Seperti biasanya pagi-pagi sekali sehabis sholat shubuh, Zahira sudah sibuk melayani pembeli di warung tantenya. Sementara tantenya sendiri sibuk menggoreng dan mengukus kue-kuenya. Tak peduli Zahira mau ke kampus atau tidak, tantenya tetap saja meminta untuk membantunya berjualan di warung.
Tante Zahira yang tak punya anak itu tinggal sendirian di kota tanpa sanak family sejak bercerai dengan suaminya. Sikapnya yang arogan dan egois membuat semua ponakannya ga betah, termasuk Zahira sendiri.
Namun karena takut sama orang tuanya, terpaksa Zahira menjalaninya dengan sabar. Ingin sekali ia mencari kos-kosan yang dekat dengan kampusnya. Akan tetapi untuk mengatakan pada orang tuanya adalah hal yang sangat sulit.
Sesekali Zahira menoleh ke jamnya.
“Ahh sudah jam 8” Gumamnya.
“ Dek cepetan dong jangan bengong, aku buru-buru nih!" Desak seorang pelanggan.
“Iyya bu, maaf.”
Ujar Zahira sembari membungkus kue pesanan ibu tadi dengan cepat.
Jam menunjukkan pukul 8.30 saat tantenya sudah menyelesaikan kue-kuenya, Zahira melirik kearah tantenya dan bernafas lega.
“Tante udah selesai?” Tanya Zahira lalu berdiri.
“Kenapa udah mau berangkat?”
Tanya tantenya tanpa menoleh dan masih sibuk memberesakan peralatannya.
“ Iyya tante, soalnya kuliahku dimulai jam 9 dan ini sudah setengah Sembilan, jadi..."
Zahira belum selesai, tantenya sudah memotong.
“Ya sudah sana pergi, hahhh padahal aku belum selesai, aku tahu itu cuma alasan!!"
Sambil meletakkan baskom dengan kasar.
Zahira Cuma menatapnya sedih lalu pergi dengan kalut. Ingin rasanya menangis namun ditahannya air matanya lalu mengelus dadanya mencoba menyabarkan hatinya, lalu menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya.
Sementara di dekat gerbang kampus Alfian sudah berdiri di sana sambil bersandar pada batang pohon di pinggir jalan. Sambil memandangi ujung sapatu kanannya yang diketukkan ketanah, sementara kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya.
Sesekali memandang ke arah jalan raya kalau-kalau Zahira sudah nongol. Yang ditunggu tak kunjung datang, malah Yeni dan Nova yang datang, mereka menghampiri Alfian dengan senyum mengejek, Alfian ikutan tersenyum lalu kembali memandangi kakinya.
“Wah-wah sang bucin sedang menunggu nih?"
Kata Yeni sambil memandangi wajah Alfian dengan kepala tenggleng.
Yang dipandangi Cuma tersenyum menyeringai lalu mengangguk.
“Fian, apa kurangnya aku, sampai kamu sama sekali tidak pernah mau memperhatikan aku?”
Tanya Yeni dengan muka serius.
Alfian memandang Yeni sebentar lalu menunduk lagi memandangi kakinya yang masih diketukkkan.
“Maksud kamu, aku tidak mengerti”
Kata Fian lalu medongak sebentar lalu tunduk lagi.
“Ahh Fian kamu pura-pura atau serius?”
Gerutu yeni sambil mengibaskan kedua tangannya mengekspresikan kekesalannya.
Alfian tersenyum lalu menggeleng. Yeni mengelus rambutnya kesal.
“Oooooh ni orang”
Berpaling lalu menghadap ke Alfian lagi, menunjuknya lalu diturunkan lagi, giginya digemeretakkan, tapi kemudian tidak jadi bicara.
Nova yang melihatnya lalu angkat bicara.
“Fian, Yeni tuh udah naksir dan perhatian sama kamu dari dulu tapi kamu tak pernah peduli sedikit pun”
Jelas nova.
“Ooh benarkah?"
Tukas Fian lalu bangkit dari sandarannya tampak mulai serius.
Air muka Yeni berubah melihat Alfian serius, jantungnya deg-degan, dia mengira kalau Alfian mulai sadar akan perasaannya.
