Alfian yang baru masuk hendak memesan makanan hampir bertabrakan dengan Daniah kaget, lalu berhenti sejenak memandangi Daniah, yang dipandangi tidak peduli dan berlalu begitu saja begitu pula yang lainnya.
Alfian hanya tersenyum kecut dan geleng-geleng kepala melihat mereka berlalu. Zahira asyik menyantap makanannya seketika berhenti saat ada orang yang meletakkan makanan di depannya lalu mendongak dan tersenyum, ” Eh kak Fian, mau makan juga kak?” Tanya Zahira dengan senyum.
“ Tidak, mau masak”balas Alfian dengan senyum, Zahira Cuma tertawa ringan.
” Iya makanlah, mau apalgi coba,mm”ucapnya lagi sembari menatap Zahira jahil.
Zahira Cuma tertawa lalu melanjutkan makan, Alfian pun mulai makan tanpa basa basi lagi.
Sementara di meja seberang agak dipinggir dua pasang mata tak berhenti menatap mereka berdua, mereka tak lain adalah Yeni dan Nova dua sahabat yang setingkat dengan Alfian.
Sejak dari awal opac sampai sekarang Yeni benar-benar kesal dengan kelakuan Alfian yang semakin hari semakin nempel sama Zahira, bahkan bela-belain berdiri lama dekat gerbang Cuma buat nunggu Zahira,
“ Katanya anak pesantren tapi mereka selalu berduaan gitu, cihhh sok alim” gerutu yeni dengan badan agak dicondongkan kedepan agar suaranya yang berbisik bisa jelas terdenganr oleh nova.
”Yaaa tapi kan mereka ga deket-deketan apalgi pegeng-pegangan kan, juma jalan sama duduk doang itupun ada jarak, iya kan” jelas novi juga setengah berbisik.
”Eh Nov kamu bela mereka yaa?" balas yeni sewot.
”Bukan gitu, Cuma kan tadi kamu bilang mereka sok alim, jadi ya aku cuma jelasin kekamu aja kali aja kamu ga faham." Nova mencoba menjelaskan.
” Ya itu sama aja kamu bela mereka dodol, kamu pikir aku ga tahu apa syariat islam, ga perlu dijelasin." Yeni semakin sewot.
”Tapi Yen, kamu kan tau kalau Alfian itu anak pesantren, jadi so pastilah nyari cewenya anak pesantren juga kan?”jelas nova.
”Pesantren ga pesantren apa bedanya coba, sama juga kali islam,” Yeni semakin kesal.
”Ya tapi kan anak pesantren alim sementara kamu ...ti dak,” timpal nova dengan menggit lidah takut yeni tambah marah.
” Apa coba bedanya alim ma tidak?”ucap Yeni dengan mata melotot ke nova.
” Yaaahhh, dia berhijab, rajin sholat, terus kamuuu?” Nova menghentikan ucapannya sambil menatap yeni dengan senyum penuh takut.
Yeni Cuma diam terus menatap Nova kesal.
” Coba perhatiin deh,” sambung Nova sambil memperbaiki posisi duduknya.
”Alfian itu kalau ketemu sama cewek yang ga berjilbab, pasti nunduk, kalau ga nunduk pasti natapnya sebentar terus buang muka sembarang arah gitu, menurut kamuu gimana?” tanya Nova penuh selidik.
“Maksud kamu Alfian benci sama cewe yang ga berhijab, gitu?” balas Yeni penasaran.
” Bukan gitu, ,maksudku Alfian itu cowo alim jadi selalu menundukkan pandangan kalau ada aurat terbuka,” jelas nova.
“Arrrggggh” Yeni menyeringai sambil mencekeram sendoknya kuat-kuat lalu menarik nafas.
” Apa aku berhijab juga ya?”tanya Yeni.
Yang ditanya cuma angkat bahu dengan bibir dimonyongkan.
Sementara itu Zahira sudah menyudahi makanannya, “aku duluan ya kak” sambil berdiri dan mengambil tasnya di meja.
”Kamu udah selesai? udah mau pulang?”Alfian mendongak menatap Zahira.
Yang ditanya malah tertawa ”ga Kak aku mau nginap,” ujarnya.
”Waah aku dibalas nih,”sambil ikut tersenyum menyadari pertanyaan konyolnya. Mereka berdua tertawa.
