TALI GANTUNGAN ~PART 19~

Zahira duduk berjongkok sambil bersandar di pintu rumah kosnya, soalnya Daniah yang bawa kunci, sudah hampir sejam lamanya dia duduk di sana.

“Astagfirullah, kenapa mereka lama sekali ya?” batin daniah lalu mendengus, “Kayaknya memang harus pergi dan pulang bareng, soalnya kunci rumah cuma satu,” gumamnya.

Karena merasa pegal, perlahan dia bangkit dan berdiri, matanya langsung berbinar saat melihat ketiga temannya di kejauhan. Sebuah senyum mengembang dibibirnya. Dia hanya bisa berdiri menunggu.

“Eh Zahira kamu sudah datang, kapan?” Tanya Meta segera menghampiri.

“Padahal sudah sejak tadi kami tunggu kamu lewat di depan warung makan sana itu, eeh kamu ga muncul-muncul, tau-taunya ada di sini,” tukas Della.

“Salah sendiri, suka nyelonong sendirian” ucap Daniah tersenyum bengis.

“Kamu pulang lewat mana? Sampai kita ga liat kamu?” Tanya meta lagi.

“Aku diantar sama kak Alfian,” tukas Zahira.

“Ooo udah maen antar ya?” ledek Daniah dengan muka masam.

“Tidak kok, tadi itu adiknya Kak Fian nabrak Aku, kakiku sakit, jadi diantar pulang” jelas Zahira menunduk.

“Hah ditabrak, terus gimana, kamu terluka?” Tanya Meta sambil memeriksa badan Zahira disana-sini.

“Lebayyyy, lebayyy, orang dia tampak baek aja tuh, ya pasti ga luka lah,” ucap Della kesal.

“Iyya aku baik, cuma lapar aja, hehe,” jawab Zahira malu-malu.

Yang lain ikut ketawa kecuali Daniah yang Cuma mendengus kesal.

Daniah membuka pintu, mereka pun masuk dan seperti biasa, mereka tidak langsung masuk kamar melainkan singgah mengaso dulu di sofa menghilangkan penat sehabis jalan.

Akan tetapi Zahira terus menuju dapur mencari makan.

“Ehh kenapa tuh anak ke dapur, padahal kan kita belum masak” tanya Della heran.

“Terus kamu mau masak buat dia gitu?” balas Daniah sambil memandang Della kesal.

“Kasian Zahira pasti kelaparan, secara sekarang udah jam berapa?” tukas Meta.

“Ah aauuu ah, aku mau ke kamar."

Belum sempat masuk kamar, pintu rumah diketuk orang, mereka saling pandang.

Zahira mengambil minum, soalnya dia sadar ga ada makanan di sana, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

“Halo assalamu alaikum ummi” jawab Zahira.

“Waalaikum salam, Ra, kiriman umi udah sampai?”

“Ha, kiriman, ga ada tuh.”

“Ah masa sih, tadi kata abangnya dia sudah sampai,”

“Ya sudah biar aku lihat kedepan dulu ya ummi,”

“ya deh,”

saat mereka asyik ngobrol, Meta datang.

“Ra, ada orang nyari kamu, katanya ada kiriman buat kamu?” ucapnya sambil menarik Zahira keluar.

“Umi katanya kiriman datang, aku lihat dulu, ya ampuuuun Umii banyak amat,”

 

“Lho kan kamu berempat disitu kan? Ya udah Umi kirim banyak biar buat bagi-bagi, semua keperluan dapur udah umi taruh disitu, jadi kamu ga usah repot-repot ke pasar buat belanja ya, fokus belajar aja, jangan keluyuran, habis kuliah pulang, ya, umi khawatir nanti kamu kenapa-napa, dikota itu rentan Ra, faham maksud Umi kan?”

 

“Ya umi aku faham,”

“ Ya udah kalau gitu, assalamu alaikum,” telpon ditutup.

"Alaikum salam."

Zahira lalu memandangi kirimannya.

“Ini semua udah semuanya bang?” tanya Zahira saat si abang datang lagi bawa sekarung beras.

