Warisan

"Utiiii.... " Aksa berlari kearah neneknya saat mereka sudah sampai di halaman rumah orangtua Yesha.

"Eh, cucu uti sudah datang... " bu Hasna menyambut cucunya dengan sangat bahagia, dan langsung memeluk cucu satu-satunya itu.

"Kamu sudah datang, nduk? " sapa ibu Hasna ketika melihat anaknya berjalan mendekat.

"Iya bu, " Yesha langsung mencium tangan renta ibunya.

"Ayo masuk. "

Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam rumah. Suasana rumah yang sepi seperti biasa. Bu Hasna langsung masuk ke dalam dapur untuk mengambilkan anak dan cucunya minum namun dilarang Yesha.

"Ga usah repot-repot, bu. Nanti kalau haus, aku bisa ambil sendiri. "

"Ya wes lek, ngunu. " (Ya udah kalau begitu)

"Suamimu mana kok ga ikut? " Bu Hasna yang sejak tadi sudah gatal ingin menanyakan kenapa Dika tidak ikut.

"Mas Dika repot bu, jadi ga bisa ambil cuti. kalau hari ini ngantar aku, nanti malem mas Dika harus pulang. Aku kasihan nanti mas Dikanya capek, belum besok harus kerja. " ujar Yesha memberi alasan.

"Oh, begitu. Ya wes kalau begitu. Ibu takut kalau ada masalah di rumah tanggamu, nduk. "

"Enggak kok bu." jawab Yesha singkat.

"Bapak sama Danu kemana, Bu. Kok ga kelihatan? "

"Biasa kalau jam segini masih di sawah, tadi di bantu Danu yang iku bapak. "

"Oohh.... " yesha hanya membulatkan bibirnya.

"Aku mau istirahat dulu,bu. Capek.." keluhnya

"Ya wes istirahato, Aksa biar ibu yang jaga. "

Yesha akhirnya beranjak dari duduknya, dan masuk ke dalam kamar tempatnya menghabiskan waktu, dulu. Kamar yang tetap sama, tanpa ada perubahan sama sekali.

Yesha membaringkan tubuhnya di atas kasur yang sudah tidak lagi empuk, tapi membuatnya nyaman. Pikirannya menerawang jauh ke depan, haruskah dia jujur kepada kedua orang tuanya tentang masalah rumah tangganya selama ini. Agar jika terjadi sesuatu dia tidak pernah di salahkan nantinya. Ya, sebaiknya Yesha jujur pada kedua orang tuanya, agar dia tidak menanggung beban sendiri. Dan siapa tau orang tuanya akan memberi solusi. Akhirnya Yesha tertidur, setelah lelah berpikir.

Pintu kamar Yesha di ketuk, setelah beberapa jam dia tidur.

Tok...tok...tok...

"Yes, tangi nduk. Wes sore iki." terdengar suara bu Hasna yang membangunkan anaknnya. (Yes,bangun Nduk. Ini sudah sore.)

Dengan malas Yesha bangun dari tidurnnya. Yesha mengambil ponselnya dan melihat jam, ternyata sudah jam empat sore.

"nyenyak sekali tidurku." gumamnya.

Yesha kemudian keluar dari kamar, dilihatnya bapak dan adiknya sudah datang dan bercanda dengan Aksa yang sudah terlihat segar. Pasti ibunya yang sudah memandikannya. Ibunya memang sangat menyayangi Aksa, beda dengan ibu mertuanya. Jangankan sayang, melihatpun tak pernah. Karena itu, Aksa lebih sayang dengan utinya daripada dengan nenek dari ayahnya.

Yesha kemudian mendekat lalu menyalami tangan pak Prambudi bapaknya, yang biasa di panggil pak Pram oleh orang-orang.

" Kamu nduk... Cepat mandi sana, ini udah sore."

Yesha menurut dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah makan malam mereka semua duduk lesehan di atas kapet sambil nonton televisi. Sambil ngobrol santai.

" Nduk, " wajah pak Pram Tiba-tiba berubah seriius menatap Yesha.

" Ceritalah jika ada yang ingin kamu ceritakan kepada kami. Jangan kau pendam sendiri. Bagaimanapun kami masih orang tuamu dan kamu masih anak kami," Pak Pram mulai bicara serius.

