TALI GANTUNGAN ~PART 2~

 

Sesampainya di kelas, sudah banyak orang disana, Zahira langsung menuju ke bangkunya, meletakkan tasnya lalu duduk di kursinya. Dibukanya tasnya lalu meraih ponselnya, Zahira melihat jam, "mmm baru jam 10,” gumamnya.

 

Seseorang yang kebetulan lewat disampingnya menoleh kerahnya langsung berhenti mendengar Zahira bergumam soal jam.

“Hei jam berapa sekarang?”

Zahira langsung menoleh ke asal suara, ternyata Daniah, salah seorang teman sekelasnya.

“Ooh heyyy, ya baru jam 10,”ucap Zahira sambil tersenyum, yang bertanya Cuma mengangguk dan berlalu terus kebelakang.

Bangku di sebelah Zahira kini terisi seorang perempuan, Zahira hanya menoleh dan tersenyum ramah, "sudah lama?” tanya wanita itu.

" Tidak juga” jawab Zahira ringkas.

Mereka lalu saling tersenyum kemudian sibuk dengan diri masing-masing.

Tak lama setelahnya, seseorang dengan pakaian rapi tanpa almamater masuk ke dalam ruangan, terus ke depan kelas sambil membawa map. Seisi ruangan jadi lengang.

“ Assalamu Alaikum, dan selamat pagi semua, perkenalkan nama ibu, Reyhana, saya adalah staf administrasi dan pengelola kampus ini”.

Berhenti sejenak memperhatikan isi kelas lalu melanjutkan,

"kedatangan ibu ke sini adalah ingin membagikan jadwal perkuliahan kalian sekaligus mata kuliah pilihan yang akan kalian ikuti selama satu semester kedepannya."

Sambil membuka map yang dibawanya tadi dan mulai membagikan beberapa lembar kertas keseluruh mahasiswa yang ada di ruangan itu. Selesai membagikan kertasnya, Ibu Reyhana pun kembali kedepan kelas.

"Silahkan diisi lengkap data-datanya, setelah selesai silahkan kumpul sama ketua tingkat dan nanti ketua tingkat yang bawa ke ruang staf administrasi kampus, fahaamm," Sambil mengedarkan pandangan.

“Ya buu." Jawab para mahasiswa serempak.

Zahirapun selesai mengisi kertasnya, lalu mengumpulnya ke ketua tingkat, dia ga perlu jauh-jauh karena ketua tingkatnya adalah wanita yang duduk disebelahnya tadi.

“ Rasti, nih punyaku sudah selesai," sambil menyodorkan miliknya tak lupa menyertainya dengan senyum. Yang dipangilpun menoleh,

”iyya sini.” Juga dengan senyum.

Sebenarnya waktu penunjukan ketua tingkat banyak yang memilih Zahira karena cerdas dan cekatan dalam mengerjakan tugas, namun karena sedikit intimidasi dari seniornya yakni Yeni yang mengatakan kalau dia tidak pantas menjadi ketua karena selalu terlambat dan tidak disiplin, sehinnga pilihan jatuh pada Rasti. Namun Zahira tidaklah mempersoalkan hal itu karena dia sendiripun tidak begitu menginginkan posisi tersebut.

Jam sudah menunjukkan pukul 11.20 menit saat Zahira meyelesaikan tugasnya, diapun bermaksud untuk meninggalkan ruangan, namun Rasti menahannya.

"Ra, bantuin dong, punyaku belum kelar nih!” ucap Rasti sambil mendongak menatap Rahira.

Karena banyak yang bertanya dan mana lagi yang mau menyetor tugas sehingga Rasti kewalahan mengerjakan tugasnya.

Yang dimintai tolong hanya mengangguk lalu duduk kembali mengumpul semua kertas yang ada di meja Rasti dan menumpuknya dimejanya sendiri.

Kini dialah yang menerima semua kertas yang disetor oleh teman-temannya. Tak lama kemudian seluruh isi kelas keluar satu per satu, kini tinggallah Zahira dan Rasti berdua.

"Nih semuanya sudah terkumpul” ujar Zahira sembari menyerahkan semua kertas ke meja Rasti.

'Makasih ya Ra," Rasti mengambil kertas itu lalu tersenyum penuh kepuasan.

Mereka pun berdiri untuk keluar dan meninggalkan kelas.

Sampai di koridor kampus mereka berpisah "aku duluan yah, mau menyetor ini dulu," sambil mengangkat tumpukan kertas ditangannya Rasti terus berlalu meninggalkan Zahira.

