Sesampainya di kelas, sudah banyak orang disana, Zahira langsung menuju ke bangkunya, meletakkan tasnya lalu duduk di kursinya. Dibukanya tasnya lalu meraih ponselnya, Zahira melihat jam, "mmm baru jam 10,” gumamnya.
Seseorang yang kebetulan lewat disampingnya menoleh kerahnya langsung berhenti mendengar Zahira bergumam soal jam.
“Hei jam berapa sekarang?”
Zahira langsung menoleh ke asal suara, ternyata Daniah, salah seorang teman sekelasnya.
“Ooh heyyy, ya baru jam 10,”ucap Zahira sambil tersenyum, yang bertanya Cuma mengangguk dan berlalu terus kebelakang.
Bangku di sebelah Zahira kini terisi seorang perempuan, Zahira hanya menoleh dan tersenyum ramah, "sudah lama?” tanya wanita itu.
" Tidak juga” jawab Zahira ringkas.
Mereka lalu saling tersenyum kemudian sibuk dengan diri masing-masing.
Tak lama setelahnya, seseorang dengan pakaian rapi tanpa almamater masuk ke dalam ruangan, terus ke depan kelas sambil membawa map. Seisi ruangan jadi lengang.
“ Assalamu Alaikum, dan selamat pagi semua, perkenalkan nama ibu, Reyhana, saya adalah staf administrasi dan pengelola kampus ini”.
Berhenti sejenak memperhatikan isi kelas lalu melanjutkan,
"kedatangan ibu ke sini adalah ingin membagikan jadwal perkuliahan kalian sekaligus mata kuliah pilihan yang akan kalian ikuti selama satu semester kedepannya."
Sambil membuka map yang dibawanya tadi dan mulai membagikan beberapa lembar kertas keseluruh mahasiswa yang ada di ruangan itu. Selesai membagikan kertasnya, Ibu Reyhana pun kembali kedepan kelas.
"Silahkan diisi lengkap data-datanya, setelah selesai silahkan kumpul sama ketua tingkat dan nanti ketua tingkat yang bawa ke ruang staf administrasi kampus, fahaamm," Sambil mengedarkan pandangan.
“Ya buu." Jawab para mahasiswa serempak.
Zahirapun selesai mengisi kertasnya, lalu mengumpulnya ke ketua tingkat, dia ga perlu jauh-jauh karena ketua tingkatnya adalah wanita yang duduk disebelahnya tadi.
“ Rasti, nih punyaku sudah selesai," sambil menyodorkan miliknya tak lupa menyertainya dengan senyum. Yang dipangilpun menoleh,
”iyya sini.” Juga dengan senyum.
Sebenarnya waktu penunjukan ketua tingkat banyak yang memilih Zahira karena cerdas dan cekatan dalam mengerjakan tugas, namun karena sedikit intimidasi dari seniornya yakni Yeni yang mengatakan kalau dia tidak pantas menjadi ketua karena selalu terlambat dan tidak disiplin, sehinnga pilihan jatuh pada Rasti. Namun Zahira tidaklah mempersoalkan hal itu karena dia sendiripun tidak begitu menginginkan posisi tersebut.
Jam sudah menunjukkan pukul 11.20 menit saat Zahira meyelesaikan tugasnya, diapun bermaksud untuk meninggalkan ruangan, namun Rasti menahannya.
"Ra, bantuin dong, punyaku belum kelar nih!” ucap Rasti sambil mendongak menatap Rahira.
Karena banyak yang bertanya dan mana lagi yang mau menyetor tugas sehingga Rasti kewalahan mengerjakan tugasnya.
Yang dimintai tolong hanya mengangguk lalu duduk kembali mengumpul semua kertas yang ada di meja Rasti dan menumpuknya dimejanya sendiri.
Kini dialah yang menerima semua kertas yang disetor oleh teman-temannya. Tak lama kemudian seluruh isi kelas keluar satu per satu, kini tinggallah Zahira dan Rasti berdua.
