TALI GANTUNGAN ~PART 13~

 

Selesai sholat, Zahirah melangkah masuk ke dapur dimana semua temannya lagi sibuk memasak. Akan tetapi dia tidak melepaskan mukenanya karena bentar lagi masuk waktu isya. Tak ayal lagi, Della yang kebetulan melihat kearahnya langsung melompat menabrak daniah yang tengah mengaduk sayur.

“Aaaakkkhhh” jerit daniah kaget terkena cipratan sayur ditangannya.

“Daniaaaah, hantu lagiiiii” teriak Della.

Meta langsung menoleh keluar dimana Della melihat hantu, sempat kaget juga sih sedikit, tapi langsung lega saat melihat siapa yang datang.

“Apa apaan sih kamu, lihat deh aku kecipratan air panas,” ucap Daniah gusar sambil menoleh dan mendorong Della menjauh.

“Della itukan Zahira” tukas Meta ketawa.

“Haa, benarkah?” kata Della sembari mengatur nafas dan bergerak menjauh dari Daniah.

“Ah maaf karena aku pake mukena ya jadi kayak hantu” ucap Zahira tersenyum.

 

Daniah menurunkan sayurnya, Della dan Meta tanpa diperintah segera menyiapkan piring dan sebagainya. Lalu mereka makan bersama.

“Sebelumnya aku minta maaf, tapi a

ku merasa penasaran dengan satu hal, kalau kalian tidak keberatan, saya mau bertanya” ucap Zahira membuka percakapan ditengan acara makannya.

“Ya boleh kok tanya saja” balas Daniah dan yang lain Cuma mengangguk.

“Mm dari tadi terus menbahas hantu, sebenarnya ada apa tentang hantu?” tanyanya.

Mereka bertiga saling pandang, ada rasa takut di hati masing-masing. Namun tak ada yang bersuara, membuat Zahira berhenti mengunyah menanti jawaban. Akhirnya daniah mengangkat bicara.

“Gimana ngomongnya ya, dibilangin juga kamu ga bakal percaya, yaaah palingan kamu menganggap kami Cuma halusinasi” terangnya sembari melanjutkan menyuap makanannya.

“Maaf kalau kalianmenganggap begitu, tapi aku memang ga elihat hantu.” Zahira berhenti sejenak.

Yang lain Cuma memandangnya lalu kembali makan. Mereka benar-benar malas meladeni soal hantu. Sudah cukup hari ini ketegangan yang terjadi menggoncang jiwa mereka.

“Sebenarnya mungkin hantu itu memang ada, tapi kalau kita selalu ingat kepada Allah pasti yang namanya hantu atau apapun itu tidak akan mengganggu kita.” Kata Zahira memulai ceramahnya membuat Daniah panas.

“Udah deh, ga usah ceramah lagi, aku muak, yang ada kami juga yang diserang hantu bukan kamu, ya kan?” sergah daniah lalu menyudahi makannya.

“Iyya kan kamu anak alim makanya ga diganggu hantu. Tahu gitu kami ga ngajak kamu deh.” Ujar meta sambil menyuap membuat Zahira tertegun mendengar kepolosan Meta, Daniah yang baru beranjak jadi terbelalak begitu juga Della yang hampir tersedak akhirnya terbatuk.

“Meta kalau bicara itu jangan ngaco” bentaknya sambil melotot keMeta. Yang dipelototi Cuma bisa menutup mulutnya menyesal udah keceplosan.

“Apa maksudnya?” tanya Zahira heran. “Ah ga papa kok, Meta emang suka asal bicara, udah jangan dipikirkan, lagian kamu udah bayar penuh disini, jadi ga ada jalan lain selain tinggal disini, sama seperti kita, itu sudah menjadi perjanjian dirumah kos ini” terang Della panjang lebar.

Sementara Daniah sudah keluar dari ruang makan.

Sepeninggal Daniah, Della pun buru-buru menghabiskan makanannya, demikian juga Meta, mereka bergegas keluar.