Sambil mengangguk dengan senyum manisnya, Zahira juga berlalu ke arah yang lain hendak segera pulang ke rumah.

Zahira terus berjalan hendak keluar kampus melewati kantin, tiba-tiba perutnya berteriak minta diisi saat aroma masakan menyeruak masuk dalam rongga hidungnya. bagaimanapun hari memang sudah menunjukkan waktu makan siang.

Zahira berhenti sejenak, terlihat bimbang menarik nafas lalu memantapkan langkah menuju kantin.

”Lebih baik makan dulu deh, lapar banget rasanya” katanya membatin.

Dari kejauhan tampak alfian tersenyum melihat kearah zahira berada.

Di dalam Kantin, sudak tampak ramai, Zahira celingak- celinguk mencari tempat kosong, matanya terhenti saat melihat ada meja kosong di samping teman kelasnya, Daniah.

Dia pun segera masuk dan menuju tempat itu. Zahira berniat menyapa Daniah, namun karena Daniah terlihat asyik mengobrol dengan 2 orang sahabatnya, Zahira mengurungkan niatnya.

Dia segera pergi memesan gado-gado sebentar kemudian sudah kembali dengan sepiring gado-gado dan segelas teh panas di tangannya.

Zahira pun duduk di samping Daniah yang masih serius dan tak memperdulikan Zahira yang kini duduk di samping mejanya.

Zahira melirik kearah Daniah, lalu tersenyum, kemudian mulai menyantap pesanannya itu.

"Beneran deh, ada suara jeritan semalam” suara Daniah terdengar jelas oleh Zahira.

“Iyya aku tau, cuma yaa ga mungkinkan ada orang di kamar itu, kamar itu kan kosong sejak pertama kita datang," timpal salah seorang teman daniah yang duduk satu meja dengannya sambil menatap Daniah penuh ragu.

“Apa jangan-jangaaaannn,haa ha hantu” ujar teman daniah yang satunya lagi dengan terbata. praak.. Daniah mengebrak meja.

“ Metaaa. jangan asal kalau bicara ya!!” Daniah membentak temanya yang ternyata namanya adalah Meta.

Mendengar meja digebrak sontak seluruh isi kantin jadi kaget. Terlebih-lebih Zahira yang sangat dekat dengan mereka. Tampak Yeni, senior mereka yang paling judes jadi sangat terganggu, angkat bicara

"Wooiyyy jangan berisik, kantin ini bukan punya kalian, mengertiii!!” kata Yeni setengah berteriak kesal.

Yang lain hanya diam karena merasa sudah terwakili oleh Yeni. Daniah dan temannya terdiam sejenak mendengar Yeni sewot, Bagaimanapun mereka sudah kenal banget sama senior yang satu ini.

Mereka memilih bicara sambil berbisik.

"Della, menurut kamu kalau bukan hantu terus apa dong?” tanya Meta, Daniah bernafas kesal, namun tidak bersuara sedikit pun.

Temannya yang dipanggil dengan nama Della pun tidak menyahut.

"Dan, Dilla, jawab dong, jangan diam gitu, aku jadi takut nihh?”wajah Meta memelas ketakutan.

“Ah entahlah, aku juga ga tau” jawab Daniah sambil terus mengaduk-aduk kuah baksonya.

"Aku sudah tiga kali mendengarnya, suaranya benar-benar menyayat hati, sebenarnya aku penasaran cuma aku benar-benar takut kalau-kalau itu benar han...tu” ujar Dilla dengan ekspresi muka sedikit takut.

"Bagaimana kalau kita pindah kos-kosan aja” kata Meta bersemangat.

” Ga bisa lah, kamu lupa syarat penyewaan, uang sewa tidak boleh ditarik kembali” Daniah mengingatkan Meta dengan tegas.

”Lagian dimana lagi kita dapat rumah semurah dan sebagus itu, udah gitu dekat dari kampus lagi." Della ikutan menimpali.

"Kamu tau sendiri kalau aku kuliah dengan mengandalkan beasiswa miskin yang diberikan kampus, mana bisa aku membayar rumah dengan harga mahal”sambung Della.

” Terus gimana dooong, Daniah, gimana niiih?” Meta terus bertanya sambil menguncang –guncang lengan daniah.

" Ahh diam ahh berisik!”ujar Daniah sewot.

Mendengar perbincangan Daniah dan sahabatnya, Zahira mencoba angkat bicara, sementara di pintu kantin tampak Alfian sedang mengedarkan pandangannya lalu tersenyum.