Alfian memandangi Yeni lekat yang dipandangi jadi grogi lalu pura pura menggaruk tengkuk yang tidak gatal sambil menunduk.
“Yeni..." Alfian memanggil Yeni pelan.
“Mm yaa”
Yeni mengangkat wajahnya dan tersenyum grogi.
Nova Cuma tersenyum senang melihat mereka.
“Maaf ya kalau sudah buat kamu kecewa, karena aku tidak pernah menyadari perasaan kamu” Ucap Fian serius.
Mata Yeni membulat, napasnya seakan berhenti mendengar pengakuan Fian, namun ia tetap diam.
“ Yeni aku benar-benar minta maaf”
Kata alfian sambil menundukka kepalanya dengan tangan terkatup di depan dadanya.
Yeni mundur selangkah.
“Apa-apaansih kamu”
Lalu menepis tangan Fian.
Alfian tersenyum kemudian menurunkan tangannya.
“Jadi maksudnya itu pasti mau bilang kalau dia ga suka sama kamu Yen”
Kata Nova pada Yeni membuat Yeni berpaling cepat ke arahnya lalu kembali menatap Fian.
“Apa karena aku tidak berjilab? Kalau Cuma itu aku juga bisa berjilbab Fian, aku bisa, hanya saja aku masih belum dapat hidayah”
Ucap Yeni sambil meraih tangan Fian.
Perlahan Fian melepas tangan Yeni.
“Yeni kalau mau berhijab itu jangan karena mengharap sesuatu, tapi karena kesadaran tentang kewajiban kita sebagai muslim"
Terang Fian.
“Lagi pula perasaan tidak bisa dipaksakan, kamu tahu itu kan?”
Lanjut Fian.
“Dan hidayah itu tidak akan datang dengan sendirinya tapi harus ada usaha untuk mendapatkannya”
Fian tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka berdua, pasalnya dari arah depan Zahira sudah berjalan dengan cepat memasuki kampus.
Fian sengaja berjalan pelan agar bisa tersusul oleh Zahira seperti biasanya.
Yeni benar-benar dongkol dibuatnya. Kedua tangannya terkepal lalu di hempaskan dengan keras.
“Yen yang sabar ya, soalnya Hidayah sekarang pergi merantau ke Malaysia pasti akan susah mencarinya” Ucap Nova dengan muka polos.
“itu Hidayat bego”
Balas Yeni sewot lalu pergi.
Nova tertawa terbahak bahak lalu berlari mengejar yeni.
“Weyy tunggu”
Yeni terus berjalan dengan cepat hingga mejajal langkah Alfian dan dengan sengaja Yeni menabrak Alfian dengan kasar.
Alfianpun terhuyung dan hampir jatuh. Dia menoleh hendak menegur orang yang menabraknya tapi begitu dilihatnya dia hanya tersenyum sementara Yeni sendiri berlalu tak menoleh sedikit pun.
Dari belakang Nova yang mengejar Yeni hanya menoleh padanya tersenyum sambil terus mengejar agar bisa menjajal langkah Yeni.
Alfian berhenti lalu menoleh ke belakang.
Tampak Zahira berjalan dengan cepat menuju ke arahnya dengan kepala menunduk memperhatikan langkahnya.
“Assalamu alaikum”
Fian mencoba menyapa.
Zahira mengangkat kepala lalu tersenyum.
“Waalaikum salam”
Masih dengan langkah cepat, saat mereka sudah berdekatan Alfian segera menyusul Zahira.
“Buru-buru amat, pelan didkit napa?” ucap Alfian tersenyum senang.
“Ah iyya kak, soalnya udah telat nih, maaf ya kak aku buru-buru”
Berkata Zahira lalu berbelok menuju gedung kampusnya meninggalkan Alfian yang hanya bisa melongo.
“Ahhh lagii”. Gumam alfian melangkah lesu.
~BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Edha Alvin
hahaha.. wkwkwkwkkkkk 🤪🤪🤪
2022-05-31
0
Ita Yulfiana
like 24
2020-09-15
0
🎯Pak Guru📝📶
LIKE
2020-09-15
0