“Zahira kamu yang beresin ya, habis itu kita kumpul di ruang tengah” ucap Della sambil berlalu diikuti Meta yang Cuma tersenyum kearah Zahira.

“Mereka kenapa ya, aneh sekali, apa maksud Meta menyesal mengajak aku?” gumam Zahira sambil berdiri membereskan semua piring dan peralatan makan mereka.

“Hantu apasih sebenarnya yang mereka bicarakan?” Zahira terus bertanya sendiri sembari membereskan ruang makan dan dapur yang masih berantakan bekas Daniah memasak.

Sementara di luar, Della dan Meta baru saja duduk di sofa di sampinng Daniah tiba-tiba terdengar suara bergedubrak di kamar mandi, dan serentak mereka saling pandang, tanpa diberi aba-aba mereka segera berdiri lalu masuk kembali ke dapur.

Zahira masih asyik dengan pikirannya sendiri, ketika Daniah and the gank muncul dengan muka tegang.

“Ada apa lagi?” tanya Zahira heran. “ahh ga ada apa-apa kok, kami Cuma malas menunggu diluar, habisnya kamu lama banget sih” ucap Della kikuk karena bohong berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

“Oooh” Zahira menjawab singkat lalu melanjutkan pekerjaannya. Sementara yang lain duduk di kursi meja makan dengan nafas lega.

Merasa sedikit kasihan melihat Zahira bekerja sendiri, Meta bangkit membantu Zahira, sementara Daniah Cuma memonyongkan bibirnya melihat Meta membantu Zahira. Mereka masih duduk disana saat Zahira dan Meta menyelesaikan pekerjaannya.

Merekapun lalu bergabung dengan Daniah dan Della.

“Apa ada yang ingin kalian sampaikan padaku, sampai-sampai harus menungguku?”tanya Zahira begitu duduk di kursi.

“Iyya, ini soal aturan kita selama disini.” Celetuk Della.

“Ini tentang aturan dapur dan tugas di dapur.” Daniah menimpali.

“Ooh, baiklah, apa itu?” Tanya Zahira. “Begini, soal kebutuhan dapur itu kami bagi rata, tapi karena Meta tidak pandai memasak, jadi dia kebagian beresin dapur dan peralatan makan. Nah karena sekarang ada kamu jadi kebutuhan dapur sekarang dibagi 4. Dan karena tidak ada yang bisa buat sarapan maka sekarang yang bertugas membuat sarapan itu adalah kamu, bagaimana?” jelas Daniah seraya menatap Zahira lekat.

“Pokoknya, setuju ga setuju harus iyya ga boleh menolak.” Tambah Della.

Sementara Meta Cuma menyimak.

“Baiklah saya akan buat sarapan mulai besok, lagian aku sudah terbiasa bangun subuh-subuh.” Ucap Zahira pasti.

“Ya pastilah rajin bangun pagi-pagi, kamu kan rajin sholat” timpal Meta yang dari tadi Cuma diam.

“Eelleee sok tahu, Dah ah, aku mau ke kamar” gerutu Daniah sambil berdiri diikuti Della, Meta Cuma mendongak heran lalu beringsut pula mengikuti mereka. Demikian juga Zahira segera ke kamarnya.

Selesai menjalankan sholat isya, tak lupa Zahira membaca beberapa ayat dalam al-qur’an, suaranya yang merdu membahana memenuhi ruangan kamarnya hingga terdengar di kamar yang lain.

“Haadeeehh, dasar sok alim benar tuh anak, pake ngaji lagi udah malam juga, mending tidur.” Gumamnya sambil meraih selimut, belum lagi ia rebah dikasur, pintunya digedor orang dari luar.

Dengan malas Daniah bangun membuka pintu. “Kenapasih kalian?” ucapnya gusar karena merasa terganggu.

Tapi Della dan Meta malah menyerbu masuk kedalam langsung meringkuk dibawah selimut. “Heyyy kenapa sih ini?” Daniah semakin kesal.

