Sepeninggal Zahira, ketiga gadis itu berteriak kesal. Yeni yang sedari tadi bersembunyi kini muncul dan mendekati tiga sekawan itu.
“Wah, wah, wah, sepertinya ada yang sedang kesal nih.” Dengan tangan bersedekap, Yeni berlagak jagoan mendekati mereka.
Ketiga gadis itu hanya bisa diam ketakutan saat melihat siapa yang datang, mereka tahu kalau Yeni seorang senior yang killer. Della menarik ujung baju Daniah lalu mengerling mengajak pergi, Daniah pun menuruti begitu pula Meta.
“Eeh mau kemana?”cegat Yeni.
“Kita mau pulang kak”
Timpal Daniah sementara temannya Cuma cengir kuda.
“Gimana kalau kita ngobrol dulu?”
Kata Yeni tersenyum dengan alis terangkat. Mereka nampak ketakutan dan saling pandang, lalu Nova mendekati.
“Ayolah, jangan takut, kita mau bicara baik-baik kok.”
Ajak Nova menarik lengan Della. Nova mengerling ke Yeni, dan Yenipun tersenyum.
“Gini ya, kita mau ngomomgin soal Zahira.”
Ucap Yeni santai, seketika muka Daniah pucat, dia takut Yeni juga marah karena sudah membuli Zahira.
“Santailah jangan takut gitu dong, aku bukan mau bela dia kok, aku Cuma mau kerja sama dengan kalian”
kata Yeni meyakinkan. Mata Daniah berbinar, senyumnya mengambang, Della dan Meta bernafas lega lalu tersenyum.
“Gimana, setuju?”
Nova ikut bicara, mereka bertiga lalu mengangguk setuju.
“Cari tempat yang enak yuk, disini panas.”
Ajak Yeni menggandeng tangan Daniah pergi. Yang lain mengikuti.
Sambil berjalan, Yeni mencoba mencairkan suasana dengan mulai angkat bicara.
“Kalian ini tidak satu kelas ya?”
Tanya Yeni sambil menoleh ke Daniah.
“Iyya kak” Jawab Daniah.
”Hah tapi kok bisa temenan?”
tanya Nova heran sambil melirik ke arah Della yang berjalan disampingnya. Della tersenyum lalu menoleh ke Meta.
“Iyya kak, sebenarnya kami berteman sejak kita mulai tinggal satu atap di rumah kos”terang Della.
“Sebenarnya aku sama Della emang teman satu sekolahan, Cuma kalau Daniah kita kenalnya di rumah kontrakan." Nova ikut menjelaskan.
Sementara Daniah cuma mengangguk. Dan bincang-bincang santai mereka terus berlanjut hingga kini mereka telah berada di luar kampus.
“Oh ya enaknya kita ngobrol dimana ya?” tanya Yeni mengedar pandang menanti jawaban.
“Ahh gimana kalau di cafe sana aja kak.”
Tukas Meta sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.
“Iyya kak, soalnya kita selalu ingin ke sana tapi malu” kata Della menimpali.
“Oke kita kesana”
Kata Yeni sambil menarik lengan Daniah.
Dengan tersenyum penuh kemenangan membayangkan rencana yang akan dilakukannya pada Zahira.
Sesampai di kafe, mereka pun memilih meja yang ruangannya agak sepi dari pelanggan. Yeni khawatir kalau pembicaraannya terdengar seseorang. Sambil menunggu pesanan datang, Meta membuka percakapan.
“Sebenarnya apa yang akan kita bicarakan kak?”
Ucapnya sambil mengubah posisi duduknya.
“Mm gimana ngomongnya ya, aduh mulai dari mana nih?” ucap Yeni salting lalu menatap Nova, yang ditatap Cuma angkat bahu.
“Aaaa, mmm ya sebelumnya aku mau tanya dulu boleh ga?” katanya lagi.
Daniah, Meta dan Juga Della saling tatap lalu mengangguk.
“Baiklah” wajah Yeni mulai serius.
“Kalau ga salah dengar rumah kamu berhantu ya?” tanya Yeni lagi.
Kembali mereka mengangguk.
“Terus apa hubungannya dengan Zahira” Nova tampak bingung.
Nova memang tidak tahu menahu soal itu karena dia datangnya belakangan sehingga tak mendengar percakapan antara Zahira dan tiga sekawan itu.
“Bisakah kalian cerita duduk persoalannya dengan rinci?” tukas Yeni.
Namun sekali lagi tiga sekawan itu saling tatap menunggu persetujuan yang entah dari siapa, mereka tampak bingung.
“Ayolah jangan takut kami bukan pro sama dia kok, malah aku mau memberi dia pelajaran, biar gayanya yang sok alim itu menghilang ditelan hantu.”
Yeni memasang muka kesal. Daniah tersenyum menatap Della begitu pula Meta yang langsung bersemangat.
“Benarkah, aku setuju biar dia ngerasain apa yang aku rasakan dan biar dia percaya kalau hantu itu memang ada, bukan mengada-ada”
Meta sangat antusias.
Baru saja Yeni ingin berbicara tapi ditahannya karena kini pelayan datang membawa pesanan mereka. Mereka terdiam sambil menyeruput minuman yang terhidang. Setelah beberapa lama Nova mulai angkat bicara.
“Zebenarnya apa yang terjadi?” ucapnya.
Della pun menceritakan semua yang terjadi mulai dari sejak mereka diceramahi oleh Zahira sampai mereka terbangun kesiangan esok harinya.
~BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
auristela
like... like.. like...
2020-10-20
0
Ita Yulfiana
like 22
2020-09-15
0
🎯Pak Guru📝📶
LIKE
2020-09-15
0