"Ga ada apa-apa ,pak." Kilah Yesha yang masih tidak mau jujur.

"Jujur saja, nduk. Aksa tadi cerita sama utinya kalau kamu sering bertengkar dengan ayahnya." Akhinya pak Pram mengemukakan alasannya, kenapa Yesha harus jujur.

" Deg...." yesha melupakan Aksa. Kenapa dia tadi tidak memberikan briefing kepada anaknya itu agar tidak bicara yang aneh-aneh kepada orang tuanya.

Akhirnya, Yesha menceritakan apa yang terjadi pada rumah tangganya selama ini. Tentang ibu mertuanya yang selalu menghinanya dan Dika yang tidak pernah membelanya. Hingga akhirnya dia bekerja, sesuai permintaan ibu mertua dan suaminya.

Hancur hati Pak Pram dan Bu Hasna setelah mendengar cerita dari anaknya itu. Anak yang tidak pernah dia perlakuan buruk, tapi mendapat perlakukan buruk oleh keluarga suaminya. Marah dan kecewa itu yang di rasakan orang tua Yesha.

"Sudah, nak. Sekarang apa yang akan kamu lakukan dengan rumah tangga yang tidak sehat ini? " tanya Pak Pram, setelah bisa mengontrol dirinya.

"Aku masih akan mencoba untuk bertahan, Pak. Hanya demi Aksa, lagipula sekarang aku sudah kerja. Jadi mereka sudah tidak bisa seenaknya padaku lagi, Pak. Namun jika aku sudah tidak kuat, maka aku akan mundur. Aku harap Bapak dan Ibu akan selalu mendukung ku, dan tidak pernah menyalahkanku nanti. " ujar Yesha dengan keputusannya.

"Baiklah, jika itu keputusan mu. Bapak dan ibu akan selalu mendukung keputusanmu. Tapi, bapak juga mau membungkam mulut busuk mertuamu itu, nduk. " kata Pak Pram masih sedikit emosi

"Caranya? " tanya Yesha tak mengerti.

"Besok kamu ikut bapak, Kita urus penjualan tanah yang akan diambil alih Developer. Nanti uangnya kamu yang bawa. Tutup mulut mertuamu itu dengan kesuksesanmu, nduk. Apa mereka masih bisa menghinamu nanti. Untung saja Dika tidak ikut kemari, kalau tau ternyata seperti ini kehidupan mu setelah menikah."

Yesha mengangguk setuju dengan ucapan terakhir bapaknya, lalu dia berkata " masalah uang sawah, Ga bisa gitu Pak, kan masih ada Danu yang berhak. " Yesha merasa tak enak, sambil menoleh ke arah Danu yang dari tadi menyimak perbincangan mereka. Yesha juga melihat ada api kemarahan di mata Danu sejak tadi.

"Wes, kalau Danu gampang. Bapak masih ada sawah warisan dari mbahmu. itu nanti biar buat bagiannya Danu. Yang ini, yang akan dibuat perumahan ini kamu ambil sebagai bagianmu. Jika kamu merasa tidak enak sama Danu, kamu buktikan dulu kalau kamu bisa sukses. Nanti kamu kuliahkan Danu di kota. Bukankah sebuah ilmu itu lebih berharga daripada sebongkah emas."

Yesha mulai mengerti maksud kata-kata bapaknya, lalu dia mengangguk dengan pasti.

"Iya, Pak. " jawab Yesha dengan antusias. "Ga papa ta dek, yang itu buat mbak. " tanya Yesha kepada Danu, karena merasa tidak enak.

"Ga papa mbak, toh nanti kalau Aku sudah kerja, aku bisa beli sawah lagi. " kekehnya, dan membuat semua orang ikut tertawa

Yesha kemudian berjalan kearah adiknya dan memeluknya. "Makasih ya, Nu? "

"Iyo mbak, pokok mbak janji harus jadi orang sukses. Biar bisa menutup mulut mereka yang sudah menghina embak dan keluarga kita. "

"Iya, NU. pasti. " jawab Yesha dengan penuh semangat.