"Iyya dek, eh masih ada, tunggu sebentar,” lalu abang sopir segera kembali ke mobil mengambil sesuatu,

“Giiilaaaa, bwaaaaanyak beneer, buat apaan Ra,” tanya Meta mengedar pandang dengan wajah sumbringah

“Buat kita makan bareng” jawab Zahira ikutan senyum sementara Della cuma memandangi mereka bergantian, Daniah sendiri duduk lagi disofa dengan muka kurang seneng.

“Perasaan, aku juga orang kampung ga gitu-gitu amat deh,” gumamnya jengkel, entah apa sebabnya.

Si abang datang membawa kantong kresek.

“Inih dek, katanya isinya lontong sama lauknya” ujar siabang sambil menyodorkan kantongnya.

“Makasih ya bang, waah kebetulan banget aku lagi kelaparan” ujarnya seraya mengambil kantong.

“Ya udah abang pamit permisi dulu, marii dek” pamit si abang.

“Iyaa bang, makasih” jawab Meta dan Zahira bersamaan, siabang pun berlalu dan menghilang dibalik pintu.

“Ra, buka dong penasaran isinya apa aja?” pinta Meta tak sabar.

“Ayo bantuin!” ajak Zahira seraya meletakkan kantongnya, kemudian berjongkok didekat kardus besar di depannya.

Tiga kardus minyak kemasan dan satu karung beras, tiga sisir pisang, demikian jenis kiriman Zahira. Satu persatu kardus dibuka. Kardus pertama isinya minyak kemasan dan kerupuk, yang kedua, isinya cemilan dan abon. Sementara yang ketiga isinya telur asin.

“Wahhh gila banyak benar, ampe 3 bulan ga abis-abis ini, hahah!” Kata Della tertawa merasa lucu melihat kiriman umi Zahira.

“Ya kan ini buat berempat,” ucap Zahira menatap Della..

" Ya udah angkut kedalam yuk!” ajak Meta ga sabaran. Daniah Cuma mendengus malas.

Acara angkat mengangkat selesai, tinggal mengaturnya didapur.

“Ra, bagi nastar boleh ga?” tanya Della, “Iyya boleh, ambil aja,” kata zahira, “Della bagi dua” ujar Meta merebut nastar.

Daniah Cuma geleng-geleng,

“Iyya-iyya,” tukas della.

“Ga usah berebut kali, masih ada satu lagi tuh!” ucap Zahira sambil membuka kantong kreseknya

“By the way ada yang mau makan lontong ga?” sambungnya sambil mengambil piring.

“Ga silahkan aja, kita makan nastar di kamar, byeee!” ucap Meta sambil berlari ke kamar.

“Woiiii tungguiiin!” teriak Della sambil ikutan ke kamar.

Daniah menelan ludah melihat bungkusan kacang telur.

Berapa kali ditahan egonya buat bilang keempunya, rasanya malu karena udah kesal tanpa sebab tadi, tapi melihat kemurahan hati Zahira terbit rasa inginnya mencicipi satu kacang telur. “Daniah, kamu mau cemilan juga?” tanya Zahira sambil membuka lontongnya.

“Ahh itu kan buat kamu,” ujarnya malu-malu.

"Ga kok, umi kirimin buat kita semua makanya dibanyakin, kalau kamu mau ambil aja.” Perintah Zahira Sambil mengunyah makanannya.

“Ok deh aku ambil kacang, makasih ya” “Mm mmm” jawab zahira yang asyik mengunyah.

Daniah senyum sambil berlalu, sebungkus kacang telur sudah ditangannya.

“Kayaknya nih anak tajir deh, boleh juga tuh sekalian bisa ngirit uang bulanan, hah secara, emak ku susah nabungnya tiap bulan,” batin Daniah lalu masuk ke dalam kamar.

“Ya ampuuuun ngapain di kamarku” Daniah kaget melihat Della dan Meta udah disana asyik makan nastar sambil cengengesan entah apa yang lucu.

“Ya elaaaah biasanya juga begitu, bilang aja ga mau ketahuan kalau kamu ngambil cemilan” tukas Meta sambil ketawa.

