TALI GANTUNGAN ~PART 18~

Alfian memandangi Zahira melalui spion didepannya masih dengan rasa heran dan penasaran, tapi urung untuk bertanya.

Akhirnya diapun melajukan mobilnya perlahan dengan seribu tanda tanya.

Sementara si Abang yang sedari tadi berdiri menyaksikan dari kejauhan menarik nafas lega, sambil menggenggam erat uang ditangannya.

Yeni dan Nova sudah keluar dari ruang UKS, kini berjalan pincang memasuki kelasnya.

Suasana hening, hanya suara pak dosen yang terdengar menjelaskan, namun saat mereka memasuki ruangan, semua mata tertuju padanya tak terkecuali pak dosen.

“Yeni kamu kenapa?” Tanya pak dosen heran melihat kondisi Yeni yang lengannya diperban.

Yeni dan Nova berhenti mendengar pertanyaan itu.

“Habis ketabrak pak,” jawab Yeni lalu meneruskan langkahnya menuju bangkunya demikian juga nova.

“Jadi kamu yang ditabrak sama adiknya Fian?” tanya teman sekelas yeni.

“Kok bisa sih,” yang lain menimpali sampai kelas yang tadinya hening kini jadi riuh.

Sementara pak dosen memandangi mereka,

“Oke, cukup semua, bisa diam sebentar?” seru pak dosen membuat ruangan langsung tenang.

“Yeni, bisa kamu jelaskan kejadiannya?” tanya pak dosen lagi.

“Iyya pak. Itu tadi waktu istirahat kami keluar sebentar dan pas mau masuk kampus aku ditabrak motor di depan tempat parkir,” jelas Yeni.

“Jadi bukan karena adiknya Alfian?” ujar pak dosen lagi.

“Iyya pak, saya tidak tahu soal itu,” ungkap Yeni.

“Apa kamu baik-baik saja?”

“Iyya pak.”

“Baiklah mari kita teruskan pelajaran”. Pak dosen pun melanjutkan penjelasannya.

Yeni dan Nova saling pandang mereka tidak mengerti apa maksudnya, namun diam seribu bahasa karena takut mengganggu penjelasan dosen.

“Oo jadi karena itu Alfian lari keluar kampus tadi?” batin Yeni sambil memainkan pulpen ditangannya.

Ingatannya melayang ke kejadian tadi di mana Zahira terbang dihantam mobil. Tiba-tiba matanya terbelalak.

“oh tidak!” serunya kaget membuat konsentrasi Nova buyar demikian juga temannya yang lain.

Yeni segera membungkam mulutnya, untung pak dosen tidak mendengarnya.

“Kamu kenapa sih, ngelamun ya?” tanya Nova kesal sambil berbisik.

“Ehh jangan-jangan yang nabrak Zahira tadi itu....”Terang Yeni setengah berbisik ditelinga Nova namun tidak melanjutkan ucapannya.

Nova sudah berbalik kearahnya dengan mata terbelalak sambil menutup mulutnya.

“Jangan bilang adiknya Fian?” juga dengan berbisik dengan muka tegang. Yeni Cuma bisa meringis takut.

Mobil yang dikendarai Fian berhenti di depan kos-kosan Zahira. Perlahan Zahira membuka pintu lalu turun, demikian juga Fian, lalu memutar dan mendekati Zahira yang sudah duluan.

“Makasih ya kak udah antarin aku pulang,” ujarnya.

“Tidak justru aku yang harus minta maaf sekaligus berterima kasih, kamu tidak menuntut adikku,” jawab Fian.

Zahira Cuma tersenyum namun menyiratkan rasa takut diwajahnya, ketulusan diwajahnya seakan-akan hilang.

“Ra apa kamu marah padaku? Atau sama adikku?” tanya Fian penasaran melihat ekspresi wajah Zahira yang tampak shok.

“Ehm ga kok, aku tidak marah, aku masuk dulu ya kak," Dia pamit lalu beranjak pergi namun Alfian segera mencegahnya.