Tapi Della Cuma menunjuk kerah pintu, Daniah melongok keluar dan tanpa pikir panjang pintu langsung ditutup lalu menghambur ke ranjang bergabung dengan temannya dibawah selimut.

Tubuh mereka gemetar, keringat dingin mengalir ditubuh mereka padahal didalam selimut sebenarnya terasa gerah. Terbayang-bayang terus di mata mereka bayangan hitam yang tergantung di ruang tengah.

Setelah merasa aman, mereka menyibak selimut, lalu memperbaiki posisi duduk mereka karena telah merasa pegal. Akan tetapi sungguh pemandangan yang mengerikan saat di depan mereka seseorang tergantung dan berayun-ayun lemah dibawah kipas angin, dan serentak mereka berteriak.

“Aaaaaaaaaaaaaaa” Suara teriakan mereka terdengar sampai ke kamar Zahira. Mendengar teriakan temannya, Zahira menyudahi bacaannya lalu berlari keluar kamar menuju ke kamar Della yang berhadapan dengan Kamarnya, tapi kosong, Zahira menutup pintu kemudian melangkah kesebelahnya yaitu kamar Daniah.

Saat pintu terbuka alangkah kagetnya Zahira melihat tingkah aneh temannya yang meringkuk dan menangis sejadi-jadinya di bawah selimut.

“Tolong, jangan ganggu kami, kami tak bersalah, kami tidak maksud mengganggumu, pergii, pergiii” Daniah berteriak, teriak menangis dan histeris demikian juga yang lainnya. Dan semakin menjadi-jadi saat sebuah tangan menyentuh selimutnya, mereka semakin meronta-ronta.

“Hey heyy, ini aku Zahira” teriak Zahira tak kalah karas karena temannya tidak berhenti berteriak. Teriakan mereka pun terhenti, perlahan mereka membuka selimut. Demi dilihatnya siapa yang berdiri disana, mereka serentak menangis sejadi-jadinya sementara Meta langsung berhambur memeluk Zahira.

Zahira semakin heran dengan tingkah temannya. “Sebenarnya ada apa sih?” tanyanya melepas pelukan Meta lalu duduk di pinggiran ranjang.

“Tadi tu ada hantu lagi” terang meta ketakutan.

“Ya tapi mana?” tanya Zahira melebarkan kedua tangannya.

“Kenapa sih justru kita yang diserang hantu bertubu-tubi?” Meta mulai menangis.

“Maksudnya” Zahira mengerenyitkan keningnya.

“Meta udah deh mending kamu diam?” ancam Daniah.

“Aaaaaaaa, aku bersalah, aku tiidak tahan lagi, aku harus berterus terang, aku benar-benar takut.” Ucap Meta terus menangis sejadi-jadinya.

“Meta cukup deh, jangan menambah masalah!” cegah Della.

Zahira semakin bingung namun tetap diam.

Meta meyeka air matanya, sesekali sesenggukan. Meta hendak berbicara tapi didahului oleh Daniah yang mengerti apa yang akan dikatakan Meta.

“Ra, kamu keluar deh, makasih udah menolong kita, tapi aku rasa kamu mau tidur kan” sambil berdiri dan mendorong tubuh Zahira keluar.

“Tunggu, biar aku katakan semuanya, aku ga tahan, aku merasa kita kena hukuman karena udah berniat jahat sama orang alim, aku takut kualat sama Allah, habisnya kita kerjai orang kesayangan Allah” ucapnya sembari menghalangi Daniah.

“Alaah, takut banget, memangnya tahu apa kamu soal ketaatan agama haa?” ucap Daniah gusar sambil menampik tangan Meta.

“Biarpun aku malas sholat tapi aku juga faham soal agama cuma malas aja ngerjainnya.” Jelas meta.

“Udah deh ya, maaf-maaf jangan lagi bilang orang kesayangan Allah, cuma rasulullah kesayangan Allah, aku mah sama aja dengan kalian, jangan bilang gitu, aku jadi ketakutan astagfirullah, ya Allah ampuni kami, temanku sama sekali tidak mengerti ya Allah, aamiin” ucapnya sembari mengusap wajahnya.

