TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5 TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6 TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7 TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8 TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9 TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10 TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11 TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12 TALI GANTUNGAN ~PART12~
13 TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14 TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15 TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16 TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17 TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18 TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19 TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20 TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21 TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22 TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23 TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24 TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25 ~PART 25~
26 ~PART 26~
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29.
30 Part 30.
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34.
35 Part 35.
36 Part 36.
37 Part 37.
38 Part 38.
39 Part 39.
40 Part 40.
41 Part 41. Ratusan Jin.
42 Part 42. Melawan ratusan Jin.
43 Part 43. Suara tawa Amanda.
44 Part 44. Tidak tersentuh.
45 Part 45. Perang dingin.
46 Part 46. Kumat lagi.
47 Part 47. Biar adil.
48 Part 48. Di Rumah sakit.
49 Part 49. Air mata darah
50 Part 50. Terima kasih Amanda
51 Part 51. Bertubrukan
52 Part 52. Mengenal Amanda
53 Part 53. Usul Meta
54 Part 54. Rencana yang tertunda
55 Part 55. Kisah kelam Amanda
56 Part 56. Penyakit Yeni
57 PENGUMUMAN
58 Part 57. Masih sakit
59 Part 58. Jadi Imam
60 Part 59. Perkelahian
61 Part 60. Mengintip
62 Part 61. Zahira kerasukan
63 Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64 Part 63. Santet lagi
65 Part 64. Kekuatan iman
66 Part 65. Makan siang
67 Part 66. Salah paham
68 Part 67. Dikerjai Amanda
69 Part 68. Makan malam
70 Part 69. Pindah
71 Part 70. Rayuan gombal
72 Part 71. Mahluk yang sama
73 Part 71. Mahluk yang sama
74 Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75 Part 73. Sepiring berdua
76 Part 74. Berhadapan langsung
77 Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78 Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79 Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80 Part 78. Dosen atau Dokter
81 Part 79. Menantu idaman
82 Part 80. Kepuasan Amanda
83 Part 81. Saudara sesusuan
84 Part 82. Di Kantor Polisi
85 Part 83. Rencana Refreshing
86 Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87 Part 85. Mencari alamat
88 Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89 Part 87. Cemburu
90 Part 88. Patah hati
91 Part 88. Patah hati
92 Part 89. Duo galau
93 Part 90. Bertemu Amanda
94 Part 91. Desakan Pak Jin
95 Part 92. Bertemu mantan
96 Part 93. Tamu spesial
97 Part 94. Jalan-jalan
98 Part 95. Melihat rumah
99 Part 96. Ngeselin
100 Part 97. Calon istri Pak Khalid
101 Part 98. Gara-gara mantan
102 Part 99. Berbaikan
103 Part 100. Melawan sakit
104 Part 101. Cenat-cenut
105 Part 102. Dilamar
106 Part 103. Melayat
107 Part 104. Melayat (Sambungan)
108 Part 105. Rindu berat
109 Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110 Part 107. Surat kaleng
111 Pengumuman
112 Suara Apakah Itu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2
TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3
TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4
TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5
TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6
TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7
TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8
TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9
TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10
TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11
TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12
TALI GANTUNGAN ~PART12~
13
TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14
TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15
TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16
TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17
TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18
TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19
TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20
TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21
TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22
TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23
TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24
TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25
~PART 25~
26
~PART 26~
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29.
30
Part 30.
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34.
35
Part 35.
36
Part 36.
37
Part 37.
38
Part 38.
39
Part 39.
40
Part 40.
41
Part 41. Ratusan Jin.
42
Part 42. Melawan ratusan Jin.
43
Part 43. Suara tawa Amanda.
44
Part 44. Tidak tersentuh.
45
Part 45. Perang dingin.
46
Part 46. Kumat lagi.
47
Part 47. Biar adil.
48
Part 48. Di Rumah sakit.
49
Part 49. Air mata darah
50
Part 50. Terima kasih Amanda
51
Part 51. Bertubrukan
52
Part 52. Mengenal Amanda
53
Part 53. Usul Meta
54
Part 54. Rencana yang tertunda
55
Part 55. Kisah kelam Amanda
56
Part 56. Penyakit Yeni
57
PENGUMUMAN
58
Part 57. Masih sakit
59
Part 58. Jadi Imam
60
Part 59. Perkelahian
61
Part 60. Mengintip
62
Part 61. Zahira kerasukan
63
Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64
Part 63. Santet lagi
65
Part 64. Kekuatan iman
66
Part 65. Makan siang
67
Part 66. Salah paham
68
Part 67. Dikerjai Amanda
69
Part 68. Makan malam
70
Part 69. Pindah
71
Part 70. Rayuan gombal
72
Part 71. Mahluk yang sama
73
Part 71. Mahluk yang sama
74
Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75
Part 73. Sepiring berdua
76
Part 74. Berhadapan langsung
77
Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78
Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79
Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80
Part 78. Dosen atau Dokter
81
Part 79. Menantu idaman
82
Part 80. Kepuasan Amanda
83
Part 81. Saudara sesusuan
84
Part 82. Di Kantor Polisi
85
Part 83. Rencana Refreshing
86
Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87
Part 85. Mencari alamat
88
Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89
Part 87. Cemburu
90
Part 88. Patah hati
91
Part 88. Patah hati
92
Part 89. Duo galau
93
Part 90. Bertemu Amanda
94
Part 91. Desakan Pak Jin
95
Part 92. Bertemu mantan
96
Part 93. Tamu spesial
97
Part 94. Jalan-jalan
98
Part 95. Melihat rumah
99
Part 96. Ngeselin
100
Part 97. Calon istri Pak Khalid
101
Part 98. Gara-gara mantan
102
Part 99. Berbaikan
103
Part 100. Melawan sakit
104
Part 101. Cenat-cenut
105
Part 102. Dilamar
106
Part 103. Melayat
107
Part 104. Melayat (Sambungan)
108
Part 105. Rindu berat
109
Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110
Part 107. Surat kaleng
111
Pengumuman
112
Suara Apakah Itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!