“Tunggu Ra, aku mau kamu jelasin kenapa kamu kayak gitu, ga biasanya muka kamu kayak gitu, kayak orang ketakutan, ada apa Ra, aku benra-benar penasaran dengan tingkah kamu,” jelas Fian.

“Maaf kak, mm aku ... mm aku ga terbiasa dibentak, walau itu orang lain, tapi aku tetap ketakutan, sekali lagi aku minta maaf, aku mau istirahat dulu” jawab Zahira mencoba melangkah. Sekali lagi Fian mencegahnya.

“Ra aku masih tidak mengerti, tolong jelasin, apa maksudmu, aku marah sama adikku tapi kamu yang ketakutan, aku ga faham Ra, tolong jelasin” pinta Fian

“Mm aku fobia sama suara bentakan, itu alasan kenapa dulu aku nangis waktu kekampus, karena tanteku membentak aku, itu juga alasan kenapa aku ada disini” terangnya.

“Tapi bukannya teman kamu suka marah sama kamu juga?” tanya Fian lagi.

“Iyya, tapi kan ga membentak, aku ga masalah dengan itu,” terang Zahira sambil melangkah masuk pekarangan,

Sementara Fian tak mampu berkata apa-apa melihat Zahira yang tampak shok, dirinya hanya bisa memandangi Zahira tak berkedip sampai masuk kedalam pekarangan, lalu melangkah kemobilnya, kemudian berlalu pergi dengan rasa bersalah.

Di dalam mobil, Fadil terus memandangi kakaknya penuh rasa sesal.

"Kakak menyukainya?” tanyanya setelah sekian lama memperhatikan kakaknya. Fian menoleh lalu memandang lurus dengan muka datar tanpa sepatah kata. Fadil semakin merasa bersalah.

“Kak aku minta maaf, aku bersalah, tadi aku benar-benar buru-buru, aku ada tugas kelompok dan aku sudah telat, sementara aku yang ketuanya,” ucap fadil lalu tertunduk lesu.

“Terus sekarang, kamu sudah ketemu anggota kelompokmu?, lihat apa yang terjadi?” tukas Fian menahan marah, lalu menarik nafas berat rasa kecewa tersirat jelas di wajahnya.

“Iyya kak, aku salah?” jawab adiknya. Alfian hanya memadang adiknya sekilas lalu memandang lurus ke depan dengan menghela nafas panjang dan berat.

Sesampai di depan kampus, Alfian turun Dari mobil, kini Fadil yang memegang kemudi.

“Hati-hati jalannya, ingat, takkan lari gunung dikejar!” nasihatnya keadiknya sambil melangkah pergi.

Baru saja ia memasuki gedung kampusnya, tapi pak dosen sudah keluar dan berpapasan dengannya dikoridor, “Oh Fian kamu sudah datang, bagaimana adikmu?” tanya pak dosen.

“Iyya pak, adikku baik, alhamdulillah,” jawabnya.

“Ya sudah kalau begitu, bapak duluan,” “iyya pak”.

Pak dosenpun berlalu pergi demikian juga Alfian bergegas menuju kelsanya.

Baru saja ia memasuki kelas, teman-temannya langsung menyerbunya, berbagai pertanyaan dilontarkan,

“Bagimana adikmu, apa dia terluka, bagaimana kabar korbannya,” demikian sebagian besar pertanyaan yang dilontarkan, namun Alfian hanya diam dan terus berlalu menuju bangkunya, lalu mengambil tasnya.

Sedangkan Yeni dan Nova cuma memandang penuh rasa was-was. Karena tidak mendapat jawaban, keriuhan pertanyaan kini mereda. Barulah Fian angkat bicara.

“Adikku baik-baik saja, untungnya yang ditabrak juga tidak terluka, sialnya yang ditabrak Zahira, mahasiswa baru yang...” belum sempat Alfian bicara

“Yang suka jalan sama kamu itu?” kok bisa sih," serbu teman-temannya memotong ucapannya.

Mendengar pejelasan Fian yang terpotong membuat mata Yeni dan Nova terbelalak, jantungnyan seakan akan hilang dari tempatnya.

Mereka pun saling pandang, tak mampu berucap. Yeni segera mengerling pada Nova mengisyaratkan segera keluar dari kelas.