“Idiiih siapa bilang ngambil, ini dikasih!” ujar Daniah sewot.

“Eh btw tuh anak pasti tajir, ya nggak?” lanjutnya.

“Iyya sih, udah gitu bae banget lagi Uminya,” sambung Della.

“Apa jangan-jangan dia ga diganggu hantu karena dia itu baik hati” tukas Meta.

“Weii yang benar dong, apa hubungannya, baik sama hantu!” bentak Daniah.

“Adalah, kan kata pak ustas orang baik disayang tuhan” jawab Meta

“Sabar kaliiiii” bantah daniah dan Della bersamaan, lalu mereka tertawa bersama

Tanpa menghiraukan suara tawa temannya, Zahira masuk kamarnya melepas jilbabnya lalu pergi berwudhu soalnya waktu dhuhur sudah berlalu hampir 2 jam.

Selesai sholat, Zahira membaca Alqur’annya, perempuan bermuka pucat yang bergelantung santai di atas ujung ranjangnya menjadi kegerahan, segera menggeliat lalu menghilang entah kemana.

Selama hampir setengah jam Zahira mengaji, rasa kantuk mulai menyerangnya, ia menyudahi bacaanya lalu tidur.

Setelah Zahirah terlelap dalam tidur siangnya, perempuan berwajah pucat muncul lagi dengan santai bergelantung di bawah kipas angin lalu tersenyum memandangi Zahira yang terlelap. Suara kerasak kerusuk dari luar akibat kehebohan teman Zahira membuat hantu tergantung itu menoleh lalu menarik senyum dibibir pucatnya.

Namun kali ini dia lebih memilih memandangi Zahira ketimbang mengganggu mereka lagi.

 

~BERSAMBUNG~

 

Terpopuler

Comments

emy safrida

emy safrida

ada gitu ya hantu pake' milih2 siapa yang mau di liatin. hehehehe...

2020-11-22

1

auristela

auristela

syuka banget ama zahira... di jahatin kayak apa juga dia ga pernah sakit hati bahkan dia selalu khusnuzon....

2020-10-21

1

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Feedback ya

Pendekar Tak Pernah Kalah.