"Nih semuanya sudah terkumpul” ujar Zahira sembari menyerahkan semua kertas ke meja Rasti.
'Makasih ya Ra," Rasti mengambil kertas itu lalu tersenyum penuh kepuasan.
Mereka pun berdiri untuk keluar dan meninggalkan kelas.
Sampai di koridor kampus mereka berpisah "aku duluan yah, mau menyetor ini dulu," sambil mengangkat tumpukan kertas ditangannya Rasti terus berlalu meninggalkan Zahira.
Sambil mengangguk dengan senyum manisnya, Zahira juga berlalu ke arah yang lain hendak segera pulang ke rumah.
Zahira terus berjalan hendak keluar kampus melewati kantin, tiba-tiba perutnya berteriak minta diisi saat aroma masakan menyeruak masuk dalam rongga hidungnya. bagaimanapun hari memang sudah menunjukkan waktu makan siang.
Zahira berhenti sejenak, terlihat bimbang menarik nafas lalu memantapkan langkah menuju kantin.
”Lebih baik makan dulu deh, lapar banget rasanya” katanya membatin.
Dari kejauhan tampak alfian tersenyum melihat kearah zahira berada.
Di dalam Kantin, sudak tampak ramai, Zahira celingak- celinguk mencari tempat kosong, matanya terhenti saat melihat ada meja kosong di samping teman kelasnya, Daniah.
Dia pun segera masuk dan menuju tempat itu. Zahira berniat menyapa Daniah, namun karena Daniah terlihat asyik mengobrol dengan 2 orang sahabatnya, Zahira mengurungkan niatnya.
Dia segera pergi memesan gado-gado sebentar kemudian sudah kembali dengan sepiring gado-gado dan segelas teh panas di tangannya.
Zahira pun duduk di samping Daniah yang masih serius dan tak memperdulikan Zahira yang kini duduk di samping mejanya.
Zahira melirik kearah Daniah, lalu tersenyum, kemudian mulai menyantap pesanannya itu.
"Beneran deh, ada suara jeritan semalam” suara Daniah terdengar jelas oleh Zahira.
“Iyya aku tau, cuma yaa ga mungkinkan ada orang di kamar itu, kamar itu kan kosong sejak pertama kita datang," timpal salah seorang teman daniah yang duduk satu meja dengannya sambil menatap Daniah penuh ragu.
“Apa jangan-jangaaaannn,haa ha hantu” ujar teman daniah yang satunya lagi dengan terbata. praak.. Daniah mengebrak meja.
“ Metaaa. jangan asal kalau bicara ya!!” Daniah membentak temanya yang ternyata namanya adalah Meta.
Mendengar meja digebrak sontak seluruh isi kantin jadi kaget. Terlebih-lebih Zahira yang sangat dekat dengan mereka. Tampak Yeni, senior mereka yang paling judes jadi sangat terganggu, angkat bicara
"Wooiyyy jangan berisik, kantin ini bukan punya kalian, mengertiii!!” kata Yeni setengah berteriak kesal.
Yang lain hanya diam karena merasa sudah terwakili oleh Yeni. Daniah dan temannya terdiam sejenak mendengar Yeni sewot, Bagaimanapun mereka sudah kenal banget sama senior yang satu ini.
Mereka memilih bicara sambil berbisik.
"Della, menurut kamu kalau bukan hantu terus apa dong?” tanya Meta, Daniah bernafas kesal, namun tidak bersuara sedikit pun.
Temannya yang dipanggil dengan nama Della pun tidak menyahut.
"Dan, Dilla, jawab dong, jangan diam gitu, aku jadi takut nihh?”wajah Meta memelas ketakutan.
“Ah entahlah, aku juga ga tau” jawab Daniah sambil terus mengaduk-aduk kuah baksonya.
"Aku sudah tiga kali mendengarnya, suaranya benar-benar menyayat hati, sebenarnya aku penasaran cuma aku benar-benar takut kalau-kalau itu benar han...tu” ujar Dilla dengan ekspresi muka sedikit takut.