Dengan perlahan Nova menarik tasnya lalu bangkit dari kursinya, demikian juga Yeni, tidak seorang pun yang curiga dengan tingkah mereka karena terlalu penasaran dengan cerita Fian.

Sementara Fian sibuk menjawab pertanyaan temannya, Yeni dan Nova sudah kabur dari sana.

Begitu keluar dari kelas, mereka mendekati salah satu teman kelasnya yang sudah keluar juga.

“Yaya!” panggil Yeni dengan ramah. Yang dipanggil segera menoleh, yeni dan Nova segera mendekatinya.

“Kok semua orang tahu adiknya Alfian kecelakaan, padahal kami tidak, kapan kecelakaannya?” tanya Yeni.

“Tadi pas dikelas, ada yang menelfon Fian, terus Fian minta izin keluar karena adiknya menabrak orang di depan kampus, begitu tadi katanya,” jelas mahasiswa yang namanya Yaya ini. “Oooh, makasih ya udah ngasih tahu,” kata Nova sambil menepuk pundak yaya.

“tapi tumben tanya ke aku, bukannya tanya langsung?” tanya yaya lagi.

“Ah ha ha, itu soalnya banyak orang berkerumun, percuma kan ga bakal kedengaran juga." Balas Yeni gelagapan merasa dicurigai.

“Ya udah makasih banyak ya aku pergi dulu,” ucapnya lagi kemudian berlalu sambil menarik lengan Nova. Sementara yaya Cuma memandanginya geleng-geleng kepala..

.

.

.

.

Besok disambung lagi..

Author akan sangat berterima kasih jika kawan-kawan pembaca memberikan komen dan kritiknya, agar author ada perkembangan, soalnya ini adalah kali pertama saya menulis karya meskipun sudah menjadi pembaca selama puluhan tahun.

Terpopuler

Comments

auristela

auristela

semangat kak...