Mendengar doa Zahira, entah mengapa Daniah merasa kecut di hatinya, ada getaran yang entah apa itu, dia sendiri tidak faham lalu memilih duduk ditepi ranjang.

Meta memegang tangan Zahira “Ra,kamu jangan marah ya!!” pinta meta. “Tidak kenapa aku marah” ucapnya heran.

“Maaf ya sebenarnya, kami mengajak kamu kesini biar kamu juga melihat hantu, biar kamu tahu kalau hantu itu ada,” terangnya dengan nada menyesal.

“Tapi malah kami yang didatangi hantu,” lanjut Meta.

Zahira semakin heran, lalu terbelalak tajam memandangi Meta yang tertunduk sedih.

“Hahahaha, kamu bilang apa sih,” Zahira tertawa.

Seketika semua kaget mendengar Zahira tertawa. Namun diam seribu bahasa, Cuma bisa saling pandang dengan heran tak percaya, bukannya marah, malah tertawa.

“Ya sudah deh, kalau memang begitu biar aku aja yang didatangi hantu, jadi kalian jangan takut lagi ya, soalnya jantungku rasanya mau copot tiap kali kalian teriak, soalnya aku tidak biasa dengan teriakan, ya!” ujarnya sembari tertawa.

“Ra, aku tidak bercanda, disini memang ada hantu,” jelas Meta semakin tegang.

Zahira menerawang menatap langit-langit, mengedar pandang berkeliling, lalu memandangi temannya kemudian tersenyum lagi.

“Baiklah, aku akan meminta kepada sang hantu agar tidak memgganggu kalian lagi ya,” ucapnya tegas.

Yang dipandangi semakin tegang, mereka menganggap Zahira mengolok-olok mereka.

“Zahira kamu apa-apaansih, kamu sih enak karena ga melihat hantunya, tapi kami,” ucap Daniah sewot.

“Karena itulah, biar aku saja yang didatangi hantu, wahaaai hantu penghuni rumah, aku mohon jangan ganggu temanku ya, mereka tak pernah berniat mengganggumu, jadi aku mohon jangan ganggu mereka.” Pintanya seraya menegadah ke langit-langit kamar sambil mengangkat kedua tangannya bak dukun lagi beraksi.

Yang lain Cuma geleng-geleng kepala kesal. Tapi meta justru bernafas lega. “Makasih ya udah doain kita,”ucapnya sembari memegang tangan Zahira. “Aduuh Meta, aku bukan berdoa, ngapain berdoa sama hantu, doa itu sama Allah, aku Cuma mau menengkan hantunya kalau memang ada.

Daniah merasa kesal dengan tingkah Zahira yang dianggapnya mengejek itu.

“Heeh kenapa ga sekalian kamu minta supaya tu hantu datangin kamu, bukan kita” bentaknya lalu bersandar di sandaran ranjang.

“Baiklah, wahay hantu yang baik dan cantik, kalau kamu butuh teman, temui saja aku, jangan temanku, karena mereka sangat takut padamu, kalau aku kan ga takut padamu, jadi kamu bisa curhat tuh sekalian aku bakal kirimin doa buat kamu agar hidup kamu tenang dialam sana, sekalian mendapat tempat yang layak disisiNya. Aaamiiiin!!” ucapan Zahira itu benar-benar membuat Daniah and the gank merinding disko.

“Aaaaa udah deh, cukup, mending keluar sana, keluaaaar!!!” Daniah benar-benar marah dan kesal.

Zahira tersenyum melihat tingkah temannya, lalu beranjak keluar dari kamar. Kembali ke kamarnya lalu berbaring diranjangnya masih dengan senyum menghias bibirnya. Dan sebelum terlena Zahira tak lupa membca doa sebelum tidur agar terhindar dari segala hal-hal buruk baik dalam mimpi maupun dalam kenyataan.