”Kak aku duluan , silahkan lanjutin makannya yah, assalamu alaikum,"
” Ya wa alaikum salam” jawab Alfian sembari menatap punggung zahira yang berlalu pergi. Alfian hanya menarik nafas lalu tersenyum getir.
Bagaimana pun dia sudah bela-belain datang kekantin cuma buat makan bareng tapi ujung-ujungnya ditinggal pula. Bukan karena Zahira tega atau tidak memiliki perasaan, hanya saja, dia tidak tahu bagaimana caranya bersahabat.
Selama hidup, Zahira belum pernah punya seorang sahabat atau teman yamg benar-benar dekat dengannya. Dia selalu melakukan semua sendiri, bukan berarti dia tidak punya teman. Dia punya banyak teman, dia kenal sama semua orang tapi dia tidak pernah punya teman khusus yang harus ditunggunya atau diperlakukan istimewa.
Baginya semua orang sama dimatanya. Mungkin karena didikan orang tunya yang mengharuskannya hidup mandiri tidak bergantung pada orang lain apalagi menyusahkan orang lain.
Dia tidak pernah dibolehkan pergi sama teman-temanya meskipun dengan teman perempuan sekalipun. Yang zahira tahu Cuma sekolah-rumah dan rumah-sekolah. Selama di pesantren pun Zahira lebih senang jika sendiri, baginya belajar bersama teman sangat mengganggu konsentrasinya, membuatnya tidak fokus menghafal setiap materi belajarnya.
Dia hanya mendatangi temannya jika memang ada keperluan yang mengahruskan dirinya bersama teman. Dan itu sudah mendarah daging ditubuhnya.
Sepeninggal Zahira, Alfian segera menyelesaikan makannya lalu beranjak keluar kantin.
Diluar kantin, sudah menunggu Yeni dan Nova, begitu Alfian keluar segera diikuti oleh yeni. “Fian, tunngu!!" paggil Yeni sambil berjalan mendekatinya, Alfian menoleh,”Yeni, Ada apa?”ucapnya sambil tetap melangkah.
”Bisa kita bicara sebentar?” tanya Yeni sembari memegamg tangan Fian, mereka berhenti, Alfian melepas tangan Yeni pelan,
”Ya silahkan” sambil mundur selangkah karena tubuh Yeni sangat dekat didepannya.
”Ada apa denganmu Fian?" tanya Yeni menatap Alfian tak bergeming.
”Maksudnya?”alis Fian mengerut tak mengerti maksud yeni.
”Kamu pura-pura atau memang ga tahu?” Yeni mulai sewot, Alfian cuma menggeleng tak mengerti.
“Maksud Yeni tuh kamu dari awal ketemu sama Zahira tuh," belum selesai ucapan Nova.
”Jangan sebut namanya!!" Yeni membentaknya.
”Ya ya sejak ketemu sama cewek sok alim itu kamu kayaknya jadi bucin, gitu maksudnya” ucap Nova menjelaskan pada Alfian.
”Sok alim, bucin, apaansi kalian ini?” Alfian cuma tersenyum dan menarik nafas, mengelus rambutnya dengan perasaan tidak senang.
“Ya kamulah, apa coba kalau bukan bucin haa, setiap hari menunggu dekat gerbang, bahkan rela telat masuk, asalkan bisa bareng dengannya, iyya kan?”yeni kesal.
”Bucin?” Alfian tersenyum,”bucin itu, kalau udah jadian atau kalau kita pacaran terus ngelakuin apa saja yang diinginkan pasangan, iyya kan, tapi aku sama Zahira ga ada hubungan spesial, kami hanya kebetulan bertemu dan arah yang dituju sama jadi kami barengan ada masalah dengan itu?”
“Haah, ahhahh”, Yeni membuang nafas kesal
”Kebetulan apanya jelas-jelas kamu menunggunya, atau mencarinya, apa itu yang kebetulan?” tanya yeni masih kesal.
”Terus kalau tidak kenapa kamu yang sewot?”Alfian balik bertanya membuat Yeni kaget dan terdiam seribu bahasa, Nova yang menyaksikan mereka hanya bisa melongo.
Alfian meninggalkan mereka yang terdiam seribu bahasa. “Aaaarggggghhhh” Yeni mengerang sambil mengepalkan kedua tangannya dan mengacungkannya ke udara.
~BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Lena Sari
aku mampir thorr.
2023-09-10
0
Santhy Liem
maknyesssss dalemmm banget ucspan fian ke yani
2021-12-27
0
Sanny Rama
aku mampir kak
2020-09-25
0