Tiada terasa senja telah berganti saat Meta membuka matanya.
“Ahh sudah malam ya." Gumam Meta memandang keluar jendela sementara di pintu terdengar suara Daniah memanggilnya.
“Meta, Meta makan yuuuk." Meta segera bangun dan membuka pintu. Kemudian menyusul Daniah yang sudah berjalan kearah dapur, sementara Della sudah duduk manis di samping meja makan tersenyum kearah mereka.
“Wah yang baru bangun, jangan duduk dulu deh, sana cuci muka dulu." ucap Della mencoba menahan Meta yang hendak duduk dimeja makan.
Dengan muka bersungut-sungut Meta menuruti perintah Della ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Sementara Daniah dan Della mulai menyantap makanannya.
Di kamar mandi, Meta membuka keran air hendak membasuh muka, tapi tiba-tiba tengkuknya terasa dingin, seketika bulu kuduknya merinding. Dia lalu mengangkat kepalanya hendak berdiri namun alangkah terkejutnya saat matanya melihat dicermin seutas tali tergantung tepat di belakang kepalanya. Buru-buru dia menutup mata lalu menunduk.
“Tidak, bukan, bukan, ini cuma halusinasi, mana ada tali di sini."
Meta mencoba meyakinkan diri. "Pokoknya positif tingking oke."
Ucapnya sambil mengepalkan kedua tangannya menguatkan diri lalu melanjutkan membasuh wajahnya. Benar saja tengkuknya tidak lagi terasa dingin.
Selesai membasuh muka, Meta segera mengangkat kepalanya, tapi ada yang terasa aneh, seakan akan ada sesuatu yang menyentuh kepalanya, tapi kali ini Meta tidak mau lagi menatap cermin, dia memejamkan matanya langsung berbalik. Tapi betapa kagetnya saat wajahnya menyentuh sesuatu, pandangannya terhalang, dia mundur selangkah barulah jelas di matanya bahwa sesuatu yang menyentuhnya itu adalah rambut hitam panjang yang tergurai.
Seketika wajah Meta pucat, nafasnya tertahan apalagi saat dia bisa melihat keseluruhan benda didepannya. Meta pun menjerit sejadi-jadinya sambil menutup wajahnya dengan kedua matanya.
“Aaaaaaaaaaa” sambil membuka pintu kamar mandi dan lari ketakutan.
Daniah dan Della yang mendengar teriakannya segera berlari kesana. tak ayal lagi mereka bertabrakan didepan kamar mandi. Daniah segera memegang Meta.
“Meta kamu kenapa?” namun Meta malah meronta-ronta.
“Tidaaak, lepaskan, lepaskan, jangan ganggu aku, tolong jangan ganggu aku, jangan."
Meta terus saja meronta tak sadar Della menampar meta keras, Meta pun tersadar lalu menangis histeris dipelukan Daniah.
“Udah, udah, oke ga papa kok ga papa, yaa ga papa." Ucap Daniah mengelus-elus punggung meta. Della juga ikutan mengelus punggung meta sedih.
Daniah membimbing tubuh meta yang lunglai kembali kemeja makan. Mendudukkannya di kursi lalu memberinya segelas air.
“Nih minum dulu!" Sambil duduk di sampingnya. Della menarik kursi lalu duduk pula dekatnya.
“Meta ada apa tadi kenapa sampai teriak gitu?” tanya Della sangat pelan takut Meta histeris lagi.
Meta mengangkat muka memandangi wajah kedua temannya bergantian, dia kembali menangis lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Meta udah, tenang, jangan nangis ya, tarik nafas dulu oke" Daniah membujuk.
Meta masih terisak, tiba-tiba terdengar suara benda yang jatuh dari luar, Meta langsung histeris dan memeluk Della kuat-kuat.
“Aaaaaa Della aku takut, aku takut Della ada hantu benar ada hantu."
Meta berteriak- teriak tampa melepas pelukannya, kedua kakinya dihentak -hentakkan kelantai sampai tubuh Della ikutan terhentak pula.