Zahira menggeliat, mengganti posisi tidurnya lalu terdengar samar-samar suara orang menangis dan minta tolong. Masih dengan mata terpejam, namun Zahira mencoba menajamkan pendengarannya. Dan sekarang sudah sangat jelas di telinga Zahira suara itu.

“Toloooong, jangan sakiti aku, toloooong, lepaskan aku, hiik, hiiik. Siapapun toloooong aku, toloooong!!"

Dengan sigap Zahira membuka mata dan langsung bangkit dari tidur demi mendengar suara itu seakan berada disampingnya, lalu menoleh ke asal suara, tapi aneh, tidak ada orang disitu. Zahira terdiam sejenak untuk berfikir, dia mengira kalau “ahh mungkin Cuma mimpi?” sembari merebahkan tubuhnya.

Tapi belum sempat ia rebah, suara itu terdenganr lagi namun agak diluar, Zahira pun bangkit dari ranjang lalu membuka pintu kamar dan melongok keluar.

Cukup lama Zahira celingak-celinguk di pintu kamar, tapi Ga ada sesuatu yang mencurigakan, “ga ada apa-apa,” gumamnya.

Baru saja Ia berbailik hendak masuk, suara itupun terdengar lagi, namun kali ini terdengar agak jauh lagi keluar, Zahira pun mengendap menuju pintu rumah, membukanya lalu melongok keluar.....

 

~bersambung~

 

Udah pegal nulisnya, nanti lagi update sambungannya yah.

Buat teman pembaca jangan lupa like dan komennya, biar aku semakin semangat menulisnya.

Terpopuler

Comments

Edha Alvin

Edha Alvin

aku suka ceritanya thor

2022-05-31

0

auristela

auristela

suka banget ama ceritanya....
terutama zahira...
Memang kita harusnya takut hanya pada Allah tuhan semesta alam...
semangat bunda...
salam kompak selalu

2020-10-20

4

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Like Karyamu

Feedback ya

Pendekar Tak Pernah Kalah.