2020-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2 TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3 TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4 TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5 TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6 TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7 TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8 TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9 TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10 TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11 TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12 TALI GANTUNGAN ~PART12~
13 TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14 TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15 TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16 TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17 TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18 TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19 TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20 TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21 TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22 TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23 TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24 TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25 ~PART 25~
26 ~PART 26~
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29.
30 Part 30.
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34.
35 Part 35.
36 Part 36.
37 Part 37.
38 Part 38.
39 Part 39.
40 Part 40.
41 Part 41. Ratusan Jin.
42 Part 42. Melawan ratusan Jin.
43 Part 43. Suara tawa Amanda.
44 Part 44. Tidak tersentuh.
45 Part 45. Perang dingin.
46 Part 46. Kumat lagi.
47 Part 47. Biar adil.
48 Part 48. Di Rumah sakit.
49 Part 49. Air mata darah
50 Part 50. Terima kasih Amanda
51 Part 51. Bertubrukan
52 Part 52. Mengenal Amanda
53 Part 53. Usul Meta
54 Part 54. Rencana yang tertunda
55 Part 55. Kisah kelam Amanda
56 Part 56. Penyakit Yeni
57 PENGUMUMAN
58 Part 57. Masih sakit
59 Part 58. Jadi Imam
60 Part 59. Perkelahian
61 Part 60. Mengintip
62 Part 61. Zahira kerasukan
63 Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64 Part 63. Santet lagi
65 Part 64. Kekuatan iman
66 Part 65. Makan siang
67 Part 66. Salah paham
68 Part 67. Dikerjai Amanda
69 Part 68. Makan malam
70 Part 69. Pindah
71 Part 70. Rayuan gombal
72 Part 71. Mahluk yang sama
73 Part 71. Mahluk yang sama
74 Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75 Part 73. Sepiring berdua
76 Part 74. Berhadapan langsung
77 Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78 Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79 Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80 Part 78. Dosen atau Dokter
81 Part 79. Menantu idaman
82 Part 80. Kepuasan Amanda
83 Part 81. Saudara sesusuan
84 Part 82. Di Kantor Polisi
85 Part 83. Rencana Refreshing
86 Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87 Part 85. Mencari alamat
88 Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89 Part 87. Cemburu
90 Part 88. Patah hati
91 Part 88. Patah hati
92 Part 89. Duo galau
93 Part 90. Bertemu Amanda
94 Part 91. Desakan Pak Jin
95 Part 92. Bertemu mantan
96 Part 93. Tamu spesial
97 Part 94. Jalan-jalan
98 Part 95. Melihat rumah
99 Part 96. Ngeselin
100 Part 97. Calon istri Pak Khalid
101 Part 98. Gara-gara mantan
102 Part 99. Berbaikan
103 Part 100. Melawan sakit
104 Part 101. Cenat-cenut
105 Part 102. Dilamar
106 Part 103. Melayat
107 Part 104. Melayat (Sambungan)
108 Part 105. Rindu berat
109 Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110 Part 107. Surat kaleng
111 Pengumuman
112 Suara Apakah Itu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2
TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3
TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4
TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5
TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6
TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7
TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8
TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9
TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10
TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11
TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12
TALI GANTUNGAN ~PART12~
13
TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14
TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15
TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16
TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17
TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18
TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19
TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20
TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21
TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22
TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23
TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24
TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25
~PART 25~
26
~PART 26~
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29.
30
Part 30.
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34.
35
Part 35.
36
Part 36.
37
Part 37.
38
Part 38.
39
Part 39.
40
Part 40.
41
Part 41. Ratusan Jin.
42
Part 42. Melawan ratusan Jin.
43
Part 43. Suara tawa Amanda.
44
Part 44. Tidak tersentuh.
45
Part 45. Perang dingin.
46
Part 46. Kumat lagi.
47
Part 47. Biar adil.
48
Part 48. Di Rumah sakit.
49
Part 49. Air mata darah
50
Part 50. Terima kasih Amanda
51
Part 51. Bertubrukan
52
Part 52. Mengenal Amanda
53
Part 53. Usul Meta
54
Part 54. Rencana yang tertunda
55
Part 55. Kisah kelam Amanda
56
Part 56. Penyakit Yeni
57
PENGUMUMAN
58
Part 57. Masih sakit
59
Part 58. Jadi Imam
60
Part 59. Perkelahian
61
Part 60. Mengintip
62
Part 61. Zahira kerasukan
63
Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64
Part 63. Santet lagi
65
Part 64. Kekuatan iman
66
Part 65. Makan siang
67
Part 66. Salah paham
68
Part 67. Dikerjai Amanda
69
Part 68. Makan malam
70
Part 69. Pindah
71
Part 70. Rayuan gombal
72
Part 71. Mahluk yang sama
73
Part 71. Mahluk yang sama
74
Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75
Part 73. Sepiring berdua
76
Part 74. Berhadapan langsung
77
Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78
Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79
Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80
Part 78. Dosen atau Dokter
81
Part 79. Menantu idaman
82
Part 80. Kepuasan Amanda
83
Part 81. Saudara sesusuan
84
Part 82. Di Kantor Polisi
85
Part 83. Rencana Refreshing
86
Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87
Part 85. Mencari alamat
88
Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89
Part 87. Cemburu
90
Part 88. Patah hati
91
Part 88. Patah hati
92
Part 89. Duo galau
93
Part 90. Bertemu Amanda
94
Part 91. Desakan Pak Jin
95
Part 92. Bertemu mantan
96
Part 93. Tamu spesial
97
Part 94. Jalan-jalan
98
Part 95. Melihat rumah
99
Part 96. Ngeselin
100
Part 97. Calon istri Pak Khalid
101
Part 98. Gara-gara mantan
102
Part 99. Berbaikan
103
Part 100. Melawan sakit
104
Part 101. Cenat-cenut
105
Part 102. Dilamar
106
Part 103. Melayat
107
Part 104. Melayat (Sambungan)
108
Part 105. Rindu berat
109
Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110
Part 107. Surat kaleng
111
Pengumuman
112
Suara Apakah Itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!