Mendengar penjelasan dari Della, Yeni manggut-manggut.
“Emang dasar sok alim tuh anak ya, enaknya anak itu kita kasi pelajaran biar kapok, gimana setuju?” Kata Yeni mengedar pandang. Tiga sekawan itu Cuma saling pandang.
“Kenapa? Kalian tidak setuju?”
tanya Nova curiga. Yeni Cuma mengangguk penasaran.
“Tapi kalau boleh tahu Zahira bikin salah apa sama kakak berdua?” tanya Della heran.
Pasalnya mereka memang tidak tahu masalah apa diantara senior mereka denganZahira.
“Oh my god, jadi kalian belum mengerti ya?”
Celetuk Nova dengan mata membulat sambil mengangkat kedua tangannya didepan mukanya dengan jari-jari direnggangkan. Yang ditanya Cuma bengong lalu menggeleng.
“Nova kasi tahu deh” Tukas Yeni santai sambil menyeruput minumannya.
“Jadi gini ya, kalian lihat ga cowok yang suka nempel ma Zahira? cowok itu dulu nempelnya sama Yeni.”
Terang Nova bohong karena dari dulu tak ada seorang perempuan pun yang berhasil menarik perhatian Alfian.
Sifat Alfian yang tenang dan perhatian serta cara bicara yang lembut membuat para wanita terpesona termasuk yeni yang satu kelas dengannya. Karena itu kedekatan alfian pada Zahira membuatnya cemburu.
“Tapi sejak ada tuh sok alim, Alfian jadi berubah, dia ga lagi mau perhatiin Yeni, soo menurut kalian?”
Sambung Nova sambil mukanya dicondongkan kedepan memandang tiga sekawan itu menunggu jawaban, kemudian menyeruput minumannya.
“Ooo gitu ya” Jawab Meta.
“Tapi enaknya diapain ya kak?” Tanya Daniah.
“Kalau aku sih maunya kita paksa masukin dia di kamar berhantu itu biar dia dimakan hantu sekalian!”
Gerutu Della.
“Iyya tuh biar dia ngerasain apa yang aku rasakan saat hantu itu muncul didepan matanya.” Timpal Meta.
“Tapi gimana caranya, ga mungkin kan kita culik dia” tambah Daniah.
Yeni tersenyum-senyum mendengar celoteh mereka. Seketika sebuah ide muncul dikepalanya. Nova yang melihat ekspresinya segera bertanya.
“Yeni jangan bilang kamu sudah ada ide?”
Dengan senyum nakal Nova melirik Yeni.
“Yap ide yang sangat brillian”
Ucapnya dengan muka berseri.
“Wah apa tuh kak?” Della penasaran.
Yeni memperbaiki posisi duduknya yang tak salah.
“Dengar nih, kita kan tahu kalau Zahira sering telat karena rumahnya jauh kan?” ucap Yeni mengedar pandang, yang lain saling pandang.
“Nah kita bisa membujuk dia untuk tinggal di rumah kalian biar ga telat lagi, kan rumah kalian dekat dari kampus, gimana?"
Yang lain tersenyum setuju.
“Bagustuh, sekalian kita suruh dia tinggal di kamar kosong itu."
Timpal Meta berbinar.
“Dengan begitu, bukan kita yang digangguin hantu tapi dia yang akan diterkam” Ucap della kegirangan.
“Cuma masalahnya bagaimana membujuknya padahal kan kita tadi udah melabraknya” ucap Daniah kecewa.
“Nah itu dia masalahnya” Nova ikutan berargumen.
Mereka semua diam sambil mengabiskan minumannya dengan pikiran masing-masing.
“Gini deh, gimana kalau kita pulang dulu sambil kita pikirkan solusinya dirumah, besok kita ketemu lagi di sini, ok”.
Kata Yeni memberi keputusan.
“Iyya baiklah, besok kita ketemu di sini” Balas Daniah kemudian mengambil tasnya lalu berdiri, yang lain pun demikian.
Yeni segera ke kasir membayar minuman mereka. Lalu mereka pun keluar dan berpisah di depan kafe.
****
Air mata Zahira jatuh tak tertahankan, hatinya sedih mengingat setiap kata-kata tantenya yang kasar, hanya karena Zahira tidak bisa membantunya lebih lama di warung. Terngiang lagi kata-kata tantenya yang barusan.
Flash back on.