"Bagaimana kalau kita pindah kos-kosan aja” kata Meta bersemangat.
” Ga bisa lah, kamu lupa syarat penyewaan, uang sewa tidak boleh ditarik kembali” Daniah mengingatkan Meta dengan tegas.
”Lagian dimana lagi kita dapat rumah semurah dan sebagus itu, udah gitu dekat dari kampus lagi." Della ikutan menimpali.
"Kamu tau sendiri kalau aku kuliah dengan mengandalkan beasiswa miskin yang diberikan kampus, mana bisa aku membayar rumah dengan harga mahal”sambung Della.
” Terus gimana dooong, Daniah, gimana niiih?” Meta terus bertanya sambil menguncang –guncang lengan daniah.
" Ahh diam ahh berisik!”ujar Daniah sewot.
Mendengar perbincangan Daniah dan sahabatnya, Zahira mencoba angkat bicara, sementara di pintu kantin tampak Alfian sedang mengedarkan pandangannya lalu tersenyum.
”Maaf ya teman-teman aku mendengar masalah kalian, bukannya aku mau ikut campur cuma aku mau ngasih tahu bahwa rasa takut itu muncul apabila kita meyakini dan mempercayai akan sesuatu yang menakutkan terutama hantu, karena sebenarnya rasa takut itu hanya ada dalam pikiran,” kata Zahira memulai ceramahnya.
Yang diceramahi hanya menoleh kearah Zahira lalu diam memperhatikan kata-katanya.
"Sebenarnya hantu itu mungkin memang ada, tapi kan ga kelihatan, tapi terkadang orang-orang bisa melihat penampakan yang menakutkan karena yaa mereka kepikiran teruus” Zahira berhenti sejenak lalu melanjutkan.
”Jadi, kalau kita ga memikirkan hal-hal yang aneh dan tetap berfikiran positif, maka kita ga akan ketakutan, lagian takut itu cuma sama Allah bukan sama hal-hal yang lain, sehinnga ketika kita takutnya hanya sama Allah tentunya para hantu dan konco-konconya akan ketakutan dan lari terbirit-birit saat bertemu dengan kita.” Ceramah Zahira diakhiri dengan senyum.
"Udah selesai ceramahnya ustasah?” Daniah tersenyum mengejek.
"Dengar ya cewek alim!” Daniah menyebut zahira demikian karena sejak awal pengenalan kampus sampai sekarang zahira tidak mau bersalaman dengan laki-laki dan itulah panggilan Zahira dari sebagian teman Zahira yang lain yang sampai saat ini agak kurang sreg dengan cara Zahira.
"Kamu sih enteng aja bilang begitu karena kamu orangnya alim banget, tapi kami ga sealim dirimu tau!” ucap Daniah sewot lalu kembali menghadapi mangkoknya.
“Iyya nih, jangankan orang alim, sholat aja ga pernah” timpal meta tersenyum mengejek.
”Yaaahh itu kamu aja kalii” balas Della menyeringai dan berpaling kearah yang lain.
Mendengar itu Zahira hanya tersenyum
”Ah maaf ya kalau aku mengganggu kalian, aku cuma ngasih tahu kok, ga ada maksud mengajari” ucap Zahira dan kembali menyantap gado-gadonya.
“Udah yuk, pulang” Daniah berdiri dan mengajak temannya pergi. Telinganya terasa panas dengar ceramah dari orang yang seumuran dengannya.
~BERSAMBUNG~
kepada teman-teman pembaca jangan lupa vote dan like ceritaku yaa.. komennya jugaa...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
waahhh berhasil membuatku merinding nih 😍
2023-09-14
0
Radin Zakiyah Musbich
awesome ❤️❤️❤️
ijin promo thor 🙏
jgn lupa baca novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍭🍭🍭
kisah cinta beda agama,
jgn lupa tinggalkan jejak dg like and comment ya 🙏😁
2020-10-30
1
♈⛎♎ chann💫💫
menarik
2020-10-28
1