”Maaf ya teman-teman aku mendengar masalah kalian, bukannya aku mau ikut campur cuma aku mau ngasih tahu bahwa rasa takut itu muncul apabila kita meyakini dan mempercayai akan sesuatu yang menakutkan terutama hantu, karena sebenarnya rasa takut itu hanya ada dalam pikiran,” kata Zahira memulai ceramahnya.

Yang diceramahi hanya menoleh kearah Zahira lalu diam memperhatikan kata-katanya.

"Sebenarnya hantu itu mungkin memang ada, tapi kan ga kelihatan, tapi terkadang orang-orang bisa melihat penampakan yang menakutkan karena yaa mereka kepikiran teruus” Zahira berhenti sejenak lalu melanjutkan.

”Jadi, kalau kita ga memikirkan hal-hal yang aneh dan tetap berfikiran positif, maka kita ga akan ketakutan, lagian takut itu cuma sama Allah bukan sama hal-hal yang lain, sehinnga ketika kita takutnya hanya sama Allah tentunya para hantu dan konco-konconya akan ketakutan dan lari terbirit-birit saat bertemu dengan kita.” Ceramah Zahira diakhiri dengan senyum.

"Udah selesai ceramahnya ustasah?” Daniah tersenyum mengejek.

"Dengar ya cewek alim!” Daniah menyebut zahira demikian karena sejak awal pengenalan kampus sampai sekarang zahira tidak mau bersalaman dengan laki-laki dan itulah panggilan Zahira dari sebagian teman Zahira yang lain yang sampai saat ini agak kurang sreg dengan cara Zahira.

"Kamu sih enteng aja bilang begitu karena kamu orangnya alim banget, tapi kami ga sealim dirimu tau!” ucap Daniah sewot lalu kembali menghadapi mangkoknya.

“Iyya nih, jangankan orang alim, sholat aja ga pernah” timpal meta tersenyum mengejek.

”Yaaahh itu kamu aja kalii” balas Della menyeringai dan berpaling kearah yang lain.

Mendengar itu Zahira hanya tersenyum

”Ah maaf ya kalau aku mengganggu kalian, aku cuma ngasih tahu kok, ga ada maksud mengajari” ucap Zahira dan kembali menyantap gado-gadonya.

“Udah yuk, pulang” Daniah berdiri dan mengajak temannya pergi. Telinganya terasa panas dengar ceramah dari orang yang seumuran dengannya.

 

~BERSAMBUNG~

 

kepada teman-teman pembaca jangan lupa vote dan like ceritaku yaa.. komennya jugaa...😘