2020-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2 TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3 TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4 TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5 TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6 TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7 TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8 TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9 TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10 TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11 TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12 TALI GANTUNGAN ~PART12~
13 TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14 TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15 TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16 TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17 TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18 TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19 TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20 TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21 TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22 TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23 TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24 TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25 ~PART 25~
26 ~PART 26~
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29.
30 Part 30.
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34.
35 Part 35.
36 Part 36.
37 Part 37.
38 Part 38.
39 Part 39.
40 Part 40.
41 Part 41. Ratusan Jin.
42 Part 42. Melawan ratusan Jin.
43 Part 43. Suara tawa Amanda.
44 Part 44. Tidak tersentuh.
45 Part 45. Perang dingin.
46 Part 46. Kumat lagi.
47 Part 47. Biar adil.
48 Part 48. Di Rumah sakit.
49 Part 49. Air mata darah
50 Part 50. Terima kasih Amanda
51 Part 51. Bertubrukan
52 Part 52. Mengenal Amanda
53 Part 53. Usul Meta
54 Part 54. Rencana yang tertunda
55 Part 55. Kisah kelam Amanda
56 Part 56. Penyakit Yeni
57 PENGUMUMAN
58 Part 57. Masih sakit
59 Part 58. Jadi Imam
60 Part 59. Perkelahian
61 Part 60. Mengintip
62 Part 61. Zahira kerasukan
63 Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64 Part 63. Santet lagi
65 Part 64. Kekuatan iman
66 Part 65. Makan siang
67 Part 66. Salah paham
68 Part 67. Dikerjai Amanda
69 Part 68. Makan malam
70 Part 69. Pindah
71 Part 70. Rayuan gombal
72 Part 71. Mahluk yang sama
73 Part 71. Mahluk yang sama
74 Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75 Part 73. Sepiring berdua
76 Part 74. Berhadapan langsung
77 Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78 Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79 Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80 Part 78. Dosen atau Dokter
81 Part 79. Menantu idaman
82 Part 80. Kepuasan Amanda
83 Part 81. Saudara sesusuan
84 Part 82. Di Kantor Polisi
85 Part 83. Rencana Refreshing
86 Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87 Part 85. Mencari alamat
88 Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89 Part 87. Cemburu
90 Part 88. Patah hati
91 Part 88. Patah hati
92 Part 89. Duo galau
93 Part 90. Bertemu Amanda
94 Part 91. Desakan Pak Jin
95 Part 92. Bertemu mantan
96 Part 93. Tamu spesial
97 Part 94. Jalan-jalan
98 Part 95. Melihat rumah
99 Part 96. Ngeselin
100 Part 97. Calon istri Pak Khalid
101 Part 98. Gara-gara mantan
102 Part 99. Berbaikan
103 Part 100. Melawan sakit
104 Part 101. Cenat-cenut
105 Part 102. Dilamar
106 Part 103. Melayat
107 Part 104. Melayat (Sambungan)
108 Part 105. Rindu berat
109 Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110 Part 107. Surat kaleng
111 Pengumuman
112 Suara Apakah Itu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2
TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3
TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4
TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5
TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6
TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7
TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8
TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9
TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10
TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11
TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12
TALI GANTUNGAN ~PART12~
13
TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14
TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15
TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16
TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17
TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18
TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19
TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20
TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21
TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22
TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23
TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24
TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25
~PART 25~
26
~PART 26~
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29.
30
Part 30.
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34.
35
Part 35.
36
Part 36.
37
Part 37.
38
Part 38.
39
Part 39.
40
Part 40.
41
Part 41. Ratusan Jin.
42
Part 42. Melawan ratusan Jin.
43
Part 43. Suara tawa Amanda.
44
Part 44. Tidak tersentuh.
45
Part 45. Perang dingin.
46
Part 46. Kumat lagi.
47
Part 47. Biar adil.
48
Part 48. Di Rumah sakit.
49
Part 49. Air mata darah
50
Part 50. Terima kasih Amanda
51
Part 51. Bertubrukan
52
Part 52. Mengenal Amanda
53
Part 53. Usul Meta
54
Part 54. Rencana yang tertunda
55
Part 55. Kisah kelam Amanda
56
Part 56. Penyakit Yeni
57
PENGUMUMAN
58
Part 57. Masih sakit
59
Part 58. Jadi Imam
60
Part 59. Perkelahian
61
Part 60. Mengintip
62
Part 61. Zahira kerasukan
63
Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64
Part 63. Santet lagi
65
Part 64. Kekuatan iman
66
Part 65. Makan siang
67
Part 66. Salah paham
68
Part 67. Dikerjai Amanda
69
Part 68. Makan malam
70
Part 69. Pindah
71
Part 70. Rayuan gombal
72
Part 71. Mahluk yang sama
73
Part 71. Mahluk yang sama
74
Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75
Part 73. Sepiring berdua
76
Part 74. Berhadapan langsung
77
Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78
Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79
Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80
Part 78. Dosen atau Dokter
81
Part 79. Menantu idaman
82
Part 80. Kepuasan Amanda
83
Part 81. Saudara sesusuan
84
Part 82. Di Kantor Polisi
85
Part 83. Rencana Refreshing
86
Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87
Part 85. Mencari alamat
88
Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89
Part 87. Cemburu
90
Part 88. Patah hati
91
Part 88. Patah hati
92
Part 89. Duo galau
93
Part 90. Bertemu Amanda
94
Part 91. Desakan Pak Jin
95
Part 92. Bertemu mantan
96
Part 93. Tamu spesial
97
Part 94. Jalan-jalan
98
Part 95. Melihat rumah
99
Part 96. Ngeselin
100
Part 97. Calon istri Pak Khalid
101
Part 98. Gara-gara mantan
102
Part 99. Berbaikan
103
Part 100. Melawan sakit
104
Part 101. Cenat-cenut
105
Part 102. Dilamar
106
Part 103. Melayat
107
Part 104. Melayat (Sambungan)
108
Part 105. Rindu berat
109
Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110
Part 107. Surat kaleng
111
Pengumuman
112
Suara Apakah Itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!