****************

Keesokan harinya setelah disepakati tadi malam, Yesha dan bapaknya pergi ke kantor desa untuk menemui pihak developer yang akan melakukan transaksi. Setelah transaksi berakhir Yesha dan bapaknya langsung menuju bank terdekat bersama pihak terkait untuk memasukkan uang yang mereka terima ke dalam bank.

Yesha tersenyum lebar penuh ejekan. Sepertinya moodnya hari ini sangat bagus. Karena dia akan mendapat uang dan akan menutup mulut mereka yang selama ini menghinanya. Sudah banyak hal yang ada di otaknya, yang akan dia lakukan setelah kembali ke rumah deritanya.

Seminggu telah berlalu, seminggu itu pula Yesha tidak menyalakan ponselnya. Yesha memang sengaja melakukannya, karena tidak ingin moodnya menjadi buruk selama bersama keluarganya. Ponselnya dalam mode pesawat selama seminggu ini, karena dipakai main game sama Aksa. Dan ini hari terakhir Yesha berada di rumah orang tuanya, jadi dia putuskan akan menghidupkan kembali ponselnya dalam mode normal.

Setelah ponselnya kembali normal, terdapat banyak panggilan masuk dan pesan yang dikirimkan Dika kepadanya. Yang berisi, kapan pulang, kenapa tidak bisa dihubungi dan banyak lagi kata-kata cacian disana yang tidak perlu Yesha baca karena akan membuat nya sakit hati dan langsung menghapusnya saja.

"Pak, bu. Yesha pulang dulu ya. Bapak dan Ibu jaga kesehatan disini. " pamit Yesha kepada kedua orang tuanya.

"Kamu yang hati-hati disana. Kalau ada apa-apa, segera hubungi kami di sini. " kata bapak memberi pesan.

"Iya pak. "

Setelah berpamitan, Yesha dan Aksa pergi ke terminal dengan di antar Danu yang menggunakan motor maticnya.

"Mbak pergi dulu ya, Nu. Nanti kalau mbak berhasil, InsyaAllah mbak akan nguliahin kamu di sana. " kata Yesha sebelum dia pergi.

"Iya mbak, yang penting mbak baik-baik saja disana. Buat Danu sudah cukup. " kata Danu menyalami tangan kakaknya itu.

Lalu beralih ke Aksa, lalu berkata "Jaga ibumu ya, jagoan. "

Aksa mengangguk dan mereka berdua melakukan tos tinju.

Akhirnya, Yesha dan Aksa kembali ke kota tempatnya yang penuh hinaan dan cacian baginya. Tapi tidak kali ini. Yesha kembali dengan membawa misi penting, yaitu merubah dirinya menjadi lebih baik dan menutup mulut-mulut mereka yang selalu menghinanya.

"Bismillah... semoga dilancarkan oleh Allah. "

to be continued.

Terpopuler

Comments

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

g sah crta dong kl punya byk uang nnti d perdaya d tipu pura2 baik tp dimnfaatin...jgn ya

2024-03-30

1

Modish Line

Modish Line

Dika & keluarganya kayanya sakit jiwa deh masa engga sayang sama Aksa sih kan itu anaknya Dika berarti cucu mereka dong