2020-10-21

1

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Feedback ya

Pendekar Tak Pernah Kalah

2020-09-18

1

Ita Yulfiana

Ita Yulfiana

like 14

2020-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2 TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3 TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4 TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5 TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6 TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7 TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8 TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9 TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10 TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11 TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12 TALI GANTUNGAN ~PART12~
13 TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14 TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15 TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16 TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17 TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18 TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19 TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20 TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21 TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22 TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23 TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24 TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25 ~PART 25~
26 ~PART 26~
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29.
30 Part 30.
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34.
35 Part 35.
36 Part 36.
37 Part 37.
38 Part 38.
39 Part 39.
40 Part 40.
41 Part 41. Ratusan Jin.
42 Part 42. Melawan ratusan Jin.
43 Part 43. Suara tawa Amanda.
44 Part 44. Tidak tersentuh.
45 Part 45. Perang dingin.
46 Part 46. Kumat lagi.
47 Part 47. Biar adil.
48 Part 48. Di Rumah sakit.
49 Part 49. Air mata darah
50 Part 50. Terima kasih Amanda
51 Part 51. Bertubrukan
52 Part 52. Mengenal Amanda
53 Part 53. Usul Meta
54 Part 54. Rencana yang tertunda
55 Part 55. Kisah kelam Amanda
56 Part 56. Penyakit Yeni
57 PENGUMUMAN
58 Part 57. Masih sakit
59 Part 58. Jadi Imam
60 Part 59. Perkelahian
61 Part 60. Mengintip
62 Part 61. Zahira kerasukan
63 Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64 Part 63. Santet lagi
65 Part 64. Kekuatan iman
66 Part 65. Makan siang
67 Part 66. Salah paham
68 Part 67. Dikerjai Amanda
69 Part 68. Makan malam
70 Part 69. Pindah
71 Part 70. Rayuan gombal
72 Part 71. Mahluk yang sama
73 Part 71. Mahluk yang sama
74 Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75 Part 73. Sepiring berdua
76 Part 74. Berhadapan langsung
77 Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78 Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79 Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80 Part 78. Dosen atau Dokter
81 Part 79. Menantu idaman
82 Part 80. Kepuasan Amanda
83 Part 81. Saudara sesusuan
84 Part 82. Di Kantor Polisi
85 Part 83. Rencana Refreshing
86 Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87 Part 85. Mencari alamat
88 Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89 Part 87. Cemburu
90 Part 88. Patah hati
91 Part 88. Patah hati
92 Part 89. Duo galau
93 Part 90. Bertemu Amanda
94 Part 91. Desakan Pak Jin
95 Part 92. Bertemu mantan
96 Part 93. Tamu spesial
97 Part 94. Jalan-jalan
98 Part 95. Melihat rumah
99 Part 96. Ngeselin
100 Part 97. Calon istri Pak Khalid
101 Part 98. Gara-gara mantan
102 Part 99. Berbaikan
103 Part 100. Melawan sakit
104 Part 101. Cenat-cenut
105 Part 102. Dilamar
106 Part 103. Melayat
107 Part 104. Melayat (Sambungan)
108 Part 105. Rindu berat
109 Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110 Part 107. Surat kaleng
111 Pengumuman
112 Suara Apakah Itu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2
TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3
TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4
TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5
TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6
TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7
TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8
TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9
TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10
TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11
TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12
TALI GANTUNGAN ~PART12~
13
TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14
TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15
TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16
TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17
TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18
TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19
TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20
TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21
TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22
TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23
TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24
TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25
~PART 25~
26
~PART 26~
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29.
30
Part 30.
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34.
35
Part 35.
36
Part 36.
37
Part 37.
38
Part 38.
39
Part 39.
40
Part 40.
41
Part 41. Ratusan Jin.
42
Part 42. Melawan ratusan Jin.
43
Part 43. Suara tawa Amanda.
44
Part 44. Tidak tersentuh.
45
Part 45. Perang dingin.
46
Part 46. Kumat lagi.
47
Part 47. Biar adil.
48
Part 48. Di Rumah sakit.
49
Part 49. Air mata darah
50
Part 50. Terima kasih Amanda
51
Part 51. Bertubrukan
52
Part 52. Mengenal Amanda
53
Part 53. Usul Meta
54
Part 54. Rencana yang tertunda
55
Part 55. Kisah kelam Amanda
56
Part 56. Penyakit Yeni
57
PENGUMUMAN
58
Part 57. Masih sakit
59
Part 58. Jadi Imam
60
Part 59. Perkelahian
61
Part 60. Mengintip
62
Part 61. Zahira kerasukan
63
Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64
Part 63. Santet lagi
65
Part 64. Kekuatan iman
66
Part 65. Makan siang
67
Part 66. Salah paham
68
Part 67. Dikerjai Amanda
69
Part 68. Makan malam
70
Part 69. Pindah
71
Part 70. Rayuan gombal
72
Part 71. Mahluk yang sama
73
Part 71. Mahluk yang sama
74
Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75
Part 73. Sepiring berdua
76
Part 74. Berhadapan langsung
77
Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78
Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79
Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80
Part 78. Dosen atau Dokter
81
Part 79. Menantu idaman
82
Part 80. Kepuasan Amanda
83
Part 81. Saudara sesusuan
84
Part 82. Di Kantor Polisi
85
Part 83. Rencana Refreshing
86
Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87
Part 85. Mencari alamat
88
Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89
Part 87. Cemburu
90
Part 88. Patah hati
91
Part 88. Patah hati
92
Part 89. Duo galau
93
Part 90. Bertemu Amanda
94
Part 91. Desakan Pak Jin
95
Part 92. Bertemu mantan
96
Part 93. Tamu spesial
97
Part 94. Jalan-jalan
98
Part 95. Melihat rumah
99
Part 96. Ngeselin
100
Part 97. Calon istri Pak Khalid
101
Part 98. Gara-gara mantan
102
Part 99. Berbaikan
103
Part 100. Melawan sakit
104
Part 101. Cenat-cenut
105
Part 102. Dilamar
106
Part 103. Melayat
107
Part 104. Melayat (Sambungan)
108
Part 105. Rindu berat
109
Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110
Part 107. Surat kaleng
111
Pengumuman
112
Suara Apakah Itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!