“ Kamu tuh sengaja kan pergi ke kampus pagi-pagi, biar tidak bisa bantu aku, kamu pikir tante ga tahu kalau kamu itu Cuma cari alasan aja, iya kan”
bentak tante Zahira.
“Tidak tante, hari ini memang jadwalnya pagi jam 8, maaf tante...Zahira takut terlambat lagi, tiap hari aku terlambat terus, selalu jadi omelan dosen, malu tante”
Jawab Zahira memelas dengan wajah menunduk.
“Ya sudah pergi sana, sekalian ga usah pulang, cari aja rumah yang lain, kamu kan memang orang kaya, sana cari rumah kontrakan, ga usah tinggal di rumah tante kalau ga mau bantuin. Pergi sana!"
Teriak tante Zahira sambil menghempaskan baskom di depan Zahira mengenai kaki sahira, suaranya begedubrak memecah suasana.
Dengan hati luruh Zahira melangkah pergi, tidak sanggup lagi menghadapi amarah tantenya yang tak beralasan.
“Yaaa pergi sana dan ga usah kembali lagi”
Teriaknya pada Zahira yang sudah keluar di jalan raya.
Flash back of.
“Ada yang turun di kampus?”
Suara pak sopir menyadarkan lamunan Zahira.
“Iyya pak, saya.” Jawab Zahira cepat. Angkot pun berhenti, Zahira segera membayar lalu turun.
Tak jauh dari sana tampak Alfian tersenyum menyambut Zahira.
“Tumben ga telat”
Katanya begitu Zahira mendekat.
“Aah sepertinya terlambat sudah jadi ciri khas ku ya kak”
Jawab Zahira senyum sedih.
Matanya yang sembab dan kuyu kelihatan oleh Alfian saat dia mereka beradu pandang.
“Kamu habis nagis ya Ra?” Tanya Alfian menyelidik.
“Ah ga kok, itu tadi jendela angkot ke buka jadi kena angin banyak makanya gini" ucap Zahira bohong.
“Bohong itu dosa lo Ra” timpal Alfian mengikuti langkah Zahira.
Zahira Cuma tersenyum tak menggubris. Alfian makin penasaran, sesekali menoleh melihat wajah Zahira yang kuyu.
“Ra, kalau kamu ada masalah mending kamu cerita ya sama aku, aku janji akan jadi pendengar yang baik, ya”
Kata Alfian simpati.
Zahira menoleh lalu tersenyum padanya.
“Kak, ga ada pendengar yang lebih baik selain Allah, dan ga ada tempat curhat yang lebih aman selain Allah, ya kan kak”. Terang Zahira dengan senyum manisnya yang meluluhkan hati.
Alfian ikut tersenyum lalu mengangguk kemudian diam seribu bahasa, seketika dia merasa malu sendiri mendengar pengakuan Zahira. sejenak ia lupa kalau Zahira tidak suka bergosip.
Bahkan dari awal Zahira tak pernah cerita perihal masalahnya sehingga selalu terlambat. Yang orang tahu dia membantu tantenya titik. Deritanya tak pernah dia ungkapkan sedikitpun. Tidak ada lagi suara, mereka pun terus berjalan tanpa basa-basi lagi.
Mata pelajaran pertama telah usai, tinggal menunggu pelajaran ke dua, beberapa mahasiswa memilih untuk keluar kelas dan yang lain masih tinggal di dalam kelas.
Daniah terus memandangi Zahira yang tak beranjak dari duduknya. Dia terus berfikir bagaimana cara mengajak Zahira tanpa unsur paksaan. Tiba-tiba sebuah pesan masuk dari Della. Daniah membuka pesannya.
“Gimana? Sudah berhasil ga?”
Isi pesan Della.
Dia pun segera mengetik pesan lalu mengirimnya. Matanya masih tetap memandangi Zahira.
Zahira terus terdiam di kursinya, dalam hatinya tak henti-hentinya beristigfar agar rasa sedihnya segera menghilang.
Handphone di dalam tasnya berdering. perlahan Zahira merogoh tasnya lalu meliahat sang penelpon.
“Umi”
Gumamnya lalu beranjak keluar kelas sambil menjawab telponnya.
Melihat Zahira keluar, Daniah segera menyusulnya di belakang, pura-pura hendak menelpon.
Sementara terus berjalan tidak menyadari Daniah ada dibelakangnya.
“Halo, assalamu alaikum ummi” jawab Zahira.
“Wa alaikum salam” jawab suara diseberang.