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

waahhh berhasil membuatku merinding nih 😍

2023-09-14

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

awesome ❤️❤️❤️

ijin promo thor 🙏

jgn lupa baca novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍭🍭🍭

kisah cinta beda agama,

jgn lupa tinggalkan jejak dg like and comment ya 🙏😁

2020-10-30

1

♈⛎♎ chann💫💫

♈⛎♎ chann💫💫

menarik

2020-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2 TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3 TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4 TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5 TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6 TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7 TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8 TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9 TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10 TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11 TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12 TALI GANTUNGAN ~PART12~
13 TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14 TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15 TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16 TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17 TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18 TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19 TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20 TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21 TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22 TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23 TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24 TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25 ~PART 25~
26 ~PART 26~
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29.
30 Part 30.
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34.
35 Part 35.
36 Part 36.
37 Part 37.
38 Part 38.
39 Part 39.
40 Part 40.
41 Part 41. Ratusan Jin.
42 Part 42. Melawan ratusan Jin.
43 Part 43. Suara tawa Amanda.
44 Part 44. Tidak tersentuh.
45 Part 45. Perang dingin.
46 Part 46. Kumat lagi.
47 Part 47. Biar adil.
48 Part 48. Di Rumah sakit.
49 Part 49. Air mata darah
50 Part 50. Terima kasih Amanda
51 Part 51. Bertubrukan
52 Part 52. Mengenal Amanda
53 Part 53. Usul Meta
54 Part 54. Rencana yang tertunda
55 Part 55. Kisah kelam Amanda
56 Part 56. Penyakit Yeni
57 PENGUMUMAN
58 Part 57. Masih sakit
59 Part 58. Jadi Imam
60 Part 59. Perkelahian
61 Part 60. Mengintip
62 Part 61. Zahira kerasukan
63 Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64 Part 63. Santet lagi
65 Part 64. Kekuatan iman
66 Part 65. Makan siang
67 Part 66. Salah paham
68 Part 67. Dikerjai Amanda
69 Part 68. Makan malam
70 Part 69. Pindah
71 Part 70. Rayuan gombal
72 Part 71. Mahluk yang sama
73 Part 71. Mahluk yang sama
74 Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75 Part 73. Sepiring berdua
76 Part 74. Berhadapan langsung
77 Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78 Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79 Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80 Part 78. Dosen atau Dokter
81 Part 79. Menantu idaman
82 Part 80. Kepuasan Amanda
83 Part 81. Saudara sesusuan
84 Part 82. Di Kantor Polisi
85 Part 83. Rencana Refreshing
86 Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87 Part 85. Mencari alamat
88 Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89 Part 87. Cemburu
90 Part 88. Patah hati
91 Part 88. Patah hati
92 Part 89. Duo galau
93 Part 90. Bertemu Amanda
94 Part 91. Desakan Pak Jin
95 Part 92. Bertemu mantan
96 Part 93. Tamu spesial
97 Part 94. Jalan-jalan
98 Part 95. Melihat rumah
99 Part 96. Ngeselin
100 Part 97. Calon istri Pak Khalid
101 Part 98. Gara-gara mantan
102 Part 99. Berbaikan
103 Part 100. Melawan sakit
104 Part 101. Cenat-cenut
105 Part 102. Dilamar
106 Part 103. Melayat
107 Part 104. Melayat (Sambungan)
108 Part 105. Rindu berat
109 Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110 Part 107. Surat kaleng
111 Pengumuman
112 Suara Apakah Itu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2
TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3
TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4
TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5
TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6
TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7
TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8
TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9
TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10
TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11
TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12
TALI GANTUNGAN ~PART12~
13
TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14
TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15
TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16
TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17
TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18
TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19
TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20
TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21
TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22
TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23
TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24
TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25
~PART 25~
26
~PART 26~
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29.
30
Part 30.
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34.
35
Part 35.
36
Part 36.
37
Part 37.
38
Part 38.
39
Part 39.
40
Part 40.
41
Part 41. Ratusan Jin.
42
Part 42. Melawan ratusan Jin.
43
Part 43. Suara tawa Amanda.
44
Part 44. Tidak tersentuh.
45
Part 45. Perang dingin.
46
Part 46. Kumat lagi.
47
Part 47. Biar adil.
48
Part 48. Di Rumah sakit.
49
Part 49. Air mata darah
50
Part 50. Terima kasih Amanda
51
Part 51. Bertubrukan
52
Part 52. Mengenal Amanda
53
Part 53. Usul Meta
54
Part 54. Rencana yang tertunda
55
Part 55. Kisah kelam Amanda
56
Part 56. Penyakit Yeni
57
PENGUMUMAN
58
Part 57. Masih sakit
59
Part 58. Jadi Imam
60
Part 59. Perkelahian
61
Part 60. Mengintip
62
Part 61. Zahira kerasukan
63
Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64
Part 63. Santet lagi
65
Part 64. Kekuatan iman
66
Part 65. Makan siang
67
Part 66. Salah paham
68
Part 67. Dikerjai Amanda
69
Part 68. Makan malam
70
Part 69. Pindah
71
Part 70. Rayuan gombal
72
Part 71. Mahluk yang sama
73
Part 71. Mahluk yang sama
74
Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75
Part 73. Sepiring berdua
76
Part 74. Berhadapan langsung
77
Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78
Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79
Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80
Part 78. Dosen atau Dokter
81
Part 79. Menantu idaman
82
Part 80. Kepuasan Amanda
83
Part 81. Saudara sesusuan
84
Part 82. Di Kantor Polisi
85
Part 83. Rencana Refreshing
86
Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87
Part 85. Mencari alamat
88
Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89
Part 87. Cemburu
90
Part 88. Patah hati
91
Part 88. Patah hati
92
Part 89. Duo galau
93
Part 90. Bertemu Amanda
94
Part 91. Desakan Pak Jin
95
Part 92. Bertemu mantan
96
Part 93. Tamu spesial
97
Part 94. Jalan-jalan
98
Part 95. Melihat rumah
99
Part 96. Ngeselin
100
Part 97. Calon istri Pak Khalid
101
Part 98. Gara-gara mantan
102
Part 99. Berbaikan
103
Part 100. Melawan sakit
104
Part 101. Cenat-cenut
105
Part 102. Dilamar
106
Part 103. Melayat
107
Part 104. Melayat (Sambungan)
108
Part 105. Rindu berat
109
Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110
Part 107. Surat kaleng
111
Pengumuman
112
Suara Apakah Itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!