Sementara itu Daniah dan kedua temannya yang tengah berjalan menuju rumah kos-kosan mereka masih terus kepikiran dengan perihal suara tangisan tengah malam yang mereka dengar hampir tiap malam, ditambah lagi ceramah Zahira yang membakar telinga. Tak sadar Daniah menarik nafas dan mengembuskannya dengan keras.
"Ahhhhhhhh."
“Kamu kenapa Dan." tanya Della tersentak dari lamunannya.
Daniah berhenti, ”aku masih kesal dengan yang tadi”. Ujarnya sambil menarik nafas.
“Iyya tuh, aku juga kesal, dia kira hantu itu boneka apa?” Della ikut kesal sambil mengedar pandangannya jauh kedepan.
“Waah aku sumpahin tuh anak biar sekalian dia ketemu sama hantu biar tahu rasa!” ucap Meta ikut-ikutan marah dengan sumpahnya.
" Hei jangan sembarangan nyumpahin orang kamu ya, apalagi pake kata hantu takut ahh dengernya” Daniah bergidik.
"Iyya apalgi kalau nyumpahin orang yang jelek-jelek tuh biasanya makan diri sendiri lohh, kamu mau kamu yang ketemu hantu duluaan ihh," Della ikut bergidik.
“ Yaaahh kalian kok malah gitu sihh bukannya senang malah nakut-nakutin, jahat ya kalian” Meta merengut sambil berlalu meninggalkan temannya.
“ Metaa, tunggu” Della memanggil meta sambil berlari lari kecil mengejar meta. Daniah hanya mengikuti dibelakang.
Sampai di rumah kos, Meta langsung masuk kamar, pikirannya terus dipenuhi rasa takut karena kata-kata temannya.
"Benarkah yang dikatakan Della, apa benar-benar ada hantu” Meta terus bertanya dalam hatinya sambil mondar mandir lalu duduk memeluk lutut di ranjang.
Rasa takutnya semakin menjadi saat gorden jendelanya bergerak ditiup angin, tubuhnya gemetar, nafasnya memburu dengan cepat kepalanya diselipkan diantara kedua lututnya. sementara kedua tangannya menutupi kepalanya.
Meta menjerit-jerit saat pintu terdengar bergerak dan terbuka .
"Tidaaaak, jangan ganggu akuuu, jangaaan!!!” Meta terus berteriak, membuat Daniah yang baru masuk langsung berlari mendapatkan Meta di ranjang, sementara Della diruang tengah ikutan berlari ke kamar Meta.
"Meta, Meta , kamu kenapa, ada apa meta?" tanya Daniah sambil mengguncang-guncang tubuh Meta.
sementara Della sudah ada diambang pintu. Perlahan Meta mengangkat kepalanya dan menangis.
"Daniah aku benar-benar takut” sambil terisak-isak.
“Apa yang kamu takutkan, ga ada apa-apa kayaknya disini?” tanya Daniah heran lalu mengedar pandangannya.
Della perlahan memasuki kamar,
”apa kamu melihat sesuatu?” tanya Della penuh selidik, dia sendiri nampak mulai takut.
“Tadi kan aku terus kepikiran sama ucapan kalian, tarus aku takut bagaimana kalau benar nyumpahin orang akan kena duluan, terus tiba-tiba gordennya bergerak-gerak sendiri.
Aku benar-benar takut" terang meta memeluk Daniah ketakutan.
“Yang itu, bergerak begitu?” tanya Daniah sambil menunjuk ke arah jendela disamping ranjang.
Meta Cuma mengangguk. Daniah menghempaskan tangan meta yang bergelayut takut dilengannya.
“Apaansih meta, yang bener aja, itukan cuma gara-gara angin, lihat tuhh!” ucap Daniah sewot.
"Iyya tuh, bener” Della menimpali.
“Hahh bikin jantung mau copot aja!” Della ikutan kesal.
Daniah melangkah keluar kamar diikuti oleh Della.
Meta yang masih duduk diranjang segera bangun dan buru-buru ikut keluar.
”Tunggu jangan tinggalin aku dong?” teriak Meta namun kedua temannya sudah menghilang di balik pintu.
Sampai di ruang tengah, Daniah duduk di sofa panjang disusul Della dan juga Meta yang datang kemudian. Mereka semua terdiam sejenak asik dengan pikiran masig-masing.
“Dan, kira-kira tempat ini benar-benar berhantu apa tidak ya?” Meta membuka suara.
"Ahh ga taulahh” Daniah menjawab ringkas.
"Kalau dipikir-pikir, ceramah si alim ada benarnya juga deh, iyya kan?” Della ikutan bicara.
“Maksud kamu?" Ucap daniah mengernyit.
“Maksudnya yang bikin kita ketakutan tuh karena kita terus kepikiran aja” ujar Della.
“lihat Meta deh, ketakutan cuma karena gorden yang begerak, padahal kan cuma angin, tapi karena dia terus kepikiran jadi pikirannya macam-macam, ya kan?” ujar Della menenangkan sambil melihat temannya bergantian.
Daniah menarik nafas, “oke,
Mulai sekarang, kita ga boleh punya pikiran macam-macam, positif tingking aja, oke." Ucap Daniah menegaskan dengan telunjuk diacungkan kedepan temannya sebagai isyarat penegasan.
“Ooo keee” jawab Meta dan Della dengan sedikit ragu.
“ Pokoknya ga ada hantu dan suara rintihan itu ga nyata cuma salah dengar aja, oke?" Ucap Daniah sambil berdiri dihadapan kedua temannya yang hanya mengangguk, dengan senyum kecut lalu saling pandang.
Sementara dari kamar samping paling ujung dekat dengan dapur, seorang perempuan dengan rambut tergurai mendengar percakapan mereka langsung berpaling kearah suara dengan mata melotot.
~BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ita Yulfiana
like 27
2020-09-15
0
🎯Pak Guru📝📶
Feedback ya
ILMU YANG BERMANFAAT
2020-09-14
0
Dima Lasky
semangat
2020-09-01
0