“Ada apa ummi tiba-tiba nelpon?”
sambung Zahira lagi.
Ada masalah apa sama tante rosa Ra, tadi dia nelpon sambil marah-marah, katanya kamu ga mau lagi tinggal di rumahnya gara-gara dia minta kamu bantuin dia, benar begitu Ra?”
Suara umminya.
“Umi percaya sama tante”
Jawab Zahira dengan suara sedih, air matanya mulai menetes.
“Ummi tidak bisa percaya begitu saja tanpa mendengar pengakuan kamu juga Ra, makanya ummi tanya kamu” jawab umminya.
Perlahan Zahirapun menjelaskan permasalahan dengan tantenya tidak kurang dan tidak lebih, umminya Cuma menarik nafas mendengar penjelasan anaknya. Zahira mengusap air matanya menyudahi penjelasannya.
“Terus kamu maunya gimana?”Kembali umminya bertanya.
“Entahlah aku juga ga tahu mi”
"Ra, ummi saranin kalau kamu pulang mending kamu langsung minta maaf sama tante rosa deh, meskipun umi tahu kamu ga bohong. Hanya saja umi ga mau kamu tinggal sendiri, bahaya seorang gadis tinggal sendiri apalgi di kota, faham”
“Baik Mi” ucapnya pelan sambil terisak.
“Lagi pula kemana aku harus pergi, rumah tante adalah yang paling dekat dari kampus. Keluarga yang lain teramat jauh kan” Sambungnya.
“Ya sudah, Cuma itu yang mau umi sampaikan ke kamu kalau kamu sudah faham umi tutup dulu yah, baik-baiklah di sana assalamu alaikum”
Suara umminya terputus, Zahira pun menurunkan tangannya lalu bersandar di dinding sambil menunduk lesu.
Daniah yang mendengar percakapan itu tersenyum penuh kemenangan, sms telah terkirim , sebuah kesempatan yang besar telah nampak di depan mata. Dengan mantap dia mendekati Zahira sambil tersenyum.
“Ehemmm, kayaknya ada masalah, apa aku salah?”
Tanya daniah sok akrab.
Zahira mendongak memandangi Daniah lalu tersenyum lembut.
“Bukan masalah besar kok” jawab Zahira.
“Mmm soal yang kemarin boleh aku lanjut?” tanya Daniah sambil bersedekap memandangi Zahira dengan senyum.
“Ooh yang kemarin itu, ya boleh”
Kata Zahira menegakkan punggungnya yang tersandar.
“Begini, soal kamu bilang ga ada hantu atau hantu itu muncul kalau kita lagi kepikiran, aku mau penjelasan lebih dalam deh, soalnya aku masih ga ngerti” Daniah berhenti sejenak.
“Tapi sepertinya kamu ga punya waktu banyak kan buat ngejelasinnya, jadi bagaimana kalau kamu tinggal di rumah kontrakan kami?” dengan senyum penuh harap Daniah menatap Zahira.
“Tinggal bareng? Di rumah kontrakan kamu?” Zahira seakan ga percaya.
“Ya itu pun kalau kamu mau, kalau tidak ya aku juga tidak bias memaksa kan?" Ucap yeni seakan kecewa.
“Rumah kamu itu di mana? Dekat ga? Terus berapa sewanya?” Zahira memberondong Daniah.
“Ya dekatlah, ga jauh dari sini, palingan Cuma sekitar lima ratus meteran aja deh, Cuma jalan kaki, jadi hemat kan?”
senyum Daniah melebar seakan baru mendapatkan hadiah.
“Gimana kamu mau? Kalau mau nanti biar aku bilangin sama ibu kos ya.” Kata Daniah dengan senang.
“Aku sih mau Cuma harus bilang umi dulu, kalau diijinkan, ya aku ikut”
Bak gayung telah besambut, hati Daniah benar-benar senang. Namun perasaan senangnya sebisa mungkin dia sembunyikan agar maksud jahatnya tidak terbaca oleh Zahira.
“Eh masuk yuk bentar lagi materi ke dua”
Kata Daniah sembari menggandeng tangan Zahira pergi.
~BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
auristela
like...like... like...
salam dari
Dua sisi mata uang
semangat selalu ya kak
2020-10-20
0
🎯Pak Guru📝📶
Like Karyamu
Feedback ya
Pendekar Tak Pernah Kalah
2020-09-16
0
Ita Yulfiana
like21
2020-09-15
0