2023-07-08

2

Sukliang

Sukliang

maksud tutup mulut?
kasih duit ke mertua bau tanah?
jangannnn

2023-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Tajamnya Lidah Mertua
2 Mencoba Melawan
3 Alasan Bekerja
4 Hari Pertama Bekerja
5 Telpon Dari Ibu
6 Pulang Kampung
7 Warisan
8 Langkah Pertama
9 Mulai Terkuak
10 Mulai Terkuak ( 2 )
11 Alasan Menikahi Yesha
12 Talak
13 Pergi Dari Rumah
14 Mengunjungi Bu Dian.
15 Penyesalan Dika
16 Kedatangan Bu Erina
17 Bekal Makan Siang
18 Surat Cerai
19 Bertemu Calon Mantan
20 Ayah Sementara
21 Desakan Dari Ibu Ayu
22 Janda Terhormat
23 Ketok Palu
24 Penyesalan dan Rasa Syukur
25 Toko Perhiasan
26 Penasaran
27 Perasaan Abhi
28 Masa Lalu Abhi
29 Hasutan Bu Ayu
30 Pertemuan Tak Disengaja
31 Pertemuan Tak Disengaja ( 2 )
32 Pertemuan Tak Di Sengaja ( 3 )
33 Keputusan Dika
34 Perjuangan dan Obsesi
35 Pernikahan Dika
36 Permintaan Papa
37 Keinginan Aksa
38 Rencana Papa Abhi
39 Harus Meyakinkan Diri
40 Bertemu Sahabat Lama
41 Alasan Abhi Menghilang
42 Keadaan Vio
43 Shock Therapy
44 Lamaran Tidak Langsung
45 Dewasa dan Kekanakan
46 Remaja Tua
47 Toko Perhiasan ( 2 )
48 Manipulasi Keadaan
49 Abhi dan Yesha
50 Tidak Tau Malu
51 CEO Baru
52 Ancaman Abhi
53 Istri Idaman
54 Menyusul Keputusan Yesha
55 Bertemu Yesha
56 Bukan Seorang Malaikat
57 Kekhawatiran Abhi
58 Obrolan Dua Pria
59 Sah
60 Resepsi
61 Hadiah Dari Jihan
62 Malam Pertama
63 Permintaan Vio
64 Pesan Terakhir
65 Karma Yang Bekerja
66 Mencari Suami Untuk Dila
67 Dila Pergi
68 Boomerang
69 Pembantu Ngelunjak
70 Hamil
71 Kabar Bahagia
72 Ketahuan
73 Dila Kabur
74 Memohon Maaf
75 Bertemu Dika
76 Bertemu Dika (2)
77 Hasil Tes DNA
78 Karma
79 Dika Mau Menikah Lagi?
80 Sadar
81 Keinginan Dua Bocah
82 Rencana Dika
83 Mempermalukan
84 Bertemu Agus
85 Ungkapan Rasa
86 Dika Dan Maya
87 Erhan dan Nisa Menyapa
88 Mario
89 Masa Lalu
90 Fakta
91 Ulang Tahun Abhi
92 Drama Suami Istri
93 Fakta Tentang Arum
94 Keputusan Arum
95 Drama Tiga Wanita
96 Pernikahan Dila dan Agus
97 Kedatangam Bu Ayu
98 Pemintaan Maaf
99 Dila Melahirkan
100 Pernikahan Maya dan Mario
101 Cerita Arum
102 Arion Menyapa
103 Akhir Dari Semua Kisah Bahagia
104 Author Menyapa
105 #S2 Dika 1
106 #S2 Dika 2
107 #S2 Dika 3
108 #S2 Dika 4
109 #S2 Dika 5
110 #S2 Dika 6
111 #S2 Dika 7
112 #S2 Dika 8
113 #S2 Dika 9
114 #S2 Dika 10
115 #S2 Dika 11
116 #S2 Dika 12
117 #S2 Dika 13
118 #S2 Dika 14
119 #S2 Dika 15
120 #S2 Dika 16
121 #S2 Dika 17
122 #S2 Dika 18
123 #S2 Dika 19
124 #S2 Dika 20
125 #S2 Dika 21
126 #S2 Dika 22
127 #S2 Dika 23
128 #S2 Dika 24
129 #S2 Dika 25
130 #S2 Dika 26
131 #S2 Dika 27 (Dika Dan Aksa)
132 #S2 Dika 28
133 #S2 Dika 29
134 #S2 Dika 30
135 #S2 Dika 31
136 #S2 Dika 32
137 #S2 Dika 33
138 #S2 Dika 34
139 #S2 Dika 35
140 #S2 Dika 36
141 #S2 Dika 37
142 #S2 Dika 38
143 #S2 Dika 39
144 #S2 Dika 40
145 Promosi Novel