"Meta udah dong ga ada apa-apa, ya kan Daniah?” ujar Della sambil mencoba melepaskan pelukan Meta.
“ Iyya tuh ga ada apa-apa, udah kamu tenang dulu terus cerita apa yang terjadi?” Daniah mencoba menenangkannya.
“Ga aku ga mau disini, kita kekamar aja ya aku takut di sini” Meta celingak-celingak ketakutan.
“Tapi kan kamu belum makan” jelas Daniah.
“Iyya kita makan di kamar, ok?” Ujar Meta sambil mengangkat piringnya mengisi dengan makanan lalu bergegas, Daniah dan Della Cuma memandangnya heran tak bergerak.
“Ayoooo” ajak Meta dengan wajah memaksa.
“Iyya tapi kenapa harus cerita di kamar?”
balas Daniah dengan bingung.
“Mending kamu cerita deh ada apa, habis itu kita baru ikut kamu ke kamar” ujar Della mengubah posisi duduknya menghadap ke Meta.
Meta menarik nafas berat dan kesal, giginya gemeretak dengan mata membelalak, namun segera melunak lalu setengah berbisik.
“Oke tapi jangan kabur kalau aku cerita, oke” lalu mendekat dan menunduk di dekat temannya.
Daniah dan Della ikutan mendekatkan diri.
“Tadi di kamar mandi aku....aku... melihat....”
Meta berhenti bicara menelan ludah.
Kedua temannya cuma saling pandang lalu menoleh lagi ke Meta.
“ Iyya akuu apa?” Daniah tak sabaran.
“ Aku melihat, ahh bukan,” Meta menggeleng lalu melanjutkan masih dengan berbisik.
“Tadi waktu habis cuci muka, waktu aku berbalik mau keluar tiba- tiba ada kepala dengan rambut panjang” Jelas Meta.
Daniah dan Della menganga menahan nafas tegang.
“Rambutnya yang panjang menutupi seluruh wajahku terus lidahnya..." belum selesai Meta bicara, tiba-tiba.
“Wuaaaaaaaaaa” tanpa aba-aba Daniah dan Della berhamburan keluar meninggalkan Meta yang malah heran tak mengerti lalu ikutan berlari mengikuti.
“weiiii tungguiiiiiiiiiiiiiin!!" lalu berlari histeris menuju kamar Daniah.
Di depan pintu kamar, Daniah Dan della berdiri.
“ Meta!!” ucap Della terperangah.
Mereka baru sadar kalau meta tertinggal, dan setelah Meta sampai barulah mereka bertiga masuk kamar lalu mengunci pintu rapat-rapat.
Nafas mereka tersenggal, mereka meringkuk di atas ranjang. Piring di tangan Meta bergetar hingga menimbulkan suara berisik karena sendok yang beradu dengan piring.
“Meta berisiiiik!!” Teriak Daniah dan Della bersamaan. Meta pun meletakkan piringnya hati-hati, selera makannya benar-benar hilang, rasa laparnya seakan-akan kabur entah dimana.
“Padahal aku belum selesai kan tadi bicaranya kenapa malah di tinggal,”
jelas Meta sambil melipat kedua lengannya di depan dada.
“Ahh udah deh kita ga mau dengar lagi” Della mencoba menghentikan meta.
“Ahh kenapa begini sihh” gumam Daniah namun terdengar oleh temannya, mereka memandang Daniah, sementara Daniah meraih guling dan memeluknya didepan dada tidak memperdulikan tatapan temannya.
Namun tiba-tiba dari luar terdengar suara benda jatuh berantakan dan tanpa aba-aba mereka langsung tiarap di tempat tidur dengan wajah dibenamkan dikasur rapat-rapat. Tanpa terasa mereka pun terlelap hingga pagi menjelang dan sinar matahari sudah mengintip lewat jendela.
~BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ita Yulfiana
like 25
2020-09-15
0
🎯Pak Guru📝📶
LIKE karyamu
Feedback ya
ILMU YANG BERMANFAAT
2020-09-15
0
Eda Sally
like😍😍
2020-08-22
0