146 #S2 Dika 41 (End)
147 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Tajamnya Lidah Mertua
2
Mencoba Melawan
3
Alasan Bekerja
4
Hari Pertama Bekerja
5
Telpon Dari Ibu
6
Pulang Kampung
7
Warisan
8
Langkah Pertama
9
Mulai Terkuak
10
Mulai Terkuak ( 2 )
11
Alasan Menikahi Yesha
12
Talak
13
Pergi Dari Rumah
14
Mengunjungi Bu Dian.
15
Penyesalan Dika
16
Kedatangan Bu Erina
17
Bekal Makan Siang
18
Surat Cerai
19
Bertemu Calon Mantan
20
Ayah Sementara
21
Desakan Dari Ibu Ayu
22
Janda Terhormat
23
Ketok Palu
24
Penyesalan dan Rasa Syukur
25
Toko Perhiasan
26
Penasaran
27
Perasaan Abhi
28
Masa Lalu Abhi
29
Hasutan Bu Ayu
30
Pertemuan Tak Disengaja
31
Pertemuan Tak Disengaja ( 2 )
32
Pertemuan Tak Di Sengaja ( 3 )
33
Keputusan Dika
34
Perjuangan dan Obsesi
35
Pernikahan Dika
36
Permintaan Papa
37
Keinginan Aksa
38
Rencana Papa Abhi
39
Harus Meyakinkan Diri
40
Bertemu Sahabat Lama
41
Alasan Abhi Menghilang
42
Keadaan Vio
43
Shock Therapy
44
Lamaran Tidak Langsung
45
Dewasa dan Kekanakan
46
Remaja Tua
47
Toko Perhiasan ( 2 )
48
Manipulasi Keadaan
49
Abhi dan Yesha
50
Tidak Tau Malu
51
CEO Baru
52
Ancaman Abhi
53
Istri Idaman
54
Menyusul Keputusan Yesha
55
Bertemu Yesha
56
Bukan Seorang Malaikat
57
Kekhawatiran Abhi
58
Obrolan Dua Pria
59
Sah
60
Resepsi
61
Hadiah Dari Jihan
62
Malam Pertama
63
Permintaan Vio
64
Pesan Terakhir
65
Karma Yang Bekerja
66
Mencari Suami Untuk Dila
67
Dila Pergi
68
Boomerang
69
Pembantu Ngelunjak
70
Hamil
71
Kabar Bahagia
72
Ketahuan
73
Dila Kabur
74
Memohon Maaf
75
Bertemu Dika
76
Bertemu Dika (2)
77
Hasil Tes DNA
78
Karma
79
Dika Mau Menikah Lagi?
80
Sadar
81
Keinginan Dua Bocah
82
Rencana Dika
83
Mempermalukan
84
Bertemu Agus
85
Ungkapan Rasa
86
Dika Dan Maya
87
Erhan dan Nisa Menyapa
88
Mario
89
Masa Lalu
90
Fakta
91
Ulang Tahun Abhi
92
Drama Suami Istri
93
Fakta Tentang Arum
94
Keputusan Arum
95
Drama Tiga Wanita
96
Pernikahan Dila dan Agus
97
Kedatangam Bu Ayu
98
Pemintaan Maaf
99
Dila Melahirkan
100
Pernikahan Maya dan Mario
101
Cerita Arum
102
Arion Menyapa
103
Akhir Dari Semua Kisah Bahagia
104
Author Menyapa
105
#S2 Dika 1
106
#S2 Dika 2
107
#S2 Dika 3
108
#S2 Dika 4
109
#S2 Dika 5
110
#S2 Dika 6
111
#S2 Dika 7
112
#S2 Dika 8
113
#S2 Dika 9
114
#S2 Dika 10
115
#S2 Dika 11
116
#S2 Dika 12
117
#S2 Dika 13
118
#S2 Dika 14
119
#S2 Dika 15
120
#S2 Dika 16
121
#S2 Dika 17
122
#S2 Dika 18
123
#S2 Dika 19
124
#S2 Dika 20
125
#S2 Dika 21
126
#S2 Dika 22
127
#S2 Dika 23
128
#S2 Dika 24
129
#S2 Dika 25
130
#S2 Dika 26
131
#S2 Dika 27 (Dika Dan Aksa)
132
#S2 Dika 28
133
#S2 Dika 29
134
#S2 Dika 30
135
#S2 Dika 31
136
#S2 Dika 32
137
#S2 Dika 33
138
#S2 Dika 34
139
#S2 Dika 35
140
#S2 Dika 36
141
#S2 Dika 37
142
#S2 Dika 38
143
#S2 Dika 39
144
#S2 Dika 40
145
Promosi Novel
146
#S2 Dika 41 (End)
147
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!